Chereads / Pernikahan Dadakan / Chapter 32 - Wawancara

Chapter 32 - Wawancara

Ketika mendengar lirik lagu itu, 'Aku akan menemanimu sepanjang hidupku', Su Wan tiba-tiba merasa tidak nyaman.

Sekilas, ada beberapa memori yang melintas di benak Su Wan, saat Gu Zihang bersumpah padanya, kakek dan nenek yang jarang bertemu dengannya namun benar-benar mencintainya, tapi yang paling sering muncul adalah ayah dan ibunya, yang memperlakukannya seperti mutiara hati mereka.

Su Wan menundukkan kepalanya. Ia tidak ingin Jiang Xuecheng melihat emosinya.

Siapa yang bisa hidup bersama seumur hidup?

Bahkan meskipun tidak ada pengkhianatan di antara mereka, bagaimana jika mereka sakit, tua, dan mati?

Di hari ketika orang tuanya mengalami kecelakaan mobil, Su Wan sadar bahwa jika Tuhan benar-benar ingin mengambil sesuatu dari kita, kita tidak bisa berbuat apa selain menerimanya.

Jika tidak ingin menderita kesedihan karena patah hati, maka jangan terlalu menyukai sesuatu.

Ketika melihat Su Wan menundukkan kepalanya, Jiang Xuecheng bertanya dengan lembut.

"Apakah kau tidak suka lagu ini?"

Su Wan mengangkat kepalanya dan tersenyum kecil. "Tidak, lagu ini bagus. Aku hanya teringat sesuatu."

Jiang Xuecheng melihat mata Su Wan yang memerah.

"Wajahmu saat ini sangat jelek. Kelemahan adalah hal yang paling tidak berguna di dunia ini."

Su Wan tertegun sejenak, kemudian dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. 'Pria ini tidak jauh lebih tua dari aku, tapi ternyata dia pandai memotivasi juga. Tapi, kalau dipikir-pikir, sepertinya orang hebat seperti dia tidak memiliki kelemahan sama sekali.' 

Su Wan menyibakkan rambut di pipinya dan bertanya, "Bagaimana kalau kita berbicara tentangmu? Biasanya putra dari keluarga kaya tidak akan disuruh belajar taekwondo."

'Biasanya anak dari keluarga kaya selalu manja dan takut terluka. Apakah orang tuanya tidak khawatir?' pikir Su Wan. 

Jiang Xuecheng sedikit mengerutkan alisnya. Ia tidak menyangka bahwa Su Wan akan menanyakan hal ini. Ia berkata dengan pelan, "Ketika aku masih kecil, kesehatanku sangat buruk. Aku juga memiliki penyakit aneh ketika berusia dua belas tahun, jadi kakekku menyuruhku belajar taekwondo."

'Mungkin kata-katanya memang benar, kalau tidak, keluarganya tidak mungkin membiarkan dia menghabiskan waktu berlatih taekwondo.' Su Wan mengangguk serius. 

Di sepanjang perjalanan menuju apartemen Lin Feier, mereka berdua hanya diam. Jiang Xuecheng berhenti di seberang jalan.

Begitu sampai di persimpangan, Su Wan berkata, "Berhenti di sini saja. Aku tidak ingin dilihat orang lain."

"Bukankah kau tinggal di apartemen teman baikmu? Apa yang kau takutkan..."

Su Wan tiba-tiba menjadi waspada. "Kau menyelidikiku?!"

Jiang Xuecheng tertawa. "Tentu saja aku harus menyelidiki calon istriku."

Mendengar kata-kata ini, Su Wan sangat kesal. Dia tidak pernah bertemu orang tak tahu malu seperti ini. 

Su Wan berteriak dengan kesal, "Tuan Jiang, kau terlalu percaya diri. Aku kan tidak setuju."

Di luar dugaan, ternyata Jiang Xuecheng tidak marah. Ia hanya tersenyum dan memarkir mobil di pinggir jalan. 

Jiang Xuecheng memandang Su Wan. "Pasti nanti kau akan setuju."

