Jujur. Aku lebih tidak siap kalau ada wanita yang menyusup dan mengatakan kata kata yang menyakitkan. Misalnya tentang kebenaran hubungan mereka, tapi sebelum perasaan yang berkembang pesat. Dan aku memberanikan diri mehadapinya.
Disana wanita yang kulihat setengah bulan yang lalu sedang bersimpuh dengan tante Lily sedang di cekal dengan beberapa pria orang Vian.
" Lepaskan aku! Aku sudah bilang kalian akan menyesal kalau menyakiti ku. Jerit nya disana mencoba meronta dan melepaskan diri.
" Lepaskan dia" Pinta ku pada Leo.
Leo tampak ragu tapi ia juga mengintruksikan anak buah nya untuk melepaskan tangan nya.
Perempuan itu nyaris terhuyung. Ia misuh misuh bekas cekalan pria pria disana bergantikan mata yang menyipit kearah ku. Juga menelaah ke arah ku.
" Aku mau mencari Melviano...!" Katanya disana mengatasnamakan Vian bukan Varo. Aku jadi penasaran dia kenal Vian sebagai siapa!! Bukan nya tempat ini dikenal dengan nama Varo.
" Kamu siapa? " Tanya ku datar.
Ia agak melihat ku tidak suka.
" Aku. Pacar nya! Tunangan nya di Jerman! Anda siapa? Asisten nya? Atau sekretaris baru nya?? "
" Jangan sembarangan. Kamu bukan siapa siapa Tuan! " Sahut Leo disana memotong. Bibir wanita ini tampak mengerucut dan melihat ku enggan.
" Kamu yang mengaku hamil dengan Melviano juga kan! " Kataku mendekatinya.
Wanita ini semakin tersudut tapi ia masih saja menaikan dagunya.
" Bukan urusan mu! Kamu siapa? Asisten nya doank kan! " Ia malah membentak ku lalu melihat ku dari atas sampai bawah hingga berdecih.
" Aku sepupu nya! Dan kamu tau! Melviano bilang kamu bukan siapa siapa dia! Leo... Apa wanita ini masih bekerja di sini? "
Aku beralih pada pria kaku di sebelah sana.
" Sudah di pecat nyonya! "
" Oh! Kalau begitu! Tuntut dia karena sudah mencemarkan nama baik Melviano! " Kata ku singkat. Itu balasan karena sudah membuat orang lain salah paham. Dan aku mendapat keyakinan wanita ini kalau di tekan akan memberikan statemen lain nya.
" Baik. Nyonya! "
" Ya! Apa apaan kamu! Emang kamu siapa! Aku bisa menuntut mu juga!!! Aku dan Melviano memang ada hubungan. Dia dan juga kakak ku! Coba tanyakan padanya tentang Deasy! Bagaimana dia akan bertanggung jawab tentang hidup Deasy!! " Wanita ini berteriak histeris apalagi saat tangan nya kembali dicekal. Ia berusaha menggapai ku untuk melakukan tindakan fisik.
Deasy? Oke dapat 1 nama Deasy Deasy.. Aku mengingat 1 nama ini.
" Jangan mengada-ngada! Aku dan keluarga kalian tidak ada hubungan apapun! Cepat bawa dia! Tuntut dia karena merusak nama baik ku dan mengganggu privasi orang"
Ternyata Vian ada di belakang.
Dan disana anak buah nya kembali menyeret wanita itu.
Oke tenang Fayza. Aku mencoba menarik nafas dalam dalam sekarang sudah ketemu 1 konflik. Apakah Vian masih menutupi nya. Aku akan membuat nya mengaku dan berterus terang. Namun juga berharap sosok Varo tidak muncul.
Aku dan Vian kembali ke dalam mobil, Leo langsung memacu mobil membawa kami menjauhi wanita itu.
