Sesering apapun Sheren menyeka sudut matanya. Tapi air mata itu akan terus keluar dengan cepat. Membuat sepasang mata Sheren semakin memerah.
Sebuah mobil putih terhenti, sehingga Sheren menegakkan wajahnya. Dia melihat kaca mobil yang perlahan menurun, dan tidak lama dia bisa melihat wajah Shefa yang menatap cemas kearahnya.
Sebelumnya Sheren yang menghubungi Shefa. Dia tidak tahu siapa lagi yang harus ia hubungi, dan untung saja sahabat baiknya bisa datang untuk menjemput Sheren.
"Mau berapa lama kau duduk dan menangis seperti itu. Ayo, cepat masuk. Sebelum aku kesal dan menemui wanita ular itu!" ucap Shefa dengan tatapan iba.
Tanpa berkata apa-apa, Sheren masuk ke dalam mobil duduk di samping Shefa sambil mengusap air matanya.
"Jangan menangis lagi, air matamu sangat berarti." ucap Shefa sambil memberikan tisu pada Sheren kemudian menjalankan mobilnya dengan pelan.