Chereads / The King Ghost Wife / Chapter 55 - Chapter 54 - Perjodohan

Chapter 55 - Chapter 54 - Perjodohan

Yu Ren telah mengganti pakaiannya dan berdiri didepan pintu aula tengah, ia mengetuk pintu perlahan meminta persetujuan dari ayahnya sebelum memasukinya. Setelah ia mendapatkan jawaban dari ayahnya, ia membuka pintu dan melihat Pangeran Pertama tengah duduk bersama seorang pria paruh baya yang ia kenali sebagai paman kekaisarannya, adik dari Kaisar yang saat ini bertahta.

"Salam Yang Mulia Pangeran Pertama dan Paman Kekaisaran." Yu Ren menyapa mereka berdua dengan etikat yang baik.

Yu Zhengmin tersenyum melihat anak perempuannya berpakaian baik dan menyapa kedua tamu pentingnya. "Yu Ren duduklah di dekat Fuqin."

(Fuqin = Ayah)

Yu Ren berjalan mendekati ayahnya dan duduk dikursi yang berada di dekatnya, tak lupa ia menundukan kepala sopan menghadapi kedua tamu penting ayahnya.

"Adipati Ming ini adalah anakku, namanya Yu Ren dia berbeda 5 tahun dengan Pangeran Pertama." Yu Zhengmin memperkenalkan putrinya pada Paman Kekaisaran yang bergelar Adipati Ming.

Adipati Ming menatap gadis didepannya yang berpakaian baik walaupun ia tidak memoles wajahnya namun ia sudah cantik. "Ah ternyata kamu adalah Yu Ren, sudah lama aku tidak melihatmu terakhir kali pada perjamuan yang kau datangi saat kecil." Adipati Ming mengingat gadis kecil yang berdiri dengan percaya diri disamping Yu Zhengmin ketika datang ke perjamuan ulang tahunnya dulu.

"Adipati Ming masih ingat Yu Ren walaupun waktu sudah berlalu." Tentu saja Yu Ren mengingat perjamuan yang pertama kali ia datangi dan membuatnya enggan mengikuti perjamuan lainnya.

"Kulihat kemarin kau tidak mengikuti ayahmu untuk datang ke perjamuan istana." Ia melirik Yu Ren dan mengamatinya hati-hati.

Dengan senyum sopan Yu Ren menjawabnya. "Saya baru saja kembali dari misi dan membutuhkan waktu memulihkan diri."

Yu Zhengmin tersenyum mendengar jawaban anaknya yang sesuai perkataannya, ia telah meminta Yu Ren jika ada yang bertanya padanya tentang kenapa tidak bisa datang pada perjamuan apapun, agar menjawabnya bahwa ia sibuk atau baru kembali dari misi dan perlu memulihkan diri. Lagipula ia tidak bisa membiarkan Yu Ren mengatakan sebenarnya karena akan mencoret mukanya.

Adipati Ming mengangguk mengerti mendengar jawaban Yu Ren yang mirip dengan ayahnya. "Apakah misi yang kau ambil sulit? Bagaimana keadaanmu?"

Yu Ren menjawab sambil tersenyum kecil. "Semua berjalan baik bahkan saya menemukan tanaman yang membuat kakek senang."

Adipati Ming sedikit terkejut mendengarnya, tidak terlalu banyak orang yang mengetahui kesukaan Elder Yu yang suka menanam bunga dan tanaman serta selalu meminta anggota klannya yang kembali dari misi untuk membawakan tanaman atau bunga. Namun, mereka merasa kesulitan sebab taman Elder Yu sudah memiliki banyak tanaman dan bunga sehingga mereka bingung ingin memberinya apa. Bahkan keluarga kekaisaran sulit menemukan hadiah yang sesuai minat Elder Yu kecuali tanaman dan bunga.

"Tanaman apa itu?"

"Namanya adalah wasabi yang masih berkerabat dengan kubis-kubisan dan jika diolah dengan benar maka akan menghasilkan rasa pedas yang unik dan kakek sangat menyukainya." Yu Ren mengatakannya dengan semangat seolah menemukan tanaman langka.

