Chereads / Pernikahan Dadakan / Chapter 11 - Salah Nomor

Chapter 11 - Salah Nomor

Semua orang di ruang tamu tidak menyangka bahwa Su Wan akan berlari keluar di tengah hujan deras seperti ini. Su Heng sangat khawatir dan marah. Gu Zihang pun segera mencarinya, dan Su Yurou mengikuti di belakangnya.

Tapi Su Wan menghilang di tengah hujan. Mereka tidak tahu ke mana ia pergi.

Melihat kekhawatiran Gu Zihang, Su Yurou tampak sangat khawatir. 

"Ini adalah salahku. Sebenarnya Su Wan sedang menderita depresi. Aku seharusnya tidak melakukan ini padanya."

Gu Zihang menoleh dan melihat Su Yurou yang ingin menangis. Ia pun segera menghibur calon istrinya itu.

"Yurou, bagaimana mungkin ini adalah salahmu? Kita berdua memutuskan untuk berpacaran. Kita semua juga tidak menyangka bahwa Su Wan akan kembali hari ini."

Gu Zihang melirik hujan berkabut di luar dan sedikit khawatir. "Su Wan masih muda, tapi dia juga memiliki harga diri yang tinggi. Ke mana dia pergi di tengah hujan deras seperti ini? Tidak, aku harus mencarinya..."

Su Yurou tidak ingin Gu Zihang pergi mencari Su Wan.

Su Yurou telah bersusah keras untuk memikat hatinya. Mana mungkin dia membiarkan mereka berdekatan lagi? 

Saat memikirkan hal ini, Su Yurou sedikit panik. Dia langsung memegang lengan baju Gu Zihang. "Zihang, jangan pergi."

Gu Zihang berbalik dan menatap Su Yurou dengan kebingungan.

Su Yurou menyembunyikan kepanikannya dan menunjukkan ekspresi khawatir.

"Zihang, kau baru saja sembuh. Jika kau pergi di tengah hujan deras seperti ini, kau pasti akan jatuh sakit lagi. Aku akan meminta Paman Fu dan para penjaga untuk mencari Su Wan. Su Wan baru saja pergi, jadi mereka pasti bisa menemukannya."

Penjelasan Su Yurou sangat masuk akal, jadi Gu Zihang kembali ke ruang tamu bersamanya.

Su Wan tidak tahu harus pergi ke mana, apa lagi di tengah hujan lebat ini. Air mengalir turun ke pipinya. Entah itu air hujan atau air matanya. 

Kenangan indah di masa lalu tiba-tiba hanya menyisakan rasa sakit.

Waktu itu, orang-orang sangat menyukai Su Wan dan Gu Zihang, dan bahkan mereka sampai membahas pernikahan.

Tapi sekarang, Gu Zihang mengatakan hal yang menyakitkan seperti itu.

'Waktu itu kau masih muda. Sebenarnya, aku hanya menganggapmu seperti adik perempuanku sendiri.' 

'Masa lalu biarlah berlalu.' 

'Sekarang Yurou sudah menjadi wanitaku…' 

Tiga kalimat ini terus bergema di telinga Su Wan.

Su Wan menatap kosong selama beberapa saat.

Saat ini, tubuh Su Wan bergetar hebat. Seketika, di benaknya bergema suara kakeknya yang galak, neneknya yang pendiam, sepupunya yang tadi bersandar di lengan Gu Zihang, pamannya yang bersikap dingin, dan pria yang menghancurkan hatinya...

Dulu, Gu Zihang pernah berjanji untuk menikahinya. Orang tua Gu Zihang sempat bertemu dengan orang tuanya untuk membahas pernikahan mereka. Awalnya, kedua orang tuanya sudah sepakat untuk mengadakan pesta pernikahan setelah wisuda.

Tapi, waktu itu orang tua Su Wan mengalami kecelakaan mobil, dan dia menderita depresi.

