Chereads / Mysterious(2) / Chapter 3 - 3

Chapter 3 - 3

Mentari menyapa, pagi pun telah tiba. Aku sudah duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar. Hari-hari sudah ku lewati dengan susah payah. Aku merasa diri ku bukan seperti anak-anak pada umumnya. Aku mencoba merubah jalan hidup ku. Aku berusaha menjadi layaknya anak-anak pada umumnya. Tidak pernah mengerjakan PR, tidak pernah belajar sebelum mengerjakan ujian, selalu di hukum berdiri di depan kelas, aku pun tidak dapat menerima pelajaran dengan baik dan benar. Aku sudah kehilangan Kecerdasan ku yang menyebabkan ku dapat naik ke kelas  1 SD dengan begitu singkat.

"Apa-apan ini? Peringkat akhir? kamu ini gimana si Ra? Kamu ngecewain Ayah!" Bentak Ayah. Aku merasa sangat sedih ketika Ayah mengucap kata tersebut. di sisi lain, aku merasa, aku sama dengan anak lain pada umumnya.

"Pokoknya, mulai sekarang, kamu harus baca perkalian 10x balik sehabis Sholat. dan 5x balik sebelum tidur!" Lanjut ayah. aku merasa saat itu, aku sedang berada di ambang masalah. dengan pemikiran ku yang tidak jelas ini, malah membawa ku kedalam penyesalan ini karena sudah terlambat menguasai materi yang di ajarkan.

Sore ini, Ayah memesan sebuah lemari untuk menaruh beberapa buku dan baju yang berserakan. Aku ikut dengan ayah dan ibu untuk memesannya kemudian Ayah meminta Abang tukang Becak untuk mengantarkannya kerumah ku. Aku dan adik ku, Shikamaru, menyusul Abang Becak ke depan gang rumah ku.

"TSETTTTT..."

Bayangan itu muncul! aku melihat sebuah film pendek di hadapan ku. aku tidak tahu, mengapa di hadapan ku tersetel film pendek yang menakutkan. Seperti sedang menonton bioskop. Aku mengucek cepat kedua mata ku.

'Apa itu tadi?' Tanya ku dalam hati. Aku merasa kebingungan dengan yang barusan aku lihat.

'Aku ngeliat tukang becak...'

"BRAKKK...."

Tukang becak yang mengangkut lemari ku itu jatuh dari turunan depan gang rumah ku. Ia terperosot ke atas tanah lapang disamping turunan gang rumah ku. Tanpa berfikir panjang, aku langsung memanggil Ayah ku dan Ayah segera menolong tukang becak itu.

'Tadi aku kenapa yaa?' Batin ku masih bergejolak tentang rasa penasaran yang mendalam tentang apa yang aku rasakan barusan. Ayah, apakah dia percaya pada ku jika aku menceritakan ini padanya?

Aku bergegas pulang ke rumah dan segera melihat lemari baru yang sudah Ayah pesankan untuk ku. Aku bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Aku tidak yakin kalau Ayah akan percaya dengan perkataan anak kecil seperti ku. Pasti mereka para orang dewasa tidak akan percaya. Hari sudah semakin larut, aku harus segera bergegas untuk tidur dan bangun pagi-pagi untuk memulai hari di sekolah besok.

*****

Kelas 3 Sekolah Dasar. aku sudah menginjak usia 7 tahun. Aku senang sekali karena sebentar lagi, Aku akan mendapatkan Adik lagi. Ibu sedang hamil anak ke-4 . Aku fikir, Itu adalah adik Bungsu ku. Aku sangat senang sekali. ya meskipun aku tidak pernah mengeskpresikan kebahagiaan diri ku ini.

Suatu pagi di balkon Kamar, Aku yang sedang melepas seragam merah putih ku, langsung menghampiri Ibu yang sedang bersenda gurau dengan Shikamaru. Aku perlahan mendekat dan mengelus Perut buncit Ibu.

"Shika seneng gak punya adik lagi?" Tanya Ibu kepada Adik ku yang masih berusia 5 Tahun itu. Aku memperhatikan Shika dengan seksama.

"Seneng." Jawab Shika dengan singkat. Aku melihat ekspresi Shika yang tampak ada kekecewaan sedikit di dalamnya. Aku faham kondisinya. Tapi aku tidak mau gegabah. itu mungkin karena aku terlalu dalam ikut campur masalah perasaan Shika.

"Aku ke kamar dulu ya Bu." Gumam Shika. Ibu meng-iyakan ucapan Shika. Aku pun kembali ke kamar ku. melewati kamar Shika, Aku mendapatkan sesuatu.

"Ibu.."

-To be continued-