Senyuman Chen Xiaoxiao membeku, mendesahkan napasnya dengan ringan dan dengan nada yang kecil mengatakan, "Tentu saja karena masalah Siwan! Sampai sekarang belum memberikan satu kabarpun, kali ini ia benar-benar sudah keterlaluan."
Setelah mengatakannya ke Yun Jianyue, Chen Xiaoxiao pun berjalan menuju dapur, sedangkan Yun Jianyue berdiri diam di depan tangga, menolehkan kepalanya dan melihat ke ruang tamu. Melalui kaca, samar-samar melihat ke sosok yang tinggi itu, kemungkinan besar adalah Gu Zhishen.
Sungguh aneh sekali, sebelumnya ia sama sekali tidak pernah bertanya tentang kabar kakaknya. Lalu, kenapa sekarang tiba-tiba sengaja datang ke rumah untuk mempertanyakannya? Selain itu dengan sangat kebetulan pada hari ini juga Yun Jianyue juga baru saja datang!
Yun Jianyue kembali ke kamarnya sambil memikirkan hal ini. Ia melepas semua bajunya dan mandi.
Kamar mandi Yun Jianyue pun mengeluarkan suara gemericik air dan kaca kamar mandi mulai memburam. Yun Jianyue saat ini sedang berdiri di bawah kepala pancuran yang mengguyur air hangat dan menghilangkan rasa capeknya hari ini. Dengan perasaan yang segar diguyur air hangat, ia sambil bernyanyi, "La la la..."
Yun Jianyue yang bernyanyi berdiri membelakangi pintu kamar mandi, sama sekali tidak memperhatikan bahwa pintu kamar mandinya sedang dibuka dengan perlahan. Ia pun tanpa menyadarinya masih melanjutkan nyanyiannya, "La la la~~"
"Pong!"
Suara sesuatu yang jatuh ke lantai menarik perhatian Yun Jianyue, kedua matanya yang berkabut tiba-tiba membesar, mulutnya membuka besar dan hampir mau menjerit keluar.
Gu Zhishen dengan cepat menutup mulutnya itu, alis pedangnya mengerut, "Shih! Kamu mau memanggil semua orang ke kamarmu dan melihat dirimu sekarang ini?"
Tangan satunya lagi menutup pancuran air yang masih menyemprotkan air hangat.
Kata-kata Gu Zhishen berlanjut, tatapan matanya juga ikut menurun…...
Tangan Yun Jianyue tidak tahu harus menutupi bagian mananya, baik atas maupun bawah, semuanya tidak bisa ditutupinya dengan betul. Kemudian ia pun terpikir, ia segera menutupi mata Gu Zhishen dengan tangannya, mulut yang ditutupi Gu Zhishen pun berkata dengan buram tidak jelas, "Jangan lihat... Dasar bajingan!"
Gu Zhishen berkata dengan nada rendahnya, "Dari badanmu ini, bagian mana yang belum pernah aku lihat?"
"Pokoknya tidak boleh lihat! Brengsek!" Yun Jianyue menolehkan kepalanya membebaskan diri dari tangan Gu Zhishen yang menutupi mulutnya. Suaranya juga menjadi jelas bercampur dengan nada marah dan panik!
Matanya menyapu ke rak yang ada di sebelah, menggigit bibir bawahnya, dan dengan hati-hati melangkah setengah langkah. Kemudian satu tangannya tetap menutup mata Gu Zhishen, satu tangannya diulurkan untuk berusaha mengambil handuk mandi yang ada di rak.
Karena lengan tangannya yang kurang panjang, ia menjinjitkan kakinya dengan susah payah. Namun, ia juga harus memastikan tangannya yang satunya benar-benar sudah menutupi matanya Gu Zhishen dengan erat. Lelaki ini tentu tidak boleh melihat dirinya yang sedang telanjang, kan!
