Chereads / One Night with a pervert Cousin / Chapter 63 - Enam Puluh Tiga

Chapter 63 - Enam Puluh Tiga

Koment yang banyak yaaa...

Biar update nya cepat😍

****

Pesta pernikahan di adakan autdoor di Point Blue Uluwatu-Bali. Tempatnya pinggir kolam dengan view laut Lau seolah olah menyatu dengan tempat acaranya dari  tempat itu. Pernikahan ini juga diliput dari stasiun Televisi serta chanel sosial media untuk menjawab semua spekulasi yang sempat gempar waktu itu. Vianvaro juga terang-terangan melakukan klarifikasi langsung terkait hubungan nya dengan Deasy yang disebutkan sebagai wanita ketiga. Ia menjelaskan mengenai hubungan nya dengan Deasy yang memang masa lalu dan hanya mencintai Fayza. Itu cukup adil dimata publik meski masih ada yang nyinyir tapi Tim Tasya selalu ikut andil agar nama baik kakak nya bisa bisa bersih dan tetap menyudutkan Deasy yang saat ini tidak diketahui dimana keberadaannya.

" Apakah kamu capek? " Tanya Vian pada Fayza yang tak berhenti terus mengulas senyum melihat pesta mereka yang terlihat sangat meriah dan seluruh keluarga maupun undangan tampak menikmati acara didepan sana. Mata Fayza juga menangkap beberapa undangan yang terdiri dari Elysa - beberapa karyawan V. E bahkan Diba, mantan sekretaris nya dulu juga ada dan Betrand serta teman-teman model pria itu juga memenuhi meja acara. Di sudut kiri juga ada Gavin. Pria itu mengobrol dengan Tasya yang disana terlihat sangat cantik seperti peri kecil.

" Tidak terlalu.. Aku sangat senang melihat mereka semua bisa datang ke resepsi kita Vianvaro" Jawab Fayza dengan mata berbinar bahagia.

Vianvaro mengendikkan bahu. Ia sudah terbiasa sekarang di panggil dengan nama penggabungan 2 karakter nya itu. " Ya.. Akhirnya pesta ini bisa digelar juga setelah drama yang menguras hati ya kan!! "

" Kau benar! Beruntung anak kita sangat kuat! "

Fayza mengusap perutnya yang sudah memasuki 4 bulan. Vianvaro ikut mengusap perut istrinya itu dengan sayang lalu mencium bertubi punggung tangan Fayza berkali-kali. Sebagai bentuk rasa cintanya kepada wanita itu.

" Aku sangat mencintai kalian" Kata Vianvaro dan beralih ke kening Fayza, hidung kedua pipi lalu bibir manis Fayza dengan dalam. Fayza sampai menahan malu karena itu cukup di tonton banyak orang, tapi Vianvaro tak memperdulikan itu semua. Kalau bisa ia mau ngajak Fayza ngamar saja detik itu. Otak mesum nya hanya berlaku untuk istri nya seorang.

" Hmmm.. Ciuman terus kayak bibir bebek, ngecor mulu"

Kedua nya langsung mengurai mendengar ledekan sang adik yang datang merusak suasana. Kali ini bukan Tasya tapi Farrel. Pria remaja tanggung itu mengenakan Tuxedo yang sangat pas di tubuh nya yang sudah mau beranjak dewasa sedang mencibir kearah keduanya.

Mendengar ledekan Farrel. Muka Fayza seperti kepiting rebus. Sangat merah. Seumur-umur ia memang tak pernah mau melakukan hal gila ini. Ia dulu sangat tertutup sekarang malah ikut bar bar dan hilang urat malu kalau bersinggungan dengan ciuman dan skin ship vulgar yang sering Vianvaro arahkan.

" Eh ada Boss Farrel! Pasti mau foto kan sama pangeran Vian?? " Kata Vian dengan gemas langsung menarik pipi Farrel tanpa ampun.

" Aaduh Kak sakit! Kira-kira dong cubit nya  ini didepan orang! Bikin malu aja" Sungut Farrel dengan wajah ditekuk menatap kesal sama sang ipar disana.

