"Bagaimana dengan kedaaan kakek?" tanya Rjun.
"Dia sedang tertidur, dia baik-baik saja, terima kasih sudah mengkuatirkan kakek."
"Syukurlah kalau begitu," jawab Rjun.
Azmya pun duduk di kursi hadapan Rjun. Wajahnya terlihat lelah. Rjun melihatnya kasihan.
"Malam ini kamu tidur di kamar tamu yang itu!" ucap Azmya sambil menunjuk sebuah pintu kamar yang tak jauh dari ruang tamu.
"Oke, terimakasih kamu sudah mau menampunngku malam ini!" jawab Rjun membuat Azmya tertawa kecil mendengarnya.
"Kamu sepertinya sudah lelah, kalau begitu istirahatlah!" kata Rjun.
"Hmmm, tidak juga, mungkin kamu yang sudah lelah Jun, lebih baik kamu ke kamar dan istirahat!" suruh Azmya.
"Kamu sudah menghubungi tunangan mu?" tanya Rjun tiba-tiba.
"Apa, oh... eh… ngg belum, dia sedang berada di luar negeri"jawab Azmya asal.
"Oh gitu, kalau boleh tahu siapa dia?"tanya Rjun kembali membuat Azmya semakin gugup.
"Hmmm- dia…dia…"Azmya bingung harus bagaimana menjawabnya.
"Dia seorang dokter," jawab Azmya malah semakin tidak jelas.
"Bohong." Seruan Rjun membuat Azmya terperangah.
"Maksudmu?" tanya Azmya waswas.
Jangan-jangan Rjun sudah tahu kalau dia hanya mengarang cerita tentang pertunangannya.
"Tidak apa-apa," jawab Rjun malah membuat Azmya semakin takut kalau dia ketahuan bohong.
Rjun berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Azmya yang duduk dengan gugup. Dia tahu kalau Azmya sedang berusaha untuk mencari alasan. Rjun pun mendekati Azmya dan kemudian memeluk Azmya.
Tentu saja Azmya kaget dibuatnya tiba-tiba Rjun memeluknya seperti ini. Azmya berusaha meronta melepaskan pelukan Rjun. Tapi Rjun tidak membiarkannya. Dia tambah mempererat pelukannya membuat Azmya pun pasrah.
Sebenarnya dia juga ingin sekali membiarkan Rjun memeluknya. Tapi sekali lagi. Dia ingin egois kali ini. Dia ingin Rjun memeluknya seperti ini lebih lama.
Beberapa lama kemudian, tumpahlah air mata Azmya pertanda kalau pertahananya selama ini di depan Rjun sudah porak poranda. Dia menangis sejadi-jadinya meluapkan semua emosinya yang selama delapan tahun ini ia pendam sendirian. Rjun pun paham, dia pun membelai rambut Azmya dengan lembut. Membiarkan Azmya menangis di pelukannya.
Azmya tak kuasa lagi, kedua tangannya pun sekarang membalas pelukan Rjun. Dia merasakan kalau kerinduannya pada Jun sudah pecah. Celengan rindu yang selama ini ia simpan dan pertahankan untuk Jun akhirnya malam ini pecah.
Rjun perlahan melonggarkan pelukannya. Dan dia menatap wajah Azmya yang sembab karena menangis. Rjun menghapus airmata Azmya dengan jari jarinya.
"Sudah aku bilang, selucu apapun kamu saat menangis, tetap aku nggak suka melihat kamu menangis!"kata Rjun.
Azmya mengangguk kemudian dia melepaskan pelukannya. Rjun berjongkok di depannya. Dia memandang wajah Azmya dengan tatapan mendalam. Azmya tak kuasa dengan tatapan itu. Tanpa disadari kedua tanganya sudah menyentuh wajah Rjun. Rjun membiarkan Azmya menyentuh wajahnya. Dia tersenyum dan memperlihatkan kembali lesung pipit andalanya membuat Azmya semakin gemas.
"Selama ini, aku mencoba mencari kabarmu Jun?"
Rjun memegangi tangan Azmya yang sedang menyentuh wajahnya.
"Aku juga mencari kabarmu sebelum aku berangkat ke Korea, tapi rumahmu kosong."
