Saat ditanyai oleh Ibunya, Yun Jianyue menggelengkan kepalanya, "Kakak tidak menghubungiku!"
Dari pertanyaan yang dilontarkan ibunya tadi, sepertinya menunjukkan bahwa mereka masih belum tahu bahwa ia telah menikah dengan Gu Zhishen, jadi apa yang membuat wajah mereka begitu kusam?
Sayangnya, sebelum Yun Jianyue sempat mengajukan pertanyaan, suara marah dari Yun Xiaotian sudah terdengar dengan keras, "Jangan kamu mengungkit anak durhaka itu, anak itu sungguh sangat mempermalukan keluarga Yun kita! Jangan sampai dia berpikir akan kembali ke rumah ini lagi!"
Chen Xiaoxiao mengerutkan alis matanya dan dengan lembut menenangkan emosi suaminya yang tinggi ini, "Jangan berkata emosional, Wanwan adalah anak perempuan biologismu."
"Aku tidak memiliki anak perempuan yang durhaka itu!" Yun Xiaotian tidak bisa menahan emosinya dan membentak.
Chen Xiaoxiao tahu bila suaminya ini sedang dalam kondisi yang sangat marah. Alhasil, apapun yang dikatakannya tidak akan bisa didengar oleh suaminya ini.
Yun Jianyue menutup erat kedua bibirnya. Melihat muka Yun Xiaotian yang memerah pekat, ia tahu bahwa perasaan ayahnya sedang sangat marah.
Hatinya yang kecil berdebar dengan kencang. Apalagi topik pembicaraan mereka yang membuat Yun Jianyue sangat bingung. Lalu, apa yang dimaksud dengan "mempermalukan"? Selain itu, apa yang dimaksud dengan "anak durhaka"?
Bukannya permasalahan ini ada pada Yun Jianyue sendiri karena telah merebut suami kakak perempuannya sendiri? Kenapa jadinya ayah yang marah kepada kakaknya?
"Kamu sudah semalaman tidak istirahat, istirahatlah dulu, aku akan membuatkan sesuatu untukmu makan." Chen Xiaoxiao berusaha menenangkan suaminya dengan cara mengelus bahunya.
Yun Xiaotian mendengarkan kata-kata istrinya. Pada akhirnya, ia membalikkan badan dan bersedia naik ke lantai dua. Ketika matanya melewati Yun Jianyue, tatapannya jadi melembut dan berkata, "Jianyue-ku lah yang paling bagus, patuh dan pengertian!"
Kata-kata ini kalau dikatakan ayahnya sebelum kejadian itu, Yun Jianyue pasti akan memegang lengan ayahnya dan bertindak manja kepadanya. Namun sekarang ini kedua tangannya disembunyikan di belakang punggungnya dan tersenyum dengan perasaan canggung.
Melihat Yun Xiaotian naik tangga dan berjalan ke kamarnya yang ada di lantai dua, dengan hati-hati ia bertanya lagi kepada ibunya, "Ibu, ada apa sebenarnya?"
Chen Xiaoxiao melihat ke suaminya untuk memastikannya sudah berjalan meninggalkan kedua orang ini. Setelah itu, ia baru mengatakan kejadiannya dengan nada yang rendah, "Semalam Wanwan telah melarikan diri dari acara pertunangannya. Ia meninggalkan surat, mengatakan kalau ia tidak akan menikah dengan Gu Zhishen. Kami mencarinya dari semalaman sampai sekarang, namun tidak ada kabar apapun darinya. Siang ini aku dan ayahmu berkunjung ke rumah keluarga Gu untuk meminta maaf, dan kami baru pulang ke rumah sekarang."
Apa!?
Yun Jianyue sekali lagi disambar oleh petir bahkan petir yang lebih mengerikan lagi. Saat mendengar kabar bahwa Kakak telah melarikan diri dari acara pertunangan dan tidak ingin menikah dengan Gu Zhishen, bukankah ini terdengar aneh?