" Aku akan menjelaskan nya.. Fayza. Aku pernah melakukan kesalahan dengan sodara nya. Nama nya Deasy! Itu sudah lama sekitar 6 tahun yang lalu. Aku menabrak Deasy. Dan mengalami kelumpuhan kaki nya. Bukan hanya kaki tapi karir nya. Dia ternyata juga seorang model yang lagi naik daun. Lalu aku membalas rasa bersalah ku dengan melakukan segala cara agar dia tetap berjalan juga karir nya tetap berkembang. Dan tadi itu Delisha adik nya. Dia itu wanita gila yang terobsesi dengan ku. Kalau tidak memandang kakak nya aku sudah melenyapkan nya. Maksud ku menendangnya ke Afrika! Delisha ini salah satu contoh Pelakor yang gagal. Dia juga selalu menjelekkan kakak nya. Ia berupaya mendekati ku. Kamu liat kan bagaimana dia berkelit barusan. "
Aku diam mendengarkan penjelasan Vian. Aku sudah berhadapan langsung dengan wanita tadi yang memang seperti nya wanita pembohong yang juga selalu menggunakan alasan lain untuk bertahan. Penjelasan Vian pun tampak lugas. Hanya saja yang aku permasalahkan Delisha dan Deasy ini berhadapan dengan kepribadian siapa. Vian apa Varo? Mereka akan punya sisi berbeda dengan seseorang. Bisa saja Vian mengatakan wanita itu gila tapi bukan dari sisi Varo. Tapi kalau di lihat sejarah nya 6 tahun itu cukup lama. Apakah mungkin Delisha ini juga mengetahui Vian dan Varo?.
" Aku tak percaya! Kamu baru saja meminta ku ini itu. Sekarang belum juga 2 hari perempuan itu muncul mengaku ngaku kalian ada hubungan" Kataku sengaja menekan Vian. Ini juga bagus agar dia tidak asal skin ship. Anggap aku lagi ngambek dengan nya. Walau sebenarnya aku percaya penjelasan Vian barusan.
" Ini fakta Fayza. Leo ini saksi nya. Delisha memang sering muncul buat ganggu aku! Coba katakan Leo. Apa aku ada hubungan dengan Delisha??? "
" Tidak ada" Sahut Leo datar disana.
Vian membulatkan matanya dia tampak gelisah dengan tingkah nya disana seperti ayam yang di cabut bulunya hidup-hidup.
" Oh. Kalau begitu pertemukan aku dengan Deasy! " Pinta ku tersenyum penuh arti dengan Vian.
" Itu.. Dia tidak ada di sini..
Aku menyipitkan mata. " Aku tidak suka kebohongan Vian...
" Aku akan membawa nya ke hadapan mu! " Katanya kemudian lalu membuang muka.
" Bawa aku ke tempat nya" Kata ku lagi.
Vian melirik ku sekilas.
" Kalau tidak mau. Kita akan bertemu di pengadilan setelah anak ini lahir! " Ancam ku membuat nya mematung seketika.
" Pengadilan. Untuk?? "
" Cerai!! "
Reaksi Vian langsung syok. Entah kenapa aku suka melihat reaksi nya yang kelimpungan seperti itu
" Oke-okey Fayza. Aku akan jujur pada kamu. Deasy itu cewek nya Varo! " Ungkap nya disana dengan sekali tarikan nafas.
Pancingan berhasil. Seperti nya Vian akan mengungkapkan nya. Walau kata cewek nya Varo membuat ku tak nyaman. Varo itu kan dia juga!
Ia memejam kan mata kulihat tangan nya mengepal disana.
" Varo itu bukan aku dia...
Tampak jelas Vian semakin gelisah disana. Apa ini akan mempengaruhi kondisi emosi nya. Aku tau di terlihat kesusahan untuk mengungkapnya. Ku raih tangan nya sebagai bentuk empati ku. Vian tampak kaget. Ia melihat ku dengan mata nanar.
" Aku tau! Aku sudah ketemu dengan Varo!!
" Varo? Kamu.. Kapan? Dan apa dia menyakiti mu?? "Tanya nya beruntun. Kali ini bahu ku di genggam nya erat.
Aku menggeleng. " Aku baik-baik saja. Jadi apa yang terjadi Vian! Kamu dan Varo itu 1 tubuh kan??? " Tanya ku dengan pelan tapi dalam. Ku tatap mata cokelat nya yang sudah tidak fokus. Aku berharap mata itu akan berubah. Pupil nya gemetar ini mungkin bentuk syok Vian yang kaget aku mengetahui sisi lainnya.
Aku semakin kuat menggenggam tangan nya.
" Its oke Vi.. Ingat aku sekarang istri mu kan. Aku ingin tau tentang kamu.. Percaya dengan ku" Ucap ku mencoba memberikan dukungan penuh pada Vian saat ini. Vian melihat tangan ku yang menggenggam tangan nya lalu naik ke arah mata ku. Mata nya meredup ia melihat ke bawah beberapa detik.
" Ya Varo itu aku! Dia sisi aku yang lain! Dia kejam dan bukan sifat ku! "Kata Vian disana dengan nada terputus putus.
" Apakah semua nya terjadi 7 tahunan ini Vi? Dan apakah karena ini kamu keluar negeri? " Tanya ku hati-hati. Aku takut ia merasa tertekan.