"Aku sempat tanya ke teman kita, katanya kamu ke Korea dan ibumu meninggal karena kece…."Azmya tak kuasa meneruskan.
"Aku harus kehilangan orang-orang yang aku sayangi di saat yang bersamaan , kamu tahu rasanya itu seperti apa, rasanya waktu itu aku ingin mati juga," kata Rjun mulai kelihatan emosional. Sedikit terbata-bata karena dia harus menceritakan kejadian pahitnya.
"Aku tahu." Azmya kemudian memeluk kembali Jun. Jun pun sekarang gantian yang menangis. Kejadian saat ibunya meninggal, kehilangan semua kesempatan untuk menemui Azmya, sampai bagaimana dia harus menjalani ketidakpastian saat di. Korea hingga pada akhirnya seseorang berbaik hati telah menolongnya.
"Ada seorang Guru SMA di Korea yang mengadopsiku jadi anaknya, dan sampai akhirnya aku dipertemukan dengan agensiku. Maka pada akhirnya pun aku menjadi trainee di agensi itu. Dan sampai saat inilah aku mencoba membuktikan kalau aku mampu mengubah hidupku"kata Rjun.
"Aku tidak heran, karena dari dulu kamu memang punya potensi menjadi seorang bintang," kata Azmya melepaskan pelukannya.
"Apa sekarang pun, perasaanmu masih sama padaku Azmya?"tanya Rjun membuat Azmya kaget diajukan pertanyaan seperti itu.
"Mungkin tidak lagi Jun?" jawab Azmya mantap.
"Kenapa?" tanya Rjun sedikit kecewa.
"Apa kamu juga masih punya perasaan yang sama Jun?"tanya Azmya malah berbalik tanya.
"Tentu saja iya"jawab Rjun jauh lebih mantap.
"Bohong." Azmya tak percaya.
"Kamu lupa kalau ada Hyo Jin ya?"tanya Azmya.
Rjun pun sedikit terkejut dengan pernyataan Azmya. Dia pun mengerti pasti Azmya menganggapnya sebagai laki laki play boy .
"Itu, bukan seperti itu, kamu jangan salah paham dulu!" kata Rjun.
"Ya, maka dari itu Jun, seperti yang aku bilang tadi, mungkin perasaan kita yang dulu sudah tidak ada Jun, karena memang tidak mungkin kita tidak bertemu dengan orang lain."
Rjun semakin kurang paham arah dan tujuan Azmya berkata seperti itu.
"Aku dan Hyo Jin hanya ada hubungan karena kontrak Azmya!"ungkap Rjun. Dia tahu kalau Azmya mencemaskan hal itu. Jadi Rjun hendak menceritakan apa yang sebenarnya.
"Kontrak, maksud kamu?"tanya Azmya.
"Kamu tidak tahu seberapa keras dunia kami ini, kami butuh skandal tapi kadang juga sangat benci dengan skandal tentang hubungan kekasih"kata Rjun.
"Kalau aku ceritakan, mungkin kamu tidak akan paham, tapi yang jelas aku dan Hyo Jin sebenarnya tidak ada hubungan seperti itu!"
"Aku tidak percaya, soalnya waktu itu sepertinya Hyo Jin benar benar menyukaimu."
"Itulah yang aku cemaskan, tapi sebenarnya aku tidak menyukai Hyo Jin."
"Benarkah itu?"tanya Azmya tidak percaya.
"Aku dari dulu, hanya menyukai satu orang gadis, dari awal sejak bertemu aku sudah suka dia, hanya saja gadis itu tidak tahu, kalau sebenarnya aku sudah suka dengan dia sebelum dia tahu siapa aku?" cerita Rjun.
Mendengar itu Azmya semakin tidak keruan. Gadis siapa yang dia maksud. Tidak mungkin dia, karena dia selama ini mengejar ngejar Jun di SMA, menyatakan cinta juga yang duluan dia sendiri. Rjun menyukai seorang gadis yang bahkan gadis itu belum tahu siapa dia.
"Azmya Kiarra, gadis SMA peraih medali emas Karate nasional Tingkat Pelajar, dia adalah gadis yang kumaksud." Jun membuat pernyataan yang mengejutkan Azmya.
"Kamu tahu darimana itu Jun, perasaan aku tidak pernah cerita kalau aku pernah juara karate nasional ?" tanya Azmya malah semakin tidak paham dengan Jun.
