Pagi menjelang, suara alarm ku berbunyi, dan Aroma kopi yang cukup tajam tercium. Aku lihat rupanya sudah jam setengah sembilan pagi. Pagi ini tidak bunyi vacuum cleaner yanv biasa di pakai Seli untuk membersihkan kamar, melainkan ada seorang Asisten yang sedang membersihkan ruang tamuku.
"Selamat pagi Non Aleena, perkenalkan nama saya Fiona. Mulai hari ini saya yang akan menjadi asistennya Non Aleena. Sebelumnya saya bertugas di bagian housekeeping. Mohon bantuannya Non."
"Pagi. Mama sama papa sudah bangun? yang lain nya sudah bangun?"
"Tuan William dan Nyonya Monica sudah bangun dan beberapa Tuan muda juga sudah bangun. Hanya tinggal Tuan Dominic saja yang belum bangun Non."
"Oke, makasih ya Fi. Berapa umur kamu?"
"Sama-sama Non. Umur saya 19 tahun Non. Karena kondisi ekonomi, jadi saya harus bekerja sambil kuliah Non. Oh ya, tadi hpnya Non Aleena bunyi. Ini hpnya."
"Oh.. ok makasih ya Fi. Oh ya kalau cuma kita berdua, kamu panggil Nana saja ya, aku lebih suka di panggil begitu."
"Baik Non. Kalau begitu, saya permisi dulu ya Non. Mau menyiapkan kamar mandi dan pakaiannya Non Aleena. Kopinya Non Aleena sudah saya siapkan." Fiona pergi meninggalkan aku sendiri di kamar. Baru terbangun dan masih setengah sadar, bel pintu kamarku berbunyi, walaupun tak sekeras suara bel rumah. Aku mengintip dari lubang kecil di tengah pintu rupanya seorang asisten yang mengantar seorang pria dengan setelan jas rapi dan membawa sebuah kantong, rupanya Febrian yang datang. Aku terkejut, dan segera merapikan rambutku sebelum aku membuka pintu kamarku.
"Pagi..."
"Pagi... on time ya..." sapanya hangat.
"Bukan on time, tapi terlalu pagi."
"Ya aku tahu. Karena aku mau lihat muka tuan putrinya Arthawijaya saat baru bangun tidur!"
"Hahaha, terserah kamu. Ayo masuk..." Aku mempersilahkan Febrian masuk dengan keadaan pintu kamarku tetap terbuka agar tidak terjadi salah faham, ku persilahkan dia untuk duduk di ruang tamu sedangkan aku menyiapkan kopi yang tadi di sudah di seduh oleh Fiona.
"Ini titipan mama buat kamu. Katanya seragam kamu."
"Terima kasih. Aku coba dulu seragamnya." aku memanggil Fiona dan ke lemariku dan segera mencoba seragamku. FYI, seragam ini adalah seragam yang biasa, karena seragam yang mama pesan untukku belum bisa aku pakai hingga tiga bulan kedepan, karena Opa punya rencanya sendiri. Panjang ceritanya jika harus kuceritakan intinya ingin melihat siapa musuhnya dan siapa kawannya dalam bisnis. Setelah mencoba seragamnya, aku pergi ke kamar mandi untuk melakukan ritual pagi. Karena letak kamar mandinya yang jauh dari kamar tidurku, jadi aku tidak tahu apa yang sedang terjadi di kamar tidurku. Setelah membersihkan muka dan menyikat gigiku, aku keluar menghampiri Febrian, rupanya mama juga sudah ada disana.
"Good Morning princess. Bagaimana tidur kamu?"
"Pagi ma... tidurnya Aleena cukup nyenyak kok ma."
"Seragam kamu sudah di coba?"
"Sudah ma. Kakak sudah bangun belum ma?"
"Oke lah kalau begitu. Kakakmu baru saja mama bangunkan. Febrian, kamu sudah sarapan? Ayo kita sarapan bersama."
"Baik tante." Kami turun bersama ke ruang makan untuk sarapan bersama.
"Pagi semua....."
"Pagi princess, mau sarapan apa hari ini?"
"Terserah kak, yang penting bukan buatan kak Eric, hahahahahaha."
"Tuh kan, gara-gara kalian kan, Aleena jadi nggak mau sarapan kalau gue yang buat."
"Sudah sudah kita sarapan saja semua. Hari ini Oma sama Opa tidak ikut sarapan, karena mereka ada MC pagi di rumah sakitnya Lucas. Jadi, hari ini kita saja yang sarapan, lalu lanjutkan aktivitas masing-masing." Kami menikmati sarapan pagi dengan santai. Mama, papa dan tante Suzane duluan bubar karena mereka ada kerjaan, sedangkan kami duduk ngobrol santai sambil menikmati sarapan.