Su Wan melirik Jiang Xuecheng dan tidak ingin melanjutkan topik ini lagi. Ia tersenyum dan membuka pintu mobil, lalu melambaikan tangan pada Jiang Xuecheng. "Tuan Jiang, sampai jumpa."

Sebenarnya, Su Wan tidak ingin bertemu dengan Jiang Xuecheng lagi...

Jiang Xuecheng tersenyum dan pergi. Ia segera menghilang dari pandangan Su Wan.

Setelah mengobrol dengan Jiang Xuecheng, suasana hati Su Wan yang semula buruk menjadi lebih baik.

Su Wan membuka pintu dan sekilas melihat Lin Feier sedang melakukan yoga di ruang tamu.

Lin Feier lebih tinggi dari perempuan pada umumnya. Ketika dia mengenakan pakaian yoga, tubuhnya terlihat sangat indah.

Su Wan mengenakan sandal rumah dan tertawa. "Jadi pekerja lepas benar-benar enak. Setiap hari bisa tinggal di rumah."

Setelah mendengar suara Su Wan, Lin Feier menghentikan aktivitasnya.

"Apakah kau tidak tahu apa tekanan yang dialami pekerja lepas? Semua biaya pengeluaran harus dibayar sendiri. Apa baiknya coba? Lagi pula, di rumah terus juga pasti sangat membosankan."

Su Wan berjalan menuju Lin Feier dan tertawa. "Bukankah kau akan menikahi Li Peng? Kau tidak akan bosan lagi, kan?"

Ketika menyebut nama Li Peng, wajah Lin Feier memerah. Ia cepat-cepat mengalihkan topik pembicaraan. "Untuk apa kita membahas pria pendiam itu? Su Wan, bagaimana dengan kencan butamu siang ini?"

Su Wan menghela napas dalam-dalam dan duduk di sofa.

"Aku sangat kesal padanya. Situs web kencan buta sangat tidak bisa diandalkan. Semua informasi Luo Jian palsu, kecuali profesinya. Selain itu, dia sangat sombong."

Lin Feier langsung memeluk bahu Su Wan. "Ah? Kalau begitu, apa yang akan kau lakukan?"

Su Wan menggelengkan kepalanya dengan bingung, dan kemudian perlahan berkata, "Kurasa terlalu sulit untuk mencari seseorang yang dapat diandalkan dalam waktu singkat. Aku harus mencari pekerjaan lebih dulu. Setidaknya, aku harus menghidupi diriku sendiri ."

Su Wan sudah dewasa. Dia tidak bisa terus mengandalkan Lin Feier.

Setelah menemukan pekerjaan, lingkungan pertemanannya akan lebih luas. Dengan begitu, ia akan lebih cepat menemukan pasangan hidup yang cocok dengannya...

Awanya, Lin Feier ingin membujuk Su Wan untuk tidak mencari pekerjaan lebih dulu, tapi sebentar lagi dia akan menikahi Li Peng. Su Wan tidak mungkin tinggal bersama mereka.

Lin Feier menepuk pundak Su Wan. "Ya, aku mendukungmu. Semua masalah pasti ada jalannya. Aku percaya, kau pasti bisa." 

Su Wan mengangguk pelan. "Tentu saja aku bisa."

Dalam dua hari ini, Su Wan memeriksa banyak lowongan kerja. Akhirnya, ia menargetkan tiga perusahaan. Ia akan melamar di perusahaan bernama Grup Longteng terlebih dulu.

Di Grup Longteng, wawancara Su Wan berjalan lancar dan cepat sampai di tes terakhir.

Su Wan mengenakan setelan formal berwarna hitam dan menjawab semua pertanyaan dengan lancar.

Petugas penguji adalah seorang pria paruh baya. Dia berusia sekitar empat puluh tahun.

"Nona Su, Anda baru saja lulus dari perguruan tinggi, mengapa Anda pikir bahwa Anda dapat memenuhi syarat sebagai asisten perencanaan?"