"Aku sudah tahu kamu jauh sebelum kamu kenal aku Azmya," jawab Jun malah makin Azmya semakin gagal paham.
"Kamu ingat pertemuan pertama kita?"tanya Rjun.
"Waktu aku jadi murid pindahan di SMA Cendekia."
"Bukan, bukan waktu itu Azmya." Rjun tersenyum.
"Kapan kita pertama bertemu, seingatku memang benar begitu."
Rjun memegang bahu Azmya dan menatap wajah Azmya. Wajah Azmya tampak memerah karena wajah Jun terlalu dekat dengan wajahnya.
"Dulu Bapak Mendikbud pernah mengundang kita ke Kantornya untuk makan siang bersama, ingat?"tanya Jun.
Kemudian Azmya mencoba mengingat-ingat kejadian itu. Memang waktu itu banyak pelajar yang diundang Bapak Menteri, apakah salah satunya juga ada Jun di sana. Kalau ingat bahwa Jun juga pernah menjadi juara Olimpiade Sains dan Olimpiade IPA tingkat nasional, sudah pasti mungkin saja mereka pernah bertemu di sana.
Hanya saja Azmya kurang begitu ingat satu satu. Dan dia baru saja ingat waktu itu ia pernah sempat melihat fotonya di tempat pensil Jun.
"Aku ingat kalau aku pernah kesana, tapi aku nggak ingat pernah ketemu sama kamu?"jawab Azmya sedikit menyesal.
"Waktu itu pertama kita bertemu saat makan siang bersama, padahal waktu itu kita duduk semeja. Hanya waktu itu kamu tidak begitu peduli dengan kehadiranku. Diam-diam aku memotret kamu. Dan waktu pertama ketemu di sekolah, sebenarnya aku sedikit kaget campur senang, hanya saja waktu itu aku hanya seorang pecundang yang tidak bisa bersikap seperti seorang laki-laki sejati yang bisa mendekatimu, apalagi saat itu kamu melihat aku dalam posisi sebagai orang yang lemah, aku jadi tidak punya keberanian untuk mendekatimu dan mengatakan kalau sebenarnya kita pernah bertemu sebelumnya."
"Kenapa kamu nggak pernah cerita sebelumnya?"tanya Azmya.
"Karena aku ngerasa, itu nggak terlalu penting juga untuk diceritakan," jawab Rjun.
"Pantas saja, dulu aku sempat heran kenapa ada foto aku di tempat pensilmu," kata Azmya.
"Kapan kamu lihat?"tanya Rjun.
"Waktu aku nemuin obat Narkoba di tas kamu," kenang Azmya.
Rjun pun kembali teringat kejadian waktu itu. Lantas dia pun memeluk Azmya erat.
"Waktu itu kamu berbuat hal bodoh sedunia tahu!" kata Rjun masih tetap memeluknya.
"Aku tahu itu bodoh, tapi aku lakuin agar kamu nggak kena masalah Jun," jawab Azmya.
"Kamu gadis yang pemberani, tapi maafin aku yang dulu Azmya!"isak Rjun.
"Nggak ada yang mesti dimaafkan, karena memang kamu tidak salah."
"Tetap saja, itu bikin kamu jadi dikeluarkan dari sekolah."
"Yang sudah berlalu ya sudah, kita nggak usah bahas yang dulu,"kata Azmya.
Rjun melepaskan pelukannya. Kemudian dia menatap wajah Azmya yang sedikit salah tingkah karena sudah lama sejak Rjun menatapnya dalam seperti ini.
Kemudian Rjun pun mendaratkan ciumannya di bibir Azmya. Azmya yang merasa kaget Rjun yang tiba-tiba menciumnya sedikit memundurkan tubuhnya ke sofa. Tapi Rjun tidak melepaskannya begitu saja. Rjun meraih leher Azmya dan mendekatkannya kearahnya. Tak ayal Azmya pun tak bisa menolak ciuman itu.
Entahlah dia merasa kiss itu seperti mimpi-mimpinya yang sering dia bayangkan bersama Rjun. Tubuhnya merasa melayang di udara. Ada perasaan tergelitik dalam perutnya saat berciuman dengan Rjun. Kiss kali ini tidak sama seperti yang dia lakukan dulu bersama Rjun delapan tahun yang lalu.
