Chereads / Ketika Tak Bertemu / Chapter 20 - Tidak Mengampunimu, Terima Kasih

Chapter 20 - Tidak Mengampunimu, Terima Kasih

Setelah ciuman yang berlangsung panas itu, akhirnya Gu Zhishen melepaskan bibirnya pada saat Yun Jianyue mulai merasa sesak napas. Pandangannya yang menatap dalam pada gadis ini, ia pun berkata dengan suara yang agak berat, "Kalau aku mendengar kata seperti suami-istri palsu atau kata cerai dari mulutmu lagi, aku tidak akan segan padamu, dengar?"

Saat terlepas dari ciuman itu Yun Jianyue akhirnya bisa kembali menghirup udara segar. Ia menarik napas dalam-dalam sambil mendengar ancaman Gu Zhishen. Kedua tangannya masih menangkap baju Gu Zhishen karena tadi ia bermaksud ingin mendorongnya walau akhirnya tidak berhasil.

Saat ini tatapan Gu Zhishen sangat mengerikan, seakan sedang memberi peringatan kepadanya bahwa bila ia berani mengatakan "tidak", maka ia akan langsung melahapnya bagaikan seekor bebek panggang.

Akhirnya Yun Jianyue hanya bisa menganggukkan kepalanya sebagai tanda dirinya sudah tahu.

Gu Zhishen sangat puas dengan jawabannya dan mengelus kepalanya, kemudian ia berkata, "Buka bajumu."

Apa?

Yun Jianyue hampir meloncat dari tempat duduknya, kepalanya hampir mengenai atap mobil. Ia pun menatap ke Gu Zhishen dengan rasa takut. Tatapannya memancarkan kewaspadaan dan kepanikan, 'Dia, apa yang ingin dilakukannya!'

"Obat!" Gu Zhishen mengambil obat semprot dari sakunya.

Yun Jianyue menghelak napasnya dengan lega, ia membalikkan badannya dan memamerkan bahu kirinya yang belum sembuh.

Gu Zhishen sudah mulai berpengalaman dan mulai mengusap bahunya dengan tekanan yang tepat.

Pada saat Gu Zhishen mulai mencium bibir Yun Jianyue, Xu Shi sudah mengangkat papan penghalang tempat duduk mobil bagian penumpang dengan perhatian. Alhasil, saat ini mereka berdua terasa sedang berada dalam ruangan pribadi di belakang mobil.

Yun Jianyue menahan rasa sakit dengan menggigit bibir bawahnya, namun jika dibandingkan dengan dua pengobatan sebelumnya, perawatannya yang sekarang sudah tidak sesakit sebelumnya.

Di dalam ruangan yang sunyi ini, selain ada suara napasnya yang menahan rasa sakit, juga terdengar sebuah suara napas yang mendesah dan bagaikan ada hembusan panas yang menyembur pada kulit halusnya,

Yun Jianyue menolehkan kepalanya dan melihat ke Gu Zhishen, dibawah lampu mobil yang redup bisa dilihat ia telah basah berkeringat, "Kamu merasa kepanasan?"

Yun Jianyue merasa sepertinya jari-jari Gu Zhishen juga mulai panas.

Gu Zhishen mengerutkan alisnya, satu tangannya lagi mendorong wajah Yun Jianyue menghadap ke depan, "Ini semua gara-gara dirimu!" 

Ya, di mata Gu Zhishen, kulit Yun Jianyue sangat putih. Ia juga memiliki garis leher yang sangat indah bagaikan angsa putih. Tulang punggungnya juga sangat seksi, membuatnya ingin menekan badannya di bawah badannya sendiri, membuatnya menangis di bawah sentuhannya.

Gambaran ini mulai menjelaskan isi kepalanya dan membuat suhu badan Gu Zhishen semakin tinggi.

'Gara-gara aku?' Yun Jianyue tidak mengerti, "Kamu sangat capek? Kalau begitu kamu boleh berhenti mengusap bahuku, sebenarnya memarnya sudah mulai memudar, pasti akan sembuh dalam beberapa hari ini."

