Chapter 11
.
.
.
.
"Jangan pergi!" Naruto berteriak dengan lantang sampai membuat Naruko menoleh kebelakang. "Tetaplah disini! Tetaplah di Konoha bersama ku!" Naruto mulai melangkahkan kakinya hingga memutuskan untuk berlari. 'Ah, aku tidak akan sanggup berharap kalau kami akan bertemu lagi. Aku cabut kata-kata payahku barusan!' kata batin Naruto.
Sai melirik Sakura yang kini sedang terlihat terkejut dengan apa yang sedang Sakura lihat. "Sakura, kamu tidak apa-apa kalau begini jadi nya?"
"Naruto..."
"Semua yang terjadi biar saja terjadi .... Sakura, kau pasti baru menyadari perasaan mu, tapi dia sudah menemukan apa yang di nama kan cinta sejati," kata Tsunade.
'Kata-kata itu tepat sasaran," kata batin Kakashi ketika mendengar perkataannya Tsunade.
Naruko menghapus air mata yang membasahi pipi nya. Kejadian ini sangatlah membahagiakan baginya karena Naruto mencegahnya untuk pergi. Jika Naruto tidak mencegahnya pergi entah harus apa ia nanti ketika ada di luar desa.
"Maaf, aku sudah membuatmu menangis. Aku sebenarnya...bingung karena sesuatu dan takut."
"Dasar bodoh! Kenapa kau tidak langsung bilang ke intinya saja!!" Suara teriakan Tsunade mengejutkan semua nya.
Naruto memejamkan matanya dan berteriak "Naruko, aku mencintaimu! Tolong jangan tolak aku! Aku serius mencintaimu! Jujur saja aku ini bodoh dibandingkan dengan Sasuke! Tapi aku yakin dengan perasaan cinta ku ini sangat serius!"
Tsunade dan Kakashi hanya geleng kepala karena Naruto membawa nama Sasuke ketika menyatakan cinta. Naruto membuka mata kanannya dan berharap tidak mendapatkan penolakan yang menyakitkan. "Aku juga mencintai, Naruto. Aku sangat bahagia mendengar semua yang kamu katakan." Naruko memeluk Naruto dan melanjutkan ucapannya. "Tolong jaga aku ya, untuk ke depannya."
Naruto hanya diam tak sanggup untuk membalas pelukan, kedua tangannya seakan berat tertahan sesuatu.
"A-aku akan menjagamu dengan seluruh kemampuan ku, Naruko."
"Dia polos atau bodoh ya," kata Tsunade.
"Saya juga bingung," kata Kakashi.
Sai hanya bisa menahan tawa nya dan tidak menyangka kalau Naruto bisa lebih bodoh dari biasanya. Sakura merasakan sesak di dalam dadanya dan mengakui kalau ia benar-benar sangat cemburu dan tidak terima kalau Naruto akan bersama Naruko untuk selamanya.
Naruko tetap tinggal bersama Naruto. Mereka berdua akan tetap berada dalam satu rumah, namun Tsunade melarang mereka berdua melakukan sesuatu yang tidak seharusnya. Tak butuh waktu yang lama kabar tentang Naruto dan Naruko didengar oleh Hinata. Hinata tidak menyangka kalau Naruto memiliki perasaan yang begitu dalam terhadap Naruko. Hinata berjanji pada dirinya sendiri kalau ia akan mengatakan perasaan juga walaupun pada akhirnya ia akan mendapatkan jawaban yang menyakiti hatinya sendiri.
Seminggu kemudian Naruko menemui Tsunade untuk membicarakan acara pernikahan. Naruko meminta agar pernikahannya dan Naruto lebih baik di undur sampai usia mereka 20 tahun karena di usia 16 tahun terlalu muda untuk menikah. Tsunade menyetujui permintaannya Naruko karena yang Naruko pikiran semuanya terdengar masuk akal karena masih terlalu muda.
"Apa?! Jadi kita menikah kalau sudah 20 tahun!!"
"Iya, aku mintanya begitu."
"Lamanya padahal aku maunya secepatnya."
"Tapi kan, kamu bilang punya tujuan untuk membawa sahabatmu kembali ke desa."
"Kan bisa menikah dulu masalah Sasuke lain lagi itu."
Acara makan siang sambil membicarakan ketidakpuasan nya Naruto karena pernikahan yang diundur begitu lama terdengar sangat aneh bagi Naruko.
