"Sudahlah! Rasanya tetap saja kesal. Meskipun ini sudah menjadi keputusanku, tetap saja aku memang bodoh. Ternyata benar apa yang dikatakan Shefa kalau aku terlalu berusaha untuk terlihat baik-baik saja."
Sheren membaringkan tubuhnya, dia tidak peduli jika malam itu tidur dengan laporan pekerjaan yang berserakan di atas tempat tidurnya.
Kedua mata Sheren sudah berkaca-kaca, dan tidak lama dia kembali menangis untuk kesekian kalinya.
"Hiks… hiks… aku ini memang bodoh! Seandainya saja aku bisa membantu Hayden. Mungkin dia tidak perlu menikahi Viona. Kau bodoh!" umpatnya kesal.
Malam itu Sheren larut dalam kesedihannya. Dia sudah tertidur pulas tanpa tahu ada seseorang sudah mendekat kearah tempat tidurnya. Sosok tersebut sudah berada dekat dengan Sheren dan menjulurkan satu tangannya.
Ternyata sosok tersebut adalah Hayden. Dia baru saja tiba dan segera mendatangi kamar Sheren. Melihat wanita yang ia cintai sedang tidur pulas tanpa ada siapapun yang menemaninya.