Vian hanya mengulas senyum jahil, matanya tertuju pada buket bunga besar yang dibawa bocah itu. Bunga mawar merah yang indah dan masih sangat segar.

" Waaah. Kamu sweet banged Farrel.. Beliin kita bunga!!! " Cicit Vian mengambil alih bunga itu dan memberikan nya kepada sang istri. Sebelumnya ia menciumi rakus aroma wangi mawar itu.

" Jangan seneng dulu. Ini bunga dari mantan Kakak Fayza. Weeeeek" Ledek Farrel lalu menjulurkan lidah nya, seketika bunga itu di ambil kembali oleh Vian walau Fayza tadi nya sudah berbinar melihat susunan bunga mawar segar yang sangat cantik.

" Arland maksud kamu? " Tanya Vian menatap tajam pada Farrel yang tampak senang membuat pasangan ini jadi berubah suasana nya. Tapi Farrel masih berlagak cool.

" Yoi!! Tapi dia sudah pergi! " Jawab Farrel lalu beranjak dari sana dengan cara melompat turun kebawah dan kembali berbaur dengan undangan disana.

Vian menoleh pada Fayza yang langsung mendatarkan senyum nya. Mata nya menyipit tajam melihat reaksi Fayza barusan. Ia tetap tak suka dengan apapun yang berhubungan tentang Arland. Walau Fayza sudah mengatakan perasaan nya mantan adalah rival seumur hidup. Itu Motto ia sebagai Varo yang memang sangat protektif.

" Jangan senang seperti itu dapat kiriman dari dia"  Ujar nya lalu meletakkan Buket bunga itu ke samping nya.

Fayza langasung meraih tangan lebar pria nya ini lalu mengusap kan ke pipinya.

" Vian sangat pandai menutupi rasa cemburunya. Aku tebak ini pasti sifat dominan Varo yakan. Dia sangat kentara kalau masalah cowok lain.. Hmm.. Aku sangat menyukai rasa cemburu mu Varo.. " Kata Fayza setengah merayu lalu mengusap bibir merah pria nya ini dengan lembut membuat Vian tak tahan untuk tersenyum. Wanita nya ini sudah sangat lihat bermain kata-kata tapi ia sangat menyukai nya. Ia menahan jemari Fayza lalu memasukan jari itu ke mulut nya dengan lembut. Membuat Fayza meringis kegelian. Lalu kedua nya kembali larut dalam ciuman yang bikin semua mata hanya bisa mengurut dada melihat kelakuan pasutri itu. Mereka seperti hidup didunia berdua saja melupakan para undangan yang langsung merah merah wajah nya. Pura-pura tak melihat tapi ada juga memasang tampang mupeng.

Apalagi sebagian dari mereka adalah para keluarga yang notabeni 1 keluarga besar mereka sama.

" Hmmm.. Sangat menggelikan!! " Ringis Tasya juga ikut merasa malu. Maklum lah ia masih gadis yang masih polos hal beginian walau mulut laknat nya seolah ia sangat berpengalaman. Tapi sampai sekarang mantan nya hanya bisa dihitung dengan jari.

Gavin diseberang nya hanya terkikik geli melihat reaksi Beberapa undangan yang terus menyaksikan kiss live itu. Hati nya sudah tak sakit melihat Fayza mau ngapain saja di sana dengan suami nya. Ia malah tertarik dengan gadis mungil didepan nya ini. Setelah beberapa hari pertemuan terakhir di Apartemen itu. Ia kembali bertemu lagi saat di pesawat tadi malam. Ia 1 pesawat dengan Tasya dan bersebelahan. Walau awal nya masih ada cecok mulut tapi malah semakin membuat nya gemas dengan gadis bermulut pedas itu. Apalagi saat Tasya ketiduran di pesawat. Wajah baby face dan imut nya seperti menyihir Gavin untuk pedofil dengan Tasya. Lalu sekarang Tasya terlihat sangat cantik dengan gaun cream dan pesona nya semakin menguar saja. Gavin merasa falling in love dengan Tasya. Sedari tadi ia selalu ngitilin Tasya kemana-mana.