"Whaaa benarkah? Dari mana kamu mendapatkannya?" Mendapatkan tanaman atau bunga saja sudah susah, apalagi Yu Ren yang menemukan tanaman yang memiliki rasa pedas, ini adalah hal yang paling disukai Elder Yu.

"Saya menemukan tanaman ini di hutan magical beast yang menjadi perbatasan dengan Kekaisaran Xue Ying, saya menemukannya berkat teman saya." Dengan semangat Yu Ren menceritakan asal tanaman tersebut dan menyebutkan Gia yang berkontribusi membantunya.

"Teman saya bernama Gia, dan dia memiliki pengetahuan luas akan tanaman dan bunga, sehingga sangat membantu saya menemukan tanaman ini." Yu Ren sangat kagum dengan pengetahuan Gia yang sangat beragam dan tidak hanya tentang tanaman dan bunga, ia merasa Gia adalah orang yang tahu segalanya.

Yu Zhengmin telah mendengar dari pelayan bahwa Yu Ren membawa seorang gadis yang ia anggap sebagai teman bahkan memperkenalkannya pada ayahnya. Namun, ia tidak menyangka ternyata gadis itu membantu Yu Ren menemukan tanaman langka yang sangat disukai ayahnya.

"Kau memilih teman yang baik." Puji Adipati Ming.

Pangeran Pertama terus menatap Yu Ren sejak kehadirannya sampai ia berbicara dengan paman kekaisarannya, ia menilai dengan hati-hati apakah ia layak sebagai pendampingnya walaupun ia berasal dari klan besar.

"Apakah kau melihat ledakan dilangit kemarin malam." Ia masih mengingat ledakan dilangit yang sangat indah dan membicarakannya dengan Yu Ren agar mereka bisa mengobrol.

"Ledakan dilangit? Tentu saja saya mengetahuinya, saat itu saya tengah beristirahat dan keluar ketika ledakan itu terdengar, dan saya melihat ledakan dilangit sangat indah seperti bunga api." Tentu saja Yu Ren mengetahuinya, dialah yang menyalakan kembang api itu sesuai intruksi Gia. Namun, ia tidak bisa mengatakan kepada mereka karena dia sudah mengatakan terlebih dahulu bahwa dia beristirahat dirumah.

"Ku dengar yang menyebabkan ledakan itu adalah dua orang gadis yang tampil pada festival makanan di pusat kota." Pangeran Pertama mengeluarkan gulungan dan memberikan pada Yu Ren. "Apakah kau mengenali mereka?"

Yu Ren menerima gulungan tersebut dan tentunya tahu apa isinya, tentu saja itu adalah potretnya bersama Gia. "Saya tidak mengenali mereka." Untungnya Gia memberikan riasan pada wajahnya dan membuat orang lain tidak mengenali wajahnya, hasil tangan Gia sangat bagus dan dia juga tidak mengenali dirinya sendiri.

"Sayang sekali." Pangeran Pertama mengambil gulungan darinya. "Istana kekaisaran mencoba mengundang mereka untuk tampil di istana."

"Kau benar keponakanku, kita bahkan menyebarkan potret mereka di seluruh kota namun tidak berhasil menemukannya. Kudengar mereka adalah gadis yang cantik." Adipati Ming sangat penasaran akan menampilan kedua gadis ini karena menurut pengunjung festival mereka adalah gadis yang sangat cantik dengan suara yang indah.

"Benarkah? Saya tidak pernah mendengarnya, saya hanya mengetahui ledakan dilangit malam itu." Yu Ren meraih cangkir teh dan meminum isinya perlahan.

Adipati Ming mengalihkan perhatiannya pada Yu Zhengmin dan memberikan tatapan yang dipahaminya. "Memang sayang tidak menemukan mereka, mungkin mereka bukan penduduk asli kota ini."

"Kita sudah mengobrol lama saya ingin tahu maksud kedatangan Adipati Ming bersama Pangeran Pertama." Akhirnya Yu Zhengmin kembali ke topik utama atas kedatangan mereka.

Adipati Ming meraih cangkir teh lalu meminumnya perlahan dan mengatakan maksud kedatangannya. "Kedatangan kami bermaksud untuk melamar Yu Ren sebagai pendamping keponakan pertamaku."