Jarak jari tangannya dan handuk mandi hanya tersisa 0,1 mili lagi, Yun Jianyue menahan napasnya, dan menjinjit dengan susah payah melakukan usaha terakhir.
Jinjitnya terlalu tinggi, lantai kamar mandi juga basah dan licin, sehingga ia pun mulai tidak stabil. Sedetik kemudian keseimbangannya mulai goyang dan ketika tangannya mencapai handuk mandi, ia pun terjatuh ke lantai.
"Aa..." Yun Jianyue ketakutan hingga menjerit keluar.
Tangan yang menutupi matanya tiba-tiba terbuka. Gu Zhishen yang melihat Yun Jianyue sudah mau jatuh, dengan cepat menangkap pinggangnya dan menyelamatkannya.
Yun Jianyue melihat Gu Zhishen telah mengarahkan pandangannya ke badanya, tidak peduli untuk berdiri dulu dari lantai, ia dengan cepat menutupi badannya dengan handuk mandi. Handuknya pun juga menutupi telapak tangan hangat dan besar Gu Zhishen yang melingkar di pinggangnya itu!
Gu Zhishen membantunya berdiri, namun jantung kecil Yun Jianyue mendebar dengan kencang. Yun Jianyue pun langsung mengangkat kepalanya dan berkata dengan galak, "Lepaskan tanganmu!"
"Kamu sedang memberikan perintah kepadaku?" Alis mata Gu Zhishen meloncat, tidak banyak orang yang berani memerintahnya.
Gadis kecil, dari mana kamu mendapatkan keberanian ini?
"Kenapa kalau aku memerintahmu? Aku masih ingin memukulmu!" Kedua tangan Yun Jianyue menutup badannya dengan erat, matanya membuka lebar bagaikan mau menghembuskan api, "Siapa suruh kamu masuk ke kamarku dan mengintipku mandi! Hal yang tidak tahu malu seperti ini pun bisa kamu perbuat, apa kamu tidak malu pada dirimu yang sebagai presdir dari Bolun?"
"Mengintip?" Gu Zhishen sekali lagi bertanya balik kepada Yun Jianyue. Ia masuk ke kamar istrinya, masuk ke kamar mandi istrinya, melihat istrinya yang sedang mandi, apa ini bisa dikategorikan sebagai "Mengintip"?
"Apa? Masih tidak berani mengaku?" Yun Jianyue sangat marah sekali, tidak pernah bertemu dengan orang yang tidak tahu malu sepertinya ini, bagaimana ia bisa mengintipnya ketika sedang mandi?
"Seorang pria yang tidak memiliki hubungan apapun pada kondisi tidak mendapatkan persetujuan ketika memasuki kamar mandi seorang gadis, itu baru dinamakan mengintip. Aku memasuki kamar istriku, kamar mandi istriku, ini juga bisa dikatakan mengintip? Apa ketika aku mau masuk ke kamar istriku aku harus menunjukkan akte nikah sebagai kartu pintu? Aku sih tidak masalah, takutnya kamu yang bermasalah!" Mata Gu Zhishen yang tajam menatap kepadanya, tangan yang terletak di pinggang Yun Jianyue juga mengerat.
"Kamu..." Giginya yang putih menggigit bibir bawahnya dengan kuat, padahal hal yang dikatakan Gu Zhishen sama sekali tidak masuk akal, tetapi dirinya tidak memiliki kepercayaan diri untuk membantahnya sama sekali. Yun Jianyue sangat marah sehingga pipinya menggembung seperti seekor katak.
Gu Zhishen membebaskan satu tangannya, jari telunjuknya menusuk pipinya yang menggembung itu, pipinya langsung tampak seperti bola yang mengempis dan memperlihatkan wajah kecilnya yang cantik.
"Siapa yang mengizinkanmu membawa Su Xu ke rumah keluarga Yun? Bahkan berani mengumumkan pada keluargamu bahwa dirinya itu adalah pacarmu. Kini aku bertanya kepadamu, aku ini siapanya kamu?" Ekspresi wajah Gu Zhishen terlihat kaku, mata yang jernih menatap ke Yun Jianyue dan membuat merinding.