" Wah wah.. Lihat itu. Siapa yang datang.. " Kata Tasya sampai berdiri dan menjingkitkan tubuhnya. Matanya menangkap seorang pria asing yang bertubuh besar dengan ciri khas yang ia kenal.

" Oh tidak. Dia datang juga ternyata" Pekik Tasya lalu menoleh kearah Gavin. Sorot kekhawatiran.

Disana Vianvaro terdiam sesaat saat tamu undangan dengan sosok yang tentu ia kenal. Di kawal dengan beberapa bodyguard. Pria berkebangsaan Jerman yang tau tau datang ke acara perkawinan nya.

Fayza sendiri merasa aura berbeda kehadiran beberapa pria asing disana. Mereka terlihat sangat mencekam dengan pakaian bak FBI di film-film barat, Fayza tidak tau yang datang adalah Abigail, ayah angkat Varo di Jerman.

Varo menyambut nya dengan hangat mereka terlibat obrolan berbahasa Jerman yang tak terlalu Fayza pahami. Hanya saja ia mulai merasa kan was was. Pikiran nya menebak nebak pria itu. Meski ada 1 nama yang tersemat ia berharap bukan. Karena dari keterangan Leo waktu itu. Pria bernama Albigail adalah pria yang memanfaatkan Varo untuk kepentingan pribadi nya. Matanya terus waspada memperhatikan kedua nya disana. Kemudian pria bertubuh tinggi besar itu mengarah padanya. Mata hijau pria ini sangat tajam dan itu cukup membuat Fayza serasa di hujani dengan jarum. Bahkan itu sangat mirip dengan tatapan Varo di awal awal kepribadian itu muncul di depannya

" Your wife is very beautiful"

Kata nya disana.

" Thanks sir" Sahut Fayza balas menatap pria ini seolah memberikan pertahanan pada tohokan tatapan aneh yang pria itu sampaikan. Firasat buruk Fayza mulai terasa.

Kemudian pria itu kembali kearah Varo dan berbahasa yang tentu tidak dimengerti Fayza. Kalau bahasa inggris ia pasti sangat paham.

Interaksi kedua nya hanya singkat. Pria itu lalu beranjak dari sana dengan kawalan bodyguard nya yang tampak memberikan Bak seperti kawalan sang Kaisan di jaman dulu. Dan perlu beberapa detik aura nya sudah kembali normal.

" Fayza.. "

Fayza tersentak mendengar panggilan Vian disebelah nya.

" Ah.. Ya. "

" Kenapa kamu tegang? Jangan khawatir. Itu ayah angkat ku Abigail" Kata Varo disana. Tebakkan nya benar. Tadi itu ayah angkat Varo tapi melihat Varo cukup tenang dan santai ia berpikir apakah ia terlalu berlebihan menyikapi sosok Albigail?

" Apa kamu yang mengundang nya? " Tanya Fayza penasaran. Jujur saja ia tak suka sosok itu. Ia tak mau Varo ada bersinanggungan dengan orang yang licik dan berbahaya lagi. Apalagi jenis macam itu.

" Ya! Dia bisa tersinggung kalau tidak di undang" Sahut Vian sedikit membuat Fayza kecewa.

" Oh! Apakah hubungan kalian tetap lancar?? "

Varo melirik dengan tajam sesaat. Kemudian ia tersenyum tipis. Kadang Fayza masih sedikit sangsi dengan karakter Varo yang ada dalam bentuk dingin seperti itu.

" Sudah tidak terlalu! " Jawab nya membuat Fayza lega.

" Dia orang yang berbahaya Varo! Bisakah kamu mengurangi hubungan kalian??? " Kata Fayza pelan. Ada sedikit was was disini dari topik bahasan yang ia bahas.

