Chereads / The King Ghost Wife / Chapter 47 - Chapter 46 - Teman Pertama

Chapter 47 - Chapter 46 - Teman Pertama

"Yu Ren ajak temanmu untuk berkeliling kediaman kita." Elder Yu mengambil tanaman wasabi dari tangan Yu Ren dan tidak sabar menanamnya.

"Elder Yu ini intruksi yang menjelaskan mengolah wasabi." Gia memberikan sebuah kertas pada Elder Yu.

"Ah terima kasih." Elder Yu menerimanya dan segera pergi mencari daerah yang cocok untuk menanam wasabi sesuai petunjuk Gia.

"Abaikan kakekku." Yu Ren mengedikan bahunya melihat kakeknya pergi tergesa gesa meninggalkan mereka.

"Kakekmu cukup unik."

Yu Ren mengajak Gia berjalan jalan dan memperkenalkan kediamannya. Kali ini Yu Ren membawanya kediaman bagian dalam yang menjadi pusat pembuatan senjata, terdapat banyak bangunan yang difungsikan sebagai tempat untuk membuat senjata yang khusus dibuat untuk anggota klan. Klan Yu memiliki ahli pembuat senjata yang sudah belajar sejak kecil hingga sekarang, kebanyakan memang ahli senjata dari anggota klan Yu sedangkan orang lain akan ditempatkan pada cabang ditempat lain.

Yu Ren membawa Gia ketempat penyimpanan bijih besi yang belum diolah, Gia mengenali beberapa bijih besi tersebut berdasarkan pada buku yang ia baca dan ia terkadang bertanya pada Yu Ren bijih besi yang tidak ia ketahui. Kemudian Yu Ren membawanya ketempat pengolahan bijih besi yang akan dibuat menjadi senjata, namun dia tidak masuk terlalu dalam karena protokol klannya yang tidak mengizinkan orang lain mengetahui prosesnya. Gia tidak keberatan lagipula ia memiliki teknik yang lebih baik untuk mengolah besi, ia hanya melirik beberapa ruangan yang digunakan untuk membuat pedang, tombak, panah, busur, belati dan senjata lainnya.

Selanjutnya, Yu Ren membawa Gia keruangan yang menjadi tempat terakhir besi diolah agar menjadi senjata sempurna, tempat ini digunakan untuk menambahkan ornamen atau barang tertentu yang memiliki energi Qi agar senjata tersebut dapat digunakan bersama dengan energi Qi kultivator. Yu Ren hanya menunjukan tempatnya pada Gia dan tidak memasuki ruangan tersebut.

Setelah berkunjung ketempat pembuatan senjata, Yu Ren membawanya ke bukit belakang untuk menunjukan kepada Gia tempat biasanya klannya berlatih. Jaraknya lumayan jauh dari tempat mereka dan memakan waktu hampir 1 jam jika berjalan kaki, luas kediaman klan Yu sangat luas seperti setengah dari kota biasa.

"Haaaa.... Haaaa.... Haaaa..."

Suara orang orang tengah berlatih terdengar ditelinga mereka ketika semakin mendekati tempat latihan. Gia menatap sebuah tembok yang menjadi penghalang tempat latihan. Yu Ren segera naik ke tembok tersebut dan duduk diatasnya, Gia mengikutinya dan menginjakkan kaki kanannya pada tembok dan meraih tembok bagian atas untuk pegangan kemudian membawa tubuhnya duduk disamping Yu Ren.

"Gerakan yang bagus." Puji Yu Ren.

"Kau tidak buruk juga." Balas Gia.

Mereka duduk disana selama beberapa waktu sambil menikmati pemandangan orang orang yang tengah berlatih, mereka merasakan semilir angin yang berhembus pelan dan menerpa wajah mereka. Gia memejamkan matanya dan menarik nafasnya lalu menghembuskannya perlahan menikmati suasana yang cukup baik.

