Keputusan Jun sudah bulat. Dia akan meninggalkan HV Entertainment agensi yang membesarkan namanya. Itu sudah Jun pikirkan baik dan buruknya untuk karirnya ke depan. Dia ingin terbebas dari segala macam hal berupa apa pun yang hanya membuat untung CEO dan Hyo Jin.
Akhirnya langkah Jun pun sudah mantap. Dengan menyewa seorang pengacara untuk membantunya apabila HV Entertainment menuntut perkara perdata dia sudah punya pendampingan dari pengacara.
CEO HV Entertainment sangat marah saat Jun mengatakan akan keluar dari Seven-F dan agensinya. Dia menuding kalau Jun tidak punya rasa tanggung jawab dengan kontrak. Tapi Jun merasa kontrak yang dia sepakati di luar apa yang sudah ditulis di kontrak. Termasuk kehidupan pribadinya yang harus diatur dan harus sesuai dengan kemauan dan rencana CEO. Karena merasa sudah tidak sepaham dan tidak sejalan lagi Jun beralasan keluar.
Dengan berbagai perdebatan yang alot akhirnya pun Jun dan pengacara nya sepakat menyelesaikan kontrak sesuai perjanjian. Apabila kesepakatan kontrak berakhir sebelum masa kontrak habis. Maka yang membatalkan harus menyerahkan aset yang sudah diberikan dan membayar ganti rugi sebesar 2 persen dari kontrak. Jun pun tidak keberatan dengan itu semua. Yang penting buatnya adalah dia bisa bebas dari Hyo Jin dan CEO Park yang sudah mengambil kebebasan hidup pribadinya.
Semua member Seven-F merasa sedih dan kecewa dengan keputusan Jun itu. Setelah mereka bersama selama lima tahun. Jun tega meninggal kan mereka di saat mereka sedang berada di puncak popularitas. Apalagi ditambah dengan Lee Do Hwa yang juga pergi Wamil tiba tiba.
Kang Su Ho leader mereka berusaha mencegah Jun. Tapi Jun sudah mantap. Mereka semua tahu kalau selama ini Jun mencoba bersabar menuruti keinginan CEO. Hanya karena Hyo Jin adalah adiknya yang semenjak menjalani masa trainee dia memang selalu mengejar ngejar Jun. CEO Park terlalu mengendalikan Jun dengan alasan Hyo Jin.
Karena mereka tidak bisa merubah keinginan Jun untuk tetap bersama mereka. Akhirnya mereka dan HV Entertainment mengadakan konferensi pers tentang keluar nya Jun dari Seven-F dan agensi HV Entertainment. Semua media terutama Civil yang merupakan fandom mereka dibuat kalang kabut dan kecewa marah serta tak terima kalau Jun keluar dari Seven-F.
Mereka pun demo besar besaran di depan gedung agensi HV Entertainment menuntut agar Jun tidak keluar dari Seven-F. Meskipun Jun bukan Warga Korea Asli. Mereka sudah menganggap Jun menjadi bagian dari mereka..Bahkan mereka menuding keluarnya Jun dari Seven-F gara gara Hyo Jin. Hyo Jin pun tak luput dari serangan netizen di media sosial.
****
Mendengar berita keluarnya Jun dari Seven-F membuat Akira sebagai penggemar pun gusar. Dia pun mencoba menelepon Jun langsung untuk mengkonfirmasi berita itu.
Jun saat itu sedang mengemas barang barang nya ke dalam koper. Nampaknya dia sedang mau siap siap pergi jauh. Ketika suara ponselnya berbunyi.
" Rjun, that's true?"
"What is?."
"You decide to left Seven-F?".
"Ya, thats true".
"Why, are you okay?"
Kemudian Jun pun menceritakan pada Akira alasan sebenarnya dia keluar dari agensi dan Seven-F. Dia juga merasa bersalah dan telah membuat suatu kesalahan yang tidak mungkin dia maupun Azmya akan memaafkan kesalahan itu. Meskipun Jun tidak menceritakan itu pada Akira detailnya apa.
(Jun masih berpikir kalau dia sudah tidur bersama dengan Hyo Jin).
