Su Wan cepat-cepat masuk ke lift dan turun ke lantai bawah. Ia terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja...
Anggota keluarganya sendiri ternyata tega merebut tunangannya dan aset yang ditinggalkan orang tuanya...
Suatu hari nanti, Su Wan akan membuat mereka menyesali perbuatan mereka sendiri.
Su Wan sangat sakit kepala. 'Di mana aku bisa menemukan calon suami?'
Su Wan tidak berharap mendapatkan cinta. Dia hanya ingin merebut kembali peninggalan orang tuanya.
Ia buru-buru berjalan keluar dari lift. Resepsionis di lobi melihatnya dan berkata dengan hati-hati, "Nona Su, tadi saya tidak tahu siapa Anda sebenarnya. Kalau Anda tersinggung, tolong maafkan saya."
Su Wan mengabaikannya dan berjalan keluar.
Resepsionis mendapati bahwa mata Su Wan sedikit merah. Ia tampak terkejut, 'Apakah Su Wan bertengkar dengan Ketua Su?'
Matahari di luar sangat terik. Su Wan memandangi pejalan kaki yang berlalu-lalang tak ada habisnya, lalu ia mendesah pelan.
Lin Feier mengatakan bahwa pria mudah ditemukan, tapi dia tidak bisa mengajak sembarang pria untuk menikah, kan?
Su Wan memanggil taksi dan kembali ke apartemen Lin Feier. Ia berencana mendiskusikan hal ini dengan Lin Feier.
....
Setelah selesai mengecek stok barang, Lin Feier kembali ke rumahnya selangkah lebih awal dari Su Wan. Dilihat dari wajah Su Wan yang pucat, ia langsung bisa menebak bahwa rencana Su Wan tidak berjalan lancar hari ini.
Lin Feier menghampiri Su Wan dan bertanya, "Kenapa kau lama sekali di sana? Aku sudah siapkan makan siang. Bagaimana penjelasan kakekmu?"
Su Wan menyandarkan kepalanya di bahu Lin Feier dan menjelaskan dengan singkat apa yang terjadi hari ini. Tapi, dia tidak menceritakan tentang Jiang Xuecheng dan Lu Qingyu.
Setelah mendengar bahwa Su Yurou dan orang tuanya memperlakukan Su Wan dengan buruk, Lin Feier sangat marah. Ia menghentakkan kakinya dengan penuh emosi. "Keluarga Su Yurou sungguh keterlaluan. Su Wan, apa rencanamu sekarang?"
Su Wan menggelengkan kepala. "Feier, apakah kau tahu cara terbaik untuk menikah dengan cepat?"
"Sebenarnya, masih banyak teman SMA kita yang mengagumimu. Atau... kau mau pergi ke klub?"
Setelah dipelototi Su Wan, Lin Feier memegang bahu Su Wan dan tersenyum, "Tentu saja ini bukan rencana bagus. Kalau kau mau menikah dengan cepat, lebih baik kau kencan buta."
"Kencan buta..." Su Wan menggumamkan dua kata ini. Dari matanya, tampaknya ia sedikit bingung. Setelah merenung sejenak, Su Wan akhirnya mengangguk. "Kalau begitu, ayo kencan buta..."
Sejak membuat keputusan, Su Wan dan Lin Feier segera menelusuri beberapa situs kencan yang terpercaya di Negara Jiuzhou.
Setelah lama memilih-milih, mereka akhirnya mengunci target mereka pada seorang pengacara bernama Luo Jian. Ia berumur 30 tahun, dengan tinggi badan 178 cm. Ia adalah lulusan S2, dan wajahnya lumayan tampan.
Melalui perantara situs web kencan buta, Luo Jian menyampaikan bahwa ia setuju untuk bertemu dengan Su Wan besok siang. Su Wan memilih untuk bertemu di Kafe Blue Mountain di pusat Kota S.
…...
Keesokan paginya…
Su Wan ingin memberikan kesan baik pada Luo Jian.
Dia memilih gaun berwarna ungu yang tampak simpel dan elegan. Ia mempercantik wajahnya dengan riasan ringan, dan kemudian pergi ke Kafe Blue Mountain satu jam lebih awal dari janji mereka.
Su Wan memilih tempat duduk di dekat jendela. Ia memesan secangkir kopi moka dan membaca majalah dengan tenang.
Ia tahu bahwa ia datang terlalu cepat. Ini adalah pertama kalinya ia datang ke kencan buta, jadi dia sangat serius.
Ketika membaca majalah, dia tiba-tiba melihat dua pria bertubuh tinggi berjalan tidak jauh dari jendela.
Kedua pria ini sangat tampan. Pria yang berjalan di sisi kiri memakai kacamata berbingkai emas. Ia terlihat lembut dan elegan. Pria itu cukup menarik banyak perhatian para wanita di jalan.
Tapi jika keduanya dibandingkan, pria yang berdiri di sisi kanannya tampak lebih tampan.
Pria yang berdiri di sisi kanan sangat tampan dan elegan. Dia dapat menarik perhatian semua orang dengan mudah.
'Bukankah dia Jiang Xuecheng?!' Mata Su Wan terbelalak lebar.
Ketika melihat Jiang Xuecheng berjalan ke Kafe Blue Mountain bersama pria berkacamata, Su Wan cepat-cepat menutupi wajahnya dengan majalah dan berpura-pura melihat ke luar jendela.
Untungnya, Jiang Xuecheng tidak memperhatikan Su Wan. Jiang Xuecheng pergi ke ruangan pribadi di lantai atas dengan pria berkacamata itu.
Su Wan langsung menghela napas lega. 'Kota S kan sangat luas, mengapa Jiang Xuecheng harus datang ke Kafe Blue Mountain?'
Namun, kencan Su Wan tinggal setengah jam lagi, jadi tak mungkin ia mengganti tempat kencannya.
Su Wan mengambil kopinya dan pindah ke tempat duduk di sudut ruangan. Setelah kedatangan Jiang Xuecheng, Su Wan tak mau membaca majalah lagi.
Setengah jam kemudian, Luo Jian masih belum datang, dan Jiang Xuecheng juga belum turun.
Su Wan sedikit bingung. 'Menurut etika kencan buta, biasanya pihak pria akan datang sepuluh menit lebih awal, bukan? Setidaknya dia harus datang tepat waktu, bukan?'
Su Wan menghela napas dan mengambil sendok untuk mengaduk kopi mokanya. Saat ini, Jiang Xuecheng berada di lantai atas bersama sahabatnya dan mengobrol tentang Su Wan.
....
Su Wan menunggu setengah jam lagi.
Saat dia menunggu dengan cemas, seorang pria yang mengenakan jas muncul di depan Su Wan. Sepertinya pria itu hanya setinggi 170 cm, bahkan tidak setinggi Su Wan.
Pria itu tampak sangat tidak nyaman di tempat seperti Kafe Blue Mountain. Ia melihat sekelilingnya, seolah sedang mencari seseorang.
Pria itu bukan Luo Jian, dan Su Wan sedikit kecewa.
'Hari ini benar-benar sial. Jiang Xuecheng ada di sini, dan teman kencan pertamaku tidak menepati janji.'
Su Wan melihat jam tangannya. 'Bukannya dia seorang pengacara? Bagaimana bisa seorang pengacara tidak datang tepat waktu?'
Akhirnya, Su Wan berdiri dan akan membayar minumannya.
Tak disangka, pria bertubuh pendek itu bergegas berjalan ke arah Su Wan.
"Apakah Anda Nona Su?"