Chereads / One Night with a pervert Cousin / Chapter 58 - Lima Puluh Delapan

Chapter 58 - Lima Puluh Delapan

Vian????

Mata Deasy masih terbelalak, pernafasan nya juga mendadak tersendat. Sorot mata didepan nya ini masih tajam seperti Varo tapi gaya senyum nya berubah. Bukan Varo sekali. Varo itu sangat susah senyum.

" Aku Alvaro" Sahut Varo mendatarlan wajah nya. Sesaat Deasy merasa lega.

Kemudian Varo melengkungkan senyum dan malah terkikik menakutkan seperti suara miss kunti yang lagi berayun di pohon beringin.

Mendengar itu Deasy mundur kaget dan syok. Pikir nya Varo sedang kerasukan. Tapi tidak disana Varo mengedipkan matanya beberapa kali.

" Jangan takut sayang.. Aku tidak kerasukan setan" Sahut Varo seolah menebak pikiran Deasy yang menatap nya was was.

" Tapi kerasukan Vian" Kekeh nya disana.

" Hah? "

Varo lalu berdiri dan mengelilingi Deasy.

" Kau tau. Aku bisa di bilang Alvaro tapi aku juga merasa sebagai Vian. Bagaimana? Apakah kamu senang?? "

" Alvaro.. Maksud mu apa? Jangan menakuti ku. Kamu Vian apa Varo? " Tanya Deasy serasa tak bisa bergerak kemana mana pria ini muter muter di sana membuat kepala nya jadi tambah pusing.

" Hmmm apa ya.. Siapa pun aku! Seperti nya aku sadar sesuatu"

Varo bergerak mendekati Deasy lagi kali ini ia sengaja menarik tangan Deasy tapi wanita itu tampak ketakutan dan menarik tangan nya.

Bibir Varo menyembik keatas. " Kau tau Deasy! " Atas nama Varo aku sudah sadar kalau aku hanya terpedaya oleh mu.. Kamu selalu memanipulasi ku. Memanfaatkan ku. Dan banyak melakukan kebohongan. Lalu atas nama Vian. Aku kasih tau.. " Varo mencondongkan diri ke sebelah telinga Deasy. Wanita itu sudah kaku dengan jantung berdegub kencang.

" Kami sama sama mencintai Fayza"

Mata Deasy melirik kepria ini mencari sesuatu dari mata itu yang hanya bisa berkedip kedip, tapi ada rasa panas menjalar dari pipi ke matanya

" Kamu bohong. Ngaku kamu. Kamu Vian kan! Kamu memang mencintai Fayza. Tapi tidak Alvaro. Dia milik ku!!"

Varo menarik dirinya lagi. Sorot nya masih menggambarkan Alvaro dan itu membuat Deasy semakin menyangkal apa yang ia dengar.

Varo mendekat lagi pada Deasy menyentuh liontin kalung Deasy yang bermata jambrut kecil bermata biru laut. Itu kalung pemberian nya. Sudah bertahun tahun ada dileher wanita itu.

" Aku masih Varo! Kalau aku Vian. Aku tidak mungkin mengingat kalung ini kuberikan saat ulangtahun mu diusia 22 tahun kan" Ucap nya dengan suara kecil dan sangat khas dengan gaya Varo.

Deasy menatap nya dengan penuh tanya. Ia kembali percaya didepan nya ini Varo. Kembali rasa senang yang merambat  Kalau Vian pria itu sama sekali tidak mengenal nya. Seperti dulu saat Vian muncul ia dianggap orang gila yang mengaku-ngaku pacar nya.

Varo lama memandangi kalung itu mengusap nya mengingat bagaimana kebersamaan nya dengan Deasy. Kemudian ia tersenyum kecil.

Tek..

Kalung itu Varo renggut dari leher Deasy.

Perlahan kalung itu terlepas dari sana sama seperti perasaan Varo akhir-akhir ini dengan Deasy. Yang lenyap hanya karena tak dinggap oleh Fayza, dibuat kacau oleh Fayza yang selalu sukses menghindari nya. Dan parahnya Varo sangat menginginkan Fayza dengan frustasi saat itu seolah jiwa Vian terus menyusup masuk mengisi kefrustasi an nya tanpa membuat nya tersingkir dari tubuh itu.