Mendengarkan cerita Jun. Akira menjadi paham apa yang dilalui Jun memang berat.
"What's your plan now?"tanya Akira.
" I dont know."
"Would you to tell her the thruth all of this mistake?"
"You mean Azmya, no.. i cant."
Terdengar suara yang berat. Jun merasa dirinya sudah tidak pantas lagi menemui Azmya. Dia butuh waktu juga agar dia bisa mencari cara agar dia bisa melalui ini juga. Meskipun dia sudah lepas dari CEO dan kontrak HV Entertainment dia belum bisa lari dari resiko yang sudah dia lakukan bersama Hyo Jin. Dia yakin kalau Hyo Jin akan tetap terus mengejarnya kemanapun. Apalagi kalau sampai Hyo Jin hamil gara gara dia.
Mengingat akan hal itu Jun menarik napas nya dan membuangnya dengan kasar. Emosinya mulai muncul lagi kalau ingat itu.
'I call you later, i am busy now," Jun pun menutup telepon Akira.
Jun kembali meluapkan kemarahan dan kebencian nya di apartemennya. Dia merasa kesal kenapa dia bisa melakukan hal yang bodoh. Kenapa dia bisa tidur dengan Hyo Jin. Jun bahkan tidak ingat waktu melakukannya. Tapi mengingat karena dia sedang mabuk. Itu bisa saja terjadi. Jun pun menangis karena kesal. Dia melempar kopernya sampai barang barang di dalam kopernya berantakan.
***
@Shinlove7
[Apa kita seret saja wanita yang sok cantik itu, terus kita kuliti]
@RjunForever
[Dia cuma artis yang modal karena kakaknya bos HV Entertainment]
@MyloveRj
[Dia artis yang tidak punya bakat sama sekali]
@7Forever
[Harusnya dia mati saja. Itu lebih baik]
@ParkTaejo
[Bener, dia harusnya malu dan mati saja.hahaha]
@Fuck
[Semoga RJun dijauhkan dari nenek sihir itu]
Banyak puluhan botol soju berserakan di kamar Hyo Jin. Sudah berhari hari dia tidak berani keluar kamar. Banyak wartawan yang 24 jam menunggu di depan apartemennya demi mencari berita tentangnya dan berita keluarnya Rjun dari Seven-F.
Hyo Jin sangat terpukul dengan keputusan nya untuk pergi dari agensi. Dia merasa sangat kecewa. Sebegitu dalamnya kah rasa bencinya kepadanya sehingga dia memutuskan untuk keluar dari agensi yang sudah membesarkan namanya. Hyo Jin menangis tanpa seorang pun tahu keadaan mentalnya.
Apalagi dia barusan baca komentar komentar jahat netizen di media online lewat laptopnya. Hyo Jin bergetar menahan rasa amarahnya akan komentar jahat yang dilontarkan untuknya.
Dia mengigit gigit bibirnya sampai berdarah. Dia merasa dirinya hina dan tak punya sesuatu seperti yang dilontarkan netizen padanya. Hyo Jin menengak lagi soju untuk kesekian botol yang dia habiskan malam itu.
Dia mulai hilang arah. Dia merasa kalau dia sangat berharga bagi kakaknya dan keluarganya tapi kenapa banyak orang yang memintanya untuk mati.
Hyo Jin memandang wajahnya di cermin meja riasnya. Dia memeriksa apakah memang wajahnya begitu tidak pantas dengan Rjun sehingga dia disebut nenek sihir yang tidak tahu malu. Hyo Jin melihat wajahnya. Matanya sembab dan hitam seperti Panda karena beberapa hari ini dia tidak mandi tidak membersihkan diri nya. Dan dia hanya minum minuman soju sendirian. Rambutnya awut awutan tak beraturan. Dia melihat wajah nya di cermin.
Dia memang sangat menyedihkan. Pantas saja banyak orang yang menyuruhnya mati. Hyo Jin tersenyum kecut. Mungkin lebih baik dia mati saja agar penderitaannya juga hilang.
Tapi kemudian Hyo Jin menangis. Dia juga takut akan mati. Dia takut tidak bisa bertemu dengan orang yang dia cintai.