Pikir Yun Jianyue, Gu Zhishen mungkin sudah sangat lelah dengan pekerjaannya sendiri, ditambahkan hari ini juga telah mengusap bahunya sebanyak dua kali, pasti tambah mentalnya sudah sangat lelah.

Yun Jianyue menjadi segan untuk merepotkannya lagi, ia mulai duduk rapi dan merapikan kemejanya.

Gu Zhishen melihat ke jam tangan dan melihat ia telah mengusap bahunya sekitar 30 menit. Ia pikir obat ini sudah cukup dioleskannya, maka ia pun berhenti.

Yun Jianyue mengancing kembali kancing kemejanya, memakai kembali jasnya dan kemudian mengucapkan terima kasih kepada Gu Zhishen.

Gu Zhishen tidak menatap balik, ia hanya membalasnya dengan suara, "Ehm." Gu Zhishen mengambil dokumen yang ada di dalam mobilnya dan membuka lampu baca.

Yun Jianyue melihatnya mulai bekerja lagi dan ia tidak berpikiran untuk mengganggunya lagi. Ia pun memilih duduk dengan tenang di sebelahnya.

Sebaliknya, Yun Jianyue tidak akan bisa menyangka bahwa tindakan Gu Zhishen mengambil dokumen hanyalah untuk menutupi selangkangan kakinya. Matanya sama sekali tidak bisa membaca isi dokumen tersebut, justru matanya melirik terus ke leher Yun Jianyue yang seksi itu.

Garis lehernya sungguh sangat mempesona, membuatnya ingin menggigitnya.

Mobil berhenti di depan rumah besar Keluarga Yun, Xu Shi turun dari mobil dan membukakan pintu buat Yun Jianyue.

"Terima kasih untuk hari ini, aku pulang dulu, selamat malam!"

"Besok pagi aku akan menjemputmu." Gu Zhishen mengatakan kalimat ini dengan matanya yang masih menetap ke arah dokumennya.

Satu kaki Yun Jianyue sudah melangkah keluar ketika ia mendengarkan kata-kata Gu Zhishen, ia membalikkan kepalanya dan mengatakan, "Tidak usah repot, besok aku..."

"Patuhi kata-kataku!" Gu Zhishen memotong omongan Yun Jianyue dan menekankan posisinya agar ia tidak melawannya lagi.

Yun Jianyue pun hanya bisa menggerutu, 'Lagi-lagi kata ini!', Kemudian ia pun mendengar ada suara yang keluar dari rumahnya. Seketika ia langsung turun dari mobil, dirinya khawatir kalau orang rumah akan melihat Gu Zhishen. Dengan sekejap ia langsung menyuruh Xu Shi cepat pergi meninggalkannya.

Xu Shi pun pamit kepadanya, kembali ke dalam mobil dan menyetir membawa Gu Zhishen pulang ke rumahnya.

Pada saat ini Chen Xiaoxiao sudah berjalan keluar, ia sepertinya melihat ada sebuah mobil melewati rumahnya. Saat melihat anaknya berdiri di situ ia bertanya, "Siapa yang mengantarmu pulang? Sepertinya aku pernah melihat mobil itu."

Jantung kecil Yun Jianyue langsung berdebar dengan cepat, ia pun langsung berjalan ke depannya untuk menghalangi tatapannya, "Rekan kerjaku yang mengantarku pulang! Mobil sekarang hampir sama semua, pantas saja ibu bisa merasa pernah lihat."

"Begitukah?" 

"Tentu saja!" Jawab Yun Jianyue singkat dan meyakinkan. Ia pun mencoba mengalihkan pembicaraan ini dengan bertanya sambil berjalan masuk ke rumah bersamanya, "Ayah belum pulang?"

"Ayahmu masih menemui tamu di luar!" Chen Xiaoxiao menjawab dengan nada agak lemas. Lagi pula, kedua anak putrinya juga tidak ada satupun yang ingin membantu perusahaan ayahnya.

