Chereads / ME & MY KNIGHT / Chapter 4 - RAHASIA YANG AKHIRNYA TERUNGKAP

Chapter 4 - RAHASIA YANG AKHIRNYA TERUNGKAP

Aku berlari berusaha keluar dari rumah sakit walaupun masih terhuyung-huyung. Aku terus berjalan, yang ada dipikiranku saat ini adalah sampai kerumah, untungnya aku ketemu sama tante Sela, tetanggaku yang biasa memberiku makan. Beliau mengantarku pulang. Aku masuk ke rumah dan meraih foto ibu yang waktu itu mereka tinggalkan dan menangis di pojokan. Yang ku tahu hanya, aku rindu sama ibu... sementara itu mereka yang masih panik mencariku....

"Dom, bagaimana? sudah ketemu sama adek kamu?"

"Belum ma... adek itu baru sadar, tidak mungkin dia bisa pergi jauh dari sini ma...."

"Pa... sepertinya mama tahun kemana anak itu pergi....." Tante Monica, beserta suami dan anak segera naik mobil dan berangkat.

"Ma... kita mau kemana? memangnya mama tahu Aleena ada dimana?"

"Mama tahu pa.... naluri seorang ibu tidak mungkin salah...." Benar saja, apa yang di fikirkan tante Monica. Mereka datang ke rumah.

"Ma... ini kan....."

"Pasti Aleena ada di dalam sana pa...."

"Tapi ma.... Aleena itu masih lemah, apa mungkin dia bisa sampai kesini?"

"Mama yakin pa.... ayo kita masuk"

"Aleena... Aleena..... Aleena..... kamu dimana nak? mama datang sayang.... ayo kita pulang nak...." dan tak butuh waktu lama, tante Monica menemukan aku sedang menagis di pojokkan.

"Pergi kalian.... pergi..... kalian bukan orangtuaku..... pergi.... tinggalin aku sendiri..... pergi....." aku mendorong tante Monica menjauh dariku..

"Gimana ini pa..."

"Mama sama papa tunggu saja di mobil, biar Dom yang bicara sama Aleena."

"Aleena, ini kakak"

"Pergi..."

"Oke kakak akan pergi, tapi kamu harus mendengarkan perkataan kakak dulu."

"Nggak, Nana nggak mau dengar! Nana pengen sendiri!"

"Oke, kakak juga nggak peduli kamu mau dengar atau nggak, tapi tetap kakak akan ngomongin ini sama kamu. Kamu baru saja operasi dan belum sembuh. Waktu kamu operasi, kamu kehilangan banyak darah dan papa sama kakak yang sudah memberikan darah kami. kamu lihat bekas membiru ini? ini karena kakak memberikan darah kakak sama kamu. kenapa? karena kakak sayang sama kamu, karena kakak rindu sama adik kecil kakak yang sudah lama hilang. Kakak tahu, kamu belum bisa terima ini semua, tapi setidaknya demi kakak, tolong tinggallah sama kami dek. Mama dan papa pasti punya alasan dulu memisahkan kamu dengan mereka. Selama kamu hilang, mama selalu mencari-cari kamu, bahkan mama hampir kehilangan nyawanya demi mencari kamu. Kalau kamu masih belum bisa menerima mama dan papa, setidaknya kamu terima kakakmu ini. Kakak janji tidak akan membiarkan kamu hilang dari sisi kakak. Kakak janji, kakak akan jaga kamu, melindungi kamu dari apapun, dan semua yang kamu mau akan kakak turuti. Kalau kamu tidak bisa percaya sama mereka, kamu bisa percaya sama kakak. Kakak janji!"

Dom mengulurkan tangannya. Aku agak ragu untuk menggenggam tangannya. tapi... ada dorongan yang membuatku sepertinya percaya sama dia dan menggenggam tangannya.

"Kak, Aku kangen sama ibu....." hanya kalimat itu yang keluar dari mulutku dan aku kembali tak sadarkan diri.

Dom membopongku ke mobil dan membawaku kembali ke rumah sakit. Setelah kembali mendapat perawatan aku perlahan-lahan mulai sadar, tapi aku masih syok dan bagi hanya Dom yang saat ini dapat ku percaya. Selama beberapa hari Dom terus berada di sampingku. pelan-pelan aku mulai terbuka dan mulai menerima keadaan bahwa aku sekarang bersama dengan orangtuaku. Kondisiku terus membaik, dokter pun sudah mengizinkan aku pulang.

"Akhirnya putri kecil mama sudah boleh pulang.... Karena besok weekend.... dan kita juga lagi di sini, bagaimana kalau besok kita semua jalan-jalan di sini? menurut kamu gimana sayang?"

"Terserah tante saja, Nana ikut saja, asalkan Nana di izinkan pulang kerumah Nana dulu."

"Tentu saja kita akan pulang dulu ke rumah kamu, karena kamu juga harus mengambil barang-barang kamu kan... dan satu lagi, mulai sekarang jangan panggil tante, panggil Mama..."