Sekarang mereka berdua sudah dewasa, tentu saja ada gairah berbeda di antara mereka berdua.
Azmya pun tak ingin semakin terlarut oleh gairah itu, dia pun mendorong tubuh Rjun
agar berhenti menciuminya.
Wajah Rjun terlihat tersipu dan merah. Kemudian dia tersenyum padanya dan mengusap pipi Azmya dengan lembut.
"Ini sudah malam, sebaiknya kamu tidur dan istirahat!"ucap Rjun. Terlihat wajahnya menahan hasrat laki-lakinya. Namun dia cukup mampu bertahan.
"Ya, kamu juga sebaiknya tidur, saya antar ke kamar tamu sekarang!"kata Azmya.
"Tidak. Sepertinya aku harus pulang ke hotel, "kata Rjun menolak.
"Katanya kamu nggak bisa ke hotel, kok tiba-tiba?"tanya Azmya.
"Mungkin hotel bisa izinin aku ke kamar aku sendiri,"kata Rjun yakin.
"Kenapa, kok jadi mendadak pulang, kata kamu sendiri kamu nggak bawa dompet."
Rjun mengusap-usap rambut Azmya dengan lembut.
"Kalau aku jadi menginap disini, mungkin aku nggak bakal bisa menahan diri!"jawab Rjun sambil berbisik di telinga Azmya.
"Maksud kamu apa?"tanya Azmya kurang paham maksud Rjun.
"Sudahlah, aku pergi ya!"kata Rjun sambil tersenyum. Dia ingin melawan setan mesum dari tadi.
Azmya menahan Rjun dengan menahan tangannya. Sebenarnya dia masih ingin bersama Rjun.
"Azmya," lirih Rjun pelan.
Azmya pun memeluk tubuh jangkung Rjun. Dia membenamkan wajahnya di dada Rjun yang bidang. Dia bisa merasakan kalau tubuh Rjun sangat bagus dan enak di peluk. Dia bisa menebak kalau Rjun juga pasti punya abs di perutnya.
Azmya tersenyum sendiri membayangkan Rjun tanpa baju. Dia membayangkan betapa seksinya badan Rjun yang berotot dan mempunyai roti sobek di perutnya. Sejak SMA aja badan Rjun sudah atletis, apalagi sekarang ini, dia seorang idol pasti lebih bagus lagi.
"Ini bisa bahaya Azmya!"seru Rjun.
"Kalau aku nggak bisa nahan bagaimana?" sambung Rjun membuat Azmya tersentak dan dengan spontan dia mendorong Rjun dengan sekuat tenaga membuat Rjun terdorong dan hampir terjatuh.
"Ma...Ma..af Jun!"kata Azmya.
"Ya tidak apa-apa kok, dari dulu memang kamu suka buat aku gila!"seloroh Rjun.
"Hmmm. Aku pesankan taksi buat kamu." Azmya berusaha menenangkan diri. Rjun benar kalau Rjun menginap disini. Bisa-bisa mereka berdua menjadi menggila.
"Terima kasih."
Azmya pun memesan taksi untuk mengantar Rjun kembali ke hotel. Rjun sepertinya agak ragu pergi, tapi dia merasa dia memang lebih baik kembali ke hotel.
Sebelum taksi datang. Azmya meraih ponsel Rjun. Kemudian memasukkan nomor kontaknya ke ponsel Rjun. Dia harap Rjun bisa menghubunginya kapan saja. Tentu saja Rjun sangat senang dan berjanji dia akan menghubungi Azmya lagi.
Taksi pun datang, Azmya mengantar Rjun ke depan rumah kakeknya dan melepas Rjun. Sebelum Rjun pergi dia sempat memegang tangan Azmya yang memakai cincin.
"Aku akan datang lagi dan mengganti cincin ini dengan cincin yang aku beli," kata Rjun membuat darah Azmya semakin berdesir. Kemudian Rjun mencium lembut tangannya.
Membuat Azmya tambah seperti ada jutaan kembang api di hatinya.
Azmya.mengangguk tanda setuju. Dan melepas Rjun pergi. Dia melambaikan tangannya ke arah Rjun dengan semangat. Sampai taksi itu menghilang di belokan Azmya pun kembali ke dalam rumah dengan perasaan yang bahagia. Dia ingin perasaannya malam ini bersambung ke alam mimpinya nanti. Dia ingin membiarkan Jun memeluknya dan menyentuhnya di mimpi.
