Chereads / One Night with a pervert Cousin / Chapter 39 - Tiga Puluh Sembilan

Chapter 39 - Tiga Puluh Sembilan

Tasya mematut kesekian kali baju yang harus Fayza kenakan.

" Ganti " Pekik nya disana untuk kesekian kalinya. Fayza mendengus lelah tapi ia juga menyerah kalau masalah fashion. Jadi membiarkan Tasya yang mengatur. Walau ia berharap tidak di rubah menjadi power ranger juga.

Tasya kembali membuang muka serasa tak peduli bagaimana wajah lelah Fayza disana.

Fayza sendiri sudah merasa wajah nya sedikit beda dengan riasan diwajah nya.Ia merasa tak biasa tapi kata Tasya ia sangat cantik apalagi rambut lurus tol jagorawi nya sudah di rubah bergelombang ala ala Rosalinda ayamoy warna nya juga di ganti dengan cokelat madu, itu seumur hidup Fayza berani mewarnai rambut dan semua demi misi nya doang,

" Tasya.. Kakak capek. Ini yang terakhir ya... " Teriak Fayza di fitting room dengan suara parau.

" No!!! Sebelum deal belum boleh" Sahut Tasya acuh sambil memilih milih baju di layar ponsel nya. Baju yang ia siapkan untuk ipar nya tersebut dalam berperang membasmi tuman bernama Varo. Ia akan pilih baju yang banyak buat di lemari Fayza. Kalau perlu ia juga mau menjadi penata rias ipar nya itu sampai ipar nya lolos seleksi.

Setelah menunggu lagi.

Terdengar suara pletak pletok dari dalam sana.  Hingga kaki mulus yang sudah di bikin mulus ala ala tol bawen-salatiga itu muncul. Mengenakan kitten heels shoes berhubung Fayza lagi hamil muda. Ia hanya diperbolehkan mengenakan heel runcing yang kecil. Kalau tidak Tasya dengan senang hati menambahkan ketinggian heel itu sampai 15 cm. Tasya menghentikan aktivitasnya, jiwa pengamat nya langsung mengeluar saat menelusuri kearah tubuh iparnya itu.

Gaun dengan rok knitt di atas lutut membungkus pantat hingga pangkal paha Fayza dengan sempurna memberikan kesan pantat yang sintal dan tubuh yang profesional. Apalagi pinggang Fayza memang kecil jadi kalau disejajarkan dengan model sudah 11-12 dan itu membuat Tasya puas. Lalu atasanya nya dibalut dengan stelan menyerupai model di bagian lengan yang panjang  membentuk lengkungan dan dada lebar. Berhubung postur Fayza agak kurus, Tasya memilihkan kerah atasan yang lebar agar jatuh nya ia terlihat lebar dan bagian dada juga terlihat padat dan tinggi serta pemilihan warna yang sangat kontras dengan kulit nya yang memang bersih meski tak sebening batu pualam. Karena pada dasarnya kulit  Fayza itu kuning langsat. Tapi dengan pakaian itu ia terlihat seksi. Wajah ayu nya dapat, aura elegan nya juga pas.

Yang menambah mantul lagi bagian belakang nya terbuka membentuk hurup V sampai ke bawah memanjang dengan tali tipis mengikat diatas. Kulit indah Fayza semakin terekspos sempurna. Toh kata Tasya ia berdandan juga untuk suami nya jadi Tasya tak segan segan ingin membuat abang sableng nya itu bertekuk lutut. Pamor Fayza harus melebihi Misa Oplas Deasy. Itu misi Tasya.

" Yuhuuuu... Ini dia.. My Princess Fayza Alvaro yang siap memusnahkan pelakor tak berguna dan Tuman Varo" Teriak Tasya disana langsung disambut tepuk tangan suka cita oleh orang-orang nya yang sedari tadi berharap pekerjaan mereka cepat selesai. Berdiri berjam jam sambil menentang beberapa pakaian tentu membuat mereka semua pegal. Fayza pun ikut bernafas lega. Ia pasrah saja sekarang mau di dandani bagaimana oleh Tasya. Beradu argumen tentang fashion dengan Tasya merupakan kesalahan besar. Gadis itu dengan sangat lihay bersilat lidah menyampaikan statment tentang dunia fashion. Dan tentu itu bukan bidang Fayza. Walau cukup diragukan pandangan Tasya dengan dirinya sendiri yang malah mirip kapsul pink berjalan.

" Beres! Saat nya kita berangkat.. " Teriak gadis itu lagi lalu segera mengenakan kacamata nya dan berlenggak lenggok bak puteri sejagad. Tapi Tasya Alvaro memang seorang puteri kolongmerat yang dimana mana daya pikat holang kaya nya tetap menjunjung tinggi walau gaya stlye gadis itu terkesan ababil. Tapi semua punya brand internasionl yang punya nilai puluhan juta pada 1 barang.

