Chereads / Love Me or Leave Me (Indonesia) / Chapter 14 - Tak Terduga

Chapter 14 - Tak Terduga

Pemotretan dan syuting sudah selesai sampai sore. Semua tim merasa puas dengan hasilnya. Ternyata Seven-F dapat bekerja sama dengan baik dan hasil foto-foto dari mereka dengan produk Konami sangat bagus.

Sebagai penanggung jawab acara itu, Azmya memerintahkan semua tim dan krunya untuk beristirahat menginap semalam di villa. Termasuk tim dari Seven-F pun ikut menginap di villa. Besok pagi mereka akan kembali ke Tokyo dan ada jadwal kegiatan yang lain di luar kontraknya dengan Konami Grup.

Azmya dan Akira sudah mandi dan beristirahat di kamar. Mereka pun berencana untuk turun makan malam di lantai satu.

"Hari ini, aku benar-benar puas, sebagai penggemar mereka dan bisa kerja bareng sama mereka adalah anugerah yang terindah," ucap Akira dengan gaya lebay.

"Sebahagia itukah kamu?"tanya Azmya yang melihat dengan skeptis Akira yang sedang tersenyum penuh kepuasan.

"Really really happy, yaaayyy!"jawab Akira meregangkan kedua tangannya ke atas.

"Bahkan aku sudah punya semua tanda tangan mereka "kata Akira senang.

Azmya hanya tersenyum melihat Akira yang sepertinya bahagia karena bertemu dan bekerja dengan Seven-F. Sementara yang dia rasakan sekarang Cuma rasa kekecewaan dan kesedihan karena Rjun.

Tiba-tiba ponsel Azmya berbunyi.

"Halo."

"Kenapa dengan Ojisan?"tanya Azmya terkejut saat menerima panggilan telepon.

"Apa, Ojisan jatuh, terus sekarang bagaimana?" tanya Azmya merasa kuatir. Karena Ojisan atau kakeknya jatuh. Padahal kondisi kesehatan kakeknya itu kurang baik.

"Kenapa?"tanya Akira setelah Azmya selesai berbicara di telepon.

"Kakek jatuh di taman, dan sekarang belum sadar," jawab Azmya panik.

"Terus gimana keadaannya?"

"Aku harus pulang sekarang, untuk melihat keadaan kakek," kata Azmya.

"Tapi kan semua kru sedang beristirahat, mana mungkin mereka harus buru-buru pulang sekarang."

"Kalian tetap disini saja sampai besok, aku coba cari kendaraan lain, mungkin bisa pesan taksi online," Azmya pun buru-buru membereskan barang-barangnya untuk siap siap pulang.

Azmya sudah memesan taksi online. Dan dia menunggu di depan halaman parkir lama.

Kalau menurut aplikasinya sebentar lagi taksinya akan datang. Sambil menunggu kedatangan taksi, Azmya pun mencoba mendengarkan lagu di mp3 playernya. Dia putar kembali lagu Rain Day Seven-F. Dia cukup terbawa suasana. Namun tetap pikirannya ke kondisi kakeknya. Dia khawatir dengan kondisi kesehatan kakeknya yang menurun.

"Sedang apa kamu?" tiba-tiba ada suara membuyarkan lamunannya. Azmya melihat kedatangan Rjun yang tiba-tiba menghampirinya. Malam itu dia memakai jaket hoodie berwarna kuning membuat dirinya semakin rupawan karena kulit putihnya sangat kontras dengan warna jaketnya. Rambutnya yang hitam sedikit basah dan berantakan sepertinya dia baru habis mandi. Tapi visual Rjun tetap menarik meski rambutnya masih berantakan.

"Aku mau pulang ke Tokyo, aku dapat kabar kalau kakekku jatuh pingsan dan belum sadar, jadi aku lagi pesan taksi, dan bentar lagi taksinya datang," kata Azmya memberi penjelasan.

"Tenang saja, Akira akan membereskan segalanya untuk besok, jadi beristirahatlah dengan nyaman disini!"sambung Azmya.

"Kakek mu ada di Jepang?"tanya Rjun.

"Iya kakek dari mamihku, dia asli orang Jepang, dan beliau lah yang mengurusku di sini, dari SMA sampai sekarang!"penjelasan Azmya.

Rjun mencoba mencerna penjelasan Azmya. Sebenarnya banyak sekali yang dia ingin tanyakan dan yang dia ingin ceritakan tentang dirinya selama ini.

