Chereads / Pernikahan Dadakan / Chapter 25 - Sakit Hati

Chapter 25 - Sakit Hati

Su Jiankai tidak menyangka bahwa setelah pergi ke Negara Dongchen selama tiga tahun, Su Wan sangat memahami masalah keuangan.

Su Jiankai ingin menyanggahnya, tapi Su Wan kembali berbicara.

"Seperti yang dikatakan Paman, mungkin memang ada defisit di Grup Shengran, tapi nilai pasar saham Grup Shengran pada saat itu jauh lebih tinggi daripada Grup Hengyuan. Bagaimana mungkin Grup Hengyuan bisa menyelamatkan Grup Shengran lebih dari sepuluh kali modalnya?"

Tiga tahun yang lalu, Grup Hengyuan hanya sebuah perusahaan kecil...

Su Wan bisa menebak apa yang mungkin terjadi. "Paman, jangan-jangan saat itu terjadi defisit keuangan di Grup Hengyuan, jadi Paman..."

Tiba-tiba, terdengar suara pecahan porselen.

Saat itu, Su Jiankai sedang mengambil secangkir kopi di atas meja. Kata-kata Su Wan membuat tangannya bergetar, sehingga cangkir berbahan porselen yang ia pegang jatuh.

'Gadis muda ini sangat pandai. Bisa-bisanya ia menebaknya…' pikir Su Jiankai. 

Tapi, bagaimana mungkin Su Jiankai mengakui ini.

Saat ini, Grup Shengyuan sudah berkembang hingga begitu maju. Bagaimana mungkin Su Jiankai menyerahkan Grup Shengyuan pada orang lain begitu saja?

Su Jiankai memasang raut wajah serius. "Su Wan, ini bukan seperti yang kau pikirkan. Bahkan meskipun kau tidak bisa mempercayai Paman, apakah kau juga tidak percaya pada Kakek?"

Su Wan menggigit bibirnya. Sejak hari pertama ia kembali ke sini, dia merasa bahwa kakeknya bukan lagi kakek yang ia kenal sebelumnya...

Setidaknya, kakeknya yang dulu tidak akan berdiri di sisi pihak yang salah dan tidak akan diam saja melihat cucunya diintimidasi oleh orang lain. Bahkan Kakek juga tidak akan memarahinya karena hal lain...

Su Heng memegang dadanya dan terbatuk-batuk. "Su Wan, jangan membuat masalah lagi. Kau masih muda dan belum mengerti hal seperti ini."

"Kakek, aku sudah dewasa, bukan anak kecil lagi. Kakek jangan lupa, aku memiliki 50 persen saham di Grup Shengran. Bahkan jika sahamku beralih ke Grup Shengyuan, setidaknya aku masih punya 25 persen, bukan?"

Raut wajah Su Heng dan Su Jiankai tiba-tiba menjadi kaku.

25 persen termasuk angka yang sangat besar. Bagaimana mungkin Su Jiankai memberikannya pada Su Wan dengan mudah?! 

Su Jiankai hampir lupa, jika bukan karena menggabungkan Grup Hengyuan dan Grup Shengran, Grup Hengyuan sudah lama bangkrut. Terlebih lagi, 50 persen saham Grup Shengran setara dengan 25 persen saham Grup Shengyuan saat ini. 

Raut wajah Su Jiankai tiba-tiba menjadi suram. Su Jiankai berkata dengan marah, "Jangan pernah berpikir tentang hal itu! Kau hanya seorang gadis, untuk apa saham sebanyak itu?!"

Su Wan tidak menyangka bahwa Su Jiankai akan bereaksi secara berlebihan seperti ini, dan Su Heng justru tidak mengatakan apa-apa. Melihat reaksi Su Heng, Su Wan tiba-tiba merasa sakit hati. 

'Mereka adalah keluargaku. Tapi, demi kepentingan masing-masing, mereka bahkan tidak memedulikan rasa kekeluargaan. Betapa sedihnya Ayah dan Ibu jika mereka melihat ini...'

Su Wan memejamkan matanya. Ketika dia membuka matanya lagi, ang-orang di depannya ini terasa asing baginya. "Paman, Su Yurou juga seorang gadis. Apakah nanti Paman tidak akan memberikan aset Paman padanya?"

"Yurou berbeda."

