ketika aku banyak gaya dibilang aku orang sok segalanya, sok cantik sok kaya sok ber-uang sok hits sok asik sok sok lainnya lagi.
Namun aku sadar diri aku dari orang sederhana bukan orang mewah, pakaianku pakaian rendah bukan pakaian mewah, hidupku pula sederhana tidak neko neko tapi aku tahu adab sopan santun kepada orang lain, dan akupun masih mampu menilai dengan diri sendiri, bila aku berkata dia buruk apa dia lebih buruk dari aku? bisa jadi aku yang lebih buruk dari nya.
Jangan samakan aku dengan kamu, yang muka wah hati kosong yang makan wah tapi keluarga bolong, keliatan mewah tapi hanya demi tenar hanya demi kebahagiaan semata, hanya demi pamer dan hanya demi dicap wih baik, wih cantik, wih berduit. Aku jauh dari itu semua maka dengan itu aku sadar diri.
aku diam bukan aku takut, aku diam karena aku tahu kamu tak begitu penting maka dengan itu aku diam, bila aku meladeni kamu sama halnya aku meladeni orang gila. cantikmu terpaksa demi menjadi rebutan, tapi dicap rendahan.
andaikan aku cantik bak bidadari atau Puteri salju mungkin aku mampu menggoda lelaki namun aku sadar diri.
begitulah tulisan yang aku catat dibuku diari-ku. karena beberapa hari ini aku dicap wanita murahan, wanita kurang pintar dan wanita miskin.
Santi dwi astuti putri dari orang sederhana yang memiliki cita cita sukses di masa depan, dan memiliki hobby yang sangat tidak pantas bagi orang miskin. bahkan hobby dan cita cita seperti ini mampu menjadi bahan tertawaan seorang siffa.
teman temanku selalu berkata "san jajan mulu, udah gendut bukannya nabung mending an kan kalo nabung, terus buat benerin diri supaya cantik" dan dalam hatiku selalu berkata "iya kamu cantik dan enak punya keluaraga ber-uang bertemanpun karena kamu banyak duit makanya banyak gaya beda sama aku, dian diusik bila berisik dikit, dianggap lelucon" dan senyum tipis dari bibirku.
keluargaku berbalikan dengan kata kata temanku ibu selalu berkata "ngapain mogok makan? ngapain nabung demi diet? gak berguna, cantik pas udah gede saja sekarang mah masih sekolah duit aja dari orangtua" dan semua kadang menjadi alasan aku diam.
diam meratapi aku harus memilih omongan teman temanku atau aku harus memilih omongan ibuku. karena bagiku keduanya ada bebarbya bahkan aku butuh makanan dan aku kesehatan, namun aku juga butuh perawatan
dirumah seperti ini enaknya makan sih, tapi kan uangnya aku udah masukin ke celengan gima dong, apa ibu udah masak yah.
"ma..." baru saja mau bertanya ibu
"santii sayang turun sini makan, tumben seharian dikamar aja, mentang mentang liburan" sudah dipotong perkataanku dengan teriakan ibu.
disaat dimeja makan aku sangat gugup, canggung, harus bertanya atau tidak baiklah aku putuskan sana untuk bertanya.
"mah... aku jelek yah? aku obesitas??" dengan nada sedikit malas
"tidak sayang, jelek itu wajar untuk anak sekolah, klo obesitas berat kamu sudah dibatas minimal, udah jangan kebanyakan pikiran yah sekarang makan" ucapan ibuku yang lembut.
makanan hari ini ada jengkol cabai, sambal, ikan, kentang balado ini semua makanan kesukaan aku kecuali ikan. tapi tumben ibu masak bebarengan seperti ini, apa ibu kehabisan ide agar aku makan nasi.
yasudahlah aku akan makan.
setelah makan ibu tiba tiba ingin menanyakan banyak hal dan aku iya kan tawaran nya
ibu :"teh, teteh ntos gede, tapi bukan berarti teteh harus ikutin semua yang ada diluar, mereka orang ada beda sama kita, kalo kamu mau dandan atau beli baju harus pake duit sendiri emang kamu mau kelaparan gara gara cantik gara gara langsing" ucap ibu seperti sedih
aku :"iyah mah, bukan teteh so so an arek ngilu ngilu batur, tapi teteh teh nyeri hate da di holoken goreng, diholoken jalema miskin, lain ku isin cuma teteh sedih mah" ucapku sedikit murung.
ibu :"teh, hidup kita emang sederhana biar orang kaya itu ngomong apa juga nggak usah dimasukin hati, dengerin aja pake kuping kanan keluarin lagi pake kuping kiri udah selesai neng" ucap ibu lagi dengan nada rendah
aku :"iyah atuh mah, hatur nuhun, da manusa sakabeh oge boga parasa boga amarah manya abdi te menang marah da abdi oge manusa lain binatang" ucapku sedih.
ibu :"terus sama damar gimana? baik kan, pacaran sewajarnya ya, jangan neko neko katanya mau kuliah" tumben sekali ibu bertanya tentang Damar, lagi pula damar tidak oernah ada waktu lama denganku.
ibu :"teh...." menyadarkan aku dari lamunan
aku :"eh iya mah, baik kok mah nggak kok aku gak ngapa ngapain" senyum aku sambil membereskan bekas makanku.
ibu :"yaudah ibu tidur duluan ya kamu nanti beresin kalo udah makan yah" sambil pergi ke kamar.
