Chereads / The King Ghost Wife / Chapter 46 - Chapter 45 - Yu Wenhua

Chapter 46 - Chapter 45 - Yu Wenhua

"Bagaimana jika pergi ke tempatku?" Yu Ren mengajak Gia pergi ke rumahnya dan memperkenalkan tempat tinggalnya.

Gia mengangguk setuju dan menarik kudanya yang telah ia lepaskan dari ikatan di pohon tempatnya meninggalkan kudanya.

"Tapi terlebih dahulu aku harus mencari bunga atau tanaman untuk hadiah kakekku." Yu Ren hampir saja lupa tujuannya sebelum membantu Gia.

"Bunga atau tanaman apa yang akan kau cari?"

Yu Ren mendesah pelan ketika memikirkan taman pribadi kakeknya yang berisi banyak bunga atau tanaman hingga membuat anak dan cucunya bingung ingin memberinya apa. "Aku tidak tahu, kakek memiliki terlalu banya bunga dan tanaman."

"Sebenarnya sebelum menolongmu, aku tengah mencari lily bulan namun belum kutemukan."

Gia merenung sejenak mengingat bunga atau tanaman yang bisa digunakan untuk hadiah kakek Yu Ren. "Apakah ada spesifikasi khusus kesukaannya."

"Hmmm... kurasa tidak ada, kakek menyukai semua bunga atau tanaman yang ada, sebenarnya ini adalah kesukaan almarhum nenekku dan kakek meneruskannya agar selalu mengenang nenek." Kakeknya sangat mencintai nenek dan secara pribadi merawat bunga dan tanaman milik neneknya sampai beliau terkadang marah jika ada anak atau cucunya yang menghancurkan bunga atau tanaman apapun.

"Apa kakekmu suka rasa pedas?" Tiba tiba Gia teringat sebuah tanaman yang kurang dikenali dan tidak dimanfaatkan.

"Apa kau akan menyarankan tanaman cabai atau paprika? Percuma, kakek memiliki banyak tanaman seperti itu karena dia adalah pecinta pedas." Walaupun kakeknya sudah tua tetapi dia sangat menyukai makanan pedas dan taman pribadinya memiliki daerah khusus yang berisi tanaman cabai atau paprika.

Gia tersenyum lebar dan mengeluarkan wasabi yang telah ia olah. "Rasakan ini, apakah cukup pedas?" Gia mengulurkan tangannya dan menawarkan wasabi.

Yu Ren menaikan salah satu alisnya melihat sesuatu diwadah yang berwarna hijau. "Apa ini? Apakah cabai hijau?"

"Rasakan saja." Bujuk Gia.

Yu Ren mengulurkan tangannya dan mencolek hal diwadah tersebut dan mengarahkannya kebibir untuk ia cicipi.

"Ahhhhhh.... ahhhhhh.... pedasss.... pedasss..... astaga pedas ini terlalu menyengat." Yu Ren merasakan rasa pedas yang tidak pernah ia rasakan dan sangat berbeda dengan rasa pedas dari cabai atau paprika. "Ahhh.... ahhhh..... apa ini?"

Gia tersenyum dan mengeluarkan sebuah tanaman yang telah ia keringkan di cincin ruangnya. "Ini adalah wasabi."

"Wasabi?" Yu Ren tidak pernah mendengar tanaman ini apalagi memiliki rasa pedas yang berbeda dan menyengat.

Gia mengangguk. "Minumlah dulu." Gia memberikan botol air kepada Yu Ren.

Yu Ren menerimanya dan segera menegak air didalam botol untuk meredakan rasa terbakar pada lidahnya, ia tidak terbiasa dengan rasa pedas yang dihasilkan dari wasabi.

"Whaaaa sebenarnya apa tanaman ini? Aku tidak pernah melihat tanaman lain yang memiliki rasa pedas selain cabai dan paprika." Yu Ren menatap wasabi yang telah dikeringkan dan mengambilnya dari tangan Gia untuk melihatnya lebih jelas.

"Namanya adalah wasabi, tanaman ini adalah suku kubis kubisan yang biasanya digunakan sebagai penyedap. Sebenarnya bukan rasa pedas seperti cabai tetapi rasa tajam menyengat hingga hidung seperti mustar." Unsur kimia yang menjadikan wasabi memiliki rasa pedas adalah isotiosianat yang merupakan senyawa bersifat antimikroba yang menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga selalu dimakan dengan irisan ikan segar.