Varo lalu menuju jendela Estalse yang langsung menghadap ke alam terbuka.

" Apa yang kamu lalukan Varo" Deasy dengan panik lalu segera menuju kesana. Ia semakin resah melihat Varo membuka jendela disana dan menjulurkan tangan nya ke luar.

" Good bye.. " Ucap Varo melepaskan kalung itu kebawah yang dengan sukses kalung itu terjun bebas mengikuti gravitasi bumi kebawah sana.

" Ga.. Tidak Varo.. " Spontan Deasy menerjang. Kaki nya serasa mati rasa dan ia berakhir di lantai dengan kesedihan yang menyelimutinya. Tangis nya pecah dengan segera.

" Kenapa kamu melakukan ini Varo. Maksud mu apa?? " Jerit wanita itu merasa hatinya sangat perih.

" The end, okey. Aku dan kamu sudah berakhir! Lagi pula aku sudah miskin jadi tak ada yang bisa kamu harapkan" Ucap Varo dengan suara tegas. Ia sudah memikirkan semua nya matang-matang.

Deasy meluruskan bahu nya ia masih sangat terpukul dengan tindakan Varo juga ucapannya. " Ga.. Varo.. Kita ga bisa berakhir begitu saja! Kamu sudah janji terus menemani ku kan. Kita akan menikah. Kamu janji itu"

Varo diam sesaat. Ya dia memang pernah menjanjikan itu. Tapi itu sebelum ia bertemu lagi dengan Fayza dan menempatkan Fayza sebagai istri nya.

" Aku tak peduli kamu jadi miskin Varo. Kita masih bisa hidup bahagia. Kita kembali ke Jerman ya.. Memulai semua nya dari baru lagi.. Aku juga masih punya aset. Kita akan buka usaha baru! " Ucap Deasy dengan bibir bergetar.

" Aku memang tidak berniat kembali ke Jerman Deasy. sejak kamu mengajak ku. Disana aku sudah mulai bimbang dengan mu. Dan kamu masih tidak tau malu mengajak ku lagi. Apa kamu tidak merasa bersalah terus memanipulasi nama Fayza!! "

Deasy tersentak dengan bentakan Varo.

"Selalu menyudutkan nya dan bilang hal-hal kotor tentang nya!!, saat aku sadar aku tau saat itu aku tak mengerti dengan aku sebagai Varo kamu meracuni otak ku dengan manis sifat dan kata-katamu! "

" Aku tidak memanipulasi nya Varo.. "

" Diam!! "Hardik Varo lagi dengan suara meninggi.

Dengan gusar Varo menuju kearah Deasy dan mengangkat dagi wanita itu dengan sorot berbeda. Sorot jijik!

" Kamu bilang Fayza itu jahat. Wanita pembohong dan dia wanita jalang yang selalu menyerahkan dirinya dengan Arland! Dia juga hanya mencintai Arland. Itu kan yang kamu ingatkan itu selama di Jerman!!

Deasy menahan nafas melihat kemurkaan Varo disana. Bahkan tatapan tajam nya sangat menusuk " Aku tidak berbohong.. Itu informasi yang aku dapatkan tentang Fayza. Varo!! " Sela nya masih berusaha membela diri walu leher nya terasa sakit ditarik keatas.

Varo lalu tersenyum tipis " Ya.. Benar.. Sayang nya saat ada ingatan bayangan kami bercinta pertama kali mengingatkan kalau dia masih perawan!! Itu saat aku mulai sadar kamu meracuniku! " Dengan kasar Varo menepis tangan nya sampai Deasy terhempas kebawah lagi.

" Kamu bahkan memfitnah Fayza lagi dengan penyebaran berita itu. Aku semakin yakin kamu lah yang bermasalah disini!!! "

Varo lalu menarik rambut panjang Deasy dengan kasar. Hingga wanit itu menjerit kesakitan. Serasa rambut nya tertarik paksa dengan keras.