Membayangkan hal yang seperti itu Azmya sedikit malu dan berusaha mengusir setan mesum yang ada di otaknya jauh jauh.
****
Keesokan lusanya di kantor Azmya, Akira langsung histeris ke ruangannya.
"Azmya, apa yang sebenarnya yang terjadi sama kamu dan Rjun?"
"Kenapa kamu bisa pulang semobil dengan Rjun?"
"Dan apa benar kamu sudah menghabiskan malam dengan Jun?
"Waah, ini bisa jadi buat semua Civil fans Seven-F bakal terkhianati, termasuk aku"
Akira terus-terusan mencecarnya dengan banyak pertanyaan tanpa memberi Azmya kesempatan untuk menjawab.
"Kata siapa aku menghabiskan waktu semalaman dengan Rjun, sebenarnya aku pulang ke rumah, Rjun pulang ke hotel," jawab Azmya.
"Aku ggak percaya."
"Sumpah." Azmya bersumpah.
"Kalian sama-sama dari Indonesia, sudah pasti ada sesuatu yang terjadi secara kalian
tiba-tiba pulang ke Tokyo bersama-sama?"selidik Akira.
"Kakek ku kan jatuh pingsan, danRjun hanya mengantar dan menemaniku pulang karena dia tahu kebiasaan burukku yang suka tertidur dan takut kalau aku kenapa-kenapa?"jawab Azmya santai.
"Kok dia bisa tahu?"tanya Akira malah semakin heran.
"Dia itu teman SMA dulu di Indonesia, namanya Raka Arjuna, Rjun," jawab Azmya malah semakin membuat Akira histeris.
"Apakah itu benar?"pekik Akira.
"Ya."
"Bohong, kenapa kamu tidak cerita dari awal?" tanya Akira marah.
"Tadinya aku nggak yakin itu dia, makanya aku belum berani cerita."
"Aku tahu sekarang, kenapa kamu jadi setuju Seven-F jadi model kita setelah aku rekomendasikan awalnya kamu nggak begitu suka." Akira setengah menyadari.
"Ya, itu benar. Waktu aku pertama lihat daftar model aku merasa Rjun adalah Jun yang aku kenal."
"Apa dia itu mantan kekasihmu?"tanya Akira mendesak.
Azmya tidak berani langsung menjawab. Dia tahu kalau Akira adalah Civil garis keras bisa-bisa dia habis dicakar cakarnya karena dia penggemar beratnya.
"Bukan, hanya teman dekat saja kok"jawab Azmya berbohong.
"Aku nggak percaya"jawab Akira sedikit menampilkan wajah kecewa.
"Cuma pacar sehari?"jawab Azmya jujur pada akhirnya.
"Apa?"pekik Akira tambah histeris lagi. Azmya menutup wajahnya mengantisipasi kalau Akira akan memukulnya.
Akira tiba-tiba memeluknya. Membuat Azmya heran kenapa Akira malah memeluknya tidak sesuai dengan prasangkanya tadi.
"Ternyata kamu orangnya sumber inspirasi Rjun membuat lagu Rain day, Miss You, My Girl, dan banyak lagi," kata Akira sepertinya terharu.
"Kamu kok tahu Rjun membuat lagu itu inspirasinya aku?"
"Lewat wawancaranya lah, aku ini kan Civil sejati segala macam berita tentang mereka aku tahu."
"Memang dia bicara apa?"
"Katanya lagu lagunya berasal dari pengalamannya dengan mantan kekasihnya di SMA."
"Benarkah, Rjun belum cerita itu sih ke aku," kata Azmya.
"Terus apa yang terjadi dengan kalian malam itu, kalian tidak tidur bersama kan?"tanya Akira kesal seperti cemburu.
Azmya tiba-tiba batuk seperti tersedak sesuatu. Dia teringat malam itu Rjun dan dirinya sudah berciuman tapi tidak sampai ke arah situ.
"Kamu diam, berarti memang ada terjadi sesuatu pada kalian?"selidik Akira.