"Wah aku tidak pernah mendengar ada tanaman seperti ini, aku bisa menghadiahkan ini kepada kakek pasti beliau suka, namun sayang tanaman ini sudah dikeringkan." Yu Ren mendesah kecewa menatap wasabi yang sudah dikeringkan sehingga tidak bisa ditanam.

"Aku bisa membantumu menemukannya." Sebenarnya tidak terlalu sulit menemukannya dihutan dan Gia akan membantu Yu Ren mencarinya agar bisa dihadiahkan kepada kakeknya.

"Benarkah? Tunggu apalagi ayo pergi!" Yu Ren menarik tangan Gia untuk mencari tanaman wasabi.

"Heiii arahnya bukan kesitu."

oOo

Gia dan Yu Ren telah menemukan wasabi dan pergi dari hutan magical beast dengan kuda masing masing untuk pergi ke ibukota Huang Shi. Mereka keluar dari hutan magical beast dan berada di Provinsi Zhang, jarak ibukota dengan Provinsi Zhang akan memakan waktu kurang lebih seminggu, sehingga perjalanan mereka akan sangat panjang.

Sesekali mereka beristirahat dalam sebuah kota ataupun alam liar, perjalanan mereka tidak membosankan karena saling berbicara mengenai satu sama lain walaupun Gia menutupi identitasnya sebagai Putri Jialin. Yu Ren adalah gadis yang baik dan ramah namun bisa menjadi gadis yang ganas jika diprovokasi.

Suatu hari Gia dan Yu Ren telah menikmati festival yang diadakan sebuah kota dan berjalan kembali ke penginapan lewat jalan pintas yang agak sepi, mereka bertemu sekumpulan preman yang mencoba menggoda mereka hingga ingin melecehkan Yu Ren, namun mereka segera bertekuk lutut kepada mereka sebab Yu Ren menghajarnya dengan ganas dan hampir menghancurkan 'harta generasi' mereka.

Sungguh tidak bisa main main dengan Yu Ren, jangan lihat wajah cantiknya yang terlihat polos namun memiliki sisi ganas yang tidak bisa diusik atau kau akan mendapatkan akibatnya.

Gia menatap tembok besar yang menyapa pandangannya dan sebuah gerbang besar yang menjadi pintu masuk ibukota, ukurannya mirip dengan ibukota Xue Ying dan dilalui banyak orang yang keluar masuk ibukota.

"Apakah kau pernah ke ibukota negaramu? Bagaimana pendapatmu tentang tembok besar ibukota Huang Shi?" Yu Ren menolehkan kepalanya dan meminta pendapat Gia.

"Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan negara mu, tembok besar yang mengelilingi kota dan dijaga dengan ketat." Jawab Gia jujur.

"Kau tahu sebenarnya aku pernah menyelinap keluar dari tembok kota untuk kabur dari ayahku." Bisik Yu Ren dengan suara lirih menceritakan rahasia kecilnya.

Gia mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum nakal. "Aku juga pernah, pengalaman menyelinap tembok besar sungguh mendebarkan."

Yu Ren sedikit terkejut mendengar pengalamannya yang mirip dengannya. "Malam malam ketika penjaga berganti shift...."

"Dan ketika mereka tengah berpatroli...."

"Padahal kita bersembunyi dibelakang mereka...."

"Dan mereka tidak tahu...."

"Sehingga kita bisa kaburrrr hahahahahaha."

Gia dan Yu Ren saling bertos ria merasakan pengalaman yang mirip ketika menyelinap di tembok kota yang dijaga ketat, mereka tertawa terbahak bahak hingga membuat orang lain yang melewati mereka mengerutkan dahi melihat 2 orang gadis tertawa seperti orang gila.

Raja Hantu menepuk dahinya tidak berdaya ketika Gia menemukan sesama jenisnya. Hal gila apa yang akan mereka berdua lakukan kedepannya.

Mereka akhirnya menghentikan tertawa mereka ketika di tegur seseorang hingga membuat mereka malu. Yu Ren menuntun Gia memasuki gerbang kota dan menunjukan token identitasnya agar diizinkan penjaga masuk. Ketika penjaga melihat token gioknya mereka segera berdiri tegak dan memberi hormat serta mempersilahkan Yu Ren masuk dengan sopan.

"Kau memiliki pengaruh dikota ini." Komentar Gia setelah melewati gerbang.

