Chereads / One Night with a pervert Cousin / Chapter 21 - Dua Puluh Satu

Chapter 21 - Dua Puluh Satu

Author Pov...

Fayza dan Vian belum sadarkan diri dari kecelakaan itu. Dan ini sudah 2 hari. Kedua nya sudah di pindahkan ke ruang opname di Rumah Sakit itu selama itu juga Arland lebih banyak mehabiskan waktu nya di Rumah Sakit. Bahkan ia mengerjkan pekerjaan nya di sana walau hanya memeriksa berkas berkas dan menadatangani.

Liana menarik nafas panjang melihat sosok pria itu di pojok sofa dengan mata sudah dilingkari warna hitam. Arland yang mengaku sebagai pacar puterinya. Walau masih mengejutkan juga menggembirakan kalau Fayza ternyata hebat juga punya pacar berwajah tampan itu. Juga adalah atasan di perusahaan Fayza bekerja, meski ia sudah mendengar dari suaminya. Papa Farid tentang pria itu dari Gavin dan merasa khawatir. Tapi melihat raut sedih Arland dan caranya menjaga Fayza seolah mengenyahkah pandangan buruk dari cerita Gavin.

Liana juga ikut bangga kalau Gavin. Masih menyukai Fayza meski ada pria yang mengakui kekasih nya. Dan pria itu tetap membesuk walau terkadang ia merasa gugup setiap Gavin membesuk maka ada atmosfer tak nyaman dari Arland. Mereka seolah siap adu otot walau ada amarah sebelumnya yang terselip Liana bangga puteri nya seperti sedang di rebutkan, bahkan ia ingin sekali Fayza bangun dan melihat hal tersebut. Ia ingin puteri nya merasa pesimis dengan dirinya yang memang dikenal "tidak disukai orang". Dan melihat ada pria pria berwajah menawan dengan latar belakang yang sama sama kuat.

Ia mendekat kearah pria muda itu. Dan Arland tampak kaget melihat Liana didepan nya membawakan makanan yang sudah berisi lauk, sayur dan sambel.

" Makan lah! Sejak pagi Ibuk tidak melihat mu makan!! "

Arland tersenyum pahit. Ia memang tak memikirkan dirinya saat ini. Pikiran nya hanya fokus pada Fayza.

Liana kembali menyodorkan sepiring makanan itu padanya. Lalu meletakkan nya keatas meja.

" Kamu tau! Fayza itu tipe yang perfeksionis! Dia akan sangat benci kalau orang yang disayangi nya akan jatuh sakit!! , apa kamu mau melihat nya sedih?? "

Arland mengangguk dan mencerna perkataan Liana bahkan ia ragu apakah nantinya setelah Fayza bangun ia bisa melihat kesedihan itu dari matanya.

" Saya melakukan kesalahan terbesar padanya! Saya ragu apakah nanti dia akan bersedih melihat saya begini?? " Entah kenapa Arland mengungkapkan nya pada Liana.

Ia memang punya Ibu. Tapi Ibu yang bersama nya sebenarnya bibinya, dan meski ia juga menyanyanginya  ia tak pernah sekalipun menceritakan kesedihan nya. Apalagi Ibu pengganti nya sudah mengalami gangguan kejiwaan. Selain kehilangan tompangan sandaran bahu ia sudah kehilangan membawa diri dari kenangan pahit nya tentang seorang wanita atau tentang Ibu Kandungnya, penyebab pandangan nya tentang wanita nakal yang harus diperlakukan  buruk.

Liana menarik nafas dalam melihat sorot dalam pria ini yang menggambarkan kesalahan nya dan ia yakin kesalahannya memang tak termaafkan, entah apa itu kesalahan nya tapi pria ini sangat menyesalinya. Mata itu redup seolah sedang tidak berpijak di sana. Ia duduk disebelah Arland dan menyandarkan punggung tangan nya kebahu pria itu.

" Fayza terkesan dingin diluar tapi sebenarnya hatinya sangat tipis! Dia tidak akan sekejam itu dengan orang yang menyakitinya!! Dan dia juga akan mengutuk dirinya juga kalau dia menyebabkan kamu nanti malah sakit"

Arland menoleh dan kembali tersenyum tipis. Perkataan Liana memang ada benarnya ia juga harus menantikan Fayza membuka mata dan itu harus dengan kondisi dia yang baik.

