Chereads / Cinta Karena Nafsu / Chapter 6 - 5. beri kepada saya

Chapter 6 - 5. beri kepada saya

"Saya sudah ucapkan saya memang orang sederhana bukan miskin, biar saya miskin dinata anda tapi anda pun miskin dinata orabg yang memiliki pendidikan tinggi. Mau tahu apa? hati anda kotor, otak anda miskin, perasan anda tidak ada, berkata sepenaknya tanpa berkaca siapa yang memberi modal semuanya kepada anda, yang kaya orangtua anda bukan anda" dengan nada lantang ucapkan kata kata ini pada siffa.

siffa :"heh jaga mulut lo yah, gw emang kaya bokap gw punya banyak perusahan, cuma bokap dan nyokap gw salah milih sekolahan yang harus digabung sama gembel kaya lo, bokap nyokap gw kaya raya nggak kaya bokap nyokap lo kampungan miskin abadi" ucap siffa dengan nada marah

aku :"Biar saya dan keluarga saya dari kampung bukan berarti kami kampungan kaya kamu, orang kaya baru jadi nya pamer kampungan, gapunya adab, saya emang beda jauh dari kamu siff, tapi satu jangan bawa ibu dan ayah saya diperkataan kamu cukup saya yang kamu hujat yang kamu bully jangan keluarga saya" dengan nada marah aku melantangkan semua kata kata tanpa berpikir.

siffa :"ehk miskin, udah jelek belagu, sok kecantikan lagi lo, lo gabakalan ada yang belain kali" ucapnya percaya diri

astaghfirullah haladzim yaallah ampuni aku, sudah memilih meluapkan emosi dibanding beristighfar padamu. saat itu juga aku hanya berkata "sekolah memang bagimu tak ada guannya tapi bagi saya itu penting, saya tidak janji namun insyaallah saya mampu membeli omonganmu 5-10 tahun kedepan" ucapku lalu meninggalkan peperangan ini.

kamar mandi lah satu satunya kunci aku untuk mencuci muka dan menyegarkan mata agar tak terkaku sembab karena jika aku menangis maka siffa akan lebih senang.

triingg.... nada dring WhatsApp dari pacarku.

"kamu nggak apa apa kan, nanti pulang malam kita jalan yah" ucap damar.

"nggak apa apa kenapa? mau ngapain? ada yang pentingkah?" balasku seakan akan baik baik saja.

"nggak nanya aja tuan putri, siapa tahu kamu sakit hehe, iya nih gawat" ucapnya meyakinkan aku.

"seriusan, gawat kenapa sih" seiring berjalan keluar dari kamar mandi aku panik.

"iya gawat beneran aku rindu kamu hehe" astaga aku kira apa dia membuat lolucon.

"yaampun aku kira kenapa? yaudah aku masuk kelas dulu yah bentar lagi mulai nih pelajarannya, assalamualaikum kurus" ucapku meledek.

"waalaikumssalam, nanti malam jam 08:30 wib yah cantik" ucapnya merayuku.

Duduklah aku dibangku ku dan teman ku bertanya "san, kamu nggak kenapa kenapa kan?" aku hanya menjawab "iya nggak apa apa hehe"

Baru saja aku masuk sekolah sudah seperti ini, bagaimana otakku mampu rehat dengan benar jika seperti ini aku akan terus terusan stres. siffa destri dan nana begitulah 3 curut berulah denganku mereka hilang 1 pasti tidak ada kekuatan. beraninya hanya main dengan ketiganya bukan one by one. kadang aku kesal marah ingin sekali menjambak nya namun aku sadar.

ketiga tiganya curut yang berulah itu akan selalu aku doa-kan supaya mereka tau atau merasakan apa yang aku rasakan walau hanya sebentar biar tahh rasa bukan buat balas dendam aku hanya ingin bertanya "apakah enak dijadikan bawahaan ketika kamu diatas sendiri an?" itupun jika terjadi dan jika dihadapanku.

semoga akupun tidak sama seperti mereka yang sombong yang merasa mereka lah yang segalanya. aku hanya ingin menjadi aku bukan orang lain. seandainya pun aku menjadi orang yang baik itu bukan dari aku tapi contoh dati orang yang baik juga padaku. jika aku jahat itu bukan dari contoh orang di sekitarku namun aku yang terlalu emosional.

damar :"sayangg, kenapa sendirian ada ulah lagi sama siffa" -ucapnya sambil merangkul pundakku.

aku :" nggak" -jutek

damar :"kamu kenapa sih kayanya kemarin kemarin kamu diem, kamu marah sekarang juga judes, sadar diri sih masih mending aku mau sama kamu" "degg ucapannya menusuk kedalam hatiku. akhirnya aku memilih untuk meninggalkan damar dibandingkan aku harus sakit hati oleh 3curut dan 1playboy seperti dia. tapi mengapa tidak dati awal dia tidak usah denganku. kenapa harus begini ceritanya. temanku hilang sekarang pacarku seperti ini, apa semua akan berubah seperti bumi, terkecuali ibu dan tuhanku.

