Chereads / One Night with a pervert Cousin / Chapter 33 - Tiga Puluh Tiga

Chapter 33 - Tiga Puluh Tiga

Serasa  mobil sudah mulai berjalan meninggalkan perkarangan rumah. Tampak titik titik air di kaca mobil. Gerimis mulai turun disana membentuk titik air yang lama lama menjadi aliran air kecil.

Aku mengurut kening yang terasa panas. Bayangan milik Vian malah bebas seliweran di kepala ku. Bahkan Vian semakin kencang ketawa nya melihat aku yang mati gaya tak berkutik saat ia memainkan miliknya sendiri seolah sedang melakukan pementasan diatas panggung. Bayangkan saja. Ia berdiri diatas sofa tanpa sehelai benang pun lalu pantat nya Lenggak lenggok dengan belalai panjang yang ikut menari. Vian juga menyanyikan lagu potong bebek angsa sedang Fals dimana mana.

Ponsel ku lalu bergetar singkat sepertinya ada pesan masuk. Mungkin itu Dokter Irwan. Aku segera mengecek nya. Tampak di layar ada notifikasi dari Arland.

Arland? Dia lagi!!!ada urusan apa dia menghubungi ku.

Di notif tertulis pesan. Isinya dia bilang begini " Fay! Mama mau ketemu kamu! "

Mama yang dia maksud adalah Tante Rose. Yang juga punya masalah kejiwaan mentalnya parah nya lagi Tante Rose menganggap aku ini menantunya.

Kepala ku kembali berdenyut. Masalah Vian saja membuat ku pusing. Mau mengurusi Arland??

Aku enggan membuka apalagi membalas Arland. Sekarang prioritas ku saat ini adalah pria mesum disebelah ku yg kalau dilirik dia akan senyam senyum polos tanpa merasa berdosa sudah memberikan pertunjukan seperti tadi.

Dan sekarang aku merasa bahu ku berat. Kepala Vian bersandar disana.

Aku mengendikan bahu. Lalu melototinyan Vian malah makin manja dengan mata terpejam. Apa dia ganti karakter? Apakah ada karakter lain selain Varo? Jangan jangan ini karakter anak kecil.

" Vian... " Panggil ku mencoba mencari tahu

" Hmmm.. "

Aku lega ternyata masih Vian. Bisa pusing kepala ku kalau dia punya lebih dari 1 kepribadian.

" Berat!! "

" Ga seberat rindu Vian kok" Sahut nya nyaris membuat dagu ku meluruh ke bawah.

Vian mulai bersikap Alay lagi.

" Duh. Apa sih.. Beneran berat.." Elak ku masih enggan menyandang kepala nya. Eh tau tau dia malah rebahan di paha ku.

" Ini sweet!!! " Katanya disana.

" Aku mau nyium anak ku juga"

Aku tidak bisa berbuat apa apa. Dan hanya membiarkan nya menjadikan paha ku sebagai bantal nya. Tapi ini membuat ku sangat kepanasan. Tingkah alay Vian sukses memberikan desiran yang aneh diperut, tulang pipi hingga efek kejut di tengah dada ini.

" Fayza..

" Ya...

Kulihat ia memejamkan mata disana. Bibirnya tampak sangat merah. Dan bisa kulihat juga Vian punya bulu mata yang panjang.

" Kamu bilang pernikahan ini tanpa cinta kan! "

"..."

" Mari kita sama sama belajar mencintai"

Aku agak kaget saat matanya terbuka. Matanya jernih sekali bahkan pantulan wajah ku ada didalam nya. Ia menatap ku dengan menunggu apa yang ia nyatakan.

" Babaik lah.. "

Kulihat Vian tersenyum lebar.

" Kalau begitu cium aku! "

" Apa!! "

" Cium aku! Disini!!! " Ia menunjuk bibir nya.

Aku melihat kedepan. Leo pasti sudah mendengar percakapan kami. Aku sangat enggan melakukan hal beginian didepan orang apalagi ini Vian?

" Anggap Leo itu tiang! Kalau ga mau aku akan menari seperti tadi" Ancam nya membuat ku syok. Tiba-tiba ia memegangi celananya dan mau membukanya

" Stop! Okey Vi.. Jangan  gila lagi" Kata ku menghentikan tingkah konyol nya. Dan ia tersenyum manis.