Fayza sendiri merasa asing dengan dirinya saat ini. Sesekali ia melihat melihat cermin saat di mobil. ia merasa sangat berbeda walau tak memungkiri ia merasa memang ia menjadi cantik. Bukan hanya dari segi penampilan ia rubah. Ia akan berusaha beracting sebaik mungkin didepan Varo. Agar pria itu tidak bisa menindas nya.

" Ya..loe atur deh... Buat dia mau ke salon itu! Okey.. Bikin rambut nya jelek!! " Kata Tasya menyadarkan Fayza dari lamunan.

Tasya lalu  terkekeh nyaring saat telepon nya ia matikan.

" Ada apa? Kamu lagi ganguin orang Tas? " Tanya Fayza selidik. Ia cemas kalau kalau Tasya malah menyakiti orang lain.

" Ga.. Tasya lagi bikin rencana buat Delisha kak. Heeee.. Dia kan udah dapat umpan. Malam minggu nanti kan acara Fashion show tahunan yang Ditunggu-tunggu. Tasya berbaik hati memberikan tiket gratis buat j*lang itu. Juga layanan gratis lainnya. Tapi dia harus bayar mahal setelah itu. Tasya penasaran bagaimana hasil nya. Hi hiii"

Fayza menarik nafas. Entah kenapa ia merasa punya firasat buruk tentang nasib Delisha.

" Kakak tenang saja. Delisha mah serahkan sama Tasya. Kakak fokus sama Bang Vian aja ya. Biar wanita wanita itu Tasya yang selesai kan. Toh.  Kalo soal balas dendam Tasya jago nya" Kata Tasya disana sambil tertawa jahat membuat Fayza ngeri sendiri. Ia ingat dulu Ibuk nya pernah cerita kalau Tasya pernah membuat anak orang mati tak mau hidup pun percuma. Tasya pernah mengerjai kakak kelas nya karena sudah membully teman nya dengan membuat malu anak itu. Telanjang saat berada di tengah upacara bendera. Hal gila yang oernahy Fayza dengar seumur hidup. Tasya menyabotase pakaian kakak kelas nya itu.

Bahkan daftar hitam Tasya di sekolah juga terbilang banyak. Rupanya kenakalan Via  juga menurun ke adik nya Tasya. Fayza merasa beruntung dilahirkan sebagai sepupu nya kalau sebagai rival. Ya wassalam.

Tak lama kemudian mobil mini Cooper pinky itu memasuki perkarangan rumah baru Fayza dan Vian. Disana juga ada mobil Hitam Rolls-Royce, plat nya ada inisial VR. Fayza pernah melihat mobil itu di V.E kemaren. Itu artinya Varo menggunakan mobil itu sebagai pilihan nya.

" Hmmm bang Vian memang jago ya main umpet umpetan.. Bisa aja beli rumah ga bilang-bilang" Ringis Tasya sembari mamatikan mesin mobilnya.

" Iya dia juga jago ngumpetin masalah" Gerutu Fayza.

Kedua nya segera keluar dari mobil.

Tasya mendadak berhenti melangkah, riak wajah nya sedikit cemas" Kak.. Apakah kita aman nih? Varo itu benar-benar jahat ya?? Apa aku perlu aku sewain bodyguard buat kakak?? Sumpah aku ngeri ingat ucapan nya tadi malam..

Fayza meneguk saliva nya.

Bagaimana reaksi Tasya kalau tau profesi Varo di Jerman. Mungkin dia segera menghubungi Papi-Mami nya saat ini. dan Varo langsung di masukan kedalam rumah sakit atau di rantai. Fayza menggeleng membayangkan itu.

" Aku juga belum begitu tau Tas. Kalau dia macam-macam kita panggil Leo saja. Tapi aku yakin dia tidak akan menyakiti siapapun" Sahut Fayza menenangkan Tasya biar tidak heboh.

" Tadi aku juga sudah hubungi Leo kalau kita otw. Kalau kamu ragu. Kita tunggu Leo dulu?? "

Tasya menimbang. Ia masih belum tau bagaimana watak Varo. Apalagi mereka perempuan. Meski Varo juga sodara nya Vian. Tapi Tasya sudah mendengar ancaman Varo tadi malam ia masih belum percaya keadaan saat ini.

" Tunggu saja kak! "

Fayza mengangguk. Namun tak lama kemudian dari belakang ada bunyi klakson mobil. Mobil itu berhenti disana. Hingga muncul Leo dan beberapa pria di sana.