Tak lama mobil taksi pun datang dan berhenti tepat di hadapan mereka. Azmya pun mohon pamit dengan Rjun. Azmya pun menatap wajah Rjun dalam-dalam. Mungkin ini akan menjadi pertemuan mereka terakhir kali. Karena pekerjaan mereka sudah selesai dan mereka pasti akan kembali lagi ke Korea. Rjun pun melihat raut wajah Azmya yang terlihat banyak beban.

Azmya pun masuk ke dalam taksi. Karena dia tidak mau terlalu lama tenggelam dalam tatapan Rjun. Sementara Rjun merasa dia harus mengikuti Azmya. Maka dari itu tanpa melepaskan begitu saja dengan Azmya, dia pun ikutan masuk ke dalam mobil.

"Rjun, kenapa kamu ikut masuk?"tanya Azmya.

"Aku ikut kamu melihat kondisi kakekmu"ucap Rjun santai.

"Tapi kan nanti kamu….."

"Pak Supir, ayo kita jalan!"teriak Rjun kepada supir taksi. Dia tidak mau Amya banyak komentar lagi.

Azmya pun tak berkutik. Kemudian dia hanya diam dan canggung.

"Bagaimana kalau nanti Manajer Lee mencari kamu, terus bagaimana dengan member lainnya?"

"Itu gampang, nanti aku kirim pesan chat ke dia!" jawab Rjun kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya.

Azmya pun dibuat tidak nyaman. Bagaimana nanti tanggapan mereka kalau Rjun ternyata ikut dengannya. Apa semua akan baik baik saja. Apa ini akan membuat Rjun dapat masalah atau tidak dari Manajernya.

"Tenang aja, kamu nggak usah kuatir begitu!" ucap Rjun. Ternyata meski pun dia lama di Korea, aksen bahasa Indonesianya masih bagus.

"Bukan begitu, tapi tiba-tiba begini, aku jadi takut, kamu bakal kena masalah lagi?"ungkap Azmya khawatir.

"Dari dulu kamu selalu begitu sama aku, selalu kuatir aku kenapa-kenapa, atau kena masalah," kata Rjun langsung membuat hati Azmya menciut. Kemudian dia hanya terdiam , dia takut salah biacara, dan dia tidak mau kalau sebenarnya dia gugup berdekatan dengan Rjun. Kemudian dia hanya mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Hanya gelap dan kiri kanan hanya ada hutan. Azmya pun tidak mau terus terusan bicara dengan Rjun.

Bisa-bisa nanti yang ada dia bakal ketahuan kalau dia masih suka dengannya.

Melihat Azmya mencoba menghindarinya berbicara. Rjun semakin sedih, mungkin Azmya menjaga jarak denganya karena posisinya dia sudah tunangan dengan orang lain. Jadi dia pun mencoba memahami dan tidak banyak bertanya dulu.

Azmya tadinya mau pura-pura tidur agar Rjun tidak banyak tanya. Makanya dia mulai pura-pura memejamkan matanya. Dan alhasil perjalanan itu baik Rjun maupun Amya mereka tidak banyak bicara. Sementara Azmya merasa aneh. Tumben kali ini dia tidak merasakan ngantuk seperti biasa. Matanya terpejam tapi sebenarnya dia terjaga.

Setelah perjalanan hampir satu jam, Azmya merasa posisinya sudah pegal, dia mau sedikit merubah posisinya. Tapi dia kaget ketika kepala Rjun tiba-tiba terjatuh di pundaknya. Kemudian dia membuka matanya, dan melihat Rjun tertidur di pundaknya. Azmya merasa kikuk dan tidak nyaman dengan posisi ini. Dia ingin merubah posisi kepala Rjun agar pindah. Kemudiaan dia mencoba menggerakkan bahunya agar kepala Rjun berpindah kea rah samping kirinya. Namun yang terjadi malah kepala Rjun berpindah ke atas dadanya. Membuat Azmya semakin menahan napas. Posisi ini sungguh membuat dia malu. Karena kepala Rjun menyentuh bagian payudaranya.

Azmya pun menjadi serba salah, kalau dia membangunkannya pasti akan tercipta suasana canggung. Kalau sudah begini, dia harus bagaimana. Azmya semakin menahan napas dan jantungnya semakin tak keruan. Dia takut suara detak jantungnya akan terdengar Rjun.