Setelah keheningan panjang akhirnya Yu Ren memcahkan suasana.

"Kau tahu kenapa aku memperlakukanmu cukup baik, sampai membawamu kediamanku?"

"Kenapa?" Sebenarnya Gia cukup bingung merasakan sikap baik terhadapnya, bukankah mereka sudah tidak memiliki hutang setelah Gia memberikan bijih besi Daolu.

"Aku juga tidak tahu, aku hanya mempercayai intuisiku bahwa kau tidak berbahaya dan layak dijadikan teman, padahal selama ini aku tidak memiliki orang yang layak disebut teman." Semua orang yang mendekatinya hanya ia anggap sebagai kenalan bukan teman, mereka hanya mendekatinya karena latar belakang yang ia miliki.

"Intuisi ya? Selama ini aku lebih percaya logika dan teoriku." Gia telah lama membuang emosi yang berhubungan dengan perasaan dan lebih percaya akal sehatnya untuk memecahkan masalah.

"Tapi akal sehatku juga memikirkan kau bukan orang berbahaya." Itu adalah benar, sejak Yu Ren menolongnya ia telah menilainya cukup baik hingga membuatnya dengan mudah membeberkan teorinya mengenai bijih besi Daolu.

"Yah kurasa kita berbeda." Yu Ren mendesah dan memeluk kakinya.

"Tidak juga, aku juga tidak memiliki teman selama ini." Memang selama ini Gia tidak memiliki teman semasa 2 kehidupannya, walaupun ia menganggap Junzhi baik tetapi ia hanyalah berpura pura menjadi Jialin dan bukanlah dirinya sendiri.

Yu Ren meliriknya dan melihat pandangan sendu dimatanya. "Bagaimana mungkin, bukankah kau memiliki cincin ruang yang menunjukan reputasimu." Cincin ruang bukan sembarang benda yang bisa dimiliki orang lain dan hanya orang dengan pengaruh yang dapat memilikinya.

Gia melirik cincin yang melingkari jari tengahnya. "Ini hanyalah hadiah dari seseorang, dan ini bukanlah milikku." Ya Kaisar memberikan cincin ini pada Jialin yang asli dan bukan dirinya.

"Bukankah kau juga memiliki pengaruh yang besar, kenapa tidak memiliki teman?" Gia mengalihkan pembicaraan.

Yu Ren hanya mendengus mengingat mereka yang mendekatinya terutama wanita bangsawan. "Mereka mendekatiku karena klanku, aku tidak menyukai mereka yang palsu."

"Kalau begitu bagaimana jika kita berteman." Gia mengulurkan tangannya untuk berjabat.

Yu Ren melirik tangan Gia. "Teman? Terdengar tidak buruk." Ia mengulurkan tangannya menjabat tangan Gia.

"Sekarang kita adalah teman." Ujar mereka bersamaan.

oOo

Yu Ren telah membawa Gia ke kamar untuk beristirahat yang masih satu tempat dengannya agar jika ia membutukan sesuatu bisa langsung mencarinya.

Yu Ren keluar dari kamarnya untuk pergi ke tempat kakeknya berada, ia ingin menunjukan sesuatu pada kakeknya yang belum sempat ia tunjukan karena harus memandu Gia mengenal kediamannya. Ia menutup pintu pelan agar tidak mengganggu orang lain yang beristirahat dan segera keluar dari kediaman pribadinya yang disambut tatapan hormat yang para penjaga kediamannya.

Yu Ren merapatkan jubahnya untuk menahan hawa dingin malam hari karena hari ini sangat cerah dengan bulan yang bersinar terang tanpa ditutupi awan. Ia tidak membawa lentera dan mengandalkan cahaya bulan yang cukup bersinar terang untuk menuntun jalannya menuju taman kakeknya.

