Setelah menampung air hangat di bak mandi, Jiang Xuecheng mengambil kotak P3K di ruang tamu. Kemudian, ia membersihkan luka di tangan Su Wan dengan hati-hati.
Su Wan sedikit kesakitan dan mengerutkan keningnya.
Setelah selesai membalut luka tersebut, Jiang Xuecheng menyadari bahwa pakaian Su Wan masih basah.
Bibi Fang baru tiba lima belas menit lagi, dan Jiang Xuecheng tidak bisa membiarkan Su Wan memakai pakaian yang basah.
Setelah berpikir-pikir, ia membuka mantel berwarna abu-abu yang awalnya ia pakaikan di tubuh Su Wan. Ia berjalan ke sisi lain sofa, lalu ia membungkuk dan membuka kancing mantel Su Wan.
Ia meletakkan mantel Su Wan di atas meja. Jiang Xuecheng menoleh ke Su Wan, dan tatapannya tertuju pada kemeja berwarna putih yang dikenakannya. Tiba-tiba, ia menelan air liur.
Kemeja ini berwarna terang dan juga basah, sehingga memperlihatkan lekuk tubuh Su Wan dengan jelas.
Jiang Xuecheng menahan diri dan melipat lengan kemeja dan celana Su Wan ke atas. Lalu, ia mengeluarkan handuk kering dan menyeka rambut, wajah, lengan, dan pergelangan kaki Su Wan.
Setelah melakukan ini, akhirnya ia mendengar bel berbunyi di luar pintu.
Bibi Fang dan Asi baru saja memasuki pintu dan melihat seorang wanita berbaring di sofa ruang tamu dengan pakaian yang basah.
Asi tiba-tiba terkejut, 'Bukankah dia adalah wanita yang tadi pagi bersama Tuan Muda?'
'Sepertinya wanita itu bernama Su Wan... Untunglah, aku tidak membuang pakaiannya tadi. Sekarang aku bisa mengembalikan pakaian ini pada pemiliknya,' pikir Asi.
Pandangan Asi terus tertuju pada Su Wan, membuat Jiang Xuecheng tak senang. Jiang Xuecheng melangkah maju dan menghalangi pandangan Asi. "Sudahlah, kau bisa memberikan pakaian dan sepatu itu padaku lalu kembalilah."
Setelah bekerja untuknya selama bertahun-tahun, tentu saja Asi tahu bahwa sekarang Jiang Xuecheng sedikit tak senang. 'Astaga, apakah Tuan cemburu karena wanita ini?'
Asi langsung memalingkan muka dan meletakkan barang-barang tersebut di atas meja, lalu ia bersiap untuk pergi.
Tiba-tiba, Jiang Xuecheng memanggil Asi.
Asi pun menoleh ke belakang dengan kebingungan.
"Jangan pergi dulu, dan periksa identitas wanita ini. Aku ingin tahu semua informasi tentang dia."
Saat mendengar perintah atasannya, mata Asi terbelalak lebar, 'Sepertinya Tuan Muda sangat peduli dengan Su Wan.'
'Haruskah aku memberitahu Nenek? Padahal Nenek sudah lama ingin memeluk cucu,' pikir Asi.
Beberapa hari yang lalu, Nenek diam-diam bertanya pada Asi, apakah Jiang Xuecheng benar-benar menyukai pria?
Sekarang, sepertinya Nenek tidak perlu khawatir tentang hal ini.
Sementara itu, Bibi Fang membantu memandikan Su Wan. Setelah selesai, Bibi Fang membersihkan ruang tamu, kemudian ia melapor pada Jiang Xuecheng dan bersiap pergi.
"Tuan, Nona masih tidur, dan saya sudah membawanya ke kamar. Tuan, apakah masih ada lagi yang harus saya lakukan?"
Jiang Xuecheng berkata, "Tidak ada lagi. Maaf karena meminta Bibi Fang untuk cepat datang ke sini. Bibi Fang sudah bekerja keras. Terima kasih."
