Chereads / Cinta Karena Nafsu / Chapter 10 - 9. hilangnya kepercayaan

Chapter 10 - 9. hilangnya kepercayaan

Untuk permasalahan beberapa minggu lalu dengan damar aku harus melakukan hal yang keji, menjijikan dan tak terpuji seperti ini. Lalu apakah dia akan mampu membiayai aku dan anaknya bila nikah nanti.

Aku sudah lama menahan untuk tidak memberikan mahkotaku dengan bukan mahrom ku namun apa daya aku seorang perempuan yang bilamana dipaksa aku tak dapat memaksa, walaupun aku mencoba melawan untuk tidak menyerahkannya yang ada nyawaku pun ikut tiada seperti mahkotaku.

"Sampai kamu kasih tau teman kamu, kamu yang akan malu, kamu yang akan sengsara, kamu yang akan dibully apalagi sampai kamu hamil. aku tak ingin bertanggung jawab jika ada orang tahu itu anakku" -ucap damar dengan nada tinggi sehabis melakukan hal keji dan menjijikan itu. sedangkan aku, aku hanya menangis dan menangis, perempuan mana yang tertawa ketika dia sudah lagi tak perawan. wanita mana yang bahagia dia sudah lagi tak rapat. air mata membendung dimataku dan senyum tajam dari damarpun terlihat begitu seram. sedangkan aku meringik karena menangis.

Bod*h nya aku, sungguh bodoh, bagaimana bisa aku mempercayai pacarku yang berkata manis, yang berkata "aku janji dan aku janji" tuhan memilihkan orang yang kurang tepat untukku, bagiku. namun aku lupa bahkan ibadahkupun tidak pernah aku lakukan semenjak aku berpacaran. aku tahu tuhan marah denganku tapi aku mau tuhan mengeryi keinginanku. apa yang baik ternyata buruk dan apa yang aku pandang burukpun ternyata baik bahkan mampu lebih buruk lagi.

cintaku bersemi di putih abu abu 🎶 24panggilan tak terjawab dari ibu negara, aku tahu pasti ibu memiliki pirasat buruk, aku tahu ibu tak tenang karena sekarang sudah jam 11:45 wib, dan aku masih belum berada dirumah. maka dengan itu ibu menelponku berkali kali.

andai ibu tahu pasti ibu akan menuntut damar, namun bagaimana dengan aku nanti jika damar dilaporkan ke polisi?, aku hanya ingin semua tertutup dari semua orang juga. aku tak apa seperti ini aku akan mencoba untuk berusaha baik baik saja. tapi aku tahu aku tak mampu membendung air mata atau kesedihan diri sendiri.

"pakai bajumu pela*ur, ibumu sudah menelepon mu dari tadi berisik sekali, sepenting apa kamu memangnya" -ucap damar terlihat biasa saja

"sudah cepat, nanti bila aku dilaporkan atas penuduhan menculik tuan putri macam kamu, bagaimana, tak ada gunanya pun" -lanjut danar sambil teriak.

aku hapus air mataku dan aku segarkan suaraku agar tak terlihat sedih yang sangat sedih.

"assalamualaikum mah... iya maaf atuh mah, aku bentar lagi pulang kok ini teh udah dijalan" -ucapku tenang

"waalaikumssalam, hati hati yaudah mamah tidur yah santi" -ucap ibu seperti khawatir sekali.

tutttt.... mati lah telponnya

diperjalanan damar hanya menanyakan tiga kata "sakit gak bo*oh" dan aku diam saja karena aku takut damar semakin marah dengan jawabanku, dan bila aku menjawabpun pasti aku meluapkan emosiku, apa daya aku perempuan dia laki laki, apapun yang aku lakukan tak dapat membuatnya henti.

Hampir sampai 30% lagi kerumahku damar dengan tiba tiba menghentikan motornya dengan alasan habis bensin ternyata damar berniat menurunkanku ditengah jalan sepi ini. Akupun bertanya mengapa aku diturunkan dan tidak boleh ikut dengannya namun balasan kata kata dia adalah "bo*oh sekali wanita ini, kau cari tumpangan saja jika perlu tak usah berkata main denganku kepada ibumu santi, biarlah kau diculik dan dibunuh saja ditempat sepi ini"dan akhirnya aku pun berjalan kali kurang lebih 30 menit aku berjalan kaki dan damar pergi berputar arah dari arahku berjalan.

Sunggu ironisnya kisahku ini, semoga ibuku tak tahu apa apa tentang ini,pikiranku mulai kacau ingin menangis namun aku tak sanggup karena hatiku berdebat satu sama lain disini dijlan ini sungguh banyak kejadian yang tak disangka bilamana aku juga seprti itu bagaimana? Akhirnya semua ku lewati ibu sudah berada di kamarnya dengan ayah adikku semuanya sedang menonton tv dan tak peduli dengan keadaanku.

Aku masuk kedalam kamarku dan aku kunci dengan erat, dengan sengaja aku membawa makanan ke dalam kamarku untuk esok agar esok aku tak perlu keluar rumah dan berkata kepada ibu bahwa aku ingin tertidur saja.

