Red tailed lizard tengah tertidur pulas di depan sebuah gua, mata Gia berbinar ketika melihat ekor merahnya yang sesekali bergerak ketika tertidur. Gia telah membaca informasi red tailed lizard di buku esklopedia magical beast yang terdapat di perpustakaan istana kekaisaran.
Red tailed lizard adalah magical beast jenis reptil yang hidup sendiri dan akan bertarung jika ada magical beast lain yang memasuki teritorinya. Hewan ini berukuran seperti komodo namun lebih besar lagi dan memiliki ekor berwarna merah yang menjadi ciri khasnya. Ia lebih suka tinggal di daerah bersuhu tinggi dengan kandungan besi karena selain memiliki elemen api sebagai elemen utama magical beast ini memiliki elemen logam juga.
Gia harus berhati hati ketika menghadapi magical beast ini karena terkenal agresif dan ganas jika ada yang memasuki wilayahnya.
"Stttt~~~" Gia menyuruh mereka untuk tidak bersuara karena ia memiliki sebuah rencana yang dapat mengurangi nilai tempur red tailed lizard.
Hal utama yang harus dilakukan untuk menangani magical beast agresif adalah melumpuhkan pengelihatannya. Gia menyimpan pedangnya dalam cincin ruang dan mengeluarkan dua buah pistol dan dengan cepat mengisinya dengan peluru.
Rong Jingying dan Wushang menatap heran benda aneh yang dikeluarkannya karena mereka tidak mengenalinya dan tidak tahu fungsinya.
Gia menggenggam pistol di kedua tangan dan dengan fokus membidik kedua mata red tailed lizard dengan tepat, matanya berubah tajam tanpa belas kasihan.
Dorrrr
Dorrrr
Raungan kesakitan red tailed lizard terdengar keras hingga membuat burung burung sekitar terbang ketakutan.
"Sekarang!"
Gia menyimpang kedua pistolnya kembali dan mengeluarkan pedang serta cakar harimaunya, ia mengaitkan cakar harimaunya di salah satu batang pohon di dekat red tailed lizard dan dengan cepat melayang kemudian menebas tubuhnya.
Rawwwww~~~~
Dorrrr
Dorrrr
Jingying dan Wushang tidak tinggal diam dan memilih menyimpan pertanyaan dalam hati mengenai senjata yang di gunakan Gia, mereka bergegas berlari dan menyerang red tailed lizard selagi ia diganggu Gia dengan tembakannya. Mereka dengan yakin menyerangnya tanpa khawatir peluru Gia akan mengenai mereka, lagipula Gia tidak mungkin menyerang orang yang memberinya misi dan hadiah.
Rawwwww~~~
Red tailed lizard semakin meraung marah karena di serang di segala sisi, ia mengayunkan ekornya ke arah Wushang dan melemparkan racun di mulutnya pada Gia yang terus menyerangnya dari atas.
Gia dengan cepat menghindar karena tidak berani menerima racun darinya, racun dari red tailed lizard bersifat korosif dan dapat menghancurkan apapun yang disentuhnya dengan cepat.
"Fire Techniques – Burning Flame"
Jingying mengeluarkan tekniknya dan menebaskan pedangnya kearah red tailed lizard namun tekniknya tidak memberikan efek apapun.
"Bodoh! Dia berelemen api jangan menyerangnya dengan teknik api!" Gia meruntuki kebodohan Rong Jingying yang malah menggunakan serangan berbasis api pada red tailed lizard, bukankah dia pernah membaca bahwa red tailed lizard kebal terhadap api dan bisa menyerap serangannya untuk digunakan sendiri.
Jingying tercengang karena untuk pertama kalinya dalam hidupnya ada yang mengatai dirinya bodoh, dia adalah Putra Mahkota negeri ini yang dihormati.
"Jaga ucapanmu terhadap shaoye!" Wushang dengan cepat memarahi Gia karena sangat berani mengatai Putra Mahkota yang ia jaga.
(Shaoye = Tuan muda)
Merasa serangan terhadap dirinya menurun, red tailed lizard melancarkan serangan balasan kepada mereka dengan menyemburkan api.
"Sialan." Melihat serangan red tailed lizard Gia segera menghindar dengan melompati batang pohon dari satu ke satu.