" Aku tidak ingin menyakiti orang cacat selagi aku tidak hilang kendali lebih baik kamu pulang! Jangan menemui ku lagi! Kamu mengerti! Aku bisa meminta sodara ku untuk menyingkirkan mu. Aku yakin dia sangat ingin membuat mu cacat dua kali! " Kata Varo dengan mengancam, matanya sudah sangat dalam penuh kemurkaan dengan Deasy lalu melepaskan tarikan nya hingga kepala Deasy membentur lantai.

" Varo.. Tunggu. Varooo" Teriak Deasy disana. Tapi percuma Varo atau Vian tak peduli lagi dengan wanita itu, ia bergegas meninggalkan ruangannya.

Diluar Jimmy sedang duduk joget joget dengan ponsel menghadap kearah nya. Pria gemulai itu sedang me ngisi waktu nya sambil main tiktok. saat melihat Varo muncul ia segera berdiri dengan tegang.

" Bawa pulang sampah mu!! Kalau sampai aku melihat mu membawa dia mencari ku lagi. Kamu tidak lupa dengan hutang keluarga mu kan. dan sekarang aku sedang perlu uang. Aku bisa saja menjual paksa adik mu! Ucap Varo hanya menakut-nakuti Jimmy lalu berlalu dari sana.

Pria gemulai itu langsung tercengang dengan ucapan Varo. Tapi ia juga tak berani membantah. Dengan cepat Jimmy masuk kedalam. Ruangan dingin yang terasa seperti sebuah terowongan gelap dan suara tangisan pilu Deasy terdengar membuat Jimmy meremang, ia maju mencari asal suara di dekat meja itu terlihat Deasy di lantai dengan posisi nyaris telungkup disana. Suara tangis nya sangat jelas mendiskripsikan bagaimana ia sedang hancur.

" Nona.. Deasy? Apakah anda baik baik saja?? " Tanya Jimmy hati-hati.

" Jims.. " Deasy berusaha mencari pegangan, setelah menemukan tangan Jimmy ia langsung memeluk pria gemulai itu. Menumpahkan semua yang ia rasakan.

" Bagaimana ini. Aku sudah sangat mencintai nya. Dia membenci ku.. "

Jimmy melihat cemas dengan Deasy yang seperti nya sudah kehilangan arah.

" Fayza.. Fayza.. Kenapa wanita itu selalu mendapatkan semua yang ia inginkan. Bahkan Melviano yang tak ia cintai juga direbut"

" Iya iya Nona.. Tenang kan diri anda...!! Mungkin ini yang terbaik..

Mendengar itu Deasy langsung mencengkram kerah Jimmy, matanya yang basah oleh air mata seperti menatap keanehan pada Jimmy. " Terbaik.. Yang terbaik itu harusnya dia mati ya kan.. !! "

Jimmy meneguk saliva nya dengan berat. Ucapan Deasy terdengar sebuah keputusasaan nya yang masih belum menerima kekalahannya.

" Kita pulang dulu Nona.., tenang kan diri anda" Bujuk Jimmy mengusap lirih punggung tangan Deasy yang masih mencengkram kerah nya.

" Pulang.. Ya pulang.. Aku akan membuat Fayza membayar semua nya" Sahut nya lalu beringsut menegakkan punggung nya disana. Melihat Jimmy lekat-lekat.

*

*

*

" Ini kenapa Varo tidak ada menandatangi berkas yang di kasih 2 hari yang lalu? " Fayza menatap frustasi dengan tumpukan dokumen di depan nya. Dan juga keluhan datang dari berbagai producer yanh bergabung di perusahaan itu. Didunia jenis V. E waktu sangat berharga, karena mengikuti setiap kontrak sang artis atau model. Sedangkan Vian tidak ada menandatangi satu pun rancangan program yang sampai kemeja nya. Semua sampai di tangan devisi dalam keadaan kosong dan Fayza malah mendapat kritikan dari semua producer maupun kepala tim setiap acara.