Setelah melewati berbagai pertimbangan, Azmya pun membiarkan Rjun tidur di atas dadanya dan dia kembali berpura-pura tertidur juga sampai Rjun terbangun sendirinya. Azmya pun mencoba bertahan dengan posisi sulit itu. Bertahan terus bertahan sampai akhirnya Azmya pun tertidur juga.

Azmya baru terjaga ketika dia mendengar suara ramai mobil di jalanan. Ternyata mereka sudah sampai di Tokyo yang padat dan ramai. Kemudian Azmya melihat Rjun sudah bangun dan dia sedang memainkan ponselnya.

"Sejak. kapan dia terbangun?" tanya Azmya dalam hati.

"Kamu sudah bangun, dasar ya, kamu itu punya hobi tidur dimana aja dari dulu sampai sekarang masih aja sama," celoteh Rjun mengomentari kebiasaaan buruknya.

Azmya malah tertawa dalam hati. Padahal siapa yang tadi tertidur duluan. Apa Rjun tidak sadar kalau tadi dia tidur di mana. Tapi melihat Rjun yang santai dan terlihat biasa saja. Sepertinya Rjun tidak sadar kalau tadi dia sempat tertidur.di area terlarang.

"Memangnya kamu tahu kebiasaan buruk ku itu?" tanya balik Azmya.

"Iyalah, yang aku inget. Setiap aku bareng sama kamu, kamu tuh suka tertidur di sembarang tempat," jawab Rjun.

Azmya menatap Rjun dengan pandangan kagum. Rjun masih mengingat hal itu. Apakah dia.juga masih mengingat hal yang lain. Seperti janjinya dulu, kalau dia kan bersikap manis hanya untuk dirinya seorang. Janjinya dulu waktu di danau delapan tahun yang lalu.

"Kenapa kamu menatap aku seperti itu?"tanya Rjun membuat Azmya menjadi salah tingkah jadinya.

"Kamu bisa melubangi pipiku kalau kamu menatapku seperti itu terus"kata Rjun.

Kalimat yang sama yang pernah dia ucapkan waktu delapan tahun yang lalu saat Azmya terus menatap wajah Rjun tanpa berkedip.

Seketika Azmya langsung menundukkan matanya. Dia tidak bisa berkata apa pun kalau Rjun sudah berbicara seperti itu.

"Kakek.mu dirawat dimana?"tanya Rjun mengalihkan pembicaraan.

"Di rumah, disana sudah ada dokter pribadi Kakek yang merawat," jawab Azmya.

"Tidak apa-apakah kalau aku ikut ke rumahmu?"tanya Rjun.

Azmya tidak menjawab. Dia hanya bingung dan harus bagaimana mengahadapi Rjun saat ini.

"Sebaiknya kamu balik aja ke hotel tempat kalian menginap!"pinta Azmya.

"Tidak mau ,"jawab Rjun pedas.

"Kenapa?" tanya Azmya.

"Kamu nggak lihat, aku kesini tidak bawa apa apa selain ponsel?"kata Rjun.mengasongkan ponselnya.

"Suruh siapa kamu ikut?"jawab Azmya ketus.

"Azmya Kiarra, apa kamu masih tidak mengerti juga?"tanya Rjun.

"Tidak mengerti apa maksudnya?"

"Kamu nggak sadar atau pura-pura sih?"tanya Rjun menatapanya dalam dalam. Amya menjadi salah tingkah. Maksud Rjun berbicara seperti itu apa.

Rjun pun memegang tangan kanan Azmya. Azmya kaget dibuatnya. Ingin dia tepiskan tangannya. Tapi dia merasa egois. Kalau sebenarnya dia rindu tangan itu. Dia rindu genggaman hangat tangannya.

"Aku masih pengen ngobrol sama kamu, aku pengen kamu ceritakan semuanya selama delapan tahun ini, dan aku juga pengen kamu dengar cerita aku juga!" kata Rjun pelan.

Belum sempat Azmya menjawab tiba-tiba mobil berhenti.

"Kita sudah sampai di tujuan Nona "kata supir taksi.

Azmya pun melihat ke depan ternyata mereka sudah berada di depan gerbang rumah kakeknya. Azmya pun bersiap-siap turun dan langsung membayar ongkosnya. Azmya pun langsung buru-buru mengajak Rjun untuk turun dan ikut dengannya. Rjun pun menurut.

Azmya pun membuka kode pintu gerbang rumah kakeknya. Dan dengan langkah terburu-buru Azmya segera masuk ke dalam rumah kakeknya yang luas dan besar itu. Sementara Rjun mengikutinya dari belakang. Sesampai di dalam rumah Bibi Akane menyambutnya.

