Chereads / Pernikahan Dadakan / Chapter 15 - Ternyata Jiang Xuecheng Pandai Memasak

Chapter 15 - Ternyata Jiang Xuecheng Pandai Memasak

Begitu Jiang Xuecheng menanyakannya, Su Wan merasa sangat lapar. Sejak makan pagi bersama Jiang Xuecheng tadi, Su Wan belum makan sama sekali.

Su Wan menyentuh perutnya dengan malu-malu. Di bawah tatapan Jiang Xuecheng, dia berkata dengan jujur, "Aku tadi hanya makan di hotel denganmu."

Jiang Xuecheng tiba-tiba berdiri dan mendekati Su Wan. Su Wan merasa tidak nyaman. 'Apa yang ingin dia lakukan?'

Saat Su Wan sedang berpikir yang aneh-aneh, Jiang Xuecheng bertanya, "Kau suka makanan Cina atau barat?"

'Dia mau membawaku makan di restoran?' pikir Su Wan. 

Su Wan tak menjawabnya dan hanya diam untuk waktu yang lama. Jiang Xuecheng mengerutkan keningnya, lalu membungkuk dan menyokong tubuhnya dengan berpegangan pada sofa. Tatapannya langsung tertuju ke mata Su Wan. "Jangan menguji kesabaranku, cepat jawab."

Kini mereka sangat dekat, sampai Su Wan bisa merasakan hembusan napasnya.

Su Wan bersandar ke sofa, lalu ia memalingkan muka dan menjawab, "Makanan Cina."

Setelah mendengar jawabannya, Jiang Xuecheng segera berdiri. "Tunggulah aku di ruang tamu selama dua puluh menit. Kalau merasa bosan, kau bisa menonton televisi atau membaca majalah sebentar." 

Setelah selesai bicara, Jiang Xuecheng pergi. Su Wan melihat Jiang Xuecheng berjalan perlahan menuju koridor dan akhirnya menghilang dari pandangan Su Wan.

Su Wan menebak, 'Apa dia akan memasak sendiri?' 

Jiang Xuecheng bisa memasak?

'Rumah mewah dan mobil Koenigsegg... Sepertinya keluarga Jiang Xuecheng sangat kaya… tapi orang seperti itu bisa memasak?' pikir Su Wan. 

Su Wan melihat majalah bisnis dan majalah politik yang tersusun rapi di sebelah kanannya, tapi sepertinya ia tidak tertarik. Akhirnya, ia memutuskan untuk menonton televisi.

Su Wan menekan remot kontrol di meja, dan layar LCD besar di dinding ruang tamu mulai menayangkan berita terbaru di dalam negeri.

Su Wan pun terdiam. 'Yang pertama adalah majalah bisnis, dan sekarang berita dalam negeri. Kehidupannya benar-benar membosankan.'

Kemudian, dia beralih ke saluran yang menyiarkan serial televisi.

Di layar LCD, sepasang kekasih menyebrangi jalan sambil membawa payung. Mata gadis itu penuh dengan kebahagiaan. Si gadis berjinjit dan mencium bibir si lelaki. Lalu, si lelaki mengusap rambut gadis tersebut, dan keduanya terus berjalan berdampingan.

Saat melihat film tersebut, tanpa ia sadari, Su Wan merasa sedih. Ia menghela napas dan mematikan televisi.

Tiba-tiba, aroma wangi makanan menyebar dari kejauhan. Aromanya yang menggoda membuat perut Su Wan keroncongan.

Su Wan mendongak dan melihat Jiang Xuecheng sedang meletakkan piring dan sumpit. Jiang Xuecheng melirik Su Wan. "Bukankah kau kelaparan? Cepat duduk dan makanlah."

Su Wan tidak bisa menahan rasa laparnya lagi. Dia cepat-cepat berjalan ke meja makan mewah berwarna emas itu.