" Sudah sip bukan" Kata Fayza lalu kembali melangkah diikuti Tasya. Sedangkan Leo dan orang nya masih tertinggal jauh di belakang.

" Tidak dikunci! Apa dia ada didalam? " Tanya Tasya dengan mata kekanan dan kekiri saat kepalanya masuk kedalam.

" Dia ada didalam! " Jawab Fayza yang juga memang sudah dapat informasi dari Leo lewat pesan sebelumnya.

Leo juga bilang kalau Varo mabuk berat tadi malam. Dia pulang sekitar jam 4 pagi. Untuk detailnya apa saja yang terjadi Leo tidak cerita.

Tasya melihat kesekeliling saat kaki nya sudah berada di ruang tamu.

" Dia belum bangun. Kamu mau tinggal disini dulu menunggu dia bangun atau pulang? " Tanya Fayza.

" Nunggu kak. Aku penasaran bagemane Varo itu. Btw... Aku mau pesan makanan pake ojol. Kakak mau apa?? "

"Kamu aja! Aku mau cek barang-barang ku didalam dulu. Didalam ada Tv juga Tas. Kamu enjoy ya. " Kata Fayza di balas jempol oleh Tasya. Fayza segera berlalu dari sana. Ia menuju kamar itu. Dimana kata Leo Varo masih tidur. Kalau boleh jujur Fayza gugup juga mehadapi Varo. Terakhir kali ia malah dicekik. Dan mengingat bagaimana Varo menatap nya itu membuat bulu kuduk nya meremang.

Ia diam sebentar sebelum mendorong knop pintu ke dalam. Kembali rasa nervous menyelimutinya, Sebelum masuk ia baca doa dulu. Hingga tangan mungil nya mendorong knop pintu. Dingin nya ac langsung menyambut kulitnya. Disana juga agak gelap, Fayza langsung menuju gorden jendela  dan sedikit menyibaknya agar cahaya matahari masuk agar ruangan itu sedikit menampakkan tata ruang disana. Yang masih sama seperti kemaren. Matanya mengedar menuju ke kasur disana. sesaat ia kaget melihat kasur itu kosong hanya ada bekas orang tertidur disana. Lalu dimana dia?? Benak nya melingkupi dengan mata awas melihat kesekeliling.

Klek

Terdengar suara kunci yang diputar. Mata Fayza langsung menuju kearah pintu. Tubuh nya menegang melihat Varo baru saja mengunci pintu kamar. Ternyata pria itu sudah bangun dan lebih mendahului langkah Fayza.

" Vian... " Sapa Fayza pura-pura tidak tau kalau suami nya itu sedang berganti kepribadian.

Varo berbalik. Rambut nya acak acakkan dengan pakaian juga tak kalah berantakan. Tapi wajah nya yang seharusnya masih di kabut mabuk terlihat normal. Hanya saja Fayza bisa melihat perbedaan antara Varo dan Vian dengan sorot pria itu melihatnya. Senyum tipis yang sinis seakan-akan siap menjadikan nya objek mangsa Varo.

Varo menelaah Fayza yang tampak berbeda disana. Rambut lurus yang terakhir ia lihat kemaren sudah di tata dengan cantik. Bervolume dan bergelombang jatuh di pakaiannya yang membentuk tubuh Fayza. Bahkan tubuh kurus itu tampak sangat sexy membuat nya merasa ada yang bergerak di tubuhnya. Sekali lihat saja hawa panas melingkupinya. Varo sempat kehilangan fokus apalagi matanya mengarah pada gundukan kembar milik Fayza yang tampak sintal. Ia segera mengalihkan mata keatas ke  Riasan wanita itu juga membuat Fayza sangat cantik. Riasan yang hanya mempertegas wajah Fayza. Dari mata, alis dan hidung. Bentuk oval wajah Fayza juga membiusnya. Tapi otak nya berusaha menolak kalau ia terpesona dengan Fayza.

Ia mendekati Fayza dengan langkah agak pincang sebagaimana ciri Varo lainnya yang lebih kental. Meski terlihat terpesona oleh perubaha  Fayza tapi tak menyulut Varo untuk membuat wanita itu membayar apa yang sudah dilakukan nya semalam bahkan ia semakin bersemangat untuk bermain main dulu dengan wanita ini.

" Tasya juga ada diluar! Apa kamu sudah sarapan?? " Tanya Fayza menutupi kegugupan nya. Cara pandang Varo sangat menakutkan. Tapi ia berusaha terlihat natural. Ia sudah menyiapkan diri dari kemaren jadi ia harus totalitas.