Hyo Jin mencari cari ponselnya yang entah kemana dia letakkan. Kamarnya seperti kapal pecah banyak barang barang dan pakaian yang berserakan. Dengan langkah yang sempoyongan Hyo Jin mencari ponselnya.
Setelah sekian lama akhirnya ponselnya dia temukan di kasur tertutup bantal. Hyo Jin mencoba menelepon Rjun. Tapi ponselnya tidak aktif. Hyo Jin pun berusaha mencoba lagi meneleponnya. Tapi tidak terhubung.
Hyo Jin semakin frustasi dia tidak bisa menghubungi RJun. Dia ingin sekali bertanya padanya apakah dia pantas hidup atau mati. Hyo Jin putus asa. Dia ingin sekali mendengar suara RJun saat ini. Sambil menangis Hyo Jin membuat pesan suara untuk Rjun.
"Rjun-aya i modeun sigan-eul gyeokkgehaeseo mianhe". (Rjun, maafkan aku sudah membuatmu menderita).
"Jun-aya, nan jeongmal saranghae." (Jun, aku sangat mencintaimu)
Hyo Jin matanya berkaca kaca saat mengucapkan itu.
"Sal jagyeog-i issseubnikka ttoneun jug-Eum jagyeog-i?". (Pantas kah aku hidup atau pantas mati) ucap Hyo Jin berlinang air mata.
"Oppa, mianhe.". (Oppa maafkan aku).
Hyo Jin yang gagal bicara langsung dengan Rjun menangis sejadi jadinya.Dia luapkan segala resah dan sedihnya dengan menangis keras keras.
****
Sejam lebih Hyo Jin menangis. Sampai matanya bengkak dan dia tidak punya kekuatan lagi untuk menangis. Hyo Jin pun perlahan mendekati laci meja dekat ranjangnya. Dia mengambil selembar kertas dan pulpen. Kemudian dia menuliskan sesuatu di kertas itu. Tetesan air matanya kembali keluar dan membasahi kertas itu.
Selesai menulis Hyo Jin pun melepaskan cincin yang dia pakai. Cincin Rjun untuk wanita yang dia sukai. Hyo Jin meletakkannya di atas kertas itu. Lalu dia berjalan dengan sedikit tertatih tatih karena terlalu lemah. Berhari hari perut nya hanya dia isi dengan soju. Dia menuju sebuah rak di dinding dan mengambil sebuah botol obat. Tramadol.
Hyo Jin mengeluarkan semuanya. Dia pun menelan semuanya. Dengan pandangan yang nanar Hyo Jin mengambil gelas yang berisi air kemudian dia meminumny sampai habis agar obatnya bisa tertelan semua.
Setelah menelan semua obat itu, Hyo Jin kembali mengambil ponsel nya dan menghubungi kakak nya.
"Oppa, mianhe, Museun il-i iss-eodo, Jun-ui jalmos -i anibnida." (Kakak, maafkan, apapun yang terjadi ini bukan salah Jun)
" Nan geunyang modeun geos -e jichyeoss-eo." ( Aku hanya lelah dengan ini semua).
"Hyojin-na , museun il-iya?." (Hyo Jin, apa yang terjadi)? Kakaknya CEO Park bertanya cemas.
"Oppa jebal, igeon nae jalmos-iya." ( Kakak kumohon, ini salahku).
Hyo Jin mulai tercekat. Pandangannya mulai kabur. Napas dan detak jantung nya mulai bereaksi cepat. Seluruh tubuhnya terasa kaku. Napas Hyo Jin mulai tersengal sengal.
Di ujung sambungan telepon terdengar suara CEO Park berteriak memanggil nama adiknya. Mulai panik dengan segala apa yang barusan adiknya katakan. Dia mulai merasakan ada yang tidak beres dengan adiknya itu yang tiba tiba bicara aneh. Karena Hyo Jin tak kunjung menjawab. CEO pun bergegas pergi untuk menemui adiknya yang sangat dia sayangi itu.