Bibi Fang telah merawat Jiang Xuecheng selama lebih dari sepuluh tahun. Jiang Xuecheng selalu suka hidup sendiri dan tidak suka diganggu oleh orang lain. Meskipun dia bersikap dingin, sejak kecil dia sangat sopan dan tidak sombong sama sekali.
Bibi Fang tersenyum dan berkata, "Ini adalah tugasku."
Tempat tinggal Bibi Fang tidak jauh dari Villa Fontainebleau. Bahkan jika Jiang Xuecheng memanggilnya lagi, ini tidak merepotkan.
Setelah Bibi Fang pulang, Jiang Xuecheng pergi mandi. Dia juga basah kuyup karena terguyur hujan.
Setelah mandi, seluruh tubuhnya terasa lebih nyaman. Jiang Xuecheng mengenakan jubah sutra berwarna hitam. Ia bersiap untuk membaca majalah di ruang tamu, tapi tiba-tiba mendengar sebuah teriakan dari kamar.
Jiang Xuecheng mengerutkan keningnya. 'Dia tampak lebih imut saat tidur…'
Su Wan baru saja bangun. Ia mendapati bahwa dirinya terbaring di ruangan yang asing baginya, dan semua pakaiannya sudah diganti.
Dekorasi ruangan ini sangat mewah. Su Wan melihat lampu kristal yang indah di atasnya. Dia merasa bahwa ini bukanlah rumah Lin Feier.
Dia berusaha mengingat bagaimana akhirnya dia sampai di sini, tapi dia tidak bisa mengingatnya...
Samar-samar, dia hanya teringat akan seorang pria bertubuh tinggi yang mendekatinya. Kemudian pria tersebut membawanya masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengaman untuknya.
Su Wan memakai jubah mandi berukuran besar. Jelas, jubah ini pasti milik pria. 'Apakah aku dimandikan dan digantikan pakaian oleh pria?'
Su Wan tidak berani memikirkannya lebih dalam lagi...
"Apa yang kau ributkan? Suaramu sangat keras..."
Su Wan tiba-tiba mendongak saat mendengar suara tersebut. Ia melihat seorang pria bertubuh tinggi bersandar di pintu. Dari sorot matanya, ia tampak tidak senang.
Setelah melihat wajah tampan itu, Su Wan terkejut, 'Dia? Bukankah dia adalah Jiang Xuecheng?'
Tampaknya Jiang Xuecheng baru saja mandi. Dia mengenakan jubah sutra berwarna hitam yang menunjukkan dadanya yang berotot.
Su Wan langsung merasa bahwa telah terjadi sesuatu yang buruk.
Ia segera memegang erat sudut selimutnya dan suaranya bergetar, "Apakah kau membawaku kemari? Apakah kau menggantikan pakaianku?"
Setelah melihat ketakutan di mata Su Wan, Jiang Xuecheng tiba-tiba berniat buruk.
Dia mengangkat alisnya dan tidak memberikan jawaban yang jelas, "Bagaimana menurutmu? Sekarang tidak ada orang lain di ruangan ini..."
Wajah Su Wan menjadi pucat, dan seluruh tubuhnya menjadi tegang. Ia berusaha keras untuk tenang. "Tuan Jiang, terima kasih telah membalut lukaku. Mari lupakan kejadian hari ini. Pokoknya, terima kasih banyak. Aku akan pergi sekarang."
Su Wan cepat-cepat bangkit dari tempat tidur.
Jiang Xuecheng menatap Su Wan yang sedang panik, lalu berkata, "Kau yakin mau pergi sekarang?"
Su Wan berjalan menuruni tangga dengan terburu-buru. Tiba-tiba, jubah mandi yang ia kenakan melonggar dan langsung jatuh ke lantai.
Su Wan tidak memakai apa pun selain jubah mandi tersebut…