"Bukan begitu, dan tidak seperti yang kamu bayangkan"
"Tidak apa-apa kok, aku juga tidak akan mengulik masalah pribadi kalian, hanya saja aku mencemaskan kamu, kalau sampai penggemar tahu, kamu bisa dapat hal yang tidak mengenakkan," kata Akira.
Azmya pun tersadar dengan posisinya. Bagi seorang Rjun yang seorang public figure mungkin akan menjadi sebuah skandal yang bisa jadi mencoreng namanya. Dia pun sekarang mulai mencemaskannya. Apalagi semenjak Rjun pergi dari rumahnya. Dia tidak ada kabar sekali. Padahal dia berjanji akan menghubunginya. Dan bodohnya lagi Azmya tidak meminta nomor ponselnya Rjun.
"Aku tahu itu kok, dan aku akan berhati-hati ke depannya"kata Azmya.
"Jadi sekarang kamu berkencan dengan seorang idol, wuuuaaaaahhh aku sangat iriiii"kata Akira.
"Siapa yang berkencan, kami tidak berkencan kok?"kata Azmya pun merasa sebenarnya berada dalam ketidakpastian lagi. Apakah Rjun akan kembali padanya untuk memulai kembali hubungan sepasang kekasih atau tidak.
"Syukurlah, dan memang lebih baik kamu tidak berkencan dengan seorang idol¸kamu tahu Rjun kan digosipkan dengan Hyo Jin bahkan kabarnya mereka tunangan dan mau menikah, kamu bisa patah hati Azmya"kata Akira.
"Iya aku tahu itu"jawab Azmya diiringi tangisan dalam hatinya. Mungkin saja itu benar. Dan tentang kejadian malam itu. Mungkin Jun hanya terbawa suasana dan tidak bersungguh-sungguh. Buktinya dia sampai sekarang tidak mencoba menghubunginya.
****
Dua bulan sudah berlalu setelah Seven-F syuting dan pemotretan untuk iklan produk kecantikan dari Konami Grup. Hari launching itu pun sukses, meskipun Seven-F tidak hadir di Tokyo karena kesibukan jadwal mereka. Ternyata produk itu mendapatkan respon positif dari banyak orang. Konami Grup pun sukses dengan produknya karena menggandeng idol grup Seven-F yang sedang di puncak popularitasnya.
Azmya dan tim nya pun semua dapat apresiasi dari semua pimpinan Konami Grup.
Namun pencapaian suksesnya ini tidak membuat Azmya bahagia sepenuhnya. Ada sedikit kekecewaannya. Karena sampai saat ini Rjun tidak pernah menghubunginya lagi. Dan hatinya sakit karena Rjun sudah mempermainkan perasaaanya. Apakah Rjun hanya ingin mempermainkan dirinya.
Azmya mencoba mencari berita terbaru tentang Rjun.
SEVEN-F AKAN MENGGELAR TUR KONSER ASIA DI TAHUN 2021
LEE DO HWA DIKABARKAN WAJIB MILITER DAN DIPASTIKAN ABSEN DI BEBERAPA KONSER TUR ASIA
RJUN SEVEN-F AKAN BERKOLABORASI DENGAN PENYANYI ASAL AMERIKA SERIKAT AUSTIN GARRY
Azmya membaca artikel tentang Rjun. Dan menurut artikel itu, dalam waktu dekat Rjun akan merilis lagu duetnya dengan Austin Garry. Azmya cukup bangga karena Rjun bisa melebarkan sayap bermusiknya sampai Amerika.
HV ENTERTAINMENT MENGUMUMKAN RESMI HUBUNGAN RJUN DENGAN HYO JIN ADALAH SEPASANG KEKASIH
Azmya kaget melihat berita itu dan ternyata artikel itu baru diposting sekitar sejam yang lalu. Dan tiba-tiba ponselnya berbunyi. Akira meneleponnya.
"Azmya kamu baik-baik saja kan?"tanya Akira kedengaran seperti kuatir.
"Iya kenapa?"
"Kamu sudah tahu berita tentang Rjun?"
"Aku baru saja membacanya"jawab Azmya lirih.
"Kamu baik-baik saja kan?"
"Iya, tentu saja"jawab Azmya padahal dadanya sudah merasa sesak.
"Oke, kalau begitu, aku tutup dulu ya"
"Iya." Azmya berusaha untuk tetap tenang.
