Chereads / Love Me or Leave Me (Indonesia) / Chapter 20 - Rjun's Story

Chapter 20 - Rjun's Story

Flash back ...

<<<<

Jun tak kuasa menahan rasa sedih dan rasa bersalahnya pada Azmya. Dia melampiaskannya dengan mabuk. Hari ini hidup dan semangatnya berantakan. Perasaan bersalah menggelayutinya betapa dia sangat kejam pada Azmya tanpa memberinya pesan maupun kabar.

Dirinya kembali menjadi pengecut dan pecundang yang tidak mampu dapat melakukan apa yang dia inginkan. Kalau dulu dia tidak bisa mendekati Azmya karena status nya hanya sebagai anak pedagang kantin yang selalu diganggu Yan. Sekarang sekalipun dia seorang yang sudah berbeda dari dulu, tetap dia hanya sebuah bayangan orang lain yang harus menjadi bayangan orang itu dan mengikuti kemanapun.

Malam itu Jun sendirian di sebuah bar. Dia ingin melupakan kesedihannya malam ini. Azmya sudah pergi ke Indonesia dan berhenti bekerja. Mungkin dia sudah mendengar beritanya dengan Hyo Jin. Jun bisa membayangkan hati Azmya terluka olehnya. Jun kembali meminta bartendernya mengisi gelasnya yang kosong dengan wine.

Kepalanya sudah mulai berat dan dia sudah tak terkontrol. Jun mengambil sesuatu dari kantong jaketnya. Sebuah kotak berbentuk hati dan berwarna hitam yang mewah. Jun pun membuka kotak itu. Sebuah cincin cantik yang baru saja dia beli dan pesanan khusus. Cincin bergaya vintage yang memiliki sebuah mata berlian berwana gemerlapan di tengahnya. Jun memandangi cincin itu dengan senyum senyum yang tak jelas.

Seharusnya cincin ini sudah berada di jari manisnya Azmya. Jun membayangkan dirinya sedang memakaikan cincin itu ke jari Azmya. Jun mulai merasa dirinya mabuk dan kepalanya berputar putar. Ini pertama kalinya dia meminum minuman beralkohol.

Jun samar samar mendengar suara yang sangat tidak dia sukai. Suara itu membuat Jun ingin muntah.

"Oppa, ada apa denganmu?"Hyo Jin sudah berada di hadapan Jun.

"Yeogi eotteohge wass-eoyo (bagaimana kamu bisa ada disini)?"tanya Jun kesal.

"Jung-yohaji anh-eun (tidak penting)"!jawab Hyo Jin kemudian mencoba membantu Jun berdiri.

"Gaja ( Ayo pergi)!"kata Hyo Jin mengajak pergi dari bar. Tapi Jun langsung menghempaskan tangan Hyo Jin dari tubuhnya.

" Ga- (Pergilah)!", usir Jun.

"Oppa, wae (kenapa)?"tanya Hyo Jin merasa kesal dia diperlakukan seperti ini. Dia melihat wajah Jun yang sepertinya sangat membencinya. Kemudian dia melihat sebuah cincin sedang dipegang Jun.

"Nuguui banji (cincin siapa itu)?"tanya Hyo Jin.

"Neoneun, igeos-eul wonhae (kamu mau ini)?"tanya Jun mengasongkan cincin itu ke wajah Hyo Jin dengan tatapan marah. Matanya merah karena pengaruh mabuk. Jun mengedip ngedipkan matanya yang terasa berputar. Kemudian dia meneteskan air matanya yang sudah dia tahan dari tadi.

"Oppa, wae geuleohge ( kenapa kau sangat menyedihkan)"?Hyo Jin membuang napasnya. Dia baru melihat Jun seperti ini. Mabuk mabukan dan terlihat seperti orang yang sedang patah hati.

"Jib-e gaja ( ayo pulang)!"ajak Hyo Jin memaksa Jun untuk berdiri. Kali ini Jun menurut. Karena dia sudah mulai merasa badannya panas dan terbakar. Dengan dibopong setengah badannya oleh Hyo Jin. Jun pun berjalan dengan bersusah payah dan meninggalkan bar dengan dibopong Hyo Jin.

Hyo Jin membawa Jun menuju mobilnya yang diparkir di basement bar itu. Jun sudah tidak kuat untuk membuka matanya. Sebelum sampai di mobil Jun pun terjatuh dan terlepas dari pegangan Hyo Jin. Jun pun tak sadarkan diri karena mungkin sudah terlalu banyak minum.