" Cium aku sampai 3 kali"

aku terperangah. Sekali saja rasanya sangat memalukan apa lagi 3 kali. Pipi ku terasa panas aku tidak pernah memulai mencium seseorang terlebih dulu. Dan ini tentu berat bagi ku. Vian dikepala masih sosok sepupu. Mencium Farel yang nota beni adik kandung aja aku enggan. Apalagi ini Vian. Ini adrenalin yang sesungguhnya

" Satu....

Eh..

Aku meneguk air liur. Ini benar benar gila. Vian mengancamku dengan tarian erotis nya didalam mobil. Dan bisa bisa saja malah membuka jendela mobil. Kegilaan Vian kan tidak pernah yang tau. Dan itu akan menjadi hal memalukan dalam sejarah.

Bim salabim aku harus cepat melakukan nya sebelum berubah pikiran.

Aku membungkuk dan memegangi kepala nya sambil memejamkan mata.

Bibir ku menyentuh geleyer bibir milik Vian.

Hanya menempel saja. Itu pun kepala ini sudah mau meledak.

" Satu.. !Jangan anggap aku sebagai sepupu mu lagi... " Katanya.

Aku diam. Melihat matanya yang nampak fokus menatap ku. Ini perlu proses tapi mat disana seakan menuntut ku.

membungkuk lagi tanda menyepakatinya dan mencium bibir nya lagi. Kali ini kepala ku di tekan Vian. Ia balas mengesap bibir ku.

Sontak aku menarik diri melihat nya juga memerah.

" Dua! Tidak ada lagi jarak diantara kita. Aku dan kamu adalah sepasang suami istri.  Okey...! "

Kutarik nafas beberapa kali. Aku mengangguk.

Lalu ia merambat naik. Dan langsung memegang rahang ku. Langsung menyerang bibir ku. Kali ini ia langsung menyelipkan lidah nya. Kurasakan tuntutan lidah nya semakin menuntut. Sungguh aku merasakan panas dimana mana. Malu dan juga gejolak aneh yang muncul dengan tiba-tiba. Ciuman seperti tadi malam yang juga sudah lebih dari hubungan sepupu kami. Aku dan Vian sebagai wanita dan pria dan kamu baru membina rumah tangga.

" Ketiga! Aku tidak ingin kamu memikirkan pria lain! "

Ia membulatkan matanya. Dengan agak menggertakan gigi.

" Ya aku akan mencoba semua nya" Sahut ku serasa salah tingkah ia tatap seperti itu.

" Good! Terimakasih Fayza..

Terakhir ia mencium kening ku dengan dalam. Aku ikut memejamkan mata ya kurasa ini memang sebuah pilihan. Aku akan mencoba semua nya.

Vian kembali ke posisi nya sambil melihat jam tangan nya.

Kulihat juga mobil mulai membelok.

" Kita akan langsung ke V.E "

" Dokter nya bagaimana?? "

" Ternyata aku keliru. Bukan hari ini" Jawab Vian disana lalu nyengir.

" Oh! Baiklah...

*

*

Kami tiba 1 jam kemudian setelah terjebak oleh macet. Mobil langsung menuju lantai atas yang melingkar. Hingga kulihat ada gerbang dinding yang terbuka. Aku pikir itu buntu. Mobil melaju dengan cepat dalam lorong yang seperti nya makin naik keatas. Tak ada mobil-mobil lain terlihat seperti di lantai sebelum nya.

Hampir 2 putaran hingga mobil berhenti dan didepan sana tampak berjejer mobil mobil yang tampk mewah dan terlihat sekali kelasnya. Mata ku fokus pada plat nya yang depan nya VR.

Apa itu singkatan dari nama Varo. Apakah semua mobil itu milik Varo?

Aku kaget saat pintu mobil terbuka dan seseorang yang seperti nya orng Vian membuka kan ku.

Aku segera keluar. Disana tampak Siska, wanita cantik dengan tubuh  profesional itu berdiri disana dengan senyum manis. Kulit wajah nya sangat glowing bikin minder saja tapi ia menunduk dengan hormat.

" Selamat atas pernikahan nya Nyonya" Ucap nya terlihat tulus.

Aku menatap nya sebentar lalu mengangguk. Dan tau tau pinggang ku di seret Vian ke sisinya.