Setelah Akira meneleponnya. Azmya pun tak kuasa menahan sesak di dadanya. Dia merasa kalau Rjun memang hanya ingin mempermainkan dan mempermalukannya.
Kenapa dia berjanji pula untuk mengganti cincin ini. Azmya pun menangis sejadi-jadinya di kamar.
"Dia bohong, katanya hubungannya dengan Hyo Jin hanya skandal yang dibuat untuk popularitas,"isak Azmya.
"Kamu bodoh Azmya, harusnya waktu itu kamu nggak bertemu dan bicara lagi dengannya. Mungkin rasanya tidak akan sesakit ini".
Buuuuuk
Buuuukk…
Suara pintu kamar diketuk.
"Nona, Tuan Hoshi…..!"teriak Bibi Akane.
Azmya langsung menghambur keluar kamarnya.
"Panggil ambulance Non, Tuan Hoshi badannya dingin dan tidak sadarkan diri'kata Bibi Akane panik.
Azmya pun menelepon layanan darurat ambulance sambil berlari menuju kamar kakeknya. Sesampainya di kamar kakek, dia pun menemukan kakeknya terbaring lemah dengan kondisi badan dingin.
"Ojiichan…..Ojichan (kakek)!"panggil Azmya.
Azmya menangis kakeknya tidak menjawab. Dia memeriksa denyut nadinya. Masih ada tapi sangat lemah. Azmya pun berharap pertolongan untuk kakeknya cepat datang.
****
Hari itu adalah hari berkabung untuk Azmya. Kakeknya meninggal dunia karena komplikasi penyakitnya. Papih dan mamihnya pun datang ke Jepang untuk ikut memakamkannya. Azmya merasa sangat kehilangan, karena selama delapan tahun ini kakeknya sudah merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Matanya sudah bengkak dan sembab karena banyak menangis, Akira mencoba memberinya dukungan dan semangat.
Namun Azmya merasa tidak mampu menahan menampung tangisannya. Ia pun menangis di pelukan Akira. Dia merasa kehilangan sekali.
"Sabar ya, Ojiichan pasti sudah tenang disana," hibur Akira.
"Entahlah, aku menangis bukan karena kehilangan kakek saja," isak Azmya dalam hati.
Akira mengusap punggung Azmya dengan lembut. Dia juga dapat merasakan betapa kehilangannya Azmya. Kakek Hoshi sudah menemani dan merawatnya di Jepang. Tak hanya Azmya yang merasa terpukul dengan meninggalnya Kakek Hoshi, mamih nya juga sebagai anak tunggal nya juga sangat terpukul dan beberapa kali pingsan saat pemakaman kakek. Papihnya mencoba menguatkan dan menghibur mamih.
Azmya tak kuasa menahan sedihnya lagi saat pemakaman selesai dia melihat pusara kakeknya yang penuh dengan rangkaian bunga. Dia tidak sadar kalau ponselnya berbunyi beberapa kali.
Selama beberapa hari Azmya tidak masuk kerja. Semangatnya sudah hilang. Apalagi suasana hatinya sedang berduka ditambah patah hati yang mendalam karena Rjun sampai sekarang pun tidak ada menghubunginya.
Dia hanya berbaring di tempat tidurnya berhari-hari. Mamihnya mencoba membujuknya untuk pergi ke luar rumah untuk sekedar melupakan kesedihan duka mereka. Tapi Azmya menolak, dia merasa tak punya tenaga dan tak punya gairah untuk apa pun. Dia hanya memandang ponselnya.
Membuka buka galeri foto. Foto-foto Rjun yang dia ambil dari internet dia simpan di ponselnya sebagai obat manakala dia ingin melihat wajah Rjun. Meskipun sakit dan patah hati, dia masih ingin tetap melihatnya. Dia semakin tenggelam dalam kesedihan dan kesepian sepeninggal kakeknya.
Suatu hari mamih nya bertanya, karena Azmya terlihat bukan hanya seperti seorang yang berduka, karena mamihnya sering memergoki Azmya berlinang airmata sambil memandang foto di ponsel.
"Kamu kenapa nak?"tanya mamih.
"Nggak kok Mih, Azmya merasa semangat Azmya hilang gitu aja, mau berangkat kerja aja seperti percuma"jawab Azmya sambil tetap berbaring di tempat tidur.