" Makan lah! Ini masakan kesukaan Fayza! Ibuk juga merapalkan doa yang banyak pada makanan ini semoga dia segera membuka mata dan kembali berkumpul"

Arland memandang sepiring nasi dengan Ayam goreng yang tampak lezat itu. Ia memang tahu kalau Fayza sangat suka lauk Ayam. Hati nya sedikit kokoh dan mengambil sendok disana. Memakan kesukaan Fayza seperti sedang makan bersamanya. Dan saat memakan suapan pertama bumbu ayam itu sama persis dengan olahan Fayza.

" Ini sangat persis olahan Fayza Buk! " Kata nya sambil tersenyum samar dan melahap makanan disana yang tadi nya malas sekarang lebih bersemangat.

Mendengar itu Liana merasa desiran darah nya di rahang ia merasa ingin menangis. Ia benar benar tidak tau bagaimana Fayza berinteraksi dengan pria ini tapi ungkapan Arland seolah menggambarkan kedekatannya dengan puterinya. Fayza tidak mungkin asal membuatkan masakn keorang lain kalau bukan orang itu spesial untuknya.

" Terimakasih ! Maaf saya malah merepotkan Ibuk disini" Kata Arland selesai mehabiskan sepiring nasi itu.

" Tidak masalah sama sekali Arland! Kamu terlihat sangat peduli dengan puteri Ibuk. Itu sudah membuat ibu bangga dengan nya. " Jawab Liana.

Ponsel Arland lalu berbunyi.

" Saya angkat ini dulu Buk" Arland permisi dengan sopan. Ia lalu beranjak dari sana,  keluar dari ruang inap Fayza.

Yang menelepon adalah Om nya. Saat keluar dari arah depan tampak Gavin menuju kesana.

" Mau apa lagi dia kesini" Gerutu nya sambil mengangkat telepon.

" Ada apa Om? "

" Kamu ada dimana Arland? " Tanya Om Joseph. Adik Ibu Kandungnya.

" Ada apa Om nelpon? " Ia malah balas bertanya.

" Apa kau tau! Aku di kantor mu! Kata Sekretaris mu kamu sudah 5 hari tidak masuk! Kamu dimana saja? "

" Dirumah sakit! Langsung aja Om. Om mau apa? Uang!! "

" Jaga bicara mu Arland! Ingat bagaimana aku memperjuangkan mu di depan keluarga Besar Anthony! Kalau bukan aku! Kita hanya makan dijalanan!! "

Mendengar itu Arland menjadi gusar. Ia mengusap rahang nya yang semakin penuh semak belukar.

Paman nya ini memang yang mengembalikan ia ke keluarga Anthony. Sebelum nya ibu kandung nya menikah dengan Anthony tapi hanya pernikahan kontrak. Meski sah tapi hanya berjalan 1 tahun. Setelah berpisah ternyata Ibunya hamil Arland. Itu tanpa sepengetahuan Anthony. Ibunya menolak untuk memberitahu keberadaan Arland. Ibunya sakit hati karena hubungan Anthony dengan pacar lamanya yang saat ini adalah ibu tiri nya.

Ibu nya membenci nya dan juga menjual diri sebagai bentuk rasa sakit hatinya hingga meninggal karena sakit 12 tahun yang lalu. Perlakukan ibu padanya pun sangat buruk sering juga membawa berbagai macam pria didepan nya! Dan bercinta didepannya. Ibunya melampiaskan kemarahan nya padanya dia bilang ia sangat mirip dengan Anthony! Setelah meninggal, Baru Joseph membawa nya ke keluarga itu dan dibuktikan kalau ia memang anak kandung Anthony. Tapi setelah kembali pengakuan memang ada dari keluarga besar tua Anthony tapi tidak kepada Anthony ia malah mengirim Arland ke Adik sepupu nya Ibu Rosa untuk merawat nya beruntung Ibu Rosa menerima dan memberikan nya kasih sayang hanya saja pandangan Arland kepada seorang wanita menjadi negatif. Ia membenci wanita murahan. Dan sangat enggan berkomitmen mengingat bagaimana hancurnya wanita yang melahirkan nya sampai ikut membenci dan menjual diri nya  kedua. Pernikahan Ibu Rosa juga hancur karena perceraian yang mengakibatkan mentalnya terganggu. Itu alasan Arland tidak menginginkan berkomitmen. Mempermaikan wanita yang ia pandang layak  tapi juga menghormati wanita baik baik seperti Fayza. Ia seolah melihat Ibu penggantinya Ibu Rosa yang baik hati pada Fayza. Apalagi Ibu Rosa yang terganggu mental nya sangat menyukai Fayza.