*** ****

Jun mulai mengerdipkan matanya perlahan lahan. Kepalanya masih berat dan matanya masih terasa berat untuk dibuka. Samar-samar dia melihat sebuah wajah perempuan yang sangat dia rindukan di depan wajahnya sambil tersenyum menggoda.

"Azmya!,"Jun memanggil nya dengan tersenyum. Jun merasa Azmya berada di depannya. Jun pun mengucek ngucek matanya untuk lebih jelas melihat. Tapi wajah Azmya yang tadi tersenyum menggoda malah berubah dengan wajah Hyo Jin. Jun mengucek ngucek kembali matanya.

"Azmya, nuga ( siapa)?"tanya Hyo Jin.

Jun pun langsung bangkit dari tidurnya. Dia merasa aneh kenapa Hyo Jin tiba tiba ada di tempat tidurnya.

"Kenapa kamu bisa ada disini?"tanya Jun kaget dan sedikit pusing. Dia memegang kepalanya. Dia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Ini bukan kamarnya, dan sepertinya ini bukan di apartemennya. Jun merasa kepalanya pusing kemudian dia melihat tubuhnya yang ditutupi selimut.

ASTAGA!KEMANA BAJUKU, KENAPA AKU BISA TELANJANG

Jun memeriksa keadaan bawah tubuhnya. Jun berteriak histeris.

"Kenapa, Kenapa aku bisa ada disini, dan kemana bajukuuuu!"teriak Jun berbahasa Indonesia membuat Hyo Jin tidak mengerti apa yang diucapkannya sampai dia marah-marah dan berteriak.

"Oppa, solijileu jima (jangan berteriak)!"seru Hyo Jin mencoba menenangkan. Hyo Jin pun menceritakan kalau Jun tidak sadarkan diri. Sementara dirinya tidak tahu passcode pintu apartemen Jun. Jadi dia membawanya ke apartemennya.

" Gieog naji anhni oppa ( apa Oppa tidak ingat)?"tanya Hyo Jin mencoba menanyakan apa Jun tidak ingat kejadian semalam.

"Jinan bam-e il- eonan il (memangnya apa yang terjadi semalam)?"tanya Jun penasaran. Apakah dia telah berbuat sesuatu yang buruk.

Hyo Jin kemudian mengalungkan kedua tangannya di leher Jun. Kemudian mengecup bibir Jun dengan lembut. Tentu saja Jun langsung mendorong tubuh Hyo Jin yang mencoba memperdayanya.

Hyo Jin pun hanya merengut. Jun baru sadar kalau Hyo Jin hanya mengenakan lingerie yang menampilkan badannya yang seksi. Apa yang sudah dia lakukan disini bersama Hyo Jin.

"Oppa gieoghaji anh-eumyeon (jika Oppa tidak ingat), chwihaji masibsio hajima (jangan suka mabuk)!"ucap Hyo Jin melemparkan baju Jun yang tergeletak di lantai.

"Hyo Jin, eoje bae-e mwonga haessni (apa kita melakukan sesuatu semalam)?"tanya Jun was was. Jangan jangan dia sudah melakukan hal yang terlarang dengan Hyo Jin semalam.

Hyo Jin menatap wajah Jun yang berharap dirinya tidak mengatakan hal yang tidak dia inginkan.

"Oppa gieoghaji anni ( Oppa tidak ingat)?"tanya Hyo Jin membuat Jun tambah frustasi.

Hyo Jin meninggalkan Jun yang berteriak frustasi ke kamar mandinya. Dia cukup kecewa Jun sepertinya malah seperti orang hilang akal. Berteriak dengan bahasa yang tidak dia mengerti. Karena Jun mengumpat serapah untuk dirinya dengan bahasa Indonesia.

"Begooooo beggggo kamu Jun, kenapa kamu bisa melakukan itu sama Hyo Jin, gilaaaa ini gila."

*** ***

Jun merasa marah pada dirinya sendiri karena telah berbuat bodoh. Dia menyesal sudah mabuk dan melakukan itu dengan Hyo Jin tanpa dia sadari. Pengaruh alkohol memang luar biasa dampaknya.

Padahal dia hanya mencoba sekali tapi akibatnya dia harus pikul seumur hidup. Apa yang harus dia lakukan sekarang, dengan melakukan itu dengan Hyo Jin. Dia merasa seribu kali melukai Azmya. Mungkin dia akan men cap dirinya sebagai lelaki yang tidak bermoral dan tidak tahu malu kalau Azmya sampai tahu kalau dia tidur dengan Hyo Jin.