Jiang Xuecheng hanya menyiapkan beberapa hidangan biasa, seperti sup tahu, daging sapi kecap, dan sepiring sayuran, termasuk pare. Sebenarnya, Su Wan tidak menyukai sayur pare.

Jiang Xuecheng berdiri di samping, dan Su Wan tidak berani menggerakkan sumpitnya.

Jiang Xuecheng berkata dengan lembut, "Aku akan mengambil sesuatu sebentar, kau makan saja dulu."

Begitu Jiang Xuecheng pergi, Su Wan langsung mengambil sumpitnya dan mulai makan.

Su Wan terkejut. Ternyata, keterampilan memasak Jiang Xuecheng jauh lebih hebat dari yang ia bayangkan, bahkan sebanding dengan koki hotel.

Su Wan makan dengan puas. Ia sangat menyukai hidangan daging sapi kecap tersebut.

Tiba-tiba, Jiang Xuecheng kembali ke ruang makan. Su Wan pun terkejut dan segera duduk tegak.

Jiang Xuecheng melirik sisa saus di Su Wan dan beberapa daging sapi yang tersisa di meja. Ia berkata pelan, "Tak kusangka, ternyata kau masih pilih-pilih makanan. Jangan hanya makan daging, makanlah sayuran ini juga."

Su Wan terpaksa mengambil beberapa sayur pare ke mangkuknya sendiri dan memakannya.

Jiang Xuecheng meletakkan sebotol anggur merah, lalu ia menuang segelas untuk dirinya sendiri dan mulai menyesapnya.

Su Wan diam-diam melihat Jiang Xuecheng. Jiang Xuecheng benar-benar berasal dari keluarga kaya. Ia terlihat sangat anggun. 

Su Wan melirik botol anggur merah tersebut.

Setelah melihat tulisan berbahasa Inggris di botol tersebut, Su Wan terkejut. "Apakah anggur ini merek Imperial of Screaming Eagle Cab tahun 1992?"

Meskipun sebotol anggur ini berukuran kecil, harganya hampir satu juta yuan...

Meskipun Su Wan terlahir di keluarga kaya, dibandingkan dengan pria di depannya ini, dia benar-benar merasa seperti orang biasa.

Jiang Xuecheng mengangkat alisnya. "Aku tidak menyangka, ternyata kau tahu anggur merah juga."

Su Wan merasa sedikit tidak nyaman saat mendengar kata-kata Jiang Xuecheng yang terkesan meremehkannya. "Aku pernah kuliah di Negara Dongchen selama tiga tahun. Tolong, jangan meremehkan kemampuan bahasa asingku."

Jiang Xuecheng tidak yakin dengan kata-kata Su Wan, tapi ia tidak menanggapinya. Su Wan tersenyum dan kemudian berkata dengan berani, "Tuan Jiang, di mana pakaianku yang sebelumnya?"

"Sudah kubuang," jawab Jiang Xuecheng dengan singkat.

Mendengar jawaban sesingkat ini, Su Wan memiliki firasat buruk. "Bagaimana dengan ponselku? Jangan-jangan kau membuang ponselku juga?"

"Ternyata kau lumayan pintar."

Su Wan terdiam.

"Apakah kau bodoh? Memangnya kau masih bisa menggunakan ponselmu yang sudah lama terendam di dalam air? Akhir-akhir ini, sering terjadi kasus kriminal di Kota S. Kalau aku tidak datang menjemputmu, mungkin kau sudah dijual oleh orang lain!"

'Ternyata dia yang tadi menjawab teleponku. Setelah dipikir-pikir, nama Lin Feier dalam daftar kontakku sangat dekat dengan Jiang Xuecheng. Lagi pula, saat itu sedang hujan deras, dan langit sudah gelap. Mungkin aku menekan nomor yang salah…' pikir Su Wan. 

Su Wan hanya mendengar nasehat Jiang Xuecheng. Ia berharap bahwa Jiang Xuecheng bisa melupakan kejadian memalukannya hari ini.