Bagaimana bila ibu tahu bila aku sudah sering dici*m,
& dipeluk oleh damar, pasti ibu malu punya anak seperti aku yang sudah kotor seperti ini. Ibu maafin aku, aku sudah melakukan yang aku tidak ketahui dan yang aku ingin mencobanya. Semoga ibu tak tahu sampai bila bila. aku sayang ibu namun aku juga sayang damar.
"sannnnn.... kalo udah selesai diberesin ya nak" ucap ibu lagi sambil teriak dari atas. padahal memang sudah selesai sedari tadi "iya bu" jawabku.
cintaku bersemi diputih abu abu🎶
99+ telpon dari damar ada apa sih, aku angkat saja telpon nya. kan aku habis makan nggak mungkin makan bawa handphone.
"hallo, assalamualaikum dam kenapa?" -ucapku
"waalaikumssalam, tidur yah? maaf ya kalo ganggu, aku cuma mastiin kamu baik baik aja hari ini" - ucap damar
"tapi kalo mau lanjut tidur nggak apa apa kok san, besok lagi kita chatingan atau telponannya" -lanjut damar
"nggak, aku abis makan" -ucapku tanpa semangat seperti biasa
Pikiranku masih tidak karuan, tidak sinkron tidak jelas, maka dengan itu mood ku pun mulai ancur, beginilah jadi wanita moody-an serba badmood gampang banget buat sedih buat rapuh. Biarlah tak apa.
tutttt tutttt tuttt... Aku cek ternyata tak ada sinyal ya sudah aku matikan saja tak penting jugapun. aku tidur saja, esok aku harus sekolah namun mengala tiba tiba badanku agak tidak enak yah, biarlah.
keesokan hari badanku sakit, serasa remuk malas bangun lemas sekali. aku lihat handphone ternyata ada 3000 chat dari damar yang sebagain berisikan "selamat pagi tuan putri👸 selamat menjalankan aktivitas nya😚 sehat selalu yah jangan lupa semangat🥰🥰 dan baca doa sebelum berangkat sekolah tuan putri👸" namun tetap aku acuhkan biarlah dia mau bagaimana atau seperti apa.
ibu :"santiiii, damar nyusul nih, katanya kamu mau berangkat sekolah diantar saja sama damar, turun cepat yah sayang" teriak ibu dari ruang tamu.
aku :"(damar? baru saja aku tengok handphone berisikan chat dari dia aku malas sekali), maaf mah kayanya aku gak sekolah deh badanku terasa tidak enak" ucapku dengan suara berat.
ibu :"santi, kamu sakit? yaudah nanti ibu panggilkan dokter yah atau kamu mau rumah sakit aja?" ucap ibu dengan cemas.
damar :"Tante aku boleh ke kamarnya santi untuk menengok santi" ucap damar lembut.
ibu :"boleh nak damar" dengan nada khas orang sundanya
setelah menaiki anak tangga damarpun sudah berada didepan kamarku, dan berkata "assalamualaikum, aku masuk yah santi" tampa aku jawabpun dia masuk, aku benci dengan melihat wajahnya, entah mengapa mungkin peletnya luntur, duduklah damar disampingku dan memegang perutku.
"kamu gak apa kan? kok hangat sekali?" -ucap damar
"nggak apa apa" -ucapku datar
"yaudahlah aku berangkat sekolah duluan yah santi nggak apa apa kan, nanti aku kirimkan surat ke guru piket ya" - sambil mengecup pipi kanan kiri dan jidatku, dan hampir menyentuh bibirku ibu sudah datang.
"damar mau sekolah, yasudah biar ibu yang jaga santi"
akhirnya damar pergi dan dokter sudah tiba, dan dokter berkata bahwa aku stres karena banyak pikiran, bahkan pankreas ku sudah rusak maka dengan itu aku harus operasi berat jika ingin sembuh, walaupun bisa rusak lagi ucap dokter pada ibuku saat itu.
aku hanya diam dan diam, sambil meneteskan air mata walau tanpa aku paksakan atau tanpa aku inginkan, air mataku turun menerus seperti air terjun sampai mataku memerah dan kantung mataku menghitam bahkan membengkak.
tak apa sudah 2minggu aku terdampar di atas kasur esok aku harus bersekolah untung semua pelajaran sudah aku selesaikan semoga tak ada yang tertinggal lagi.