Su Jiankai melirik Su Wan dan berkata, "Yurou memiliki orang tua dan juga tunangan. Kami akan membantunya mengurus perusahaan. Tapi, kau seorang yatim piatu, mana mungkin kau bisa mengelola saham sebanyak itu?"

Saat mendengar kata-kata ini, Su Wan merasa kecewa...

Seharusnya keluarga adalah pendukung yang paling kuat. Tidak seperti saat ini, mereka justru terus melukainya.

Su Wan berbalik dan melihat Su Heng juga mengangguk. Jelas, Su Heng menyetujui kata-kata Su Jiankai.

'Apakah Kakek meninggalkanku karena aku seorang yatim piatu?' pikir Su Wan. 

Ketika melihat bahwa Su Wan dan Su Jiankai hanmpir bertengkar, Su Heng langsung berkata, "Su Wan, Paman juga melakukan ini demi kau. Pusat bisnis ini seperti medan perang. Ini adalah tempat berbahaya. Kau masih muda dan belum mengerti betapa bahayanya itu." 

Su Wan berusaha mengendalikan dirinya untuk tidak tertawa. Tapi, setelah mendengar kata-kata ini, dia tertawa terbahak-bahak.

"Kakek, aku tahu bahwa pusat bisnis itu sangat menyeramkan. Tapi, aku tidak menyangka bahwa ternyata keluargaku lebih mengerikan dan terus menusukku dari belakang!"

Su Jiankai sangat marah. Ia menunjuk Su Wan dengan berapi-api, "Su Wan, apa katamu!"

Su Heng tidak bisa berkata apa-apa. Akhirnya ia membujuk Su Wan, "Su Wan, kau benar-benar salah paham pada kami. Sebaiknya serahkanlah sahammu. Villa di area Yunying tetap menjadi milikmu. Kakek mengirim uang tunai sebesar lima juta lagi di rekeningmu. Uang ini dapat dapat kau gunakan untuk memenuhi kebutuhanmu seumur hidup."

Hari ini, Su Wan akhirnya tahu jelas statusnya di dalam rumah ini. Bahkan kakeknya, orang yang paling dia sayangi, juga meninggalkannya.

"Kakek tidak perlu membantu Paman. Villa di area Yunying memang milik orang tuaku, dan aku tidak mau menerima uang lima juta itu." Suara Su Wan memang tidak nyaring, tapi terdengar sedingin es.

"Tolong dengarkan baik-baik, Kakek, Paman."

Su Wan berkata dengan tegas, "Aku akan mengambil kembali semua saham yang ditinggalkan oleh orang tuaku. Aku tidak akan berkompromi."

Su Jiankai tertawa sinis, "Apakah kau ingin mendapatkan kembali sahammu? Bukannya kami tidak setuju, tapi menurut perjanjian, kau harus menikah terlebih dulu. Dan sekarang, Gu Zihang akan menikah dengan Yurou."

Su Wan tidak bisa menahan tawa. "Siapa bilang aku harus menikah dengan Gu Zihang!" tegas Su Wan. 

Su Heng terkejut dengan kata-kata Su Wan. Ia sangat tidak setuju. "Su Wan, kau jangan gegabah. Pernikahan tidak boleh dianggap main-main..."

Su Wan sangat kecewa. "Kakek, jika kalian tidak memaksaku, aku juga tidak ingin berjalan sejauh ini."

Jika Su Heng benar-benar mengkhawatirkannya, bagaimana mungkin dia tega membiarkan Su Wan berjalan sampai titik ini?

Situasi ini terjadi karena Kakek, Paman, Gu Zihang dan Su Yurou.

Apakah Su Wan melakukan sesuatu yang salah?

"Ya, kalau begitu, carilah seseorang yang bisa segera kau nikahi. Aku ingin tahu seperti apa orangnya. Bahkan jika kau menemukannya, kurasa dia akan menjadi bebanmu," Su Jiankai berkata dengan sombong, "Karena tidak semua orang sebaik dan sesukses Gu Zihang."

Su Jiankai sangat bangga dengan menantunya ini...

"Kalau begitu, tunggu dan lihatlah!"

Su Wan sangat muak melihat wajah pamannya, dan ketidakpedulian kakeknya hanya akan membuatnya semakin sedih. Setelah selesai berbicara, ia segera pergi dari sana.