Ia melihat gerbang pintu masuk taman kakeknya dan segera memasukinya untuk mencapai bangunan dipusat taman tersebut. Ia melewati beberapa tanaman dan berhati hati untuk tidak meginjak mereka atau ia akan dimarahi oleh kakeknya. Akhirnya ia telah sampai dan mengentuk pintu kediaman kakeknya dan menyebutkan namanya.

"Kakek ini aku Yu Ren, bolehkan aku masuk? Ada yang ingin aku tunjukan." Ia mengetuk dengan tangan kanannya sambil merapatkan jubahnya.

Krek

Pintu terbuka dan munculah kakeknya dengan pakaian putih polos karena hendak tidur sebelum Yu Ren menganggunya.

"Maaf kakek telah mengganggu istirahatmu, ada yang ingin aku tunjukan." Yu Ren menundukan kepalanya untuk meminta maaf.

"Apa yang ingin kau tunjukan?" Elder Yu menatap cucu perempuannya, anak dari putra pertamanya.

"Bisakah kita masuk dulu, ini sangat penting dan tidak bisa ditunjukan pada orang lain." Yu Ren mengatakannya dengan serius agar kakeknya mempercayainya.

"Masuklah." Elder Yu mengizinkan masuk dan membuat barier transparan yang mecegah orang luar mengetahui percakapan didalam, ia mengerti cucunya dan jarang melihatnya sangat serius.

"Apa yang ingin kau tunjukan."

Yu Ren mengeluarkan sesuatu yang dibungkus dengan kain dan meletakannya pada meja kerja kakeknya. "Ini yang ingin aku tunjukan kakek." Kemudian ia membuka bungkusan kain tersebut dan terlihat tumpukan bijih besi yang sangat banyak.

Mata Elder Yu terbelalak lebar melihat bijih besi Daolu didepan matanya dengan jumlah yang banyak, bijih besi ini sangat sulit ditemukan bahkan klannya hanya memiliki satu senjata dari bijih besi ini yang menjadi senjata turun temurun kepala klan.

"Darimana kau mendapatkannya?" Tanyanya dengan serius karena ini bukan main untuk menemukan bijih besi Daolu yang banyak.

"Aku dan Gia menemukannya dalam hutan magical beast yang menjadi perbatasan antara Kekaisaran Huang Shi dan Kekaisaran Xue Ying." Yu Ren tidak menjelaskannya secara rinci sebab jika orang lain menemukan teori Gia maka akan menyebabkan kekacauan yang besar.

"Gadis itu lagi." Elder Yu menyipitkan matanya mengingat gadis yang dibawa Yu Ren kediamannya dan dianggapnya sebagai teman.

"Dimana kalian menemukannya?"

"Kami tidak sengaja menemukannya yang tercampur dengan bijih besi lain, sebenarnya Gia berniat mencari bijih besi Jiangshu tetapi kami malah menemukan bijih besi berwarna merah yang ternyata bijih besi Daolu yang sangat langka." Yu Ren mengatakannya tanpa berkedip untuk membuat kakeknya percaya.

"Hahahahaha.... keberuntungan kalian sungguh baik untuk menemukan bijih besi ini." Elder Yu tertawa terbahak bahak memikirkan keberuntungan cucunya, ia tidak menyangka dia akan mendapatkan bijih besi ini dengan mudah. Leluhurnya dulu ketika menemukan bijih besi Daolu memperlukan pengorbanan besar untuk mendapatkannya, tapi cucunya malah menemukannya yang tercampur dengan bijih besi lain.

"Kerja bagus." Elder Yu menepuk kepala Yu Ren merasa bangga memiliki cucu sepertinya.

"Serahkan pada kakek untuk membuat sesuatu untukmu." Elder Yu telah memikirkan sebuah rancangan untuk Yu Ren dan ia tidak pelit membuatkan sesuatu untuk cucu kesayangannya.

"Baik kakek." Yu Ren menyerahkan bijih besi Daolu pada kakeknya dengan tenang karena ia percaya dengan keahlian kakeknya membuat senjata.

-TBC-