"Bagaimana keadaan Ojiichan?" tanya Azmya.

"Tadi sudah sadar sebentar, Dokter Genta tadi sudah memeriksanya, dia hanya butuh istirahat!" cerita Bibi Akane yang merupakan asisten pribadi kakeknya yang sudah mengabdi belasan tahun.

"Syukurlah"balas Azmya lega.

"Kalau mau melihat, silahkan, asal jangan membuat kakekmu terbangun!"kata Bi Akane.

"Baiklah, Azmya mau ke atas dulu lihat Ojiichan, tapi Bi, tolong buatkan minuman hangat untuk tamu Azmya itu!"pinta Azmya.

Bibi Akane pun melihat kedatangan Rjun. Bibi Akane sedikit terkejut karena baru kali ini Nona mudanya membawa tamu seorang laki-laki. Apalagi laki-laki itu tinggi dengan postur tubuh yang atletis dengan wajah yang sudah pasti kebanyakan anggota idol grup dengan ciri khasnya aura bintangnya keluar.

"Wah tampan sekali tamu nona Azmya!"seru Bibi Akane membuat Rjun tersipu malu.

"Tuan sebaiknya duduk dulu disini, saya akan ambilkan jus hangat untuk Tuan," kata Bibi Akane.

"Arigato ( terimakasih)!ucap Rjun dalam

bahasa Jepang. Sebenarnya dia juga fasih berbahasa Jepang.

Sepeninggal Azmya dan Bibi Akane Rjun melihat sekeliling sudut ruang tamu rumah Azmya. Nampak luas dan mewah. Rjun tidak percaya kalau Azmya adalah seorang keturunan campuran Jepang. Dia pun melihat lihat bingkai foto foto keluarga Azmya. Dia juga melihat foto orang tuanya Azmya.

Ternyata ibunya yang merupakan asli Jepang dan menikah dengan ayahnya yang asli orang Indonesia. Dia pun melihat foto Azmya semasa remajanya yagn dibingkai besar.

Dalam foto itu Azmya sedang memakai Dogi (baju karate) lengkap dengan sabuk hitamnya. Dia pun tersenyum senang melihat foto itu.

Tak lama kemudian Bibi Akane datang membawa segelas jus jeruk hangat dengan beberapa cemilan.

"Terimakasih"ucap Rjun.

"Sama sama Tuan, oh ya Apa Tuan pacarnya Nona Azmya?tanya Bibi Akane.

"Apa, pacar?"tanya Rjun heran.

"Iya, soalnya nona Azmya tidak pernah membawa tamu seorang laki-laki, dan tiba-tiba saja dia membawa seorang laki-laki, kalau bukan pacar siapa lagi?"ungkap Bibi

Akane membuat semuanya jelas kalau ternyata Azmya berbohong tentang cerita kalau dia sudah bertunangan.

"Bi, kalau boleh nanya pendapat bibi, saya cocok tidak dengan Azmya?"tanya Rjun sedikit berani bertanya.

"Cocok sekali Tuan, Nona Azmya cantik dan Tuan juga tampan, tentunya serasi sekali" jawab Bibi Akane.

Rjun tersenyum lebar mendengarnya. Setelah menyuguhkan minuman Bibi Akane pamit untuk pergi kembali belakang.

Rjun penasaran Azmya lama sekali melihat kakeknya. Sebenarnya dia juga ingin melihat keadaan kakeknya. Tapi dia takut malah terkesan tidak sopan.

Suara ponselnya berbunyi. Rjun melihat layarnya kalau Manajer Lee yang menelponnya.

"Ya Lee Gwanlijanim (Manajer )?"jawab Rjun.

"Kamu dimana, yang lain cemas kamu tidak ada disini?"tanya Manajer Lee sedikit panik.

"Aku sudah di Tokyo, tadi aku ikut dengan Azmya, Gwanlijanim aku ada urusan pribadi dulu, nanti aku akan ceritakan detailnya besok. Kita bertemu besok pagi di hotel!"jawab Rjun.

"Baiklah, ingat Jun, kamu hati-hati jangan sampai membuat berita heboh di media kalau kamu buat sesuatu yang macam-macam, image Seven-F harus kamu jaga baik-baik!"pesan Manajer Lee.

"Saya mengerti," jawab Rjun.

Rjun menutup panggilan teleponnya. Dia melihat Azmya sudah datang. Jun sangat gugup ketika Azmya datang dan menghampirinya dan duduk di depannya.