Saat kami ingin kembali ke kamar....
"Dek, tadi kamu keluar ada tutup pintu?"
"Ada kok kak, buktinya tadi waktu kita turun kesini masih ketutup pintunya. Jangan-jangan mama ada di kamar lagi kak" Kami mengendap-endap masuk ke dalam kamar dan rupanya hanya ada Seli yang mengantarkan obatku dan cemilan. Tak berapa lama, mama datang.
"Aleena, mama masuk ya!"
"Ya ma"
"Ngapain kalian di sini? Keluar sana, Get out!"
"Iya tante.... kita keluar...."
"Buat rame saja di sini. Aleena sekarang kamu ganti baju ya, bajunya sudah mama siapkan di lemari baju, mama tunggu di bawah, kita ke mall, beli beberapa barang perlengkapan kamu. Minggu depan kamu sudah harus ke sekolah, mama sudah daftarkan kamu ke sekolahnya Marlina, jadi kalian mungkin akan sering jumpa."
"Oke ma."
"Nah,kalian kenapa masih di sini?"
"Kita ikut ya tan, kita bawa mobil sendiri, ayo guys, cabut, yang sampai terakhir traktir bubble teanya Eric!"
"Ya sudah, kalian berangkat duluan, nanti kami nyusul, di mall yang biasa ya..."
15 menit mama menunggu aku di bawah dan aku menghampiri mama dengan dress polkadot dan sendal jepit.
"Ini ada sendal yang baru mama beli buat kamu. coba kamu pakai." aku memakai sendal pemberian mama, dan kami segera berangkat ke mall, di mall rupanya kak Dom dan kakak-kakak yang lainnya sudah menunggu kami di bubble shop yang tadi pagi aku dan kakak datangi. Rupanya ini adalah bubble shop yang dibuka sama kak Eric.
"Ma, kok lama sekali? lihat tuh Eric, sudah belanja sekantong buat Aleena."
"Enggak kok auntie, Eric cuma beli beberapa kosmetik, sama beberapa dress lucu buat Nana. Ini hadiah kecil buat adek kita, ya nggak George?"
"Yoi man, lagian tadi kita bosan tan, habisnya Edward curhat tentang gebetannya terus, bosan kita dengarnya..."
"Ya, sudah sekarang tante mau ajak Nana buat fitting seragam sekolah dulu, di tokonya tante Kinar."
"Ok deh ma, kalau gitu kita ketemu di toko buku saja ya."
Mama mengajak aku butik sahabatnya. Dan butik ini juga satu-satunya butik yang membuat seragam sekolah kami.
"Kim...."
"Hai, Monica, my beb. Apa kabar sist? and who is this pretty little girl? pacarnya Dom ya? atau calon istrinya?"
"Bukan say, ini anakku Aleena."
"Aleena? Aleena, baby bapaoku? Aleena baby girl kesayangan aku itu? beneran?Bagaimana kabar kamu sayang?ini tante Kinar, tapi orang lebih sering panggil tante Kimmy"
"Iya bener... aku sudah temukan dia kembali."
"Oh my god, sudah besar ya anakku ini, kemana saja kamu selama ini nak... kamu tahu nggak mama kamu ini sampai mau mati cariin kamu..."
"Oh ya, Na, mama lupa kenalin, sama kamu. Ini tante Kinar Kimmy, sahabatnya mama, dan besan mama."
"Besan? emangnya anaknya tante Kimmy mau nikah sama kak Dom? asik dong, Nana jadi punya kakak perempuan."
"Mom, can you...." Suara seorang laki-laki dari belakang kami berjalan dengan tegap masuk kedalam butik. Seorang laki-laki tinggi, dengan jas rapi dan berdasi.
"Eh, Febrian, anak kesayangannya mommy, sini nak, ada tante Monica dan Aleena. Kamu ingatkan? "
"Kalau tante Monica sih, Febrian remember, but... Aleena? Don't you say Aleena was missing? bukannya Aleena itu sudah hilang belasan tahun?"
"Iya memang hilang, tapi sekarang Aleena sudah kembali. nah ini Aleena ca....."
"Oh ya sis, aku mau lihat koleksi terbaru kamu dong." mama mengalihakan pembicaraan tante Kimmy dan menarik tante Kimmy menjauh dari kami.
"Kim, kamu jangan kasih tahu sama Aleena dulu, kalau Febrian dan Aleena sudah kita jodohkan dari kecil. Aku mau mereka saling kenal dulu, takutnya Aleena mikir yang aneh-aneh kalau kita kasih tahu dia, kalau Febrian itu calon suaminya, lagian kamu juga belum kasih tahu Febrian kan? kalau sampai mereka berdua tahu, aku takutnya mereka tidak setuju dengan perjodohan ini. Jadi aku mau mereka pdkt dulu dari sekarang. Lagian anakku juga masih sekolah. Mereka juga tidak akan secepat itu menikah kan? Lagi pula, kapan sih Febrian balik dari Prancis? bukannya kamu bilang Febrian lagi di Prancis ya?"
"Iya juga sih beb, lagian aku juga lupa kasih tahu kamu. Febrian itu udah balik dari tiga hari yang lalu. Ya sudah kalau begitu kita comblangin saja dulu mereka. oke?"
"Oke, sip."
Sementara di sisi lain butik.
"Hai, nama gue Febrian Lintang Wongso."
"Aku Nana. Aleena Arthawijaya"
"Kamu sama tante Monica saja? Om William sama Dominic tidak ikut?"
"Papa lagi sibuk di kantor, terus kak Dom lagi kumpul sama kakak-kakak yang lainnya di bubble shop"
Febrian mengenalkan dirinya. Orangnya cukup hangat dan dari tutur bahasanya seperti sangat beretika.