"Baiklah, ma..ma.." aku belum terbiasa memanggil orang lain ibu atau mama selain sama ibu. Aku berharap ini adalah awal yang baru dan baik bagiku. Kami membereskan semua barang-barang di rumah sakit dan berangkat ke rumahku.

Sesampainya di rumah, aku membereskan semua barang-barangku dan menemukan sebuah surat dan kunci yang ibu sembunyikan di tumpukkan bajuku. Surat itu berisi tentang sebuah kotak kecil yang hanya bisa di buka menggunakan kuncinya. Kotak itu berada di laci paling atas ibu yang belum pernah aku sentuh. Aku membawa kotak beserta kunci itu bersamaku. Aku melanjutkan membereskan barang-barangku dan pergi dari rumah itu. Karena hari sudah mulai sore, dan takut aku kelelahan, kami memutuskan untuk menginap di motel terdekat. Setelah mandi dan membersihkan seluruh tubuh,aku membawa kotak yang ibu tinggalkan ke ruang tamu. Aku penasaran dengan isi kotak itu dan membukanya. Aku menemukan beberapa benda, foto dan sebuah surat yang berisi...

"Untuk Nana, putri kecilku.

Ketika kamu membaca surat ini, ibu yakin kamu pasti sudah bertemu dengan mereka. Itu sebabnya mengapa ibu meletakkan surat itu di tumpukkan bajumu yang paling bawah. Karena ibu tahu, kamu sudah membereskan bajumu, pasti kamu akan menemukan kotak ini..... Selama ini ibu menyayangi kamu seperti anak ibu sendiri. Maafkan ibu yang telah berbohong padamu, tapi itu untuk melindungi kamu. Kamu bukanlah anak kandung ibu. Ibu ini hanyalah seorang pengasuh di rumah keluarga kaya yang ditugaskan untuk menjagamu. 15 tahun yang lalu ketika kamu masih berumur setahun, Kakekmu adalah seorang pengusaha yang sukses. Suatu hari terjadi kekacauan yang besar di daerah itu. Demi melindungi kamu, ayahmu terpaksa memisahkan kalian. Karena kamu adalah pewaris tunggal harta kekayaan kakekmu. Ayahmu berpesan untuk menjaga dan menyembunyikan identitasmu, itu sebabnya ibu tidak pernah memperbolehkan kamu untuk pergi ke sekolah. Namamu adalah Aleena Arthawijaya, satu-satunya cucu perempuan dari Samudra Arthawijaya sekaligus, pewaris tunggal kekayaan Arthawijaya. Maafkan ibu jika ibu terlambat memberitahukan ini kepadamu nak. Barang-barang di kotak ini akan adalah peninggalan dari keluargamu. Barang-barang inilah yang akan membantu kamu dan meyakinkan kamu tentang mereka. Tapi selama ini, yang selalu ibu ceritakan tentang ayahmu, adalah cerita yang sebenarnya. Semoga kamu menemukan kebahagian dan keluargamu. Semoga semua impianmu selama ini tercapai ya nak... Sekali lagi, maafkan ibu..."

Aku melihat isi dari kotak tersebut. Keluarga tante Monica pun sudah berkumpul di ruang tamu. Di dalam kotak tersebut terdapat sebuah kalung, sepasang cincin, sebuah gelang bayi dan sebuah foto keluarga. Aku memperhatikan benda-benda tersebut satu-persatu. Di sepasang cincin terdapat ukiran inisial M&W, sebuah gelang bertuliskan Aleena Arthawija 12•10•1996, Dan di balik foto yang ada di kotak itu terdapat tulisan, 'keluarga Arthawijaya, William, Monica, Dominic dan harta kami yang paling berharga Aleena, Selamanya akan menjadi keluarga yang kokoh dan satu.' aku semakin terkejut, dan yang terakhir adalah sebuah kalung dengan tulisan Aleena dan ada sebuah huruf lagi yang sepertinya terpisah. Aku memperlihatkan kalung tersebut kepada mereka dan mereka juga mengeluarkan kalung milik mereka. Rupanya kalung tersebut memang di pisah menjadi empat yang jika disatukan akan membentuk huruf mandarin 家, yang berarti rumah. Kalung itu rupanya dibuat oleh kakek untuk keluarga kami, yang bermakna, apapun yang terjadi kita tetaplah satu keluarga. akupun semakin tersadarkan dan memeluk tante.... eh... maksudku mama Monica. Akupun bersyukur, akhirnya aku kembali mendapatkan keluarga yang utuh setelah kepergian ibu. Dan aku baru tahu, jika masakan yang ibu masak selama ini, rupanya belajar dari mama. Tak heran jika waktu itu aku bisa menangis menikmati masakan mama. Malam itu kami lewati malam dengan penuh suka cita, tidak ada lagi tangis-tangisan sedih, yang ada hanya tawa ceria dari sebuah keluarga kecil yang harmonis.