Chereads / Mysterious(2) / Chapter 5 - 5

Chapter 5 - 5

'DEGG...'

Semua yang

ku rasakan itu hampir benar. Ini ada hubungannya dengan Hima. Aku takut dengan

keadaan kakek ku yang sekarang ini. Apakah mungkin kakek baik-baik saja? karena

tinggal kakek yang aku punya satu-satunya. Kakek dari Ayah sudah tidak ada

sejak aku masuk Taman kanak-kanak. Air mata tak langsung membanjiri pelupuk

mata ku. Aku menahan semua itu dari Ayah. Aku tidak ingin ayah melihat aku

meneteskan air mata.

"Jadi gimana keadaan Kakek yah? Hima gimana?" tanya ku khawatir dengan keadaan adik

ku. Entah kenapa aku sangat sayang kepada adik ku yang satu itu. Mungkin karena

dia tinggal jauh dari keluarga. Makanya setiap ada waktu luang, aku

menggunakannya untuk menengok adik ku bersama dengan Ibu.

Setiap aku kesana, aku masih

teringat dengan sikap ku sewaktu aku kecil. Aku berlarian setelah keluar dari

Bus yang ku tumpangi dengan Ibu. Masih 3 tahun usia ku waktu itu. Tapi aku

sudah aktiv berlarian kesana kemari. Bahkan kata Ibu, aku dulu bandel. Tidak seperti

anak perempuan pada umumnya.

-Flash

back on-

"Bu, Ara jalan duluan ya. Ara mau cepet-cepet ketemu kakek." Ucapku. Ibu hanya tersenyum

melihat ku berkata demikian. Aku yang mengetahui sinyal itu, langsung saja

berhambur berlarian dengan kecepatan yang tinggi. Yaa menurut ku sih hehe. Untuk

seusia 3 tahun, menurut ku itu terlalu cepat. Sesampainya di sana..

"DORR..."aku mengagetkan kakek ku yang sedang duduk di balkon rumah.

"Eh siapa ya?" tanya kakek ku kebingungan. Aku bingung kenapa kakek bisa tidak

ingat dengan wajah cucu kesayangannya ini?

"Oh Ara!" pekik kakek yang kemudian langsung memeluk ku erat. Datanglah Ibu dari

kejauhan.

"Pah." Pekik Ibu. Kemudian Ibu mencium tangan kakek. Aku segera ke dalam untuk mencari Hima

dan sepupu ku yang lainnya.

Kejadian yang membuat ku menyesal sampai sekarang adalah, aku telah melakukan kesalahan yang membuat kakek merasa sangat marah sekali. Aku takut akan marahnya kakek saat itu. Makanya aku

memutuskan untuk diam dan menjadi seorang pengecut yang tidak mengakui

kesalahannya. Aku takut kakek akan memukul ku atau menjewer telinga ku. Padahal,

sekarang aku paham, kakek tidak akan melakukan itu kepada anak kecil seperti ku

dulu. Tapi tetap saja, aku dulu adalah seorang pengecut.

"Ara, mandi bareng yu.." ajak sepupu ku Nara. Aku pun mengangguk kecil dan segera

mengambil handuk untuk ku mandi. Kakaknya Nara pun ikut mandi bersama kami. Termasuk

Hima juga. Walaupun Nara adalah laki-laki, tapi aku sama sekali tidak masalah. Karena

aku yang saat itu adalah aku yang masih belum mengerti apa-apa.

"Ara ambil plastik buat kita main air." Suruh Nara. Aku mengiyakan saja ucapan Nara.

Aku mengambil plastik di dapur yang digunakan untuk membuat es batu. Tanpa mengenakan

busana sama sekali, aku bergegas mengambil plastik tersebut. Takut ada yang melihat

kondisi diri ku saat ini. dan aku pun kembali ke toilet.