Damar :"eh santi, tau diri dong, udah pacaran sama aku kaya iyah aja kamu hidup, tanpa aku kamu bisa apa santii" teriaknya damar dikantin dan semua siswa/i mendengar dan menengok kearah aku. sungguh malu hidupku, sungguh sakit hatiku serasa aku sedang menyeset kulitku perlahan dengan napas yang masih mengalir seperti ini.

cukup aku saja yang merasa sengsara dan yang tahu semua siksaan kalian, billy-an kalian jangan sampai ibu dan ayahku tak ada yang tahu.

serasa hidup, alam, masyarakat semua tak berpihak dengan keadaan aku disini, mengapa sampai damarpun begitu? apa damar sudah bosan, apa damar ada wanita lain yang bisa dia ajak kemana aja kapan aja ngapain aja?. Jika iya mengapa tidak berbicara baik baik dengan aku, yaallah kenapa aku harus meneteskan air mat terus sepanjang hari apakah sekenario mu belum selesai untuk menjatuhkanku dan keluargaku, bila aku yang dijatuhkan aku terima ya tuhan jika sudah menyangkut ibu dan ayahku sungguh aku marah terhadap sikapmu dalam melakukan itu pada ku.

setes debu akan hilang dengan setetes air, setetes air akan hilang dengan selembar tisu, namun bekas dari air itu akan selalu ada bekasnya. seperti gelas kaca yang terjatuh ketika yerlihat rapih dibereskan namun masih ada bekas diatas keramiknya. bukan aku mengeluh atas cobaan namun akupun ingin merasakan bahagia.

drttt drrrtt bunyi handphone ku ketika ada chat masuk dari siapa? karena semua sudah aku senyapkan tanpa suara, aku lelah menangis aku mengantuk, dan tiba tiba aku telah tertidur dikamar mandi hampir selama 2 jam sedangkan sekarang waktunya shalat dzuhur astaghfirullah mengapa harus salah tempat seperti ini sih.

"santii dari tadi kamu disini, dicariin guru guru padahl tadi, soalnya kamu gak masuk 2 pelajar, kenapa bolos?? pantes saja tadi ada yang mau ke kamar mandi nggak bisa masuk, basah kuyup juga, ayoo ke kelas aja" ucap dhea teman sebangku saat ini.

"iya dhe aku ketiduran, yaampun tugas aku dikumpulkan atau tidak Dhe badanku terasa kurang vit, makanya teryidur sepertinya dikamar mandi" - ucapku lemas.

setelah keluar dari kamar mandi semua orang melihat ke arahku bahkan saat di kantor ada yang memanggil namaku "santiiii, kesini deh bapak ada urusan sama kamu penting" ucap guru BP/BK

"maaf pak Rian, santi sepertinya sedang tidak enak badan" ucap Tiara

"iya pak soalnya..." kupotong pembicaraan dhea "iya pak baik" ucapku pelan, "yaudah dhe, ra kalian wudhu aja nggak apa apa kok aku disini" lanjut aku.

"santi, tadi kata pak jojo dan bu sinta kamu bolos pelajaran mereka kemana kamu? kenapa nggak masuk?? dan kenapa basah kuyup seperti ini" pertanyaan pak Rian membuatku pusing

"Maaf pak tadi sepertinya saya tertidur di kamar mandi, dan air kran menyala, makanya basah kuyup, dan maka dengan itu juga saya tidak ikut pelajaran, sekarang badan saya kurang vit lagi pak, kemungkinan juga esok saya tidak masuk sekolah lagi kepala saya pusing dan perut saha sakit sekali, mohon maaf pak sebesar besarnya, pulang sekolah ini saya akan meminta maaf kepada pak jojo dan bu sinta" - perjelas aku walau tidak ditanya begutu panjang.

setelah sekitar 30menitan aku berbincang akhirnya bu sinta dan pak jojo dipanghil pula agar aku meminta maaf. namun bu sinta dan jojo hari ini baik sekali pada aku mereka berkata "kamu udah ngerjain tugas dan udah dikumpulin, maka dengan itu saya tidaj marah padahl 2minggu kamu tidak masuk tapi 1 hari kamu masuk sekolah semua tugas selama 2minggu itu kamu selesaikan maka dengan itu saya maafkan kamu, tapi satu jangan sampai terulang, jika tidak enak badan tetap dikelas dan cukup dengarkan juga tidak apa, bukan begitu bu pak" ucap pak jojo "iyah betul itu tugas sayapun kamu kumpul walaupun masih ada yang salah" ucap bu sinta.

akhirnya aku hari ini pulang namun dengan badan yang sangat sakit belum juga sembuh apakah aku harus operasi namun sayang jika bulan depan aku tidak mengikuti ulangan akhir semester.

aku hanya mampu tiduran saja di kasurku sendiri dan tidak bisa apa apa kecuali memainkan ponsel dan menghadap kiri kanan dengan kepala saja bukan denga seluruh badanku. Nikmat tuhan mana lagi yang kamu dustakan.