"Yang memiliki pengaruh adalah klanku, sebenarnya aku tidak suka diperlakukan seperti tadi." Klannya memiliki pengaruh besar di ibukota Huang Shi karena sudah berdiri sangat lama dan memiliki banyak warisan. Penghasilan utama dari klannya adalah dari perdagangan terutama perdagangan senjata kultivati yang diminati banyak orang, sehingga Klannya memiliki pengaruh besar di Benua Tianzi.

"Kau dari klan Yu?" Gia telah membaca dalam sebuah buku yang menjelaskan salah satu klan yang sangat tua bernama Klan Yu yang berada di Kekaisaran Huang Shi yang memiliki pengaruh yang besar di Benua Tianzi. Klan Yu telah ada bahkan sebelum Kekaisaran Huang Shi terbentuk dan dapat bertahan hingga sekarang walaupun mengalami pasang surut, mereka memiliki banyak warisan yang diturunkan generasi demi generasi untuk mempertahankan keberadaan klan.

Yu Ren mengangguk dan tidak berniat menyembunyikannya karena mereka akan pergi kediamannya dan Yu Ren tidak merasa waspada terhadap Gia karena ia tidak merasakan bahaya darinya, lagipula ia sangat mempercayai intuisinya yang selalu menyelamatkannya.

Yu Ren memimpin jalan untuk menunjukan arah kediamannya karena tempat tinggalnya cukup jauh dari gerbang kota dan berada paling belakang dekat sebuah bukit kecil yang biasanya digunakan anggota klannya berlatih.

"Ayo masuk." Yu Ren mengajak Gia masuk kediamannya yang disambut sikap hormat dari penjaga klannya.

Gia menarik nafas dan menghembuskannya perlahan kemudian memacu kudanya mendekati Yu Ren tanpa halangan dari penjaga dan melihat kediaman besar yang sangat cocok untuk anggota besar sebuah klan.

Yu Ren turun dari kudanya dan menyerahkannya pada salah satu penjaga, Gia mengikutinya dan menyerahkan kudanya pada penjaga tersebut.

"Kita ke taman pribadi kakekku dulu."

Gia mengangguk dan mengikuti langkah Yu Ren, sepanjang perjalanan ia melihat banyak tanaman dan bunga yang menghiasi kediaman besar ini, ada juga kolam besar dengan teratai yang sangat indah dan ikan berenangan disekitarnya. Mereka melewati sebuah lapangan yang digunakan untuk berlatih dan terdapat banyak orang tengah berlatih disana, Gia dengan percaya diri berjalan disamping Yu Ren dan sesekali tersenyum jika berpapasan dengan orang lain.

"Kau cukup populer diklanmu." Ujar Gia setelah melihat banyak orang yang menghormati dirinya.

"Kakekku adalah kepala klan jadi wajar jika menghormatiku." Jawab Yu Ren.

"Dan kau tidak tinggi hati."

"Semua ini adalah hasil dari kakekku dan leluhur dulu, aku tidak berkontribusi apapun jadi untuk apa tinggi hati, lagipula aku sama dengan mereka yang diluar." Ujarnya rendah hati.

Gia tersenyum mendengar ucapannya tidak berbohong, Gia tidak salah menilai kepribadiannya dan memilih menjadi teman dengannya.

Mereka akhirnya sampai di taman pribadi kakek Yu Ren, sebenarnya ini tidak bisa disebut taman karena luas lahannya sangat luas dan pantas disebut kebun karena terdapat berbagai tanaman dan bunga. Disebelah utara terdapat berbagai tanaman berwarna hijau yang ditanam sesuai jenisnya, disebelah selatan terdapat berbagai bunga bunga yang beraneka warna dan sangat indah, disebelah timur terdapat pohon pohon yang berbuah lebat dan siap dipanen, sedangkan sebelah barat terdapat sebuah tembok yang dijadikan media untuk tanaman atau bunga yang menempel atau merambat seperti anggrek.

"Apakah kakekmu beralih profesi sebagai petani?" Gia menyikut lengan Yu Ren pelan dan menatap tanah yang luas dan dipenuhi tanaman serta bunga.

Ia pernah mendengar ketua klan Yu yang bernama Yu Wenhua adalah kultivator atas di Kekaisaran Huang Shi yang menjadi pilar negara dan memiliki banyak reputasi mengenai dirinya dan klannya. Namun, ia tidak menyangkan Elder Yu memiliki hobi menanam tanaman dan bunga.