" Aku sering lupa dengan apa yang aku perbuat Fayza. Tapi kadang aku melihat aku lebih dari 1. Dan banyak bisikan dikepala ku.
Aku mulai merasa aneh dengan diri ku sejak kelas 2 SMU. Aku diam diam konsultasi dengan psikolog. Dia bilang aku memiliki kepribadian lain. Dan itu semakin nyata setiap kali aku marah aku lupa setelah itu. Kamu ingat kejadian Dicky kan dan kebakaran dulu! Itu bukan aku. Itu Varo!! "
Aku mengangguk menginyakan. Tentu itu bukan dia sama sekali.
" Aku merasa selalu mencelakai kamu. Apalagi sifat Varo ini bertolak belakang dengan ku. Karena itu aku berobat ke luar negeri. Tapi disana aku malah menjadikan Varo menguasai ku. Aku menjadi Varo seutuh nya disana. Apalagi saat terlibat kasus kekerasan yang membuat ku terjerat dengan sosok Varo. Dia lebih dominan mengisi hari ku disana. Tapi Leo dan Inggrid selalu membantu ku agar Varo bisa di kendalikan.
Sebenarnya Varo ini ada hubungan nya dengan kamu Fayza. Dia membenci mu. Kata Inggrid Varo sosok yang penuh kebencian. dan salah satu cara untuk mencari tahu adalah mempertemukan kalian"
Vian diam sejenak. Ia tampak kehausan dengan kalimat panjang nya. Aku pun tentu cukup kaget dengan informasi itu. Kenapa Varo membenci ku!!! Dan kemunculan Varo menyeret nama ku.
" Aku sampai saat ini tidak berani jujur Fay. aku takut dia menyakiti mu. Tapi sumpah aku akan mengatakan nya. "
" Hmm.. Ya.. Tapi kenapa Varo membenci ku? Terakhir yang kuingat di malah menyelamatkan ku dari kebakaran dulu"
" Ya! Kamu benar! Mungkin ada perasaan terluka dulu. Mungkin saja aku pernah sangat terluka dengan kamu Fayza!! Kamu tau kan. Aku menyukai mu sejak dulu. Dan fisik ku dulu jelek sekali ditambah kita ini embel sepupu!! "
" Tunggu.. Tunggu. Kamu bilang apa! Menyukai ku?? Hah.. " Potong ku. Ini sangat mengejutkan.
Vian melirik ku pelan. " Ya.. Kamu tidak akan percaya kan! Tapi begitu lah. Aku menyukai mu sejak lama. Sejak SD mungkin"
Aku makin menganga tak percaya. Lalu melihat nya lagi. Wajah Vian memerah. Apa dia malu? " Serius Vian?? " Tanya ku lagi tertawa kecil.
Matanya keatas. " Kalau tidak percaya tanya saja Mami! "
" Tante Lily. Ah maksud ku Mami. Mami tau? Ini beneran Vi?? " Aku malah seperti menggoda nya dan wajah Vian sungguh sangat merah. Ternyata menggod Vian seperti ini mengasikan juga
" Ya!! Ku bahkan sering mencari perhatian mu kan. Tapi kamu nya tidak pernah peka!! "
" Hooh.. Apakah itu benar. Kapan? " Aku malah seperti kegirangan mengetahuo fakta tertunda ini. Sungguh aku tidak pernah menyadari kapan Vian mencoba mencuri curi perhatian dimata ku dia itu hanya suka bercanda dan melakukan hal konyol saja.
" Itulah di. Kamu ga pernah peka kan!! Sampai sekarang pun juga. Beruntung aku berhasil mehamili mu. Kalau tidak mau sampai kapan kamu paham"
Aku terdiam mendengarnya apa maksud nya? Apa ia sengaja melakukan nya?
" Aaah semua nya jadi terbongkar! Leo!! Antar kami ke rumah Mami!! Aku rasa Mami akan senang melihat kami kesana" Katanya disana. Vian lalu melihat kearah ku lagi.
" Kita akan membahas Varo nanti Fayza! Aku tau kamu pasti masih ingin tau tentang dia kan. Tentang Deasy juga. Saat ini aku sangat lapar, aku perlu asupan nutrisi agar bisa berpikir jernih" Katanya lalu menyematkan jari nya ketangan ku.
Aku mengangguk. Setidak nya Vian sudah berani mengungkapkannya. Dan ya benar sekali tentang Deasy aku masih menantikan nya. Kali ini aku ingin mempercayai Vian dan mencoba mendukung nya. Yang dia perluka adalah sebuah dukungan.