" Sarapan!!! Aku belum sarapan.. " Sahut Varo lalu matanya menuju perut Fayza. Saat itu rasanya Fayza mau menghindar. Mengingat ancaman Varo tadi malam membuat nya sekarang berkeringat dingin. Ia takut kalau Varo tiba-tiba memukul perut nya.

" Bagaimana kalau kita sarapan! Aa ku akan buatkan untuk ka-mu" Kata Fayza tak hentinya mewaspadai diri.

Mata Varo naik keatas " Kenapa kamu gugup? Apa ada yang kamu takutkan?? "

Tanya Varo dengan tangan nya mengulur kearah perut Fayza. Ia menyentaknya sekali gerak tapi hanya untuk menggeretk tapi sukses membuat Fayza melindungi perutnya dengan membalikkan badannya.

Melihat itu Varo merasa sangat senang. Menikmati lawan nya yang ketakutan adalah kegemarannya. Jadi Varo menyimpulkan wanita ini sudah mengetahui ia adalah Varo bukan Vian.

" Ssssssst... Ada apa... Kenapa kamu kaget...? Apakaaaah... Aku tidak boleh menyapa anak ku... " Varo menarik bahu Fayza pelan lalu menghentak lagi dengan menarik Fayza menempel sejajar dengan tubuhnya, Fayza sampai susah payah mengendalikan kekagetannya. Dirasakan nya jari Varo menepikan rambut nya dan nafas pria itu terasa sangat dekat di ceruk lekuk lehernya. Varo tau Fayza tampak tegang disana. " Wangi mu.. Habis dari Salon ya.... " Bisik Varo disana. " Apakah kamu sengaja mengubah penampilan mu untuk merayu ku hmmm?? "

Skakmat. Fayza ketahuan.

" Apa kamu suka? Aku melakukan nya untuk kamu. Varo!!! " Ucap Fayza menoleh kebelakang. Ia sudah diketahui Varo jadi mengaku saja. Mata mereka bertemu sesaat. Kalau Vian bisa terlihat kesejukan disana tapi Varo mata nya melihat orang seperti mata serigala yang kelaparan. Fayza benar-benar merasa berhadapan dengan orang asing. Senyumnya pun kembang kembis saat merasakan tangan pria ini malah meremas pantat dengan kasar. Bahkan menggosok gosok jari nya ke bagian tengah. Vian itu takar kemesuman nya sama tapi Varo ini kesan nya lebih bringas.

" Aku akan menyukai mu dengan service mu di Ranjang. bagaimana.... "

Bisik Varo dengan nafas mengebu, bahkan ia menangkup lengan nya mengukung Fayza didalam nya. Membuat wanita itu seperti kejatuhan boom, nafas nya terasa sesak disana apalagi Varo menjepit lengan nya tepat di payudaranya. Membuat nafas nya naik turun tanpa Fayza sadari itu membuat gundukan nya mengembang dan mengepis disana. Varo semakin menggerayangi matanya kesana. Hasrat nya kembali naik lagi.

" Jadi apakah kamu mau melihat layanan ku? Bukan nya kamu tidak suka dengan ku?? " Sahut Fayza mulai memerani peran nya.

Sontak tangan Fayza langsung di tarik keatas dengan  kasar Varo menghentaknya ke dinding. Bahu dan belakang nya bertabrakan dengan keras. Rasa ngilu menjalar dibagian bahu yang cedera. Fayz rasanya mau pingsan saja.

" Kamu benar, tapi aku harus memastikan dulu.. Kamu tidak dipakai  pacarmu tadi malam..." Senyum Varo mengembang berbeda dengan rasa sakit yang Fayza rasakan di benak nya. Bisa-bisanya pria ini menuduhnya melakukan hal itu. Kalau ini Vian mungkin ia akan menampar wajah pria ini. Tapi ini Varo. Fayza yakin Varo hanya akan merasa senang melihat nya marah.

" Periksa saja.. Mungkin masih ada jejak percintaan kami tadi malam" Ucap Fayza disana tak gentar dengan tersulut nya percikan amarah dimata Varo. Fayza akan bertingkah seperti j*lang sekarang, J*lang implusit.

Kaki Varo naik keatas dengan menekuk nya dan memasuki ketengah antara pangkal paha Fayza.

" Matamu mengatakan kalau kamu cemburu. Varo.. " Ejek wanita ini semakin membuat Varo gusar. " Cemburu dengan wanita seperti mu. . . " Varo menaikan rok yang Fayza kenakan keatas. Ia melepaskan tangan Fayza sebelah untuk melepas sabuk pinggang nya.

" Kamu bahkan tidak ada didaftar mata ku! Kamu tau dimata ku kamu hanya sebagai sampah...

Bisik Varo yang sudah melilitkan sabuk nya itu ke leher Fayza.