Chapter 6
.
.
.
.
Jantung berdegup kencang setiap memikirkan tentang acara pernikahan. Naruko merona malu karena khayalannya sendiri. Dia belum pernah memiliki pacar baru merasa menyukai seseorang malah langsung akan menjadi istrinya yang Naruko suka. "Aku akan jadi istrinya ya ampun. Aku benar-benar bersyukur..." Naruko sempat berpikir apakah ia akan bisa berhubungan dekat dengan Naruto. Biar pun ia tak terlalu yakin namun kini malah lebih dari hubungan yang dekat. Sekilas ada pikiran yang mengganjal bagaimana nanti kalau kekasih Naruto tahu jika Naruto akan menikah. Naruko tidak enak hati kalau akan dicap sebagai penghancur hubungan seseorang.
"Naruko!"
"Iya?!"
Naruko berbalik dan berlari ke arah ruang tamu. Naruto menyambut dengan senyuman khas nya yang ramah tamah. "Aku sudah menyelesaikan semuanya, kita selanjutnya akan mempersiapkan yang paling penting."
"Yang paling penting?"
"Aku kurang tau...aku mau tanya pada mu kira-kira orang yang menikah harus beli apa dulu?" kata Naruto.
"Mung-mungkin cincin..."
"Oh, iya benar juga cincin ya!"
Naruko yang sesaat ragu ia langsung meyakinkan diri dan bertanya dengan tegas. "Naruto, apa kamu punya kekasih?" Pertanyaannya yang begitu tiba-tiba sampai merubah raut wajah Naruto yang tadinya ceria menjadi memelas. "Kekasih? Aku tidak punya."
"Kalau seseorang yang kamu suka?"
"Kalau orang yang aku suka ada...tapi dia tak menyukai ku. Aku sudah ditolak."
"Siapa dia? Siapa yang menolak mu?"
Naruto hanya garuk kepala ketika Naruko mendekat dan bertanya dengan nada suara yang tegas. Naruto menghela nafas dan menceritakan siapa yang ia suka. Naruko tidak menyangka ternyata yang Naruto suka adalah Sakura. Yang menjadi pertanyaan sekarang apakah Naruto masih memiliki perasaan terhadap Sakura? Ketika Naruko bertanya, Naruto hanya menghela nafas dengan jujur menjawab masih memiliki perasaan terhadap Sakura. Entah harus bagaimana cara menjelaskan semua yang Naruko rasakan karena ia kurang nyaman dengan jawaban Naruto. Biarpun baru kenal seharusnya tak apa-apa kalau sudah suka lebih awal.
Tok...tok...tok...tok...
Suara ketukan pintu yang terdengar nyaring karena diketuk terburu-buru. Ketika Naruto membuka pintu ada Sakura dan Sai yang langsung memojokkan Naruto dengan segudang pertanyaan.
"Jelaskan semuanya padaku! Kenapa kau mau menikah?! Apa yang kau lakukan kepada gadis itu!"
"Sa-Sakura aku tidak melakukan apapun hanya tidak sengaja melihatnya mandi."
"Bohong," sahut Sai tiba-tiba.
"Aku tidak bohong!" kata Naruto.
"Pasti kau melakukan yang aneh-aneh. Aku tau sifatmu Naruto!" Sakura memojokkan Naruto dengan kata-kata yang tanpa jeda sambil menatap dengan tegas. Naruko mencoba melerai dan menjelaskan semuanya. Penjelasan yang singkat walaupun terdengar aneh karena alasan yang sepele harus menikah. "Jadi begitu...tapi kenapa harus menikah? Kalian tinggal saling minta maaf saja semuanya akan selesai," kata Sakura, dan menegak jus jeruk. Sai hanya diam melihat Naruto dan Naruko yang duduk bersebelahan.
"Benar juga ya...tapi aku tidak enak hati kalau cuma begitu."