Kami tiba setengah jam kemudian. Di depan sana tampak Mami dengan beberapa asisten rumah tangga nya memegang keranjang ditangan mereka. Firasat ku mulai tak nyaman. Dan benar saja saat keluar dari mobil hingga melangkah ke sana aku, kami termasuk Leo malah di taburi bunga mawar yang banyak. Malah ada yang berterbangan kulihat ada salah satu yang menyalakan kipas angin disana dan parah nya ada music India. Astaga!!! Aku berharap ini mimpi. Ini situasi aneh yang aku alami. Serasa ada di film India saja. Beruntung ini di kediaman Mami yang notabeni hanya orang-orang dia yang menonton pertunjukan ini. Kalau di rumah Ibuk. Bisa bisa 1 kampung akan menertawakan ku. Tapi terseli rasa geli juga melihat situasi ini. Mereka semua tampak menyambut ku dengan gerakan aneh joget joget ala India. Aku rasa semua pekerja di rumah Mami ketuler aneh semuanya. Tapi walau begitu tentu lingkungan ini sangat menyenangkan. Ada untung nya juga mertua ku adalah tante sendiri yang sudah seperti Ibu sendiri.
" Selamat datang... Menantu Kesayangan Mami.... " Jerit Mami langsung menghambur memeluk ku.
Aku hanya tersenyum lemah. Sambil membalas pelukan Mami.
Mami lalu beralih ke perut ku.
" Hay sayang... Miss u sayaaaang... Ini Oma.. Oma tercantik sejagat raya" Cicit Mami mengetuk ngetuk perut ku. Membuat ku merasa tak nyaman dengan orang-orang disana.
" Kata Vian kamu mual mual terus ya Sayang?? " Tanya Mami dengan nanar.
Aku melirik kearah Vian yang sibuk membersihkan sepatu nya dari taburan bunga. Dan Leo Asisten nya yang kaku juga sangat lucu melihat bunga bunga menempel di jidat nya yang penuh keringat.
" Ya Mi. Ga bisa keisi sedikit pun langsung muntah" Kata ku sedikit bercerita. Mami mengusap lengan ku.
" Ga papa ko sayang. Itu artinya bagus. Dalam 3 bulan nanti akan hilang. Oh ya.. Buruan yuk kita masuk. Mami kaget Vian tiba-tiba bilang mau kesini. Mami cuman masak ala kadarnya... "
Aku mengangguk lalu mengikutk Mami yang menggiring ku masuk kedalam jaln lorong labirin rumah ini. Tidak bisa kubayangkan kalau 9 bulan ada dirumah ini bisa biaa berojol sebelum dirumah sakit. Beruntung Vian punya persedia rumah. Sambil dijalan dan mendengar cuapa Mami aku sempat sempat nya memikirkan perkataan Vian barusan yang mengungkapkan kalau dia menyukai ku sejak lama. Dan ini malah membuat ku mengingat masa kanak kanak kami. Kalau boleh jujur. Karena kedekatan kami kadang aku sempat bingung dengan perasaan yang muncul. Ketergantungan ku dengan Vian membuat ku selalu mengandalkan nya. Aku yang tidak pernah mengerti dengan suatu perasaan selain hubungan sodara merasa pernah marah dan kesal saat tau Vian punya pacar pertama kali. Ya aku ingat itu. Itu sewaktu Smp. Dia cerita kalau dia punya pacar anak kelas sebelah.
Itulah rasa yang aku anggap rasa ketergantungan dan perasaan sodara dipertanyakan. Kalau dibilang cemburu aku menepis nya. Dengan embel kata sodara. Tapi setiap melihat Vian punya pacar aku seperti di asingkan. Kalau dipikirkan sekarang apakah waktu itu aku sebenarnya cemburu cuman tidak paham dengan makna yang aku rasakan. Entah kenapa aku malah Tersenyum sendiri kalau sekarang.
Tiba-tiba langkah ku berhenti.
Mami sampai kaget dan bingung.
Aku melihat sosok Vian di belakang yang tampak sibuk bicara dengan Leo.
Apa yang kupikirkan mengingatkan ku dengan kejadian dulu. Pertengkaran ku dengan Vian dan mungkin ini faktor muncul nya Varo yang Vian sebutkan tadi.
" Ada apa Fay? " Tanya Mami disana dengan cemas.
" Ga ada kok Mami.. " Sahut ku lalu melanjutkan langkah.