"Tentu saja tidak langsung menikah, mereka bisa bertunangan dulu untuk saling mengenal." Adipati Ming mengatakan tujuan utamanya setelah berbasa-basi.

Yu Ren terdiam mendengar ucapan Adipati Ming, ia tahu nasib anak perempuan ada di tangan ayahnya yang bisa menentukan masa depannya, ia mengerti cepat atau lambat ia akan mengalami hal yang sama dengan perempuan lain yang digunakan untuk mempererat tali hubungan.

Namun, ia telah berusaha keras untuk berkultivasi agar menunjukan kepada ayahnya bahwa ia bukanlah perempuan biasa yang bisa dijual pada orang lain dengan kedok 'pernikahan', ia tidak bisa dan tidak ingin mengalaminya. Apakah usahanya selama ini sia-sia di mata ayahnya, bukankah selama ini ia memujinya karena memiliki bakat kultivasi yang bahkan melebihi laki-laki, tetapi mengapa ayahnya masih membuatnya melakukan perjodohan?

Apakah ia tidak mengerti bahwa yang di inginkan Yu Ren adalah kebebasan dan diakui sebagai kultivator perempuan yang hebat. Kenapa ia tidak bisa melarikan diri dari perjodohan ini?

Yu Ren hanya diam ketika ayahnya dan Adipati Ming yang tengah membahas pertunangannya yang direncanakan akan berlangsung setelah pertandingan bulan merah usai. Yu Ren tidak berencana bergabung dengan percakapan mereka dan memilih tenggelam dalam pikirannya.

oOo

Gia melemparkan pakan ikan yang telah diberikan kepadanya oleh pelayan, ia telah menunggu lama disana sambil memberi makan ikan dan bermain air. Sesekali pelayan datang kepadanya untuk menanyakan apakah ia memperlukan sesuatu, namun Gia hanya tersenyum kepada mereka dan ia mengatakan tidak membutuhkan apa-apa, ia hanya ingin bermain dengan ikan sambil menunggu Yu Ren.

Dari ekor matanya ia melihat Yu Ren yang berjalan menujunya dengan pandangan kosong tak bersemangat seolah ia tidak memiliki jiwa. Gia menyingkirkan pakan ikan dan berjalan mendekati Yu Ren.

"Kau kenapa?" Gia sangat heran dengan penampilan Yu Ren yang murung padahal sebelum pergi ia cukup ceria.

Yu Ren semakin mendekatinya dan menyenderkan kepalanya pada Gia, karena ia ingin berbagi kesedihan dengannya. "Aku akan di jodohkan." Ujarnya pelan.

"Di jodohkan?" Gia mengerutkan dahinya ketika mendengar perkataan Yu Ren, ia tahu gadis di dunia ini sering di jodohkan oleh orang tuanya untuk tujuan tertentu. Namun, ia tidak menyangka Yu Ren akan mengalaminya.

"Jika kau tidak suka kenapa tidak menolaknya?" Gia memeluk Yu Ren untuk menyalurkan energi kepadanya agar tidak bersedih.

"Aku tidak bisa, itu akan membuat klanku malu." Doktrin klannya tertanam kuat dalam jiwa Yu Ren sehingga tidak bisa membuatnya membantah tetua dari klannya apalagi ayahnya sendiri.

Gia menghela nafas dan memahami perasaan Yu Ren, walaupun ia tidak pernah mengalaminya tetapi ia berusaha membantu Yu Ren agar tidak menyerah untuk mempertahankan kebebasannya. Ia harus menghancurkan doktrin yang tertanam kuat padanya.

"Aku tidak ingin kehilangan kebebasanku." Tanpa sadar Yu Ren menetaskan air matanya pada bahu Gia karena merasa usaha yang dilakukannya selama ini sia-sia.

Gia menggepalkan tangannya dan menarik Yu Ren menjauh dari pelukannya. "Apa kau tahu arah pantai Jinmu yang ada di ibukota?" Ibukota Huang Shi berbatasan langsung dengan laut dan memiliki pantai yang indah.

Yu Ren mengangguk tidak mengerti karena Gia mengalihkan pembicaraan.

"Kalau begitu tunjukan arahnya padaku, ada sesuatu di sana yang akan membantumu."

-TBC-