"Naruto, kamu lebih baik ikuti saran temanmu, kita jelaskan saja pada pemimpin desa," kata Naruko.
"Hah? Apa kau tidak masalah?"
"Tenang saja, aku tidak masalah yang penting semuanya selesai..." Naruko membalas dengan canggung.
Mereka berempat pun bergegas menuju kantor Hokage untuk menjelaskan dan menentukan cara yang lebih baik. Ketika Sakura menjelaskan semuanya, Tsunade sang Hokage menolak dengan tegas.
"Ini juga bisa sebagai contoh untuk yang lain walaupun tidak sengaja melihat harus bertanggung jawab!"
"Nona Tsunade, ini hanya masalah yang sepele apa Naruto harus menikah?!"
"Kenapa kau tidak setuju dengan keputusan ku, Sakura?" tanya Tsunade.
Sai sudah menyerah karena awalnya menentang keputusan Tsunade. Sakura yang masih ngotot tak terima langsung terdiam ketika Tsunade sudah membulatkan tekadnya akan menikahkan Naruto dan Naruko. Mereka berempat keluar dari kantor Hokage. Naruto menghela nafas pasrah dan tersenyum menerima keputusan yang tak mungkin bisa dirubah lagi. 'Mungkin ini sudah takdir ku menikah mudah...Sakura pasti suatu saat nanti akan menikah dengan Sasuke ketika aku bisa membawa Sasuke kembali ke Konoha,' kata batin Naruto.
Siapapun pasti sadar kenapa tadi Sakura begitu ngotot menolak pernikahan Naruto dan Naruko. Naruko juga tahu kenapa Sakura bersikap seperti itu. Tertunduk lemas dan menghela nafas mencoba menenangkan suasana hati, Naruko melihat setiap kakinya melangkah sambil memikirkan perasaan Sakura yang mungkin menyukai Naruto. 'Mungkin sebenarnya dia suka Naruto...'
Ketika di tengah jalan utama desa. Naruto, Naruko berpisah dengan Sakura dan Sai. Sakura dan Sai memutuskan untuk pulang. Sakura menunjukkan raut wajah yang berbeda, dan Naruko tahu karena apa ekspresi itu bisa muncul di wajah Sakura.
Naruto memutuskan mengajak Naruko ke toko perhiasan. Mereka berdua memesan cincin yang cocok untuk acara pernikahan. Sang pemilik toko tak menyangka kalau Naruto akan menikah di usia yang sangat muda. Ketika kembali ke rumah, Naruko begitu tak bersemangat sejak memilih cincin. Naruto yang sadar akan perubahan sikap Naruko yang terlihat tak ada semangat lebih terlihat sedang sedih. Naruto bertanya tanpa ragu. "Pasti semua ini jadi beban pikiranmu ya? Maaf ya Naruko, andai aku tidak lupa pasti semua ini tidak akan jadi masalah bagimu."
"Kamu bicara apasih, aku tidak memikirkan hal semacam itu...aku ke kamar dulu...hari ini melelahkan sekali, aku ingin tidur dulu..." Naruko langsung berbalik dan menuju pintu kamar. Naruto melihat lurus ke arah Naruko yang masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamarnya. Naruto merebahkan diri di sofat dengan helaan nafas berat menyusulnya. "Semua ini karena ulah ku, dia sampai seperti itu. Aku hanya membuat sedih pada nya..." Lengan kanan menutup mata Naruto. Naruto mencoba menenangkan diri sambil mencari cara bagaimana agar Naruko bisa ceria seperti sebelumnya.
Di kediaman klan Hyuga. Hinata yang mendapatkan kabar kalau Naruto akan menikah. Hinata sampai syok dan tak percaya dengan kabar yang tiba-tiba yang tak pernah Hinata bayangan sebelumnya, apalagi yang akan menjadi calon istri Naruto bukan Sakura namun seorang gadis remaja yang tak di kenal darimana asal-usul nya.
.
.
.
.
BESAMBUNG