"Nana, kemari nak. Tante Kimmy mau ukur badan kamu, buat bikin seragam sekolah kamu."
"Aku samperin mamaku dulu ya."
"Oke, kalau gitu tolong bilang sama mamaku, aku nyusulin Dom di bubble shop ya. Ini titip buat mamaku. Thank you."
Aku menghampiri mama dan tante Kimmy yang sudah ready dengan meterannya untuk mengukurku.
"Tante ini ada barang dari Febrian, katanya titip buat tante. Febriannya pergi nyusulin kak Dom di bubble shop."
"Ok thank you ya Na. Sini tante ukur badan kamu. Oh ya rok sekolah kamu mau seberapa panjang? dan outernya mau model yang jas atau sweeter?"
"Buat dua-duanya saja sis, semuanya buat dua pasang ya sis, biar ada standbynya. dan bisa di selesaikan berapa lama ya sis? soalnya minggu depan Aleena sudah masuk sekolah."
"Kalau setiap baju dua pasang, aku tak bisa selesai begitu cepat, karena kebetulan lagi ada beberapa pesanan, tapi kalau sis mau satu pasang dulu aku bisa bantu kebut selesaikan dalam 3-4 hari, baru nanti 1 pasangnya lagi aku selesaikan dan nanti aku minta Febrian buat antar ke rumah. Gimana?"
"Boleh deh, Kim. Kamu selesaikan yang 1 pasangnya minggu ini ya."
"Okey. Nah, sudah beres. Rupanya ukuran badan kalian juga tidak beda jauh ya. Jadi, gampangkan kalau mau buat baju pasangan."
"Baguslah kalau begitu. Oh ya Kim, berarti bajunya yang 1 pasang kalau sudah jadi aku suruh orang datang ambil ya."
"Nggak usah, nanti aku minta Febrian yang antar saja."
"Oh gitu, kalau begitu Thank you ya. Kita jalan dulu ya. Bye...."
Setelah dari butiknya tante Kim, aku dan mama pergi ke toko buku. Kakak-kakakku semua sudah menunggu disana. Setelah membeli peralatan sekolah dan yang lainnya. Kami ke baju untuk membeli 'beberapa' pakaian dan dress buat aku. tapi kali ini kakak-kakak tidak ikut, karena mereka bilang sih ada urusan, dan sebagian belanjaan kami mereka sudah bawa pulang. tak terasa waktu sudah hampir jam 6 malam, setelah mama puas berbelanja pakaian, sepatu dan tas untukku kami pulang kerumah dan untuk mandi dan makan malam bersama. Makan malam pertama ku bersama keluarga besar, dan Opa akan mengumumkan kembalinya aku pada ulang tahunku nanti, dan mereka akan mengadakan acara yang besar nantinya untuk mengumumkan kepulanganku sekaligus merayakan ulang tahunku. Setelah makan malam, Opa memanggilku kekantornya.
Tok...tok...tok...
"Masuk!"
"Opa panggil Aleena?"
"Duduklah." Aku masuk kekantor Opa dan duduk di ruang tamunya. Hanya ada aku dan Opa.
"Opa ucapkan terima kasih ya, nak. Terima kasih karena kamu sudah kembali lagi ke keluarga ini. Terima kasih karena kamu tidak membenci kami, dan mengira kami membuang kamu. Hidupmu pasti sangat sulit belasan tahun ini. Maafkan kami ya cucuku."
"Enggak kok Opa, Opa dan yang lainnya tidak salah. Aleena sudah tahu semua. Aleena tahu kalau Opa melakukan semua itu untuk melindungi Aleena. Sekarang Aleena sudah kembali, jadi Opa tidak usah khawatir lagi. Kali ini gantian, biar Aleena yang menjaga dan melindungi Opa, Oma dan seluruh keluarga ini."
"Terima kasih ya cucuku. Ini, ada hadiah dari Opa. Ini, sertifikat milik kamu. semua anggota keluarga punya sertifikatnya masing-masing, jadi kamu juga harus punya. Ini kartu ATM buat kamu, tapi masih atas nama Oma, karena kamu belum cukup umur, ini Access card kamu, ada beberapa VVIP member card di beberapa mall buat kamu, dan tadi kakak-kakak kamu sudah menunjukkan mobil yang mereka punya kan? dan ini kunci mobil kamu. dan yang paling spesial adalah ini, Jam tangan mewah ini hanya Opa pesan khusus untuk keluarga ini, masing-masing punya 1 dan yang ini untuk kamu, ada ukiran nama kamu juga di dalamnya. Malam ini kamu istirahat dulu di kamar tamu ya, karena kamar kamu lagi Opa rapikan dan sedikit di renovasi, mungkin besok kamu sudah bisa pindah ke kamar kamu. Dan ini ada manual book tentang rumah ini yang sudah Opa rangkum sendiri, khusus buat cucu kesayangan Opa. Kalau kamu butuh apa-apa kamu bisa cari pak Thomas juga, Sekretarisnya Opa."
"Tapi Opa, barang sebanyak ini, apa nggak berlebihan? kan Aleena juga baru tinggal di sini."
"Berlebihan bagaimana? semua barang yang Opa berikan ini adalah barang yang memang milik kamu yang dari dulu sudah ada, setiap anggota keluarga ini wajib punya tanpa terkecuali. Ya sudah, kamu istirahat dulu sana, pasti kamu sudah capek seharian ini sudah beraktivitas. Selamat Malam ya sayang."
"Kalau begitu, terima kasih Opa untuk semuanya. Aleena permisi dulu. Selamat malam Opa." Aku tidak ingin membantah, aku mengambil semua barang pemberian Opa dan kembali ke kamar untuk berisirahat.