" Terimakasih Siska.. " Sahut Vian lalu menggiring ku kedepan. Di belakang Leo dan Siska mengikuti. Aku jadi kikuk sendiri kalau sedang diikuti oleh orang-orang Vian ini. Mereka semua terlihat sangat berkelas.

Lalu pintu otomatis segera terbuka dengan beberapa orang orang memberi kami salam. Vian tampak ramah disana. Berbeda dengan sikap mereka yang tampak tak berani melihat kearah Vian ataupun kami.

Kemungkinan besar yang mereka lihat adalah Varo, sipenindas yang kutebak tempramen nya buruk jika mereka ini melakukan  hal kecil.

Lantai yang aku pijaki ternyata sangat mewah gaya metalik dengan sentuhan modern yang kental.

Apakah ini lantai hanya khusus untuk Varo. Apakah disini juga Varo tinggal saat menduduki pimpinan disana dalam bentuk tubuh Vian? Mungkin juga selama dia menjadi Varo ini tempat tinggal nya.

" Apakah Om dan Tante tau kamu memiliki bisnis ini? " Tanya ku mencoba mengorek tentang Varo dari Vian.

" Mami-Papi Fayza. Bukan om dan tante lagi! " Kata Vian menarik leher ku dengan sikuk nya.

" Iya. Sorry! "

" Mereka tidak tau, kalau mereka tau nanti papi Andhika iri anak nya lebih sukses dari dia" Bisik Vian masih saja menyelipkan guyonan nya.

Itu artinya Om dan Tante Lily tidak tau tentang Varo. Apakah sebersih itu Vian juga menyembunyikan hal itu pada mereka. Padahal mereka sangat dekat. Mungkin saja Vian menyadari kejanggalan pada dirinya saat umur 17 tahun. Dan segera mengungsikan diri keluar sana.

Lalu didepan ku Siska membukan pintu dengan pintu besi yang mendominasi.

Saat dibuka tercium bau bunga yang sangat harum dan dingin nya udara seperti baru memasuki pegunungan kutub yang penuh bunga nya.

Saat masuk ruangan itu berwarna orange dengan cahaya terang seperti matahari. Kulihat Vian agak kikuk dengan ruangan nya sendiri. Mungkin ia merasa si penata dadakan ruangan nya sangat berlebihan.

Dan disana Siska meringis diam diam melihat reaksi Vian yang tak begitu menyukai nya.

" Nah jadi disini kalau sedang kerja! " Kata Vian sambil mengusap tekuk leher nya. Mata nya mengerjap sendiri merasa sangat silau.

" Ahahaaaa terang sekali ya Fay.. , Sis. Matiin 2 mata lampu disana. Mata ku sakit melihat cahaya nya" Cecar Vian disana segera di ikuti Siska.

Aku menelaah setiap sisi tempat itu. Tak ada yang bisa di cari tau. Mereka sudah menyembunyikan perabotan versi Varo. Dan aku penasaran apakah disini ada kamar pribadi si Varo yang kejam itu??

" Duduk lah.. Ini sudah milik nyonya besar... " Katanya disana lalu mendudukan ku di sebuah kursi putar yang seperti nya juga baru.

" Sis.. Jelaskan departemen apa saja yang ada disini. Istri ku akan memilih tempat dia untuk bekerja!! " Perintah Vian kepada Siska yang sudah setia berdiri disisi kiri dengan Leo. Sedangkan pria itu duduk di kursi kebesaran disana dengan canggung. Aku menebak setelah ia menjadi Vian. Kerjaan nya hanya keluyuran saja.

" Baik Pak"

Siska lalu mengarahkan ku ke dinding yang tentu sudah ada alat LCD proyektor dan remote di tangan nya. Ia segera menyalakan dan memulai dengan memepekenalkan Varo Entertainment. Varo Entertainment ini ternyata perusahaan besar yang ada di Jerman dan ini merupakan  salah satu cabang nya.

Dan di sana Siska menjelaskan dengan detail departemen departemen dibagian perusahaan itu. Aku mendengarkan dengan seksama tanpa memotong penjelasan Siska.

Setelah setengah jam ia mempresentasikan semua nya dengan sempurna kulihat Siska tampak lega. Sedari tadi dia tampak tegang.