" Apa kau tau!! Istri Ronald sudah melahirkan. Anak pertama nya laki laki! Apa kamu masih berpikir untuk tidak menikah! Kamu mau menjadi gelandangan! Aku yakin kalau Ronald menggantikan jabatan Presdir mu! Dia akan menendang mu dari perusahaan dan membuat akses kerajaan nya sendiri! Kamu siap jadi gembel hah..!! "

Telinga Arland rasanya panas mendengar rentetan tuntutan Joseph! Walau semua nya benar dan ia sudah terlanjur dimanjakan oleh kemewahan yang keluarga Anthony berikan. Walau ia masih punya otak cemerlang dan kedudukan dari pihak Ibu Rosa hanya saja jabatan sebagai Presdir kalau di ambil Ronald. Adik tiri nya yang haus harta itu rasanya itu adalah kekalahan. Lagipula ia yakin perusahaan akan hancur kalau Ronald yang memimpin ia tau betul bagaimana anak manja itu hanya tau menerima hasil ketimbang berjuang. Tapi syarat menikah yang di inginkan Anthony tentu membuat nya gusar. Ini tentang prinsip yang sudah lama ia tanamkan. Walau setelah ditinggalkan Fayza ia sempat memikirkan hal itu. Ingin mengikat Fayza dalam pernikahan agar wanita itu tidak pergi lagi! Hanya saja sekarang wanita itu membencinya dan mengalami koma!

" Jangan membentak ku Om! Aku tau yang aku lakukan! Sudah aku tutup! " Arland ikut berang. Ia segera menutup teleponnya. Pikiran nya bertambah kalut, Lalu memukul dinding rumah sakit dengan keras. Nafas nya masih terasa berat. Ia lalu berjalan lurus dan menuju taman rumah sakit ada smoking area. Ia segera mengambil 1 batang rokok. Biasanya rokok ini akan ia isap kalau hanya bersama teman teman bejat nya  tapi akhir akhir ini teman nya adalah rokok ini. Tangan nya lalu mengambil ponsel nya lagi. Ia ingin mendengar suara  dan melihat wajah Ibu nya  Ibu Rosa. Yang saat ini ada di Surabaya untuk menjalani perawatan. Biasanya kalau ia sedang sedih Ibu Rosa selalu memeluknya.

Panggilan Video Call tersambung tak lama kemudian panggilan itu di angkat. Ada wajah adik nya Vania. Yang masih berumur 16 tahun.

Gadis belia itu tampak kaget melihat wajah tak terurus Arland. " Bang  ini abang? " Tanya gadis itu setengah tertawa.

Arland tersenyum pilu. Ia juga merindukan tawa riang Vania. Vania juga sangat manja dengan Fayza. Walau Fayza irit bicara tapi ia selalu berusaha mengikuti kehendak Vania yang kala itu masih Smp.

" Iya ini stlye baru. Apa begitu jelek? Hm?? "

Vania disana tertawa lagi" Keren sih bang! Tapi kok abang kayak ga berkharisma lagi sih?? Kak Fayza mana?? Vania lama ga ketemu kak Fayza!! "

Arland hanya diam saja" Fayza sakit! Doakan dia semoga cepat sembuh ya Van!! Mama mana?"

" Mama? Lagi tidur bang! Kakak Fayza sakit apa? " Wajah Vania terlihat ikut sedih.

" Dia kecelakaan dan koma! "

" Apa- ko koma.. Kak Fay..

" Jangan kasih tau Mama! Doakan saja Fayza sembuh! "

Vania mengangguk disana dan ia ikut terdiam masih rada tidak percaya.

