Setelah menjemput dan mengerjai kak Steve dan kak Micheal kami memutuskan untuk kembali ke rumah dan beristirahat, karena besok kakak-kakakku berencana untuk mengajakku jalan-jalan, karena hari Senin kami semua sudah kembali sekolah dan kuliah. Keesokkan harinya, seperti biasa kami melakukan rutinitas pagi, ada yang sarapan, ada yang olahraga. Setelah melakukan kegiatan pagi kami, kak Dom menghampiriku.
"Dek, kamu siap-siap ya, hari ini kakak mau ajak kamu ke salah satu cabangnya Opa, habis itu baru kita pergi jalan."
"Emang hari libur begini ada yang kerja kak?"
"Ada, biasanya mereka yang kerja itu, yang baru masuk dan yang kena shift."
"Ooooo, ok deh kak, Aleena mandi dulu."
"Ok, kalau sudah kamu tunggu kakak di kantornya Opa ya, soalnya kita juga harus izin sama Opa."
"Siap kak!"
Setelah mandi dan berpakaian rapi, aku turun menuju kantornya Opa, rupanya Kak Dom dan yang lainnya sudah berkumpul di sana.
"Opa, Dom sama yang lainnya, mau ajak Aleena ke kantor cabang. Mau melakukan inspeksi dadakan, Dom mau lihat kinerja karyawan disana, karena berdasarkan laporan keuangan yang Dom terima, Omset perusahaan ini menurun hingga 10%. Sekaligus, Dom juga ingin memperkenalkan Aleena mengenai perusahaan kita."
"Boleh saja, tapi ingat, identitas Aleena masih harus kita simpan hingga waktunya tiba. Karena Opa mendapat laporan bahwa adanya musuh dalam selimut dan ular berkepala dua di beberapa perusahaan kita. Jadi, Opa ingin Aleena yang mencari tahu, siapa saja yang bisa menjadi lawan dan kawan."
"Emangnya, apa yang harus Aleena lakukan untuk membantu Opa?"
"Mudah saja, dari sikap mereka saja kita sudah bisa mengetahui, siapa yang baik dan siapa yang hanya berpura-pura. Opa yakin, kamu pasti bisa menilainya. Selama nama Aleena tidak diketahui mereka, maka Aleena akan lebih mudah mengenal mereka. Karena mereka tahu nama, tidak tahu rupa."
"Baiklah Opa, kami mengerti, kami akan berhati-hati. Kalau begitu kami pergi dulu ya, Opa."
Kami menuju kantor media Opa, seperti yang aku duga, kakak menurunkan aku lebih dulu. kak Dom, kak Eric dan kak Mike memarkirkan mobil mereka sementara yang lainnya pergi membeli cemilan untuk karyawan. Kak Dom meminta aku untuk ke kantor lebih dulu. Aku naik ke kantor, dan ada beberapa karyawan yang sedang mengerjakan pekerjaan mereka, dan manager pengganti di sana memanggil mereka untuk berkumpul. Akupun ikut terseret masuk ke ruangan.
"Sebentar lagi, para tuan muda akan datang untuk memeriksa keadaan kantor, tadi saya sudah melihat mobil mereka, jadi saya ingin kalian membereskan meja dan penampilan kalian. Jika tuan muda tanya, apakah gaji kalian cukup, kalian harus menjawab cukup! kalau tuan muda tanya berapa, jawab saja 6 juta.!"
"Tapi Miss, gaji kita kan hanya 3 juta, bagaimana jika tuan muda mengecek bagian keuangan?"
"Kalian fikir tuan muda se detail itu? mereka itu hanya anak-anak kaya yang hanya mementingkan uang, jadi mereka tidak akan memeriksa sedetail itu, mengerti?"
"Mengerti Miss..."
"Lalu, selama tuan muda di sini, jangan ada yang main Hp, berdandan, apalagi makan, mengerti!"
"Dia itu siapa sih? kok keliatannnya sombong dan sok berkuasa sekali?"'
"'Kamu anak baru ya? Dia itu Luna, pacarnya Manager Utama disini, selama manager Utama tidak ada, dia yang bertanggungjawab disni, semua karyawan disini tidak ada yang berani melawan omongannya karena takut dipecat sama Manager Utama."'
Tiba-tiba saja 2 hpku berbunyi, rupanya kak Dom dan kak George yang menelepon, tapi keduanya di ambil oleh manajer.
"Saya sudah bilang untuk tidak main HP! kamu pikir kamu siapa?"
"Kembalikan Hp saya, itu ada telpon penting."
