Di tengah hujan deras, beberapa pejalan kaki bergegas melintasi jalan yang tergenang air.
Saat ini, ada pasangan muda yang saling berpelukan dan melihat Su Wan. Gadis itu tersenyum dan berkata pada pacarnya, "Lihat, lihat, ada orang gila di sana."
Pacar gadis itu menyentuh rambutnya dan berjalan melintasi Su Wan, "Ya, bahkan di tengah hujan deras seperti ini, dia tidak membawa payung dan masih berjongkok di sana. Ayo cepat pergi."
Setelah mendengar ejekan dari pejalan kaki itu, Su Wan menyadari bahwa dirinya sangat memalukan.
Dia memeluk lututnya, 'Sepertinya lebih baik kalau aku benar-benar gila. Setidaknya ketika mendengar kata-kata Gu Zihang dan kerabatnya, aku tidak akan merasa sesedih ini.'
Sekarang, dia tidak membawa uang sama sekali, dan bahkan ponselnya rusak, jadi ia tidak bisa pulang. Dia hanya bisa berharap Lin Feier dapat menemukannya…
…...
Sementara itu, Jiang Xuecheng masih bingung mengapa Su Wan akan meneleponnya. 'Apakah dia menyesal merobek cek itu pagi tadi?' pikir Jiang Xuecheng.
Tapi setelah mengingat kejadian tadi malam, Jiang Xuecheng berpikir bahwa Su Wan bukanlah orang seperti itu. Tentu saja, jika Su Wan benar-benar ingin meminta cek itu lagi, Jiang Xuecheng juga akan memenuhi permintaannya. Hanya saja, Jiang Xuecheng akan merasa kecewa.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya Jiang Xuecheng menjawab telepon Su Wan. Ia mendengar suara hujan deras dari ujung telepon dan suara Su Wan yang sangat lemah.
Jiang Xuecheng dapat mendengar rasa sakit dan kesedihan Su Wan di telepon.
'Apa yang terjadi? Sepertinya dia tidak punya tempat untuk berteduh dan menelepon nomor yang salah…' pikir Jiang Xuecheng.
Ketika Jiang Xuecheng ingin menanyakan alamatnya, Su Wan sudah menutup telepon.
Sialan...
Jiang Xuecheng cepat-cepat menelepon Asi.
"Asi, periksa pemilik nomor 135... 7860 ini, aku ingin tahu lokasinya sekarang."
Di ujung telepon, Asi agak bingung setelah mendengar perintah Jiang Xuecheng. Dia belum pernah melihat Jiang Xuecheng tergesa-gesa seperti ini…
Asi langsung menemukan lokasi pemilik telepon tersebut dalam waktu kurang dari lima menit. "Tuan, dia ada di Jalan Timur Wenjing. Aku telah mengirimimu titik yang lebih spesifik."
Setelah menerima titik lokasi itu, Jiang Xuecheng segera naik ke mobil Koenigsegg berwarna hitam. Ia bergegas keluar dari tempat parkir dan langsung menuju ke lokasi Su Wan.
Begitu tiba di Jalan Timur Wenjing, Jiang Xuecheng langsung memarkir mobilnya. Dia membawa payung berwarna hitam dan mulai mencari sosok Su Wan.
Kemudian, Jiang Xuecheng melihat sosok ramping berjongkok di bawah lampu jalan.
Ya, dia adalah Su Wan.
Su Wan kehujanan, dan rambutnya sangat berantakan. Meskipun ia masih mengenakan pakaian yang sama, Jiang Xuecheng hampir tidak bisa mengenalinya.
'Apakah ada yang salah dengan otak wanita ini?! Kenapa dia tidak mencari tempat berteduh?' Jiang Xuecheng kesal. Dia cepat-cepat berjalan menuju Su Wan.
Su Wan, yang masih berjongkok di sana, merasa ada seseorang yang datang. Dia mendongak, dan pandangannya tampak sedikit kabur. Ia hanya melihat seorang pria bertubuh tinggi yang mengenakan mantel berwarna abu-abu muda berdiri di depannya.
Ketika mendapati bahwa dia bukan Lin Feier, Su Wan sedikit kecewa, lalu ia terjatuh ke belakang.
Jiang Xuecheng hendak menariknya, tapi Su Wan sudah terlanjur jatuh.
'Apakah dia pingsan karena kehujanan terlalu lama?!'
Jiang Xuecheng sedikit terkejut. Dia langsung menarik Su Wan ke dalam pelukannya.
Ia segera menanggalkan jaketnya dan memakaikannya di tubuh Su Wan.
Kemudian, Jiang Xuecheng memegang payung di satu tangan dan memegang Su Wan di tangan lainnya. Ia membawanya perlahan ke mobilnya yang diparkir di sisi jalan.
Di tengah hujan deras ini, hanya ada mereka berdua di sana. Ketika ada gadis yang lewat dan melihat Jiang Xuecheng, pandangannya langsung tertuju pada Jiang Xuecheng, yang sedang memeluk Su Wan dengan hati-hati.
Sikap lembut dan penuh perhatian, seolah-olah Su Wan adalah seluruh dunianya.
'Apakah dia sedang syuting film?' pikir gadis itu.
Jiang Xuecheng membawa Su Wan ke dalam mobil dan meletakkannya di kursi belakang.
Lalu, perlahan ia memiringkan kursi Su Wan. Ia mencari posisi yang nyaman untuk Su Wan dan memasangkan sabuk pengaman Su Wan dengan hati-hati.
Setelah kembali ke tempat duduk pengemudi, Jiang Xuecheng menyalakan mesin mobil dan melaju dengan cepat.
Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk tiba di Villa area Fontainebleau.
Sebelum mobil Jiang Xuecheng tiba, penjaga villa sudah membuka gerbang pintu untuknya.
Jiang Xuecheng melaju ke villa pribadinya. Setelah memarkir mobil, ia langsung menggendong Su Wan, yang sedang tidak sadarkan diri.
Dia menggendong Su Wan ke lantai atas dan menurunkannya perlahan. Tiba-tiba, Su Wan menarik tangan Jiang Xuecheng, dan sepertinya bibirnya bergerak. Tapi, Jiang Xuecheng tidak mendengar kata-katanya dengan jelas.
Su Wan mengerutkan alisnya. Saat ini ia merasa sangat sakit...
Jiang Xuecheng perlahan mendekati wajah Su Wan.
Su Wan bergumam, "Jangan pergi, jangan tinggalkanku…"
Mendengar kata-kata ini, Jiang Xuecheng pun mengernyit. 'Apa yang terjadi padanya?'
Tiba-tiba, Jiang Xuecheng mendapati bahwa tangan Su Wan sedikit berdarah.
'Apakah dia suka mencubit dirinya sendiri dengan kukunya?' pikir Jiang Xuecheng.
Jiang Xuecheng perlahan melepaskan genggaman tangannya, lalu menyeka darah di tangan Su Wan dengan handuk yang bersih. Kemudian ia memanggil Asi.
"Asi, sekarang aku ada di Fontainebleau. Nanti bawakan satu set pakaian dan sepatu wanita, lalu suruh Bibi Fang datang ke sini."
Setelah menutup telepon, Jiang Xuecheng mengambil jubah mandi dari lemari, kemudian ia menampung air hangat di bak mandi di lantai atas untuk Su Wan.