Chen Xiaoxiao melihat wajah Yun Jianyue yang terpana, mengira anak bungsunya ini juga terkejut dengan Yun Siwan yang melarikan diri. Tanpa memikirkan hal-hal yang lain, ia meminta anak bungsunya ini agar tidak menyebut nama kakaknya di depan Yun Xiaotian. Chen Xiaoxiao tidak ingin membangkitkan emosi suaminya lagi.
Setelah itu Chen Xiaoxiao pun berjalan menuju dapur untuk menyediakan makanan buat suaminya.
Ternyata, saat Yun Siwan menghilang, Chen Xiaoxiao dan Yun Xiaotian berusaha mencarinya sepanjang malam dan baru kembali ke rumah siang ini. Mereka tidak tahu bahwa Yun Jianyue juga semalaman tidak pulang ke rumah.
Setelah melihat permasalahan yang dihadapi orang tuanya, Yun Jianyue kembali ke kamarnya. Ia pun duduk di tepi tempat tidur dan mulai menggigit jarinya lagi.
Kakaknya telah melarikan diri dari acara pertunangan kemarin dan tidak ingin menikah dengan Gu Zhishen. Namun nyatanya, ia sendiri yang telah menikah dengan Gu Zhishen!
Dalam satu hari, banyak hal yang telah terjadi. Yun Jianyue sungguh tidak bisa mencernanya dengan cepat. Apalagi, ia sama sekali tidak bisa menerima dirinya telah menjadi istri dengan calon kakak iparnya ini!
Yun Jianyue ingin bertanya kepada Gu Zhishen mengenai segala hal ini, namun ia tidak memiliki nomor teleponnya. Ia pun teringat bila Gu Zhishen telah memberikan dua kartu nama kepadanya.
Di atas kartu nama tertulis nama Cheng Yufei, namun tidak dicantumkan posisinya bekerja dalam perusahaan Gu Zhishen. Setidaknya, ia masih dapat melihat sebuah nomor telepon di situ. Ia memasukkan angka-angkanya dan menelpon ke nomor itu.
Telepon dengan cepat diangkat oleh pihak penerima, terdengar sebuah suara yang tenang dan sopan, "Nyonya, ada yang bisa dibantu?"
Astaga, ia dipanggil 'nyonya'?
Ketika mendengarnya memanggilya 'nyonya', Yun Jianyue hampir saja mau melempar telepon selulernya.
"Eeee, halo! Aku ingin bertanya, apakah kamu bisa menghubungkan aku dengan Gu Zhishen?"
"Nyonya, sekarang Tuan Gu masih di pesawat menuju Australia. Tentu, beliau tidak dapat dihubungi. Bila Anda ada permintaan khusus, silahkan katakan padaku. Bila ada pesan khusus kepada Tuan Gu, saya akan mengabari Tuan Gu setelah dia sampai di Australia dan memintanya menghubungi Anda terlebih dahulu."
Sikap Cheng Yufei kepadanya dari telepon ini bisa dibilang sangatlah sopan dan santun.
Yun Jianyue merinding dan dengan cepat membalas, "Tidak, aku tidak memerlukan apa-apa, terima kasih. selamat tinggal." Ia pun langsung memutuskan teleponnya ini. Kata "anda" yang keluar dari mulut Cheng Yufei membuatnya sangat tidak nyaman dan merinding!
Setelah meletakan telepon selulernya, Yun Jianyue langsung berbaring ke tempat tidurnya dan menatap ke langit-langit kamarnya, "Ya Tuhan, Engkau pasti sedang bercanda denganku, kan!"
'Ada apa dengan hubunganku dengan kakak ipar ini? Rasanya malah menjadi rumit sekali!' Ujarnya dalam hati.
Dengan kesal Yun Jianyue berguling-guling di tempat tidurnya dan perlahan-lahan ia pun tertidur.
Ketika Yun Jianyue terbangun dari mimpinya, langit di luar jendela sudah gelap. Dengan rasa malas ia membangunkan diri dan duduk. Merasa tidak nyaman dengan badannya yang kotor karena keringat, ia pun pergi mandi.