Setelah lama mencari perawatan medis di Negara Jiuzhou, depresi Su Wan tidak kunjung membaik. Su Heng pun memutuskan untuk mengirim Su Wan ke Negara Dongchen. Su Wan belajar sambil menerima perawatan di lingkungan baru.

Selama tiga tahun di luar negeri, depresinya akhirnya sembuh. Tapi, begitu dia kembali ke kampung halamannya, dia menerima pukulan besar. 

Saat memikirkan hal itu, Su Wan tidak sengaja terjatuh di jalan beton. Dia perlahan berdiri dan berlari menuruni gunung.

Ketika ia melewati pos penjaga, si penjaga terkejut melihat sosok Su Wan di luar jendela.

'Sekarang sedang hujan deras, siapakah wanita ini? Rambutnya berantakan, dan ia tidak memakai payung,' pikir si penjaga. 

Dia sama sekali tidak tahu bahwa gadis itu adalah Su Wan, yang sebelumnya dia anggap pembohong.

Setengah jam kemudian, si penjaga baru menerima telepon dari Su Yurou bahwa Su Wan hilang. Sekarang, bagaimana mungkin ia tahu ke mana Su Wan pergi? 

Su Wan berjalan keluar dari villa area Yunying. Di tengah hujan, ia berdiri diam tanpa tujuan.

Dia perlahan-lahan berjongkok. Rasanya seluruh dunia telah runtuh.

Beberapa lama kemudian, hujan masih belum berhenti. Su Wan sudah mulai tenang, dan akhirnya memutuskan untuk mencari tempat berteduh dulu.

Ketika merogoh sakunya, dia menyadari bahwa dia tidak membawa dompet. 

Su Wan tertawa, 'Mungkin hilang di jalan…'

Dia mengeluarkan ponselnya dan ingin menelepon seseorang. Tapi, nomor telepon yang pertama dilihatnya adalah Gu Zihang, Su Yurou, dan kakeknya...

Su Wan merasa sedih lagi.

Setelah menggulir kontaknya lagi, dia melihat nama kakek dan neneknya dari pihak ibunya. Tapi, mereka tinggal di kota sebelah, Kota A. Dia juga tidak ingin membuat mereka khawatir.

Su Wan tidak tahu harus meminta bantuan siapa. Tiba-tiba dia teringat pada Lin Feier, temannya di sekolah menengah. 'Lin Feier selalu ceria dan berpihak pada keadilan. Mungkin dia akan datang membantuku, kan?' pikir Su Wan. 

Masih di tengah hujan, Su Wan berusaha mencari nama Lin Feier.

Setelah melihat nama Lin Feier di daftar kontak, dia sangat senang dan langsung meneleponnya.

Namun, layar ponselnya tampak buram karena terkena guyuran hujan, dan dia tidak menyadari bahwa dia menekan nomor yang salah. 

Su Wan langsung meletakkan teleponnya di telinga kanannya. Dia tidak tahu bahwa nama yang muncul di layar ponselnya saat ini adalah Jiang Xuecheng. 

Panggilannya langsung diangkat, dan Su Wan bertanya dengan lembut, "Halo, apakah ini Lin Feier? Aku Su Wan. Sementara ini, aku tidak tahu harus ke mana. Feier, bisakah kau datang menjemputku?"

Lalu, terdengar suara lelaki, "Di mana kau sekarang?"

Su Wan terkejut, 'Apakah dia punya pacar?' 

Su Wan tidak merasa bahwa ada yang salah. Lalu ia melihat ke sekitarnya dan dengan ragu berkata, "Aku juga tidak tahu nama tempatnya. Tapi, aku tidak terlalu jauh dari Villa area Yunying. Ada apotek di sebelahku..."

Su Wan mencoba untuk menjelaskannya lagi, tapi dia mendengar nada sibuk datang dari ponselnya. Setelah menurunkan ponselnya, dia baru menyadari bahwa ponselnya sudah mati. 

'Gawat, ponselku mati gara-gara terlalu lama terkena air hujan…'