"Awas shaoye!" Wushang menegeluarkan tamengnya untuk memblokir serangan red tailed lizard dan melindungi Rong Jingying dibelakangnya.
Gia menatap barier api yang diciptakan red tailed lizard ketika mereka tengah sibuk menghindari serangannya, ia menggeram kesal karena serangan yang dikeluarkan Jingying malah digunakan red tailed lizard untuk menaikan tingkat kekuatannya.
Gia mengeluarkan pistol dan dengan cepat memasukan peluru dan menyerang red tailed lizard mencegahnya menaikan kekuatannya. Namun, red tailed lizard sudah beradaptasi dan menggunakan punggungnya bagian tubuh yang paling keras untuk melindungi bagian tubuh yang tidak terlalu keras karena dia telah merasakan peluru Gia dapat menebus bagian tertentu tubuhnya.
"Sial sial sial." Gia yang melihat usaha red tailed lizard yang melindungi tubuh yang tidak kerasnya merasa marah karena ia tidak bisa menebus barier api yang diciptakannya, ia hanya bisa menyerangnya dari atas dan sesekali berpindah tempat untuk menemukan celah kecil tubuh yang tidak terlalu kerasnya.
"Jangan gunakan serangan berbasis air." Red tailed lizard memang berelemen utama api yang akan melemah dengan air, namun jika ia diserang saat meningkatkan kekuatannya itu seperti bom yang akan meledak dengan pemicunya.
Wushang yang mendengar peringatannya menghentikan tekniknya.
"Sialan." Jingying meruntuki dirinya sendiri karena ceroboh menyerangnya dengan elemen api yang malah membuatnya meningkatkan kekuatannya. Sekarang mereka hanya bisa bergantung pada Gia karena kekuatan dia dan Wushang tidak cocok untuk menghadapi red tailed lizard.
Gia terus menerus mengganti pelurunya dan dengan cepat menembaki red tailed lizard tanpa henti, ia hanya bisa berharap red tailed lizard tanpa sadar menunjukan celah kecil di tubuhnya terutama tubuh bagian bawah yang berada di dekat lehernya karena itu adalah kelemahan utamanya.
Duarrrr
Ledakan kekuatan yang diakibatkan meningkatnya kekuatan red tailed lizard menjadi magical beast kelas B membuat Gia terlempar menjauh hingga membuatnya menabrak sebuah pohon besar dan ia pingsan karena rasa sakit.
oOo
Yu Ren berjalan menyusuri hutan dengan pandangan mata ke bawah untuk mencari bunga lily bulan untuk diberikan kepada kakeknya. Kakeknya sangat suka menanam bunga dan selalu meminta anak dan cucunya ketika pulang untuk membawakan bunga sampai terkadang bingung untuk membawakan bunga seperti apa karena kakek sudah memiliki banyak bunga yang ia tanaman di area barat tempat tinggal mereka.
Dan Yu Ren yang telah menyelesaikan misinya segera mencari bunga di hutan magical beast, ia telah bertanya pada penduduk sekitar apakah ada bunga yang cukup langka di hutan ini, dan ia diberitahu mereka bahwa ada bunga yang bernama lily bulan yang hidup didaerah dengan kandungan besi.
Tuk~~~
Yu Ren yang terlalu fokus mencari lily bulan tidak sadar kakinya mengetuk sesuatu yang mirip dengan kaki manusia, ia mengangkat kepalanya dan melihat seorang wanita tengah bersandar pada pohon besar dengan luka dibeberapa tubuhnya.
Yu Ren membelalakan matanya terkejut melihatnya terluka dan segera mengeluarkan obat dan salep untuk mengobati lukanya. Ia membaringkan wanita itu dengan hati hati dan membuka pakaiannya untuk mengecek apakah ada luka tambahan ditubuhnya.
Ia melihat perban putih yang melilit tubuhnya dengan darah yang merembes karena luka terbuka, Yu Ren memiringkan tubuhnya dan melihat punggungnya yang berwarna merah karena luka pada punggungnya terbuka sekaligus diperparah dengan hataman pada pohon tempatnya bersadar tadi.