Yun Jianyue samar-samar mendengar deringan telepon ketika ia sedang mandi. Takut bila itu adalah telepon dari perusahaannya, dengan cepat ia membungkus badannya yang masih berbusa dengan handuk mandi dan keluar dari kamar mandi untuk mengangkat telepon itu.
Nomor tidak dikenal terlihat pada layar teleponnya. Tanpa berpikir dua kali, ia mengangkat telepon itu dengan nada sopan, "Halo, ini adalah Yun Jianyue, ini dengan siapa?"
Tidak ada jawaban dari ujung telepon, Yun Jianyue pun mengerutkan alisnya. Ia curiga bila panggilan ini telah terputus atau telah salah melakukan panggilan. Anehnya, ketika melihat tulisan di layarnya masih on call, ia segan mau memutuskan panggilan telepon ini. Alhasil, dengan sabar ia bertanya lagi, "Ini dengan siapa...?"
Kata-katanya dipotong oleh suara rendah dari ujung telepon itu, "Kamu tidak menyimpan nomor teleponku?"
Hati Yun Jianyue meloncat seketika ia mendengar suara itu. Ia tentu tahu identitas orang dibalik suara ini. Setelah mengingat kejadian semalam, ia pun menjadi tegang dan dengan gagap membalas, "Ti... tidak!"
Tidak bisa menahan tindakannya untuk menggigit kuku, kenapa ia merasa begitu ragu terhadap orang ini!
Dulunya, Gu Zhishen telah diperkenalkan sebagai calon kakak iparnya. Namun sebelum acara pertunangan, mereka berdua sama sekali belum pernah bertemu. Bukankah itu normal bila ia tidak menyimpan nomor teleponnya?
Orang yang di ujung telepon sekali lagi terdiam.
Ketika Yun Jianyue sedang memikirkan cara untuk memecahkan keheningan ini, dari ujung telepon terdengar lagi suaranya, "Kamu mencariku?"
"Aa?" Yun Jianyue termenung sebentar, kemudian ia teringat kalau tadinya ia telah menelpon Cheng Yufei.
Dengan telepon yang mendadak ini, tentu membuat Yun Jianyue tidak mengerti cara menyampaikannya.
Apa dia bisa dengan langsung bertanya, kenapa kakakku melarikan diri dari acara pertunangan kalian? Atau bertanya, Apakah kita semalam benar-benar bersetubuh satu sama lain? Atau lainnya lagi, kenapa ia bisa menikah dengan dirinya?
Gu Zhishen yang ada di ujung telepon sedang menunggu respon dari Yun Jianyue. Sayangnya Yun Jianyue masih saja diam tidak berbicara, membuat Gu Zhishen memanggil namanya untuk memancing responnya, "Yun Jianyue!"
"Ada." Setelah Yun Jianyue tersentak membalas panggilannya, kemudian terdengar lagi suara jeritan yang kuat dari mulutnya, "Aa..."
Suara jeritannya begitu keras hingga Gu Zhishen yang jauh di Melbourne mengerutkan alisnya yang tajam dan menjauhkan telepon seluler dari telinganya. Memastikan tidak ada teriakan lagi, baru ia menempelkan kembali telinganya ke telepon selulernya, dan bertanya, "Kamu kenapa?"
"Aku jatuh." Yun Jianyue duduk di lantai yang basah, melihat lutut kakinya yang tergores. Ia pun menggumam, 'seseorang kalau lagi sial, minum air saja bisa tersedak.'
"Jatuh?" Gu Zhishen sepertinya kurang mempercayainya.
"Aku tadi lagi mandi, mendengar suara dering dari telepon seluler, aku langsung keluar dari kamar mandi untuk mengangkatnya. Kemudian aku berjalan kembali ke kamar mandi dan lupa kalau lantai kamar mandi masih basah dan licin. Akhirnya aku terjatuh deh." Yun Jianyue menjelaskan seluruh kejadiannya.
"Sakitnya dimana?" Gu Zhishen langsung bertanya dengan perhatian.