Varo melihat kearah nya lagi, lebih tajam dari sebelum nya. Dan itu membuat Faysa tersenyum ketir. Ia takut Varo marah. Tapi ia salah Varo lalu menaikan alisnya  " Sure.. Tentu Ratu ku"

" Jangan mencemaskan hal ini. Aku dan ayah angkat ku sekarang hanya bisnis!" Kata Varo lagi lalu mengusap sudut bibir Fayza! Ia tau riak wajah istrinya berisi kecemasan. Sebisa mungkin ia memberikan kesan semua nya baik baik saja. Padahal sebenarnya ia tak mengundang Abigail. Ia juga sangat kaget pria itu muncul di acara resepsinya. Ia sebagai Varo hanya ingat terakhir ketemu dengan Abigail setengah tahun hampir 1 tahun yang lalu. Dan yang pasti kemunculan Abigail bukan suatu kebetulan. Apalagi tadi dia bilang akan bertemu lagi. Ia cemas kalau Abigail ada sangkut pautnya dengan Deasy.

" Vian.. ? " Panggil Fayza

" Hmm ya..

" Kenapa kamu malah melamun. Apa ada yang kamu pikir kan?? " Tanya Fayza penuh selidik.

" Aku hanya sedikit mengantuk. Mendengar suara dangdut ini bisa kah music nya di ganti yang lebih kerasan an dikit?? " Sahut Vian berdalih. Karena kebetulan juga di sana keluarga besar Lily malah dangdutan heboh. Mendengar itu Fayza tertawa ringan. Memang sekarang genre music nya acara jadi tak selegan beberapa jam yang lalu.

Kemudian kedua nya dikejutkan dengan dua pria yang sudah lama tak bertemu. Bobby dan Raka.

" Woooh. Kalian muncul juga! Bukan nya tadi malam ngakunya ga bisa dateng.. " Seru Vian segera menyambut dua sahabat masa Smu nya itu dengan girang.

" Inilah yang di katakan suprise Bro! " Kata Bobby sembari memeluk Vian lalu di susul Raka.

" Ga terlalu suprise. Suprise itu kalau kalian muncul tanpa baju itu baru oke "

" Ho ho. Loe pikir kami orang utan apa! Sialan! Oh ya.. Nyonya besar hay Halloo selamat ya akhirnya kalian sudah bersatu setelah ada perebutan manusia tak berakhlak ini. " Kata Raka lalu bersamalam dengan Fayza sedikit menggoda Vian yang masih di anggap pria tak berperasaan saat memilih Deasy di depan umum ketimbang menuju ke istri sahnya.

Fayza mengulum senyum. Kadang ia masih geli Vian jadi serangan netijen nyata seperti Raka ini.

" Salaman nya jangan lama lama! " Ini tangan pasti habis cebok ga cuci kan Raka. Loe dari zaman sekolah suka gitu kan. Jangan dekat dekat istri gua.. "

" Gila loe ya! Itu kan elo aja yang nyebarin fitnah. Mana ada gue sejorok itu. Jangan percaya Fayza tangan gua ini tangan penuh kehangatan. Siapa tau ntar dia selingkuh lagi. Bini gua juga selingkuh. Tangan gua terbuka lebar buat kita selingkuhan... " Kekeh Raka hanya niat bercanda. Hitung-hitung buat balas dendam sewaktu ia Merried kemaren Vian mengacaukan nya.

Kerah Raka langsung ditarik Vian dengan kasar. Melihat itu Fayza jadi panik. Kalau Vian seutuhnya ia tidak akan pernah melakukan nya tapi mengingat ini campuran Varo. Kadang Vian bisa lepas kendali.

" Vian. Hentikan dia Raka.. Best friend kamu" Dengan cepat Fayza menarik lengan Vian. Dan Vian segera menyengir kearah Raka lalu melepaskan kerah nya.

" Tenaga lo kuat banged. Sialan.. Gua nyaris kepeper peper.. " Sungut Raka merapikan lagi jas mahal nya.

" Loe aja kekurusan makanya latihan makan banyak kayak Bobby biar perut nya tingkat tiga. " Kata Vian menetralkan kembali emosi nya. Ia menepuk nepuk perut Raka yang rata.

Bobby mendengus mendengarnya maklum lah diantara Vian, ia dan Raka sekarang yang paling gembul adalah dia.