Jantung Yun Jianyue menegang, ia tahu bahwa dirinya salah dalam masalah ini. Ia juga tidak berani berdebat dengan keras, dengan nada kecil ia menggumam, "Aku juga tidak mau begini, tetapi ibuku waktu itu sepertinya telah melihatmu mengantarku pulang. Kemudian ia juga tiba-tiba bilang ingin bertemu dengan Su Xu, kalau aku kasih tahu ibuku bahwa aku sudah putus dengan Su Xu..."
Gu Zhishen mengerutkan alisnya dengan kuat, dengan tidak sabar memotong kata-kata Yun Jianyue, "Aku bertanya, aku siapanya kamu?"
Alasannya itu sama sekali tidak diperdulikannya!
Nadanya itu bertambah keras dan membuat suara Yun Jianyue terhenti. Ia pun mengangkat matanya melirik ke Gu Zhishen. Dengan sekejap ia menundukkan kembali kepalanya dan terdiam.
Jari tangan Gu Zhishen yang panjang menangkap dagunya dengan kuat. Ia seakan menangkapnya sampai kulit sekitarnya mulai merah, Gu Zhishen menegaskan pertanyaannya tadi, "Katakan!"
Dagu Yun Jianyue ditangkap oleh Gu Zhishen. Ia pun terpaksa menatap ke tatapannya yang dingin dan tajam itu, tatapannya itu bagaikan mau melahap dirinya.
Bibir Yun Jianyue yang halus meremas ringan, dengan buram mengeluarkan kata itu, "Suami..."
"Ng?" Gu Zhishen bertanya sekali lagi karena ia tidak puas dengan suara Yun Jianyue yang terlalu kecil.
"Suami!" Yun Jianyue tidak tahan lagi dengan penganiayaan seperti itu, ia membentak dengan marah, "Jadi apa? Kita juga bukan ..."
Mata Gu Zhishen kemudian menyipit, seperti sudah tahu hal yang akan dikatakannya. Namun, ia justru menggunakan bibirnya untuk menutup mulut Yun Jianyue yang masih mau mengatakan kata-kata pahit untuk didengarkannya.
Mata Yun Jianyue membuka lebar, ia tidak memiliki tangan yang cukup untuk mendorongnya. Kedua tangannya saat ini tidak boleh melepaskan handuk mandinya, sekali lepas maka ia akan segera telanjang di depan Gu Zhishen.
Dagunya dipegang erat oleh tangan besar Gu Zhishen, mulutnya tidak bisa menutup, lebih memudahkannya mencium dirinya.
Bagi Gu ZHishen, bibir merah jambu Yun Jianyue yang halus bagaikan memiliki kekuatan magis. Setiap kali menciumnya, ia merasa tidak ingin melepaskannya lagi.
Pada awalnya, Yun Jianyue masih terpaksa menerima ciuman ini. Namun perlahan-lahan ia mulai kehilangan diri pada ciuman yang bagaikan badai yang ganas ini.
Malam ini ciuman Gu Zhishen sedikit berbeda dengan biasanya, bukan ciuman yang ganas namun lembut. Namun, ciumannya kali ini bagaikan hujan deras siklonal, begitu mendesak, begitu tidak sabar, mencium hingga bibirnya mati rasa, tetapi karena teknik ciumannya sangat bagus, membuatnya tidak bisa menolak.
Apalagi jantung kecilnya ini. Tidak tahu penyebabnya, ia berdebar dengan kencang, bagaikan mau melompat keluar dari badannya!
Ketika tangan Gu Zhishen yang ada di pinggang Yun Jianyue mulai menurun dari pinggangnya...
Yun Jianyue pun terkejut dan merinding.
"Ugh, lepaskan aku..."