"Telpon penting? apa ada yang lebih penting dari ini?" manajer itu membanting Hpku. Aku berniat mengambil hpku tetapi, manager sombong ini menginjaknya.
"Mari kita lihat! orang penting mana yang menelepon hingga kamu berani membantah saya!" manajer itu terkejut saat melihat panggilan masuk di hpku. Lalu para kakak masuk ke ruang tersebut yang membuat manajer tersebut lebih terkejut.
"Tuan muda, kalian sudah tiba."
"Angkat telponnya!" dengan gemetaran manajer itu mengangkat telponnya
"Ha..aaa.. Halo..."
"Halo, bisa bicara dengan teman saya Nana?"
"Teman!!! Baik tuan muda, nona ini hp nona, ada telpon dari tuan muda."
"Rupanya ini yang membuat teman saya lama mengangkat telponnya."
"Maaf tuan muda, saya tidak tahu kalau nona ini adalah temannya tuan muda. Kalau saya tahu nona ini adalah temannya tuan muda, maka saya tidak akan bersikap seperti itu."
"Oh ya. Karena saya temannya tuan muda, jadi mereka boleh anda begitukan kah manajer?"
"Apakah kalian kekurangan karyawan di sini?" tanya kak Dom
"Kami tidak kurang karyawan di sini tuan muda, hanya saja beberapa hari yang lalu ada dua OB yang berhenti." jawab salah satu karyawannya.
"Kalau begitu, mulai besok kamu menjadi OB dan kamu yang jadi Manajer barunya mulai besok!".
Dan begitulah kakakku, dalam waktu 5 menit saja dia bisa mengubah posisi seseorang demi adik tercintanya ini.....
Setelah peristiwa tersebut masuk ke kantor PIC yang memang sedang kosong karena mereka belum menemukan orang tepat untuk duduk d bangku tersebut. Kak Dom menandatangani beberapa dokumen dan membahas sedikit pekerjaan dengan sekretarisnya sedangkan kak Eric dan yang lainnya mengajakku berkeliling kantor. Setelah pekerjaannya selesai, kak Dom menyusul kami di kefetaria kantor.
"Jadi hari ini kita mau ajak Aleena kemana nih? mendaki gunungkah? melewati lembah kah? atau menyusuri sungai yang mengalir indah?" tanya kak Eric, yang hanya ikut kami saja dari tadi.
"Ric, loe kira kita ini ninja Hatori? Ya nggak lah! Hari ini gue rencananya mau ajak Aleena buat beli kebutuhan sekolahnya, lalu sore nanti kita nikmati sunset di Landscape."
"Kak, memangnya mau beli kebutuhan apa lagi kak? bukannya kemarin kita sudah beli banyak barang sama mama?"
"Itu kan sama mama, belum sama kita. Dan lagi pula kakak mau menikmati hari terakhir libur ini sama adik kakak yang cantik ini."
"Tapi kan kak..... itu pem..."
"Ssssstttttt! tidak ada tapi-tapian dan ini juga bukan pemborosan! Karena kita sudah pernah sekolah di sekolahnya kamu, jadi kita lebih tahu barang-barang apa saja yang kamu butuhkan, oke! percayakan saja sama kakak-kakakmu ini, pasti kamu tidak akan kecewa, di jamin 1000 persen!"
"Ya sudah tunggu apa lagi? ayo kita cabut, ntar keburu sore!"
Aku dan Kakak-kakak yang lainnya segera berangkat menuju mal yang waktu itu kami datangi sama mama, dan tanpa di tuntun, ke enam kakakku seperti sudah hafal dengan denah mal yang sebesar ini.
"Aleena, kemarin mama buatkan kamu berapa pasang baju?"
"Kemarin mama buatkan masing-masing modelnya 2 pasang kak, kata mama biar ada cadangannya."
"Mana cukup dek, Eric saja punya 4 pasang setiap model, Kak Ed belikan kamu 1 pasang lagi ya! hitung-hitung hadiah buat kamu biar semangat belajar, no comment dan no protes!"
"Aleena kita ke toko itu yuk... kakak mau beli sesuatu." Ajak kak Dom ke salah satu toko varietas yang sangat terkenal di beberapa negara.
"Oh,ya George, Eric sama Steve, kalian tolong belikan bubble tea dong di tokonya Eric, Gue, Mikey sama ke toilet dulu Ed, loe, tolong ke parkiran dong, dompet gue kayaknya ketinggalan di bagian dashboard.
Kami berpisah untuk sementara waktu sesuai dengan perkataan kak Dom, lalau bertemu kembali di Cafeshopnya kak Eric.