"Ayo, kita lanjut makan lagi, Naruto. Kamu jangan lesu begitu, kita cuma nunggu 4 tahun saja kan."
"Ah, aku kan ingin bisa itu."
"Itu? Itu apa?"
"Ya, itulah."
"Itu? Maksudnya itu?"
"Itu loh, menikah, punya anak, punya keluarga yang harmonis."
"Ah, kalau itu kan tinggal sabar 4 tahun saja pasti nggak terasa."
"Lamanya 4 tahun, coba aku punya jutsu mempercepat waktu."
"Haah...dasar tidak sabaran," kata Naruko.
"Aa...aku ingin punya anak."
Naruko merona malu berpura-pura tidak mendengar gumaman Naruto. Mengambil semua piring yang ada di meja dan menuju dapur. Naruto mengikuti Naruko dari belakang sambil memperhatikan lekuk tubuh Naruko. 'Sial, dari belakang pun kelihatan cantik,' kata batin Naruto.
Dengan polosnya Naruto memeluk dari belakang dan berkata, "Naruko, terimakasih." Naruto memejamkan mata dan menyamankan pelukan. "Biasanya aku selalu sendirian setiap pulang ke rumah hanya ada keheningan namun ketika kau ada di sini aku sangat bahagia."
Naruko memejamkan matanya dan menjawab, "Sekarang kamu tidak sendiri, aku akan selalu disisimu...aku akan selalu bersamamu, Naruto."
"Aku pegang janji mu...tolong jangan pernah berpikir untuk pergi selangkah pun."
"Iya, aku tidak akan pergi selangkah pun." Naruko tersenyum sesaat dan melamunkan sesuatu. "Andai saja Ayah dan Ibu, tau apa aku akan dimarahi ya..."
Naruto hanya diam mendengarkan Naruko yang sedang menceritakan kehidupan masa lalu tentang orangtuanya. Tanpa terasa mereka sudah hampir 1 jam di posisi seperti itu. Naruko baru sadar kalau ia belum mencuci piring. "Naruto, lepaskan pelukanmu, aku mau cuci piring."
"Nanti...aku masih ingin memeluk mu, Sa...Sayang."
Naruko terkejut di akhir kalimat ucapannya Naruto. "Aduh, memalukan sekali, Naruto."
"Maaf, pasti terdengar aneh ya?"
"Tidak aneh, aku hanya belum terbiasa. Aku baru pertama kali dipanggil seperti itu."
"Be, begitu ya, tapi kau menyukainya kan?"
"Iya, aku menyukainya … Aku mau cuci piring, kamu bisa berhenti memelukku."
"Baiklah, pasti tidak nyaman ya?"
"Bukannya tidak nyaman tapi kamu terlalu lama memelukku," kata Naruko, seketika itu berbalik badan ketika Naruto berhenti memeluknya. "Kamu mandi lah dulu, ini sudah sore."
"Ba, baiklah aku mandi dulu kalau begitu."
"Naruto?"
Naruto menoleh kebelakang ketika ia dipanggil. "Iya?"
"I Love You," kata Naruko sambil malu-malu.
"I Love You? Maksudnya?"
"Ah, aku lupa...maksudnya, aku cinta kamu."
Naruto terkejut dengan arti dari kata-kata yang baru pertama kali ia dengar. "I Love you."
Naruko menahan tawa nya dan berkata,
"I Love You too, Naruto."
Naruto garuk kepala tak mengerti. "Aku sedikit bingung."
"Haha...sudahlah cepatlah mandi."
"Hehe, baiklah tapi nanti ajari aku bahasa aneh itu ya?"
"Haha...iya nanti aku ajari kamu."
Pada akhirnya Naruko baru bisa mencuci piringnya ketika sore hari. Naruto terus mengucapkan kata I love you ketika sedang mandi.
.
.
.
.
BERSAMBUNG
Author note - anggap aja klo Naruto gak bisa bahasa inggris. Makasih dah sempatin waktu buat baca cerita absrud ku. Bagi yang suka cerita ni bisa komen Next / apapun- intinya tinggalkan jejak!!
Menurut kalian mereka berdua serasi gak? Pasangan kali ini emang gak umum sih kyk SasuSaku, NaruSaku atau Naruhina. Pasangan ni cuma mewarnai cerita plus menahan daya imajinasi kita, hehe...cuma asal aja aku. Sekali lagi makasih dah mau baca.