"Kamu galak juga ya Na!"
"Apaan sih Feb, aku itu cuma tidak suka sama perbuatan mandor itu. Oh ya aku minta data pekerja yang tadi ya, dan berikan bapak itu sedikit uang untuk beliau berobat ya."
"Siap bu bos... hahahahaha. Yuk kita ke sana, ada tempat yang mau aku kasih lihat ke kamu." kami berjalan menuju sisi kanan.
"Nah aku jelaskan sedikit ya, bangunan ini kalau di lihat dari Artha tower, akan terlihat huruf A, yang melambangkan nama kamu. pak Alex sendiri yang mendesignnya, dan beliau ingin panti asuhan ini bisa menjadi jembatan untuk anak-anak yang nantinya tinggal di sini menemukan orangtua yang bisa menyayangi mereka. Kalau bagian kiri sana untuk anak perempuan, dan bagian kanan ini untuk anak laki-laki. Nantinya 1 kamar ini hanya bisa di huni maksimal 3 anak, jadi tidak terlalu padat. nanti di tengah-tengah ini akan ada jembatan dari kaca yang tembus pandang sampai ke bawah. Nanti juga akan di bangun kolam renang, lapangan, perpustakaan dan juga taman. Kita ke kantor ku yuk, akan aku tunjukkan design dan miniaturnya, dan kita bahas detailnya." Febrian mengajakku ke kantornya. Kantor yang cukup tenang di tengah proyek yang begitu berisik. Dia meminta asistennya untuk menyuguhkan secangkir teh untukku. Kami membahas beberapa hal dari design hingga interiornya.
"Untuk kolam renangnya, nanti akan kita pasang pagar pembatas, jadi tidak membahayakan anak-anak balita. Lalu untuk dapurnya kamu mau yang bagaimana?"
"Kalau menurut aku, lebih bagus kalau dapurnya agak terbuka, dan di buat agak tinggi, jadi tidak membahayakan anak-anak di bawah umur."
"Aku punya 1 permintaan."
"Apa itu? biar nanti saya coba bicarakan dengan pak Alex"
"Aku mau ada kebun untuk mereka bercocok tanam."
"Kebun? tapi pengairannya akan susah,tapi aku akan tetap coba bicarakan ini sama pak Alex."
"Thank you."
"Kalau untuk design kamarnya, seperti ini, jadi kiri kanannya ada tempat tidur bertingkat dan di tengahnya ada meja belajar untuk 4 orang, untuk lemarinya akan di letakkan di sebelah kiri dan kanan, di atas tempat tidur. menurut kamu bagaimana?"
"Kalau menurutku, lebih baik tempat tidur bertingkatnya di letakkan saling membelakangi di bagian pojok, lalu untuk meja belajarnya di letakkan di sisi yang ada jendelanya, dan lemari pakaian di sisi sebaliknya. jadi di tengah itu lebih luas, dan peletakkan meja belajar itu harus di depan jendela agar anak-anak tidak bosan belajarnya. ingat ya, setiap kamar harus ada jendelanya, biar tidak mudah bosan."
"Siap bu, bos. Lalu untuk kamar mandinya, kamu ada designnya?"
"Aku mau di setiap lantai setidaknya ada 10 kamar mandi, jadi mereka tidak perlu rebutan untuk mandi, dan aku mau designnya begini, 5 di kiri untuk mandi dan 5 di kanan untuk toilet, lalu untuk kamar mandi cewek di bagian ujung tengahnya sini, di buatkan kayak kolam kecil untuk mereka berendam, dan aku mau semua kamar mandinya pakai shower, jangan pakai bak mandi, soalnya kalau pakai bak mandi kurang bersih. Airnya pasti akan banyak jentik-jentik."
"Lalu, untuk tamannya?"
"Untuk tamannya, nanti ada playground nya, lalu ada jogging tracknya juga, dan di tengahnya nanti kata pak Alex mau dibuatkan monumen panti ini."
"Bagus juga, aku mau ada kolam ikannya ya."
"No problem. Untuk perpustakaannya, kamu mau berapa besar?"
"Sebesar mungkin, tapi jangan pakai meja dan kursi sekolah, dua sofa yang berjejer juga bisa, atau beberapa bantal sofa dan nanti di sediakan beberapa meja lipat saja, jadi kalau butuh meja baru di buka, biar ruangnya lebih banyak, dan karena perpustakaan itu tempatnya lembab, pastikan ada jendela besar dan tanaman hijau ya, dan karena banyak anak-anak pastikan kabinetnya kuat dan tidak mudah rusak."
"Oke, nanti akan coba kita revisi lagi beberapa bagiannya."
"lalu ruang kosong apa ini?"
"Ruang itu belum tahu mau di jadikan apa. Sebenarnya masih ada beberapa ruangan yang kosong lagi sih, karena kita belum tahu mau di apakan."
"Oke kalau begitu, buat 1 ruang berkumpul dan 1 ruang edukasi, dan 1 indoor playground, sisanya di jadikan kamar saja. Nanti untuk pembagiannya, semua ruang rekreasi dan ruang umumnya di lantai 1. Lantai 2 untuk anak dari bayi hingga 12 tahun, dan yang dari umur 13 tahun ke atas, semua kamarnya di tempatkan di lantai 3 saja. bisa?"