" Ngambek kali nyonya! " Elysa mengutuk bibir nya yang ceplos ceplos.

Fayza melirik nya pedas. Wanita itu menarik nafas panjang.

" Emm dan kata satpam. Tuan Alvaro makan tidur di kantor Nyonya dalam 3 hari ini" Cicit Elysa lagi. Mulut nya gatal tidak memberikan info hot tersebut dengan sang istri.

" Oh.. Benarkah. Apa itu aksi ngambek nya juga. Atau karena takut ia mimpi jadi gembel dijalanan terus tidur disini! " Sungut Fayza sambil menyandarkan bahu nya. Sedikit merilekskan posisi duduk nya. Akhir-akhir ini perut nya sedikit sesak.

Elysa menahan senyum. " Mungkin juga Nyonya. Jadi bagaimana. Apakah saya harus panggil Tuan untuk mempertanggung jawabkan pekerjaan nya yang ia abaikan nyonya?? ''

Fayza membuka mata nya. Ia baru sadar akan itu, Varo oasti sengaja tidak menyelesaikan pekerjaan nya mungkin karena ingin ia dipanggil mehadap dengan nya. Fayza meringis. Ia melewatkan hal itu. Dan walau bagaimana pun ia tau cepat atau lambat ia akan bertatap mata dengan Varo.

Masalah nya disini ia merasa takut ketemu dengan Varo bukan karena takut pria itu akan menyerang nya dengan tindak kekerasan, melainkan suatu perasaan takut kalau berhadapan lagi ia merasakan sesuatu aneh yang membuat nya merasa ingin didekati pria itu. Dan juga ia takut akan kecewa lagi mengingat bagaimana hubungan Varo dengan Belalang itu.

" Baiklah.. Panggil dia" Ucapnya kemudian mengambil keputusan. Dan dalam sekejap Elysa sudah menghilang dihadapan Fayza. Tentu moment yang langka kedua suami istri itu akan bertemu setelah drama panjang ini itu yang membuat nya kedua nya tidak ada ketemu-ketemu.

Tapi dalam hitungan menit Elysa kembali muncul. Fayza sudah menunggu dengan gugup.

" Maaf Nyonya eh Boss.. Saya sudah menghubungi Siska. Lalu tadi Siska telepon balik. Katanya Pak Varo. Wani piro!! "

Fayza menajamkan pendengaran nya" Apa? Wani piro? Maksud nya??

Dengan ragu Elysa mempraktekan dengan jari nya. Melihat itu Fayza terperangah. " Maksud dia apan?? Aku harus bayar dia dulu gitu?? "

Elysa meringis " Iya Bu Fayza. Seperti nya begitu" Sahut Elysa polos.

Serasa hawa disekitar Fayza panas. Kesal plus dongkol datang bersamaan. Pria itu mulai kehilangan sifat kompeten nya dalam bekerja, dan menganggap nya sebagai lelucon.

" Jadi bagaimana Bu. Kalau tidak di tanda-tangani takut nya akan menimbulkan kerugian" Ucap Elysa mengingatkan.

" Mungkin dia harus mungut sumbangan dulu buat mendanai peliharaan nya! Tanya kesana Berapa duit yang di mau" Ucap Fayza jengah. Ada kecewa dan kesal.

Elysa mengangguk dan keluar lagi.

Dalam sekejap gadis itu kembali nongol. Kali ini beda ekspresi. Wajah Elysa tampak merah dan bibir nya tampak ragu menyampaikan.

" Tuan Varo bilang. Ia mau dibayar dengan ciuman" Cicit Elysa lalu gadis itu ikut senyum senyum dengan pipi kemerahan setelah mengucapkan nya.

" Apa! "

Fayza diam sejenak. Ada rasa di perolok tapi ada juga rasa aneh yang muncul. Kata ciuman dari Varo seperti sihir yang membuat sisi liar nya terpikir fi otaknya.

" Aku ga mau!! " Tolak Fayza mentah-mentah tapi wajah nya sangat merh bahkan enggan melihat kearah Fayza.