Raja Hantu memukul wajahnya sendiri karena tidak bisa melindungi Gia, bukankah ia telah berjanji untuk selalu melindunginya tetapi karena ia telah mengeluarkan kekuatanya untuk mengobati Gia hari itu ia tidak bisa mengeluarkannya lagi karena energi pada tubuhnya telah menipis dan hanya bisa menompang tubuh rohnya, seandainya tubuh utamanya mengirimkan kekuatan lebih besar maka hal seperti ini tidak akan terjadi. Dan Raja Hantu hanya bisa membiarkan wanita asing itu mengobati istrinya.
Yu Ren melepaskan perban yang melilit tubunya dan melihat luka yang disebabkan pertempuran telah terbuka dan diperparah dengan luka baru. Ia dengan cekatan membersihkannya kemudian mengobati lukanya dan mengoleskan selep bermutu tinggi yang ia dapatkan dari lelang beberapa hari lalu, ia tidak bisa diam saja melihatnya mati di depannya.
Gia perlahan membuka matanya dan seketika merasakan rasa sakit disekujur tubuhnya karena lukanya, matanya dengan kabur melihat seorang wanita tengah menopang tubuhnya dan menerapkan obat pada lukanya.
"Jangan bergerak!" Bisik Yu Ren karena tidak ingin ia memperparah lukanya.
Gia hanya pasrah dan membiarkannya mengobati lukanya karena dia juga sangat lemas dan hanya bisa bergantung padanya.
Yu Ren telah menerapkan obat pada lukanya dan membalutnya dengan perban agar mempercepat proses sembuhnya, ia dengan hati hati melilitkan perban terutama pada bagian dengan luka yang cukup parah.
"Bisakah kamu mengambil benda di sampingku." Gia telah mengeluarkan sebuah suntik dan botol cairan obat dari cincin ruangnya.
Yu Ren menatap benda aneh yang tidak pernah ia lihat. "Benda apa ini?" Ia mengambil kedua benda tersebut dan menyerahkannya pada Gia.
Gia menerimanya dan dengan susah payah menggerakan tangannya untuk mengambil cairan dalam botol kecil dengan suntik dan dengan tangan gemetar mengarahkannya pada lengan.
"Apa yang kau lakukan?" Yu Ren menghentikan Gia karena hendak menusuk lengannya dengan jarum pada denda asing itu dan memasukan sebuah cairan yang tidak ia tahu.
"Penahan rasa sakit." Jawab Gia singkat.
"Kau gila?" Yu Ren merapas suntikannya karena ia merasa wanita yang ia tolong sudah gila karena menyuntikan sesuatu penahan rasa sakit ketika ia baru saja diobati, obat penahan rasa sakit cukup keras dan tidak cocok setelah pengobatan.
"Aku tahu, dan aku harus melakukannya." Gia menatapnya tajam dan menyakinkannya, ia tahu obat yang ia ciptakan dari tanaman opium yang ia olah menjadi morfin termasuk obat yang keras walaupun ia telah menyesuikannya dengan standar medis sehingga tidak membuatnya kecanduan tetapi efek samping setelah disuntikan akan terasa dalam 5 jam jika ia terlalu memaksakan tubuhnya.
"Ada misi yang harus aku selesaikan." Ini bukan tentang hadiah atau bijih besi Jiangshu yang ia cari namun integritasnya dalam melaksanakan misi apapun yang ia ambil, ia sangat profesional dalam menyelesaikan misinya bahkan jika harus mengorbankan nyawanya.
"Kau... kau... wanita gila." Yu Ren tidak bisa berkata apa apa karena tidak pernah melihat orang yang berpendirian teguh seperti wanita di depannya bahkan sampai membahayakan tubunya sendiri.
"Terserahmu." Yu Ren menyerahkan suntik pada Gia.
Gia menerimanya dan langsung mengarahkan suntikan tersebut di lengan kirinya dan memasukan cairan morfin untuk memperkuat tubuhnya dari rasa sakit. Ia mendesis ketika merasakan cairan morfin yang memasuki tubuhnya dan perlahan membuatnya tidak merasakan rasa sakit. Ia bangkit dari tempatnya dan berjalan menuju sarang red tailed lizard.
Yu Ren yang melihatnya keras kepala kembali menyelesaikan misinya hanya bisa berdecak kecal dan mengikutinya untuk memastikan usahanya mengobatinya tidak sia sia.
-TBC-