"Bisa-bisa saja. Tapi.... untuk para pengurus?"
"Untuk pengurus, sediakan saja 2 kamar tidur di setiap lantainya, jadi amankan?"
"Oke. Rupanya kamu berbakat juga mendesign semua ini, dan semua bagiannya ada purposenya sendiri, dan kamu juga sangat perhatikan dengan teliti setiap detail bangunan dan juga keamanannya. Senang bisa punya teman berdiskusi seperti kamu. Bagaimana kalau besok kamu ke kantor pusat? aku ada klien yang minta rumahnya di bangun dengan berbagai permintaan. Bagaimana? kamu mau?"
"Boleh, tapi..."
"Tapi kenapa? kamu nggak di kasih keluar sama Dom? nggak apa-apa, besok aku yang jemput kamu. Biar aku yang bilang sama Dom."
"Ya sudah. Terima kasih ya. maaf kalau tadi aku malah membuat kamu repot."
"No problem"
Selain mengajakku ke kantornya besok, Febrian juga mengajakku untuk melihat beberapa peralatan dan interiornya minggu depan. Pembahasan kami cukup menarik hingga...
'....I've got a payphone tryin to call home all of my change I spent on you....'
"Halo...., ya, oh baik, baik kami segera kesana."
"Ada apa?"
"Pak Alex sudah nunggu kita di parkiran yuk kita keluar." Febrian membawaku keluar, kami kembali ke proyek untuk menemui kakekku.
"Aleena, bagaimana tournya?"
"Seru Opa, Febrian juga sudah menunjukkan aku miniatur bangunannya. Dan aku juga sudah merevisi beberapa bagian."
"Oh ya... Febrian menurut kamu bagaimana revisinya?"
"Sangat teliti dan sangat bermanfaat pak, dan Nona Aleena juga sangat memperhatikan setiap detail, keamanan serta fungsi dari setiap ruangannya."
"Hahahaha Opa sangat bangga sama kamu Aleena, ternyata kamu tidak hanya memperhatikan estetikanya saja. Ya sudah, kalau begitu kita pulang saja ya, takutnya nanti kamu kecapekan, soalnya muka kamu sudah mulai pucat lagi. Kamu sudah minum obat?"
"Belum minum Opa."
"Baiklah kalau begitu, kita pulang saja. Nak Febrian, kami permisi dulu, silahkan nak Febrian lanjutkan pekerjaannya."
"Baik pak Alex, terimakasih juga sudah bersedia berkunjung kemari."
"Emmm, kalau begitu aku sama Opa pamit pulang dulu ya. bye.."
"Bye, kalian hati-hati di jalan ya, and... see you tomorrow." Aku dan Opa pamit untuk pulang.
"Bye, hati-hati di jalan ya, see you tomorrow..." Opa meledekku dengan mengulang kalimatnya Febrian.
"Sepertinya cucuku ini sudah mulai punya gebetan...."
"Hehehehe, nggak kok Opa, tadi Febrian cuma ngajak aku ke kantornya besok, Dia minta tolong aku untuk membantu mendesign rumah kliennya yang banyak permintaan."
"Hahaha, Opa sangat bangga sama kamu Aleena, baru pertama kali kamu ikut Opa, kamu sudah bisa membuat Febrian memuji kamu. Febrian itu anak yang paling sulit memuji orang, tapi anak itu sangat rendah hati, persis seperti almarhum kakeknya. Opa senang kamu bisa akrab dengan Febrian. Thomas, kita mampir ke restorannya Suzane dulu, saya dan princess kesayangan saya ingin makan siang dulu sebelum pulang."
"Baik Pak."
Sebelum pulang, Opa mengajakku ke Western Restoran milik tante Suzane, restorannya bergaya classic american style, setelah makan siang kami kembali ke rumah.
"Aleena, Opa mau tanya sama kamu. Menurut kamu, bagaimana restorannya Suzane?"
"Menurut Aleena, gaya classic americannya sudah dapat, cuma suasananya saja yang agak kurang. Mungkin penggunaan cat dinding bisa menggunakan warna pastel dan penataan mejanya bisa di buat lebih simple, karena warna restorannya terlalu mencolok untuk bangunan di sekitarnya. Dan untuk makanannya enak hanya piringnya tidak sesuai, karena tadi Aleena lihat, ada anak kecil yang agak kesulitan makan spaghettinya."
"Pengelihatan yang bagus, Opa sependapat sama kamu, pulang nanti Opa akan bicarakan ini sama Suzane, karena akhir-akhir ini, Suzane bilang Omsetnya menurun, nanti kamu juga temani Opa ya."
"Terima kasih Opa, tapi sepertinya Aleena tidak bisa menemani Opa untuk berdiskusi dengan tante Suzane, soalnya tadi pagi kak Dominic mengajak Aleena untuk kumpul sama yang lainnya."
"Oh baiklah kalau begitu, Opa tidak bisa memaksa kamu kan? kamu temani saja kakakmu, dia juga sangat merindukan kamu, lagian itu juga bagus untuk kamu memperluas pergaulan kamu. Biar kamu banyak temannya."