Dan yang aku tangkap adalah Varo Entertainment ini memiliki artis artis ternama yang juga go internasional. Memiliki beberapa nama model dengan bayaran mahal. Itu artinya Varo sungguh punya skill besar mampu membesarkan bisnis ini. Ini memang sangat diluar jangkauan ku yang hanya bergerak dibidang angka-angka. Aku tak begitu mengerti konsep yang diterapkan Varo.

Kulihat Vian disana malah asik mengemil sambil main game dengan kaki ke atas meja nya.

" Okey! Aku ingin di bagian Keuangan saja! " Kata ku lebih memilih aman ketimbang mengobrak abrik manajemen disana. Kalau masalah proyek-proyek tender aku masih mengerti tapi kalau ini sangat bertolak belakang.

" Baik nyonya" Sahut Siska.

" Aku tidak mau identitas ku diketahui orang lain selain semua yang ada disini" Pinta ku menarik perhatian Vian yang mencondongkan tubuh nya.

" Mereka disini juga tidak tau kan kalau pimpinan mereka sudah menikah?? " Tanya ku lebih kepada Vian.

" Mereka jelas tau. Gosip tentang Varo. Maksud nya Meliviano seperti minyak tanah cepat menyebar. Tapi mereka tidak tau siapa istri ku! Kehidupan Private keluarga adalah nomor satu! " Umbar nya disana.

" Bagus lah aku jadi penasaran bagaimana kamu di mata mereka " Kata ku dengan senyum penuh arti. Wajah Vian tampak kaku. Aku tau ada yang ia takutkan. Misalnya dengan Perempuan-perempuan Varo  seperti yang ia bicarakan dengan Leo saat ditelepon. Jujur ini sedikit membuat ku tidk tenang. Aku bahkan belum merasa siap dengan kejutan-kejutan yang akan ku temukan. Apalagi tentang perempuan lain. Mengingat kelakuan Arland saja membuat ku patah arang. Bagaimana kalau Vian lebih parah!!

Vian mengusap muka nya " Kamu hanya akan terbakar cemburu buta sayang... Melviano ini incaran  kaum hawa! Jadi jangan mudah terpengaruh" Ucap nya disana dengan bangga lalu terkekeh. Aku tau ia menutupi kegugupan nya.

" Ya.. Kita lihat nanti" Jawab ku lalu mengalihkan mata kembali ke layar.

"Okey aku akan segera bekerja disini! Aku perlu data data semua pemegang saham disini dan silsilah nama nama pejabat yang terkait disetiap devisi! Kamu kirimkan saja ke email ku. Nanti kamu kirim nomor pribadi mu ke aku! " Pinta ku pada Siska.

" Iya nyonya"

" Aku juga perlu mama artis yang menjadi icon disini" Sambung ku lagi.

Siska kembali mengangguk.

" Aah ini sudah jam makan siang. Bagaimana kalau kita makan dulu Fay? " Ajak Vian kemudian.

Aku tak menolak. Kebetulan juga aku mulai lapar. Dan kami segera keluar dari sana.

Saat mobil sudah nyaris keluar dari area parkir dibawah tiba-tiba saja ada mobil lain menghadang.

" Ho! Siapa itu? " Tanya Vian saat mobil direm mendadak.

" Saya akan memeriksa nya Pak" Kata Leo lalu keluar dari sana.

Aku bisa melihat sekilas di dalam mobil ada perempuan rambut panjang. !nafas ku keluar. Belum apa apa juga mereka sudah Bermunculan! Perempuan Varo!

Dan benar saja sipengemudi itu seorang perempuan dan aku mengingat wajah nya itu kan wanita yang bilang sedang hamil anak Vian? Kulirik Vian yang tampak serius tapi juga sedikit panik.

Disana kulihat Leo menangkap tangan gadis itu yang tampak mengomel ngomel. Aku akan cari tau sendiri. Saat membuka pintu. Vian mencegat ku.

" Tidak perlu! Dia bukan siapa-siapa! Dia salah satu model di agency! Percaya dengan ku Fayza! Kedudukan ku disini banyak dijadikan panjat popularitas! Dia salah satunya"

" Benarkah! Aku akan membuktikan nya" Kata ku tidak percaya dengan Vian.

Vian melepaskan tangan nya dengan agak menggertakan gigi nya.

Okey! Siapkan mental mu Fayza. Aku yakin Vian atau Varo punya sejarah yang lebih tajam dari Arland.