Chapter 13
.
.
.
.
Level 90.
Nama : Kurama
Jenis : Rubah ekor sembilan/jantan.
HP - 9000.
MP - 9800.
Attack - 8900.
Defense - 8000.
Title : Makhluk yang ter-segel.
.
.
.
.
"Statusnya luar biasa, biarpun beda 10 level dari ku," gumam Naruko.
"Naruko, kamu bisa pakai Sharingan?"
"Ah, itu kemampuan khusus ku."
Naruko melihat sekeliling dan melihat ke depan. Dia tidak bisa memahami segalanya dengan akal sehat. Naruko mengerti bahwa dunia tempat dia tinggal jauh berbeda tetapi akan aneh jika penjara itu berisi monster rubah berekor sembilan. Raungan keras dan hembusan angin menerpa mereka berdua.
{ Gruaaaaaaakkkkkhh! }
"Aku tidak mungkin bisa membunuh nya."
"Naruko, apa maksud mu? Kamu mau membunuh nya?"
"Iya, niatku sebelumnya begitu. Tapi status miliknya tidak jauh dari ku, Naruto."
"Status? Aku tidak begitu mengerti."
"Ma...maksud ku, kekuatan."
"Oh," respon Naruto.
"Hahaha, yang benar saja! Kau mau membunuh ku!" Kurama sang rubah ekor sembilan, berteriak ketika Naruto dan Naruko saling berbicara. Kurama sadar seberapa besar kekuatan Naruko, dan kemampuan yang harus Kurama waspada ialah mata merah klan Uchiha.
"Tuan rubah, aku ingin tanya sesuatu padamu!"
"Jangan panggil aku tuan rubah seenak mu gadis jalang!"
Naruto mencoba untuk memastikan bahwa ada Naruko di sampingnya yang harus dilindungi Naruto, tetapi Naruko tampak lebih tenang. Naruto baru ingat kalau kemampuannya jauh dari Naruko. Naruko mulai berjalan menuju ujung gerbang yang hampir seperti penjara. Setelah diperiksa lebih dekat, itu seperti gerbang kayu daripada penghalang besi seperti yang ada di penjara.
"Tuan rubah," kata Naruko.
"Naru, hati-hati."
Naruto mencoba untuk menekan rasa takutnya dan menuju ke arah Naruko, ia tidak ingin hal buruk terjadi saat dia takut. Bagaimanapun yang ada dihadapannya adalah seorang gadis yang dia suka dan mana mungkin hanya diam seperti orang bodoh yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya gemetar ketakutan. Naruto melangkah, melangkah maju sampai dia berdiri di samping Naruko. Rubah berekor sembilan hanya tersenyum dan menatap mereka berdua.
"Kamu tidak takut?"
"Sebenarnya aku takut."
Naruko merasakan hal yang sama, mereka berdua ketakutan namun masih bisa berdiri seolah menantang rubah raksasa. Gigi dan taring rubah itu terlihat sangat besar. Naruko mulai menunjukkan kecemasannya. Naruto meraih bahu kiri Naruko dan berkata, "aku akan menjagamu."
"Ya, terimakasih."
Sikap berani Naruko punya alasan, dia ingin tahu apakah rubah berekor sembilan itu akan membahayakan tubuh Naruto nantinya. Pertanyaan dijawab dengan bahwa Naruto akan baik-baik saja. Namun, rubah dapat menjaminnya, jika dia ingin menjadi lebih baik. Rubah meminta agar segel yang menempel di gerbang dilepas. Naruto melarang segel tersebut dilepas karena akan menimbulkan bencana yang sangat besar. Naruto diberitahu tentang itu oleh Jiraiya. Percakapan berakhir karena mereka berdua tiba-tiba kembali ke dunia nyata, bukan di alam bawah sadar lagi.
Jiraiya menjelaskan semuanya saat Naruko bertanya. Cerita dimulai dengan Kyuubi no Kitsune, yang menyerang Konoha. Ekspresi Naruto begitu muram sehingga Naruko terlihat cemas saat melihat Naruto. Diikuti oleh kata-kata Naruto ketika semua orang melihatnya sebagai monster. Nyatanya, masih ada orang yang melihat Naruto seperti itu. Naruko tiba-tiba memeluk Naruto. Perasaan hangat dan menenangkan membuat suasana mencair. Gadis pirang itu membelai rambut pirang Naruto. Untuk beberapa alasan, dia tahu pasti bahwa itu semua sangat sulit dan menyedihkan.
"Jika semua orang masih melihatmu seperti itu, aku akan memarahi melawan semua."
"Apakah kamu berani melawan mereka?"