" Tapi bu. Eh.. boss.. Nanti gimana.. -

Elysa lalu terdiam setelah melihat sensor mata Fayza yang tampak enggan di bantah.

" Ba baik Bu! Akan saya sampaikan" Sahut Elysa merasa kecewa. Ia pikir Boss nya ini akan menyetujui nya dan perang dunia antar suami istri itu akan berakhir di percintaan panas. Mengingat bagaimana Varo sangat ingin menemui Fayza.

Elysa lalu undur diri lagi.

Brak! Fayza memukul meja nya dengan kesal " Ciuman! Dia pikir itu negosiasi macam apa! Enak saja!! "

Pipi Fayza masih terasa panas. Namun kening nya berkerut. Yang ia bayangkan malah bibir merah Varo yang menggoda. Pria itu punya bibir seksi seperti wanita tapi sangat liar saat berciuman. Dan itu membuat nya berdebar tak tenang sekarang.

*

*

*

" Jadi Leo, konsep yang disampaikan Producer Chu memang sedikit extrem, menurut mu bagaimana? "

Fayza dan Leo tampak sibuk membahas tentang pekerjaan. Leo adalah wadah yang pas untuk bertukar pikiran. Karena dia sudah lama mendampingi Varo jadi pasti lebih mengetahui tentang apa yang akan Varo lakukan kalau sedang menelaah sebuah perencanaan.

Kedua nya terlibat setelah jam kerja dan sekarang sedang menuju mobil.

" Itu dulu pernah di tayangkan juga di station lain. 55% ada kesamaan. Takutnya di katakan Plagiat! Menurut ku begitu"

Fayza mengangguk, membenarkan apa yang disampaikan Leo ada benarnya. Ia kemudian segera masuk mobil yang sudah diisi sang supir.

" Apa kamu mau sekalian ikut disini? " Ajak Fayza pada Leo yang masih di ambang pintu. Dimta Fayza, Leo sudah seperti sodara. Pria itu sangat kompeten membantunya sejauh ini.

" No. Thanks.. Aku pakai mobil sendiri" Sahut Leo lalu menutupkan mobil yang Fayza gunakan.

Fayza segera duduk dengan apik, sang supir di depan juga mulai menyalakan mesin mobil.

Sambil menunggu waktu Fayza biasanya menekuri ponsel. Yang ia lakukan adalah memeriksa beberapa file dari email dalam ponsel nya.

Kemudian ponsel nya ada pesan masuk dan itu dari Arland.

" Jangan lupa nanti malam! "

Itu isi nya. Ia berdecak membacanya tanpa diingatkan ia akan ingat.

" Mampir ke Boutique Glamour ya. . . Di jalan Sudirman" Pinta Fayza kepada sang supir.

" Baik! "

Fayza kembali sibuk dengan aktivitas nya. Ia tak sadar kalau didepan nya itu bukan supir asli tapi supir gadungan siapa Lagi kalau bukan Vian atau Varo.

Setengah jam kemudian mobil sampai di tujuan.

Vian ikut turun setelah majikan nya turun. Fayza sama sekali tidak melihat kearah supir dengan jambang tebal mirip Sinterklas itu.

" Aku hanya sebentar tunggu saja di luar" Kata nya saat masuk dalam pintu Boutique itu.

Vian mengangguk dan membiarkan Fayza masuk. Ia lalu menuju jalan samping dan melepas jambang dan kumis yang membuat rahang dan dagunya gatal luar biasa.

" Busyet begini amat. Gatal banged! "Hans pasti membeli nya di bekas tumpukan kutu" Sungut Vian terus menggaruk. Kemudian ia kembali memasang nya dan segera keluar lagi sebelum mantan bodyguard nya melihat keanehan padanya.

Vian menuju mobil kemudian ia meletakkan sesuatu di tempat duduk Fayza. Sebuah plastik yang isinya adalah cokelat kental dari Nutella. Bentuk nya sangat mirip dengan kotoran manusia. Mengerjai sedikit untuk Fayza. Vian terkekeh sendiri.