" Bisa Abang liat Mama? "

" Hm! Tentu"

Kemudian Vania disana membawa ke sebuah kamar dan sorot kamera jatuh ke wanita yang sudah berumur sedang tertidur lelap. Arland tersenyum melihat Rosa tertidur pulas.

" Kalian sehat saja kan Van?? " "

Kamera kembali kewajah Vania. Ia mengangguk. " Tapi tadi malam Mama bilang mau ke Jakarta! Katanya rindu dengan Kakak Fayza! "

"... "

" Abang yang sabar ya! Vania doain semoga Kak Fay siuman! Dan bisa ketemu Mama juga! "

" Ya. Terimakasih Van. "

Panggilan lalu di tutup.

Arland mengisap rokok nya lagi. Lalu matanya tertuju pada Gavin. Yang berjalan di lorong terbuka seperti nya dia sudah selesai membesuk Fayza. Ia pun segera mematikan putung rokok dan beranjak dari sana.

Gavin mengambil remote mobil nya disaku kerjanya. Tiba-tiba bahu nya ditarik kebelakangm tampak Arland dengan wajah sangar nya disana.

" Loe masih punya muka disini! Jangan temui Fayza lagi!!! "

Gavin tertawa mengejek. Didepan nya ini ia anggap hanyalah sebagai sampah. Pria busuk yang pernah membuat hancur sahabatnya. " Siapa loe! Loe hanya ngaku pacar saja kan! Bukan suami nya!! "

Arland langsung menarik kerah Gavin. Rasanya ia ingin melayangkan kepalan kewajah tampan duda itu.

" Lepaskan tangan busuk loe!" Loe hanya anak yang tidak pernah dianggap ada oleh Bokap loe!!

Bugh

Gavin terhuyung dan nyaris terjatuh. Pukulan Arland cukup keras juga. Hingga kemudian orang disana langsung menahan kedua nya yang akan saling memiting otot lagi. Arland sangat naik pitam terlebih ocehan Gavin yang menyebut tentangnya. Dan kebetulan dari arah lain Erwin tampak berlari kencang kearah kerumunan, ia memang sedang mencari atasannya tersebut.

Hingga melihat objek kerumunan disana. Erwin semakin gusar menerobos ketengah. Dua pria yang dicekal saling lepas dari cekalan orang orang disana terhentak saat mendengar Erwin membuka suara.

" Mba Fayza sudah siuman"

"Loe bilang apa?? " Tanya arland berusaha melepas tangan pria besar yang mengukung nya.

Erwin menarik nafas lagi. Ia sampai tidak bisa menahan senyum dan rona kebahagian nya.

" Iya Pak. Mbak Fayza sudah siuman! "

Arland maupun Gavin tentu merasa ini berita baik. Kedua nya segera melepaskan diri dari sana dan melangkah balap balapan menuju ruangan Fayza yang saat itu sedang diisi oleh Dokter.

Liana, Farid maupun Farrel telihat bahagia meski ada rona ketegangan disana. Ada juga Lily yang ikut memeluk Liana ia ikut senang Fayza duluan siuman ia berharap Putera Bebal nya juga akan segera menyusul.

" Fayza.. Bagaimana Fayza? " Tanya Arland ingin menerobos masuk tapi di tahan Gavin.

" Jangan sentuh Gue! Loe..

" Pak! Sabar dulu dokter sedang memeriksa nya!! " Kata Erwin mencoba menenangkan Arland.

" Be smart " Kata Gavin disana mengolok.

Arland medengus jengkel. Ia pun terpaksa menahan emosi nya untuk Gavin.

Disisi Lily meringis melihat 2 pria disana yang di gandang gandang saingan berat Vian. Kedua nya punya bobot yang ada taring nya. 1 keluarga Cendana 1 nya anak pengusaha tersohor yang juga tak mau kalah. Kalau Vian? Ya Vian puteranya yang juga punya aliran darah biru tapi ia merasa Vian pilihan paling tidak memungkinkan.

" Ayolah Vian.. Bangun.. Lihat Fayza mau di ambil mereka " Ringis nya disana dalam hati.