"Ed, nyokap loe sama Mike hari ini sudah pulangkan?"
"Betul tuh, tapi, nyokap duluan sampai, soalnya ada meeting yayasan, kalau Mikey pesawat sore, jam enam sampai."
"Sama dengan Steve dong, dia juga pulang hari ini, soalnya Senin sudah pada kuliah kan? Aleena senin juga sekolah kan?"
"Iya kak, Aleena Senin sudah mulai sekolah."
"Eh, Steve sama Mike Group VC nih!"
"Morning ma broooo, lagi pada ngapain?"
"Sarapan Mike... loe jadi pulangkan hari ini?"
"Jadi lah... Feb boy.... lagi ngapain brooo, yang sebelah siapa tuh...???"
"Lagi sarapan sarapan. Gimana Aussie?"
"Crazy brooo, tanya saja sama Steve!"
"Mikey bawa pacar baru guys..... Chloe mah lewat..."
"Eits, bukan cuma gue yang bawa pacar baru, kayaknya Feb boy kita juga bawa yang baru tuh..., Feb boy kapan pulang? Kampus garing tahu nggak ada loe..."
"Enggak lah Mike, kan ada Eric... hahahahaha"
"Ya sudah, see you tonight guys...." setelah menutup Video Callnya, kami hanya bisa tertawa terbahak-bahak, karena mereka tahunya Febrian lagi di Prancis.
"Feb, bocah dua itu belum tahu ya?"
"Belum, kan gue juga nggak kasih tahu kalian kalau gue sudah pulang!"
"Untungnya tadi cuma kelihatan rambut sama bahunya Aleena. Let's prank them!!! sekali-kali kita yang ngeprank mereka, jangan kita terus yang di prank mereka."
"How?"
"Jadi, karena kita banyak orang dan kalian juga pasti bawa mobil masing-masing, kita bakalan set 2 mobil yang parkir bersebelahan. mobil yang lain parkir agak jauh. 1 mobilnya Aleena, karena mobilnya baru dan kacanya juga lumayan gelap, jadi mereka akan mengira itu mobil yang kalian bawa, dan 1 lagi mobilnya RRnya George. Jadi nanti kalian yang akan turun nungguin mereka. Lalu, Eric loe minta mereka taruh koper dan barang-barang mereka dulu di bagasi mobil nya Aleena, lalu kalian bilang saja, kalian mau ngopi dulu. Setelah kalian masuk ke cafe, gue sama Aleena yang akan bawa barang-barang mereka, nanti begitu kalian selesai ngopi, mereka bakalan panik, karena mengira barang-barang mereka hilang."
"Ide bagus tuh..... kita juga kerjasama dengan pihak bandara biar prank kita bisa sukses."
"Setuju tuh, jadi kita buat sampai mereka benar-benar panik, baru kalian kesana samperin kita."
"Oke, kalau gitu hari ini loe bawa mobilnya Aleena saja ya Feb."
"Siap bos!!!"
"Tapi kak, apa tidak keterlaluan kalau kita begitu?"
"Dek, kita semua sudah kena pranknya mereka berdua. Pertama, Eric dia sampai harus di opname gara-gara jatuh di tangga, terus George, harus ulang semua tugasnya, karena belum di save, terus komputernya di matika oleh Micheal, yang paling parah itu Edward, yang di putusin sama pacarnya gara-gara di kerjain sama mereka berdua."
"Kalau kakak?"
"Kalau kakakmu itu pernah cuma pakai boxer sama kaos di rooftop selama semalaman, gara-gara pintu rooftop di kunci sama mereka"
"Gue ingat tuh yang waktu kita naik ke rooftop, Dom lagi menggigil di ruang sauna kan?hahahahaha"
"Loe jangan ketawa saja Feb. Loe juga pernah kena kan? yang loe di kejar-kejar sama orang gilakan, gara-gara Steve."
"Mereka itu rajanya prank, bahkan Marlina sama om dan tante saja nggak lepas dari sasaran prank nya mereka."
"Tapi, selain Opa sama Oma, cuma 2 orang di dunia ini yang bisa buat mereka bertekuk lutut."
"Sudah lah George, yang itu tidak usah di bahas, yang ada malah buat kita semakin kecewa."
"Kak, Aleena sudah selesai sarapan, kakak-kakak lanjut saja dulu obrolannya ya, Aleena mau mandi dulu."
"Oh ya sudah, kita juga mau ke rooftop, mau olahraga bentar. Feb, loe ikut kan?"
"Ok, nanti Aleena nyusul kesana kalau sudah selesai. Feb, aku ke kamar dulu ya..."
"Ok, aku tunggu kamu di rooftop ya. Kamu santai saja, soalnya meetingnya di undur."
"Ok." Aku meninggalkan para laki-laki yang masih di meja makan untuk kembali ke kamarku.