"Sudah berapa hari ini kamu tidak keluar kamar, sebenarnya kamu kenapa?"
Azmya tidak menjawab dia hanya menyembunyikan wajahnya yang menangis tertutup bantal. Dia tidak mau mamihnya tahu kalau dia menangis hanya karena patah hati.
"Dan Mamih sempat ngobrol sama Bi Akane, siapa Rjun, katanya sempat kesini saat kakekmu sakit, terus kenapa saat pemakaman dia tidak datang?"tanya mamih.
Azmya menyeka airmatanya. Dia mencoba menyiapkan diri untuk menjawab pertanyaan mamihnya.
"Rjun itu model produk Konami, dia teman Azmya dulu di Indonesia, sekarang dia ada di Korea Mih."
"Apa?"
"Terus?"
"Ya nggak terus-terus mih, dia Cuma teman Azmya."
"Oh, kirain Mamih dia pacar kamu?"
"Bukan Mih, hubungan kita Cuma sebatas hubungan kerjasama"jawab Azmya.
"Ohh.. ya udah kalau begitu"
"Oh iya, besok Mamih dan Papih harus segera pulang lagi ke Bandung, bagaimana rencana kamu sekarang?"tanya Mamih.
Azmya terbangun dan menatap mamihnya dengan wajah yang kusut.
"Kalau Mamih dan Papih pulang, terus Mya disini sendirian?"kata Azmya merengut.
"Mamih dan Papih kan punya usaha disana, nggak bisa lama-lama disini, kalau kamu mau, kamu pulang aja sekalian, bagaimana?"tawar mamih.
"Aku ikut aja Mih, dan sepertinya mungkin Azmya resign aja dari perusahaan, Azmya mau balik ke Indonesia, mungkin cari kerja di sana," kata Azmya mengambil keputusan.
"Apa kamu yakin?"tanya Mamih.
Azmya mengangguk pertanda dia serius. Mungkin ini jalan yang terbaik untuk melupakan Rjun. Dia pulang ke Bandung, dan mencari kegiatan baru di tempat baru agar dia bisa melupakan rasa sakitnya.
Semoga ini menjadi keputusan yang terbaik.
****
Di bandara internasional Tokyo di area pemberangkatan luar negeri. Azmya diantar
Akira. Akira merasa belum siap ditinggal Azmya.
"Azmya, bagaimana aku bisa hidup tanpa kamu?"tanya Akira.
"Kamu pasti bisa!"hibur Azmya.
"Apa kamu masih menyukai Rjun?"tanya Akira yang sudah tahu duduk perkara dan masalah Azmya dengan Rjun.
"Mungkin aku bisa melupakanya nanti"jawab Azmya.
"Apa aku perlu menulis komentar jahat di fanbase nya Seven-F, "kata Akira
"Tidakusah, itu sangat kekanakan, mungkin aku saja yang belum bisa melupakannya padahal sudah delapan tahun, dan Rjun mungkin sudah tidak menganggap kenangan bersamaku," jawab Azmya tegar.
Akira kemudian memeluknya tanda dia sangat menyanyangi sahabatnya itu.
"Take care, dan jangan lupa untuk sering sering hubungi aku ya disana!"pinta Akira.
"Oke, nanti kamu harus pergi ke Indonesia, kita liburan bareng disana!"
"Itu pasti!"
Akira pun mengucapkan salam perpisahan untuk terakhir kalinya. Azmya pun beranjak untuk mem boarding pass tiket pesawatnya.
Mamih papihnya dua hari sudah terbang dulu ke Indonesia. Sementara Azmya harus mengurus resign nya dulu di Konami Grup. Sebenarnya Azmya merasa berat juga meninggalkan Konami Grup yang merupakan perusahaan besar juga Se Asia.
Tapi ini harus dilakukan Azmya demi niatnya untuk menata dan mengobati hatinya. Dia tidak mau kesepian di Tokyo, apalagi keluarga terdekatnya, kakek Hoshi sudah meninggal. Dan yang paling dibutuhkan Azmya saat dia merasa seperti ini adalah dekat dengan keluarganya. Maka dari itu dia melepaskan semuanya di Tokyo dan kembali ke mamih papihnya.
****