Yun Siwan memilih untuk melarikan diri, sedangkan Yun Jianyue, dengan egois ia tidak ingin Yun Jianyue bekerja di bawah perusahaan Keluarga Yun.

Memikirkan Yun Siwan, Chen Xiaoxiao bertanya lagi kepada Yun Jianyue untuk menanyakan kabar kakaknya. Ia masih memiliki harapan bila Yun Jianyue mampu mengetahuinya.

Yun Jianyue menggelengkan kepalanya dalam arti belum mendengar kabarnya.

Chen Xiaoxiao melihat ke putri keduanya dengan tatapan curiga. Ia pun berkata dengan serius, "Kalau Siwan menghubungimu, kamu jangan memendamnya diam-diam. Kamu harus melaporkannya kepada kami!"

Yun Jianyue berulang kali menjamin kepada ibunya bahwa Yun Siwan sama sekali tidak menghubunginya, ibunya baru melepaskannya untuk berjalan ke kamarnya. 

Yun Jianyue diam-diam menghelakan napasnya ketika ibunya membalikkan badan dan pergi.

'Untung ibu tidak menyadari mobil Gu Zhishen!'

Namun Chen Xiaoxiao juga tidak bodoh, melihat ke putrinya yang naik ke lantai dua, ia merasa sepertinya putrinya telah merahasiakan sesuatu kepadanya.

*****

Di sisi yang lain, Gu Zhishen baru melangkah masuk ke pintu rumahnya. Ia sudah melihat ibunya, Fu Wenqing sedang membaca buku di sofa dengan secangkir teh di depan mejanya.

Gu Zhishen menyerahkan jas miliknya kepada pelayan yang melayani keluarga ini. Ia pun berjalan menuju Fu Wenqing, "Ibu, belum istirahat?"

"Aku makan terlalu banyak saat makan malam tadi, jadinya tidak bisa tidur dan terjaga sambil membaca buku untuk membantu pencernaan." Fu Wenqing meletakkan bukunya dan membungkukkan badan sambil menuangkan secangkir teh.

Gu Zhishen duduk di sebelahnya, mengambil teh yang dituangkan ibunya dan meminumnya.

Fu Wenqing melihat ke arah putranya. Setelah diam untuk sesaat, ia pun bertanya bagaikan sedang menanyakan suatu hal yang umum, "Aku dengar kamu membawa seorang gadis menemui nenekmu hari ini."

Alis mata Gu Zhishen pun meloncat sejenak, ia sudah tahu ibunya malam-malam tidak tidur pasti sengaja sedang menunggunya, "Paman Chen yang memberitahumu?"

Chen Xiao adalah dokter yang merawat neneknya, juga teman baik ibunya. Gu Zhishen yang sedang membawa siapapun saat menjenguk neneknya, sudah pasti tidak bisa disembunyikan dari ibunya.

Fu Wenqing tersenyum dengan elegan dan mencoba bertanya, "Jangan-jangan gadis bermarga Yun itu telah kembali, kamu membawanya mengaku salah kepada nenekmu?"

Gu Zhishen mempermainkan cangkir teh yang ada di tangannya dan bertanya, "Kalau dia, Ibu akan senang, kah?"

Fu Wenqing mendengar putranya bertanya begitu, ia pun mulai menasehatinya, "Zhishen, kamu bukanlah anak yang bisa membuat aku dan ayahmu khawatir. Kamu juga tidak pernah membuat sesuatu yang membuat kami khawatir. Jadi, saat ayahmu meninggal, ia juga tidak meninggalkan penyesalan apapun! Keluarga kita adalah keluarga besar, bukan keluarga sembarangan yang bisa keluar dan masuk oleh orang lain."

Mendengar kata-kata ibunya, ia sudah mengetahui maksud ibunya. Sambil menegukkan sisa teh yang ada di dalam cangkirnya, ia berkata, "Jangan khawatir, bukan Yun Siwan."

Fu Wenqing mengerutkan alisnya, 'bukan Yun Siwan?' Dengan sigap, Fu Wenqing bertanya, "Jadi siapa?"