Sementara Hyo Jin sebelum dia benar benar mati. Dia tersenyum dan sempat membayangkan wajah Rjun yang tersenyum padanya lengkap dengan lesung pipinya yang menawan itu. Hyo Jin pun tersenyum melihatnya berusaha menggapai bayangan Rjun sampai napasnya pun terhenti.
****
Di sebuah barak pelatihan militer di daerah Korea Selatan. Nampak Jun sedang mengunjungi Lee Do Hwa. Mereka duduk bersebrangan. Rjun nampak takjub melihat Lee Do Hwa berpenampilan gagah dengan baju tentara Korsel. Rambut nya yang cepak layak nya seorang tentara pada umumnya.
"Bagaimana kabar mu hyung?" tanya Do Hwa memutus lamunan Jun.
"Baik, dan bagaimana dengan kamu, apa ini menyenangkan?"tanya Jun penasaran dengan perasaan Do HWa yang sedang ikut program wamil selama dua tahun.
"Aku cukup menikmatinya disini, banyak pengalaman baru." jawab Do Hwa.
"Syukurlah."
"Hyung,kenapa kau keluar, apa kau sudah tidak peduli lagi dengan Seven-F?" tanya Do Hwa langsung to the point.
"Aku sangat peduli dengan kalian semua, maka dari itu, aku lebih baik keluar agar kalian bisa leluasa dengan karir kalian."
"Kalau Hyung maunya seperti itu,.silahkan hyung keluar, aku jg akan keluar juga dari agensi ".
"Jangan. sudah cukup aku saja yang keluar. Kau cepatlah selesaikan wamil mu dan cepat kembali pada mereka!".
"Hyung." Do Hwa hanya berkata lirih. Dia juga tahu kalau sebenarnya Jun ingin terbebas dari Hyo Jin dan kakaknya.
Tiba tiba ada seseorang datang membuat mereka terkejut. Kang Su Ho ternyata menghampiri mereka dengan napas terengah engah seperti sedang dikejar sesuatu. Wajah panik campur kesal karena Jun tidak bisa dihubungi. Ternyata Su Ho membawa berita yang mencengangkan.
" Hyo Jin meninggal."
" Apaaa!" Seru mereka berdua barengan tak percaya dengan kabar yang dibawa Kang Su Ho.
***
Rjun tidak menyangka kalau Hyo Jin nekat mengakhiri hidup nya. Apalagi Hyo Jin saat memberinya sebuah pesan suara sebelum dia meninggal. Andai saja waktu itu Rjun mengaktifkan ponselnya. Mungkin Rjun bisa mencegah hal itu.
CEO Park sangat sedih. Dia tidak mau menemui Jun saat pemakaman Hyo Jin. Dia merasa terpukul dengan kematian adik nya yang bunuh diri. Dia tidak tahu kalau adiknya begitu tertekan di saat saat terakhir hidupnya. Hanya penyesalan yang hinggap di mereka semuanya antara Jun dan CEO Park.
Mereka tidak sadar kalau Hyo Jin terluka dan tertekan. Ditambah mereka tahu sebelum Hyo Jin meninggal dia membaca komentar komentar jahat yang membuat Hyo Jin terpengaruh untuk bunuh diri.
Kakaknya meminta menyelidiki akun akun yang sudah jahat pada adiknya dan meminta mereka dituntut. Tak luput Jun pun diselidiki polisi dan diminta keterangan atas kasus bunuh dirinya Hyo Jin. Beberapa kali Jun harus bolak balik kantor polisi memberikan keterangan dan kesaksiannya.
***
Jun tidak terbukti kalau dia ada hubungannya dengan kasus Hyo Jin. Dia hanya sebagai saksi untuk diminta keterangan.
Kasus Hyo Jin pun diumumkan sebagai kasus bunuh diri karena cyber bullying. Karena merasa tertekan dengan semua tudingan netizen Hyo Jin memilih mengakhiri hidup nya.
Setelah kasus itu selesai, Jun pun meninggalkan Korea. Dia pergi ke Amerika Serikat karena ada seorang produser musik yang mengajaknya bergabung bekerja sama membuat lagu dan berduet dengannya.
>>>>
Flashback end.