"kukuruyuk....." tiba tiba ada suara ayam, apakah tetangga sudah pulang dan memeberi makan ayamnya. Ku lihat jam di hanphoneku dan ternyata jam menunjukan pukul 06:35 wib. Ternya ta sudah pagi aku kira masih sekitar jam 3 malam, karena aku baru saja tidur, ternyata aku memang pulang terlalu malam.

Saatnya aku sarapan pagi dan pagi ini cukup berdiam diri dikamar, semoga ibu dan ayah sudah pergi ke pantai, tak apa aku tidak ikut intinya aku ingin sendiri.

Ibu :"santii sayang, kamu nggak makan ikut ayah bundah sarapan" dengan sambil mengetuk pintu dan aku pura pura tertidur. Biarlah bunda berkata apa, saat ini aku benar benar ingin sendiri dan tak ada yang menggangu.

Ayah :"kak.... masa nggak iut sarapan bersama bunda dan ayah? Ini sarapan habis ini kita berangkat ke pulau." Semua keluargaku pasti berdiri didepan pintu kamarku.

Aku :"tidak ayah,bunda aku tidak ikut aku lela, aku ingin istirahat dan biarkan aku sendiri saja" ucapku dengan nada yang pelan agar mereka semua percaya bahwa aku benar benarc lelah.

Tak ada suara lagi dari depan kamarku berarti aku boleh makan sekarang biarlah mereka berlibur dan aku disini menghabiskan semua makanan yang ada didalam kulkas. Untung ibu juga tidak menggunhakan mba rumah yang harus datang setiap hari melainkan datang ketiga dibutuhkan, sama seperti teman ku.

Suara mobil sudah terdengar dibawah sedang dipanaskan kurasa, berarti tak lama lagi mereka akan pergi aku harus meminta uang jajan pada ayah, apalagi ayahkan habis pulang kerja pasti dikasih banyak uang hari ini.

Aku :"assalamualikum ayah, aku ingin meminta uang dong jajan kan kalian pergi masa aku harus diam tanpa makanan apalagi uang ku sudh habis" aku kirimkan via whatsapp

Ayah :"iya sayang nanti ayah sama ibu akan mampir ke bank untuk transfer kamu tidak besar hanya Rp.500.000-, saja yah, kamu jaga diri dirumah hari ini kemungkinan ada bibi dan jika bibi tak datang juga kamu masak untuk diri kamu sendiri,ibu dan semuanya pulang tidak hari ini atau esok hari" ibu?? Pikirku ayah ternyata ibu, pasti ibu akan mengurangi uang yang akan ayah kasih.

Tidaak aku balas,hanya saja aku baca pesan itu dan tiba tiba damar mengirimi via whatsapp kepadaku,

Damar :"san,... santi... santiiii!!!!! Aku akan pergi kerumah hari ini apakah kau berada dirumah, aku ingin menebus salahku karena sudah membuatmu resah dengan keadaan ini, bukan maksudku ingin menyakitimu, jika kau tak ingin kita berdua dirumah aku mau berbicara saja denganmu, balas cepat chatku" Damar begitu mudah membalikan kata kata manis ketika semua kejadian sudah terjadi, mungkin dia tak tahu rasanya bagaimana resahnya manahan segalanya antara bohong atau jujur terus menerus seperti ini.

Aku :"ya, aku tunggu dirumah selama 15 menit, lewat dari itu aku kunci rumahnya,aku tunggu depan gerbang rumah". Ucapku masih merasa sakit hati, malu, bahkan sempat putuss asa seperti ini.

"Dipertemuan ini aku hanya ingin membuktikan bahwa aku kemarin itu khilaf bahkan aku tak tahu apa yang sudah aku perbuat, santi sayang,kamu jangan khawatir aku akan turuti semua kemauan malam ini untuk kamu." Aaku yang hanya diam dan tak mau berbicara dengannya dengan tiba tiba ada seorang perempuan datang menghampiriku dan damar "ehk pel*cur ngapain kamu dekatin pacarku" hah??? Pacar??? Maksudnya apa?? Siapa? Apa damar mengkhianatiku lagi setlah malam itu, "mohon maaf mba pacarnya yang mana? Disini banyak lelaki dan perempuan mengapa aku dan pacarkku yang mba hampiri" dengan nada santun agar suasana tidak memanas dan tiba tiba damar menpar wanita itu yang entah siapa.

Damar :"plaakkkkkk!!!! Rere jaga biacaramu didepan pacarku, kau yang pel*cur bukan santi". Rere? Siapa lagi Rere ini, cantik semampai body gols sekali jauh berbeda denganku hitam kucel gendut tak mampu berdandan apalagi memakai alis cacing begitu pikiranku ini apasih

Rere :"damar kamu ini kan pacarku mengapa dengan santi, malam rabu itu kamu sedang bersamaku mengapa sekarang dengan santi wanita bocah ini yang tak tahu arti cinta dewasa" ucapan Rere yang memungkinkan dia sedang kesal.

Singkat damar mengucapkan "aku membayarmu, bukan memacarimu bo*oh" lalu aku dengan damar pergi, namun tak lama dari ini meminta damar untuk mengantarku pulang dan kita berduapun kembali kerumahku, tidak dengan damar pastinya.

Semua kejadian malam ini sudah terlintas dipikiranku, aku merenung kembali dan tak memikirkan hal lain kecuali damar dengan wanita cantik namun terlihat tua itu.

hancur.....