Ini adalah pertama kalinya Su Wan telanjang di depan orang lain. Kulitnya sangat halus dan putih.
Jiang Xuecheng terpana saat melihat pemandangan ini...
Seketika, berbagai emosi berkecamuk di dalam hatinya. Ini adalah perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
"Cepat pakai jubah mandimu!" Jiang Xuecheng berbalik badan.
Su Wan cepat-cepat mengambil jubah mandi di bawah kakinya dan mengenakannya, lalu mengikatnya dengan erat.
Pipi Su Wan memerah, dan jantungnya berdebar kencang.
Su Wan bersuara lirih, "Aku sudah memakainya..."
Ia terus berusaha menenangkan dirinya sendiri. 'Lagi pula, dia sudah melihat tubuhku saat mengganti pakaianku. Anggap saja ini sebagai mimpi buruk.'
Jiang Xuecheng perlahan berbalik badan dan melayangkan tatapan dingin ke Su Wan. Dia tidak suka dikendalikan oleh orang lain, tapi kali ini dia sedikit di luar kendali karena Su Wan...
Memikirkan hal ini, Jiang Xuecheng tiba-tiba menjadi kesal. Dia menekan emosinya dan berkata dengan dingin, "Aku mandi dulu. Ada pakaian dan sepatu baru di meja ruang tamu. Kau bisa memakainya."
Su Wan menatap Jiang Xuecheng dengan pandangan waspada. 'Bukankah tadi dia sudah mandi? Apakah dia mau mandi lagi? Mungkin aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri…'
Seolah bisa menebak pikiran Su Wan, Jiang Xuecheng mengingatkannya, "Pintu rumahku dikunci dengan kata sandi. Kau tak perlu bersusah payah untuk melarikan diri. Bagaimanapun juga, kau tidak akan bisa keluar. Tunggulah sampai aku selesai mandi."
Setelah melihat Jiang Xuecheng berbalik dan naik ke atas, Su Wan hampir menangis. Su Wan menuruni tangga dan sekilas melihat kantong berisi pakaian di ruang tamu.
Ia membuka kantong tersebut dan melihat mantel berwarna coklat muda di dalamnya. Mantel ini merupakan produk terbaru dan edisi terbatas merek Chanel. Mantel tersebut sepertinya sangat mahal. Selain mantel, ia juga melihat pakaian dalam di dalam kantong tersebut.
Saat melihat pakaian dalam ini, wajah Su Wan memerah. Peristiwa memalukan tadi melintas lagi di benaknya. Tapi, ketika mengingat-ingat reaksi Jiang Xuecheng tadi...
Su Wan merasa bahwa mungkin Jiang Xuecheng tidak berniat buruk padanya.
Jika Jiang Xuecheng ingin menidurinya, bagaimana mungkin dia bertahan sampai sekarang?
Su Wan berhenti memikirkan hal yang memalukan ini. Lalu, ia melihat sepasang sepatu kets...
Su Wan terdiam. 'Bagaimana mungkin sepatu kets cocok dengan mantel ini? Selera berpakaiannya benar-benar buruk.'
Ia segera mengenakan pakaian tersebut di kamar. Kini jubah mandi benar-benar menjadi mimpi buruk dalam hidupnya.
Ukuran mantel dan sepatu itu lumayan pas untuknya. Tapi, ukuran bra-nya sedikit terlalu kecil, jadi ia merasa sedikit tidak nyaman.
Setelah berganti pakaian, Su Wan tidak bisa duduk diam. Ia berjalan ke pintu depan dan mendapati bahwa pintu itu memang terkunci seperti yang dibilang Jiang Xuecheng sebelumnya.
Su Wan sudah mencoba tiga kali, dan semuanya gagal. Akhirnya, sistem keamanan mengunci pintu secara otomatis selama satu jam.
Jiang Xuecheng, yang baru saja mandi, keluar dan melihat Su Wan bersandar ke pintu dengan raut wajah sedih.
"Kemarilah."
Suara Jiang Xuecheng tiba-tiba terdengar.
Su Wan kaget dan melangkah mundur karena takut.
Ia mendongak dan melihat bahwa Jiang Xuecheng telah mengenakan jubah mandi berwarna putih. Jubah mandi tersebut sangat mirip dengan jubah mandi yang ia kenakan tadi.
"Apa yang kau takutkan? Aku kan tidak akan memakanmu..."
Jiang Xuecheng menuruni tangga dan menyeret Su Wan ke sofa.
Su Wan memukul pundak Jiang Xuecheng. "Aku bisa jalan sendiri."
Tingkah Su Wan ini membuat suhu tubuh Jiang Xuecheng kembali meningkat.
Kemudian, dia langsung menggendong Su Wan.
Su Wan pun terkejut.
Tangannya tidak bisa bergerak sama sekali. Su Wan hanya bisa menendang-nendang pinggang Jiang Xuecheng dengan kakinya.
"Jangan bergerak!"
Tendangan Su Wan ini membuat tubuh Jiang Xuecheng semakin memanas.
Jiang Xuecheng mendekati wajah Su Wan dan memperingatkan, "Aku sudah tidak punya niat untuk mandi lagi. Kalau kau masih menendangku, jangan salahkan aku kalau nanti menidurimu di sini."
'Meniduriku di sini? Jiang Xuecheng, kau benar-benar berniat buruk…' pikir Su Wan.
Su Wan semakin ketakutan dan terus melanjutkan perlawanannya. Tiba-tiba, Jiang Xuecheng memelototinya.
Jiang Xuecheng tampak seperti serigala yang siap menggigit leher mangsanya.
Su Wan ketakutan. Ia tiba-tiba memiliki firasat yang lebih buruk. Ia merasa bahwa suhu tubuh Jiang Xuecheng tiba-tiba menjadi panas.
Tadi, Jiang Xuecheng berbicara dengan sungguh-sungguh.
Su Wan sangat ketakutan dan tidak berani bergerak lagi. Ia terpaksa membiarkan Jiang Xuecheng menggendongnya ke sofa.
Setelah menurunkan Su Wan di sofa, Jiang Xuecheng duduk di samping dan tidak lagi menatap Su Wan.
Su Wan merasa lega sesaat.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba terdengar suara yang menarik perhatian mereka berdua.
Suara perut Su Wan terdengar jelas di ruang yang tenang itu. Su Wan pun merasa sangat malu.
Jiang Xuecheng melirik Su Wan dan berkata dengan dingin, "Apakah tadi kau belum makan siang?"