Tak lama kemudian Fayza terlihat sudah keluar dari Boutique itu dengan cepat ia kembali duduk di depan. Lalu pura-pura keluar untuk membuka kan pintu untuk Fayza.

Sesaat Fayza berhenti ia menoleh kearah supir yang serasa aneh tadi kumis nya terlihat wajar sekarang bulu kumis itu malah menghadap ke atas. Alias kebalik.

Tapi Fayza juga ragu-ragu apakah ia yang salah ingat atau tataan kumis orang itu memang seperti itu. Ia pun mengabaikan nya dan segera duduk manis. Tapi saat pantat nya baru menyentuh permukaan kursi ada bunyi mendesus nyaring seperti suara kentut dan bunyi semburan cairan kental langsung terdengar. Di depan Vian sudah tersenyum lebar menahan tawa berbeda Fayza yang mematung kaget. Ia merasa perut nya tidak sedang sakit tapi kenapa pantat nya langsung meledak. Tapi asal suara menjelaskan ia pelaku nya.

" Maaf kan aku.. Aku tidak sengaja" Ucap nya dengan sarat rasa malu luar biasa.

" Iya Nyonya ga papa.. Udah biasa"ucap Vian dengan suara sedikit menjepit. Ia memencet hidung sekira nya membuat Fayza tambah syok, Fayza pun enggan menarik nafas takut mencium bau tak sedap.

" Ugh maaf Nyonya bau sekali. saya ga kuat saya buka jendela nya ya.. " Koar Vian disana.

" Iya silahkan buka saja" Sahut Fayza serasa rasa malu nya tambah besar. Kemudian ia bersandar dan serasa ada yang melek melek di belakang nya. Perlahan Fayza menoleh kebelakang. Ada cairan kental seperti ee yang berwarna cokelat dari arah pantat nya sampai muncrat ke punggung.

" Aaaggghhhh" Jerit nya dengan wajah mengerut, perut nya mendadak mual melihat depan matanya itu.

" Ada apa Nyonya...? " Vian melihat kebelakang lalu matanya terbelalak pura-pura kaget dan menahan muntah.

" Ini.. Ah bukan yang kamu pikirkan.. Aku tidak mungkin pup sembarangan " Pekik Fayza panik. Tapi wajah nya juga menyiratkan keraguan karena tadi asal suara kentut dari arah nya. Dan spekulasi kalau perut nya agak bermasalah mulai Fayza pikirkan.

" Iya Nyonya. Sebaiknya anda istirahat. Atau langsung konsultasi ke dokter. Kasian baby anda! " Kata Vian seolah mengingatkan Fayza agar stay at home dari pada kencan keluar dengan sang mantan. Tujuan Vian memang ingin menggagalkan dinner dua insan itu. Ia tidak akan membiarkan mereka makan bersama lagi.

Fayza membenarkan saran supir ini. Ia pun segera menghubungi Arland.

" Sorry Arl.. Perut ku tak nyaman. Aku ga bisa dinner nanti malam" Ucap Fayza disana mensukseskan misi Vian.

" Aku akan istirahat ! ya ga usah ga usah datang. Oke sudah dulu.. "

Vian melirik dari spion. Disana Fayza tampak kecewa. Dan itu sedikit menyubit hatinya lagi. Bagaimana pun ia masih mengira kalau Arland dan Fayza selalu keluar bersama dan kembali dekat.

" Cepat jalan" Pinta Fayza disana. Sambil mengembalikan ponsel ke tas nya. Yang ia takutkan adalah Arland akan mengatakan pada Varo kalau selama ini ia selalu membohongi pria itu yang selalu mengaku lagi keluar dengan Arland. Bisa-bisa Varo akan menertawakan nya.

Vian mengangguk lalu kembali menyalakan mesin.

Setengah jam kemudian ia sampai di sebuah gedung Apartement. " Jadi dia sembunyi disini, misi kedua juga sukses. "Baiklah.. Fayza mau smbunyi di mana pun itu bukan masalah besar, nanti malam kita akan bertemu... My sweety... " Cicit Vian dengan rencana di kepala nya.