Chereads / Cinta Karena Nafsu / Chapter 9 - 8. Aneh

Chapter 9 - 8. Aneh

Rabu, waktunya aku sekolah, hari ini harapanku tetap satu yaitu jauhkan marabahaya dari keluargaku. Biar aku harus menanggung keusilan siffa tapi tak apa, bagiku dia baik bila bermain dengan yang baik, dan diajarkan dengan yang baik, beberapa hari lalu siffa sudah kena amarah Bu Herna semoga siffa tidak jadi pindah, walau aku harus merasa sesaknya ada dia namun sekolahku akan sepi tanpa dia.

Dengan kejadian beberapa hari lalu ibu ibu atau tetanggaku rajin bergotong royong membantu pembersih komplek, bahkan berolahraga bersama, senam bersama dan sering juga berkumpul bersama. Tidak mementingkan dirinya sendiri lagi.

Namun yang membuatku sebal adalah anaknya bu Rosalina yang tidak terima dengan keadaan lalu menegurku dengan ucapan "kamu gak aman disini santi" padahal yang tidak aman menurutku adalah dia karena orang seperti dialah yang dicari oleh polisi polisi.

Aku pergi saja meninggalkan adellia orang kurang waras itu, selain dia menjual harga dirinya adell juga tidak pernah suka dengan keluargaku atau keadaanku dulu ketika aku baru baru datang ke sini, namun seiring waktu kami berteman bahkan seakan akan sahabat namun begitu juga orangtuanya cerewet, suka gibah ingin hidup enak namun tak bisa maka dengan itu adell lah yang menggantikan ayahnya mencari uang dengan cara apapun karena adell hanya lulusan smp, dan smk sama sepertiku ia tak mampu membayarnya maka dengan itu ia menjual harga keperawanan nya dengan harga 60juta 5jam, namun entahlah seketika ia menjadi sangat marah kepadaku ketika semua orang tahu bahwa dia open B*. mungkin memang aku salah tapi akupun tak sengaja, hanya terbawa emosi.

"santi tunggu, sampai aku ditangkap polisi kamulah orang yang aku tuntut" ucapnya sambil menunjuk ke arahku

"mengapa aku? Kau yang salah dan ibumu yang terlalu ember maka dengan itu akupun tak punya alasan lain, jika ingin kerja, kerjalah sepertiku walau hanya menjadi seorang chef resto biasa namun gajiku lebih besar dari harga jualmu 1jam" ucapku dengan ketus

"Eh, nggak ada urusan pun dengan mu, diam jika punya mulut, sok tahu, pembuat pitnah" ucapnya sambil mencekik leherku.

"Kau lepaskan atau aku lawan" ucapku seperti biasa padahal sungguh engap dan tak bisa bernapas.

"aku mohon san, jangan laporkan aku ke polisi" ucap adell dengan tangisan dan ishakan didepanku sambil melepaskan dan sambil memeluk tubuhku.

"dell, jika aku jahat dari awal aku akan melaporkanmu tetapi tak ada niatan sekecil apapun untuk itu dibenakku" ucapku sambil mengelus punggungnya

Akhirnya aku berangkat sekolah, ada kokoh yang bila mana lewat depan kedainya akan disiram air karena baginya itu haram untuk diinjak kembali. Biasanya tak menegur ku bahkan tak pernah melirik kearahku, hanya ia memiliki 3 anak 2lelaki 1 perempuan, dan ketiganya adalah temanku. "san..." senyumnya tiba tiba kepadaku, bingung pasti aku bertanya tanya pada diriku namun yasudahlah "iya koh, berangkat dulu" ucapku tanpa basa basi lagi dan meninggalkan kokoh.

Kringggggg.... Kringggggg.... Bel berbunyi tanda pelajaran sudah selesai akhirnya pulang juga batinku sudah berbicara dari tadi pagi.

Hari ini aku pulang dengan robi teman kelasku, yang dulu sempat aku sukai, semasa kelas 1 smk, namun sekarang sudah biasa saja bagiku. Dia teman baik, bahkan dia juga akrab denganku tidak sombong.

Diperjalanan tiba tiba damar memberi kabar melalui via chat

Damar :"Ping!! Ping!! Ping!!..... Sayang nanti malam ikut aku yah, aku mau ngajak kamu biar sama dengan teman temanku dengan pacarnya, I love you beibe" dengan emot begitu banyak, tumben damar seperti ini batinku.