Fayza mengulas senyum melihat Vian sudah bisa mengatasi masalah nya. Ia pun sedikit lapar. Memasuki usia kehamilan yang sekarang ia mulai cepat lapar apalagi kalau malam tiba.

" Vi.. Aku makan bentar ya kamu ngobrol aja sama mereka dulu" Bisik Fayza.

" Mau aku temani?? "

" Ga perlu! Mereka jauh jauh datang. Aku bisa sendiri"

Vian lalu mengangguk.

" Eh. Fayza mau kemana? Joint kita tadi gimanaaaa" Cicit Raka langsung di sumpal mulutnya sama Vian dengan bunga di sana. Pria itu sampai ngap ngap karena tu bunga juga masuk sampai kedalam hidung nya.

" Njirr gila lu.. Gua alergi bunga tau... " Sewot Raka langsung mengeluarkan hidung nya yang kemasukan sari bunga. Lalu dalam hitungan detik ia bersin sangat nyaring mengalahkan sound system disana yang lagi mendengung keras.

" Kira-kira dong loe gua ajak ke Bali ga bikin malu... " Sewot Bobby disana misuh misuh.

" Gila! Elu kali yang minta bayarin dulu tiket nya ke gua " Dumel Raka yang disana masih keracunan sari bunga. wajah nya masih merah.

" Ck! Itu utang elo yang belum loe bayar. "

" Kapan gua ngutang sama loe?"

" Ada waktu Sma" Kekeh Bobby lalu ketawa ngakak di sahut Vian. Meledeki Raka memang hoby mereka berdua dari Smu.

" Oh ya Bro! Gue punya informasi hot nih buat elu" Kata Bobby mulai melancarkan aksinya.

" Halah.. Jangan percaya Vian! Ni muka muka joker. Ada udang di balik bakwan. Ati-ati" Kata Raka disana

" Diam loe panu kuda! "

" Dasar pantat sapi!

Vian menengahi kedua nya yang malah cecok mulut. " Informasi apaan? "

" Sangat penting menyangkut nama istri loe! " Kata Bobby dengan senyum lebar.

" Fayza! Apa maksud nya?? " Vian menarik bahu Bobby dan mencengkram nya dari belakang.

" Tapi loe bantu gue promosikan Hotel gua yaaa... " Pinta Bobby dengan alis naik turun. Vian melihat Bobby dengan dingin. " Katakan saja. Atau mau hotel loe gue tutup aja sekalian?? "

*

*

*

Fayza berbasa basi sedikit dengan beberapa keluarga nya yang kumpul disana. Undangan resmi memang sudah tak sepadat beberapa jam yang lalu. Sekarang kebanyakan hanya sanak keluarga nya yang memenuhi tempat acara itu membuat acara sendiri. Dan mereka terlihat sangat menikmati apalagi Fayza dan Vian masih dalam satu keluarga. Jadilah acara pernikahan nya seperti reuni untuk keluarga besarnya itu.

Ia lalu mengasingkan diri ke meja yang tak terlalu ramai. Menikmati dessert Maringue Pie Lemon yang rasanya kecut tapi sangat membuat lidah terus ingin mencobanya. Apalagi di temani oleh angin malam Bali yang kencang dan tentunya dalam suasana bahagianya sekarang membuat Fayza sangat dalam menikmati suasana malam ini.

Beberapa potong pie sudah masuk ke dalam perut Fayza. Seperti biasa ia sangat mendalami saat memakan sesuatu, mau serame apa disekitar nya ia selalu khusyuk meresapi setiap pie yang masuk. Hingga ada seorang waiters yang membawa sebuah nampan diatas tangan nya mendekat. Waiters pria itu lalu memberikan Fayza sepiring kecil yang isinya adalah sebuah kertas. Ia mencoba melihat waiters tersebut tapi pria itu sudah keburu pergi dari sana.

Cemas dan was-was itu yang Fayza rasakan sekarang. Permasalahan nya dengan Vianvaro sudah kelar. Lalu itu apalagi. Apakah ada hubungannya dengan Albigail? Karena pria itu baru muncul barusan.

Perlahan Fayza mengambil kertas note berwarna ungu itu.

Ada sebaris tulisan didalam nya.