Yu Ren hanya terkekh mendengar perkataan Gia, dia tidak marah karena ini bukan yang pertama kalinya. "Ini hanyalah hobi kakekku dan taman ini biasanya dirawat orang kepercayaan kakek."

"Ini bukan taman tapi kebun." Gia mengutarakan pendapatnya dengan gamplang.

"Hahahahahaha aku setuju denganmu."

Mereka mengobrol sambil tertawa sepanjang perjalanan ke pusat taman tempat kakek Yu Ren biasanya berada. Ada sebuah bangunan kecil di pusat taman yang dijadikan tempat beristirahat kakek Yu Ren ketika sedang lelah atau mencari inspirasi.

Tok tok tok

Yu Ren mengetuk pintu dengan sopan dan memanggil kakeknya. "Kakek ini aku Yu Ren, aku telah kembali dan membawa tanaman yang memiliki rasa pedas yang kamu sukai."

Krekkk

Pintu terbuka dan munculah kakek kakek yang berambut putih dengan jenggot dan kumis yang panjang serta mengenakan pakaian berwarna coklat. Kakek itu menatap Yu Ren dan melihat sebuah tanaman ditangannya yang tidak pernah ia lihat.

"Apa yang kau bawa?" Tanyanya dengan suara berat.

Gia bisa merasakan atsmosfir kuat dari kakek tua tersebut dan membuatnya sedikit sulit bernafas. Ia mendengar bahwa Yu Wenhua adalah kultivator Emperor Realm dan memiliki tingkat kekuatan yang lebih tinggi dari ayah kaisarnya.

"Aku membawakan tanaman yang bernama wasabi, dan bisakah kamu menarik auramu dan jangan membuat temanku takut." Yu Ren mengkritik kakeknya yang mengeluarkan auranya yang bisa membuat Gia ketakutan karena perbedaan kultivasi yang sigfikan.

Elder Yu hanya pura pura tidak tahu dan menarik auranya agar tidak menakuti teman yang dibawa Yu Ren, sebenarnya dia tahu Yu Ren jarang memiliki teman apalagi sampai membawanya ke rumah dan memperkenalkannya oleh karena itu ia sedikit waspada dan mengeluarkan aura untuk menguji anak itu.

"Dia telah membantuku mencari tanaman ini, jadi jangan menakutinya." Yu Ren mengeluarkan wasabi yang telah ia olah secara pribadi agar kakeknya bisa merasakan rasa pedasnya. "Kamu bisa mencobanya."

Elder Yu mencolek wasabi didalam wadah dan menciumnya sebentar untuk mengetahui baunya, ia mengerutkan dahinya mencium bau aneh yang tidak pernah ia cium.Menurut cucunya tanaman ini memiliki rasa pedas dan dia cukup penasaran dan segera merasakannya.

"Ahhhhh.....rasa pedas ini sangat menyengat hingga hidung." Elder Yu merasakan pedas yang tidak membakar lidahnya namun sangat menyengat dihidungnya dan dia sangat menyukainya walupun berbeda dari rasa pedas yang dihasilkan cabai.

"Kakek minum dulu." Yu Ren menyerahkan botol air agar kakek meminumnya.

Elder Yu menerima botol tersebut dan segera meminum air didalamnya dan menggosok hidungnya untuk menghilangkan rasa pedas menyengat dihidungnya. "Apa tanaman ini tadi? Aku tidak pernah merasakan rasa pedas seperti ini." Tanyanya dengan senyum lebar.

Kali ini Gia menjawab dan menjelaskan secara rinci tanaman yang bernama wasabi, bagaimana merawatnya dan bagaimana mengolahnya sehingga menghasilkan rasa pedas yang sangat menyengat dihidung, ia juga merekomendasikan makanan yang cocok untuk ditemani dengan wasabi agar makanan lebih nikmat.

Elder Yu berdecak kagum mendengar penjelasan Gia, sebenarnya tanaman ini sangat mudah ditemukan hingga hampir disebut hama karena tidak ada yang mengolahnya sebab memiliki bau yang tidak enak. Namun, ia tidak menyangkan tanaman tidak berguna ini bisa dirubah menjadi olahan pedas ditangan gadis itu. Sebenarnya nama aslinya adalah Yujimu, sebuah tanaman yang hidup didaerah daratan tinggi dengan udara yang lembab dan ia pernah menjumpainya namun ia abaikan sebab tidak berguna.

-TBC-