Aku :"iya dam, nanti aku juga siap siap biar cantik dan rapih, dan tidak membuat kamu bosan" balas biasa kepada damar yang tiba tiba aneh bagiku

Danar :"nggah usah dandan sayang, nggak apa apa" senyumnya terlihat dari kata kata ini, semakin aneh akupun namun aku biarkan saja.

Santi.... -ucap Robi

"eh iya rob maaf" ucapku kaget

Ku lanjutkan balas chat dari Damar

Aku :"hehe yaudah liat nanti yah"

Tidak ada balasan lagi dari damar akupun masa bodo dengan keadaan ini, intinya aku akan bertemu dengan damar.

Sesampainya di rumah aku tak sempat makan bahkan minum, aku hanya masuk dan naik ke kamarku lalu rebahan dan mencari baju kesukaanku, untuk ku persiapan nanti malam. Dan make up seadanya karena aku tak pandai berdandan, cukup pakai bedak tabur dan lipstik sisanya akubiarkan.

Pukul 17:30 wib damar kembali membalas chatku.

Danar :"sehabis maghrib ini aku on the way ke kamu ya sayang" tumben sekali damar menjemputku jam segitu tidak seperti biasanya namun yausdahlah tidak apa apa.

Aku :"iya, kabarin kembali nanti yah" dengan bersiap siap aku aku pergi mandi dan sehabis mandi aku pakai baju kesukaanku berwarna ungu, dan aku akan berdandan oleskan bedak kepipi dan jidat lalu pakaikan lipstik ke bibir tinggal menunggu damar datang, hanya melakukan seperti itu pun aku bisa sampai 1jam.

Drrrtt..... Drttrrr... Drtrrrrrrtttttttr.... Telpon dari damar "keluar aku didepan" tuttttttt..... Sudah dimatikan yasudahlah tak apa biarkan saja tak penting juga intinya aku bertemu Damar apa kah masih ada yang kurang tidak sepertinya aku bawa lipstik saja buat jaga jaga.

Saat bertemu Damar seperti biasa dia anak orang kaya sedangkan aku anak orang sederhana yang tak punya apa apa ketika kita sudah berhadapan tak sedikit pun ia melihat wajahku namun membentakku "udah buru naik" hah? Pikirku kenapa damar seperti ini? Ada apa?. Aku naiki mobilnya dan berada disampinya, damar pun membawaku ke sebuah hottel yang entah ada acara atau bagaimana untung saja aku sudah berusaha rapih, pikirku.

Sesampainya diparkiran damar menyeretku dengan cara menarik pergelangan lenganku. Bahkan dia sungguh beda dari biasanya. Ada apa mengapa perasaanku tidak enak seperti ini? Apa damar ada masalah atau ibuku dirumah sedang ada masalah, pikiranku selalu terombang ambing hanya karena masalah kecil.

Aku, damar dan banyak orang lain yang juga sama sepertiku menunggu terbukanya sebuah lift untuk naik ke atas karena tidak ada yang terbuka. dan tak sedikit dari mereka memandangiku entah mengapa dan kenapa, aku sungguh malu namun yasudahlah.

Setelah lift nya terbuka akupun bingung mengapa Damar menyuruhku tidak dandan? Mengajakku ke hottel bahkan menarik lenganku seperti tak wajar, bahkan saat memasuki lift pun damar berkata "masuk cepat" seakan akan aku budaknya, atau hewan domba yang sedang ia kembala.

Tiba tiba lift terbuka dan hanya ada 2 arah belokan yang pasti ke kanan atau kiri, aku kira memang ada acara besar namun mengapa tak ada suara sekecilpun disini. Perasaanku campur aduk bahkan bingung harus bagaimana. Akhirnya aku sampai di sebuah pintu hottel dan saat damar membukanya terdiri dari beberapa temannya sedang mab*k bahkan telan**ng bulat. Astaga ada apa ini maksudnya bagaimana. Sungguh pikiranku sangat kacau balau saat ini.

Aku dan damar masuk namun semuanya mulai berhamburan seperti semut, dan hanya aku dengan damar berdua disini, aku didorong ke atas kasur oleh damar dan di ucapkan sesuatu olehnya "tidurlah sayang, aku akan pesankan makanan" manis sekali ucapannya, sedangkan pikiranku? Tak ada daya sama sekali.

damar memang mengetikan sesuatu namun seperti bukan memesan makanan atau minuman, entah isi handphonenya apa dan seperti apa akupun tak tahu itu.

Tak lama tiba tiba damar pun meniban badanku dengan bdannya.