"...tentu saja aku berani."
"Mau sampai kapan kalian berpelukan? Lebih baik kalian lekas ke kamar saja dan melakukan ini-itu," kata Jiraiya yang merusak suasana.
Acara pelukan berakhir. Naruto mengutuk kata-kata kasar untuk Jiraiya, Jiraiya hanya mengabaikan Naruto, dan bertanya pada Naruko. Tentang perasaannya pada Naruto? Rona merah yang begitu terlihat jelas hingga membuat Naruto tersipu juga. Mereka berdua menjadi canggung saat Jiraiya menggoda mereka. Jiraiya mengucapkan selamat tinggal untuk pergi, dia memiliki sesuatu yang ingin dia diskusikan dengan orang lain. Naruto yang ingin berpartisipasi langsung dilarang oleh Jiraiya, Naruto disuruh tinggal di rumah dengan Naruko.
Kali ini Naruko mengenal Naruto lebih baik. Masalah hidup dan penderitaan yang dialami Naruto. Tiba-tiba Naruko teringat masalah tentang cinta. Romansa itu rumit karena selain Naruko, ada 2 orang lain yang menyukai Naruto. Tidak ingin menyakiti orang lain dan tidak ingin melepaskan sesuatu yang dia cintai. Naruko memutuskan untuk tidak mudah menyerah tapi pasti nanti Hinata atau Sakura akan membencinya, meski hanya dalam perkiraan Naruko.
Hari berikutnya.
Naruko pergi ke rumah Hinata, kediaman keluarga Hyuga. Di pekarangan rumah ada orang yang sedang berlatih, sosok seorang remaja berambut panjang yang belum pernah Naruko lihat sebelumnya. Remaja itu memperkenalkan dirinya. Namanya Hyuga Neji, seorang remaja seumuran dengan Naruto, dan tahu banyak tentang Naruto. Naruko ingin bertemu Hinata, Neji membawa Naruko ke ruang utama keluarga. Gadis pirang itu melihat sekeliling dan terkesan dengan rumah model klasik milik keluarga Hyuga. Di kehidupan sebelumnya, Naruko hanya bisa melihat rumah jenis ini hanya melalui google. Pikiran Naruko mulai tertata kemana-mana hingga ia lupa apa tujuannya datang ke rumah Hinata.
Neji menyuruh Naruko duduk menunggu Hinata. Neji mencari Hinata yang sedang berada di tempat ayahnya. setelah Naruko dan Hinata bertemu, Neji pergi untuk melanjutkan latihan. Neji mempersiapkan diri untuk misi besok, dia ingin misi itu berjalan lancar. Teh hitam dan keripik kentang jadi teman mengobrol mereka berdua. Basa-basi awal dari saling menanyakan kabar dan keadaan masing-masing dan sampai ke inti percakapan.
Naruko menyesap tehnya dan berkata, "Maaf Hinata. Aku tidak bisa membantumu."
Hinata menjawab, "Ya, tidak apa-apa. Aku mengerti ... Aku tau bahwa kamu benar-benar menyukai Naruto, sama seperti aku menyukainya."
Selama percakapan mereka, Hinata memberitahu Naruko banyak hal tentang Naruto sejak dia masih kecil. Hinata selalu gugup untuk mencoba bicara dengan Naruto dan meski itu hanya berita tentang Naruto, Hinata masih gugup. Cemburu ketika seorang gadis memuja seseorang yang ia cinta begitu tidak baik, Naruko hanya bisa menanggapi semuanya dengan senyum.
"Aku tidak akan menyerah ... Aku sangat mencintainya."
"Aku mengerti."
Dia mengerti betapa Hinata sangat mencintai Naruto. Naruko juga tidak akan menyerah begitu saja pada Hinata. Naruko tidak pernah egois dalam hidupnya dan kali ini, dia belajar menjadi egois karena cinta. Gadis pirang itu mengulurkan tangan dan memberikan jabatan tangan sebagai kompetisi persaingan jika Hinata tidak mau mundur satu langkah pun. Naruko setelah ini akan melanjutkan tekadnya untuk bertemu Sakura, meski ada yang mengatakan bahwa hubungan Naruto dan Sakura adalah sesuatu yang istimewa yaitu cinta pertama.
.
.
.
.
BERSAMBUNG
Author note - makin ribet kayaknya waduh, aku kok bikin tambah ruwet wkwkkwwkw.....yoweslah kita nikmati aja.
Makasih dah luangin waktu kalian buat baca cerita amburadul ku!
Entah lah ini jadi cerita aksi apa percintaan, aku yang buat aku yang heran sendiri~