Setelah dia memakai kembali pakaianya Jun berniat langsung meninggalkan tempat ini. Lama lama disini dia semakin membenci dirinya sendiri. Tanpa berbicara apa pun lagi Jun meninggalkan Hyo Jin yang sedang duduk menonton TV tanpa menoleh sedikit pun. Hyo Jin merasa dirinya juga sangat terluka karena Jun pergi tanpa sepatah kata pun.

Dia merasa terluka dengan sikap Jun yang tidak peduli padanya. Kemudian dia menangis sendirian tanpa Jun tahu. Hatinya tercabik saat Jun bahkan menyebutkan nama perempuan lain. Meskipun dirinya tahu kalau Jun tidak menyukainya. Jun hanya bersabar karena dia tahu kalau Jun hanya menuruti kakaknya. Hyo Jin membentangkan jari tangan kanannya.

Cincin yang sempat Jun pegang kini berada di jari manisnya. Hyo Jin tahu kalau cincin itu bukan miliknya. Tapi dia malah memakai cincin itu. Bahkan Hyo Jin sengaja membuat Jun salah paham dengan kejadian semalamnya. Padahal kejadian yang sebenarnya malam tadi.

Karena Hyo Jin tidak kuat memapah Jun yang tinggi besar. Hyo Jin meminta bantuan security di gedung apartemennya untuk membawa Jun masuk ke apartemennya. Sampai di kamar ternyata Jun bangun, kemudian dia menceracau tidak jelas sambil membuka pakaiannya sendiri. Dan tertidur pulas di ranjangnya seperti bayi beruang yang tidur.

Hyo Jin pun sebenarnya tidak tidur dengan Jun. Dia tidur di kamar lain. Bagaimana mungkin dia bisa berbuat jahat pada Jun. Dia sangat mencintainya tapi dia juga tidak mau melakukan itu tanpa Jun menyadarinya.

*** *** ****

Sejak kejadian di apartemen Hyo Jin. Jun menutup diri dari semua orang. Dia hanya mengurung diri di apartemennya berhari hari. Membuat jadwal dan acara Seven-F berantakan. Karena sudah mempunyai kontrak dengan berbagai macam acara, Seven-F hanya tampil dengan lima member. Lee Do Hwa yang pergi Wamil sudah dipastikan akan absen selama dua tahun.

Rjun dengan berbagai macam alasan dia tidak mau keluar dari apartemen. Manajer Lee dan member lainnya mencoba membujuk Rjun tidak mempan. Rjun bahkan tidak membuka pintu apartemennya untuk mereka.

Rjun menatap pantulan badannya di cermin kamar maandinya yang besar. Dia melihat badannya yang setengah telanjang. Bahunya yang kekar dan otot perutnya yang kencang membuat dia menangis membayangkan tubuhnya ini telah berbuat dosa. Dia sengaja membentuk tubuh ini sebagus mungkin hanya ingin menunjukkan pada Azmya.

Dia tidak ingin wanita lain selain Azmya. Dia merasa hanya Azmya lah yang layak mendapatkan tubuhnya. Karena Azmya lah yang selama ini sering berkorban untuknya.

Kemudian dengan penuh amarah dan benci pada dirinya. Jun menghancurkan cermin itu dengan pukulan tinjunya. Cermin itu pun retak dan darah mengalir dari tangan Jun.

Setelah insiden yang membuat dirinya frustasi. Jun kemudian bertemu dengan seorang pengacara di Seoul. Dia ingin mendiskusikan dan berkonsultasi agar dirinya bisa keluar dari HV Entertainment dan terkait kontrak dan kerja samanya dengan agensi itu.

Jun membuat keputusan kalau dia ingin keluar agensi itu. Dia tidak ingin berlama lama harus menjadi bayangan yang menurut. Dia ingin kebebasannya. Maka dari itu dia menemui pengacara agar bisa tahu pelanggaran apa atau penalti apa yang akan dia dapatkan kalau membatalkan kontrak dengan HV Entertainment.

Dia sudah memprediksikan apa saja resiko dan segala macam yang akan datang padanya. Kalau dia harus ganti rugi. Dia berharap semua penghasilannya selama ini cukup membayar denda pembatalan kontrak.

Dia bahkan rela harus kehilangan itu semua. Dia tidak ingin dirinya dan hatinya terikat dengan segala peraturan yang membuatnya menderita lebih lanjut. Meskipun dia harus kehilangan segalanya. Dia harus siap dengan itu semua.