Mata Mbak Nabila melotot ketika mendengar suara pria yang menghubungi hp Jisrah. Dia tak percaya akan semua ini, apa yang telah terjadi pada adiknya?. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia menutup panggilan dari Aska. Duduk di teras sambil menyandarkan kepalanya di dinding dan menatap langit yang berhiasi bintang. Sekarang dia semakin pusing memikirkan adiknya dan ditambah seorang pria misterius yang menelpon baru saja. Pikirannya kacau namun segera dia beristighfar. Dia hanya tak ingin ibunya mengetahui semua ini. Tiba-tiba dia berinisiatif untuk mengirimkan pesan ke nomor pria tersebut.
📩Mengirim pesan ke Aska
Assalamualaikum, kamu bisa nggak jemput aku di depan gang? Maaf ngerepotin🙏.
Belum beberapa saat ia mengirim pesan, tiba-tiba saja hp Jisrah bergetar karena mendapat balasan dari Aska.
✉️ Balasan pesan dari Aska
Iya nggak apa-apa kok, tapi kan aku belum pernah kesana. Kirimin aku alamatnya yahh.
Mbak Nabila mulai semakin curiga dan penasaran. Siapa gerangan yang beraninya mengajak adik kesayangannya pergi disaat hari telah malam?. Apakah mungkin dia ada hubungannya dengan menghilangnya Jisrah? Banyak pertanyaan yang mengelilingi otaknya. Namun dia tidak boleh berburuk sangka terlebih dahulu sebelum mengetahui sebenarnya. Tak ingin lama menunggu ia pun membalas pesan dari Aska dengan mengirimkan alamatnya.
📩 Mengirim pesan ke Aska
Jln.Ahmad Yani no 341, ohh ya beritahu aku gimana penampilan kamu. Biar mudah ajah ngenalinnya kalau diliat dari jarak jauh.
✉️ Balasan pesan dari Aska
Aku pakai jaket warna abu-abu, baju kaos hitam, dan celana jeans. Terus motor yang biasa aku pakai ke sekolah.
Setalah mendapat balasan pesan dari Aska, ia bergegas masuk ke rumah. Sambil menjelaskan semua kepada suaminya, ia mengganti busananya. Mereka sepakat untuk melihat siapa pria tersebut. Namun, mereka tidak akan memberitahu ibu sekarang. Ia hanya menitip Ting-Ting kepada ibunya, dan berpamitan untuk ke minimarket.
Jarak dari tempat perjanjian tidak jauh sehingga mereka hanya berjalan kaki. Setelah sampai mereka mencari tempat agar dapat melihat pria tersebut, sebelum mengajukan beribu-ribu pertanyaan kepadanya. Mbak Nabila mulai tidak tenang menunggu pria itu. Rasanya ini hanya mimpi buruk baginya. Setelah 15 menit menunggu, datanglah seorang pria dengan motor Ninja berwarna hijau. Penampilannya sesuai dengan pesan yang dikirim pria tersebut. Mbak Nabila yakin sepenuhnya bahwa dia adalah pria yang bernama Kak Aska dikontak adiknya.
Aska melepas helm dari kepalanya dan memancarkan pesona ketampanannya. Mbak Jisrah tidak percaya akan ia saksikan, apakah dia orang yang berani menjemput adiknya?. Tiba-tiba saja hp Jisrah berdering dengan suara yang keras, setelah melihat ke layar hp ternyata pria tersebut yang menelpon. Mbak Nabila spontan mengrejet panggilan dari Aska. Dia lupa untuk mengaktifkan mode hening hp Jisrah. Dalam benaknya semoga saja pria tersebut tidak curiga akan keberadaanya.
✉️ Pesan dari Aska
Assalamualaikum, sekarang kamu dimana cantik? Aku udah sampai di depan gang, cepetan yahh soalnya aku rindu banget sama kamu💞.
Geram membaca pesan itu Mbak Nabila rasanya ingin menampar pria tersebut. Namun hal yang tidak diduga terjadi, Mas Syafar langsung menuju ke pria itu dan menarik kerah bajunya "Lu siapa? Beraninya dekatin adik ipar gue!" sambil mengepalkan tangannya siap untuk menghajar. Mbak Nabila langsung berlari menuju suaminya "Astagfirullah Mas, nggak enak diliatin banyak orang. Sekarang kita ajak dia ke rumah"
Wajah Mas Syafar memerah akibat emosi, ia melepaskan genggamannya di kerah baju Aska. Sempat heran dengan semua yang terjadi Aska bertanya "Maaf tapi kalian siapa? Terus aku salah apa?" tanyanya dengan kebingungan. Mbak Nabila yang berusaha bersabar menjawab pertanyaan Aska "Dek, kami ini kakaknya Jisrah. Kamu ikut ajah dengan kami ke rumah." Keringat bercucuran di kening Aska seolah-olah nyawanya akan dicabut.
Diperjalanan mereka hanya diam membisu. Hanya ada angin malam yang sekali-kali terhembus dan pancaran sinar bulan yang seakan menuntun langkah mereka. Semenjak Mas Syafar ingin menghajar Aska, tangannya terus terkepal. Dia telah dikuasi oleh amarah dalam dirinya. Sedangkan Mbak Nabila sesekali melirik ke Aska, dia memperhatikan penampilannya. Sempat berpikir mungkin dia anak yang baik dan hanya sedang dimabuk cinta makanya dia dengan berani mengirim pesan dengan gombalannya. Namun penampilan tak akan menjamin sikap dan perilaku seseorang, jika saja dia pria baik mana mungkin berani mendekati adiknya dengan cara Jahiliah. Semua yang dilakukannya akan mengantarkan adiknya jauh dari Allah. Dia sudah tidak sabar mengajukan banyak pertanyaan kepada Aska. Namun sebelum itu, ia harus berpikir bagaimana cara menjelaskan semua dengan baik kepada ibunya.
**************
"Kok makanannya didiamin gitu ajah?" ucap Abi.
"Maaf Abi, aku udah kenyang kok. Aku diluan yahh"
Mengecek hp sambil berharap ada notifikasi dari teman-teman yang memberitahu akan keberadaan Jisrah. Dia sangat khawatir akan keadaan sahabatnya. Jika saja waktu bisa diulang, dia berharap saat itu Jisrah tidak bertengkar dengan Risfan. Membuka album sambil memandangi beberapa foto yang menyimpan kenangan indah. Dia hanya menatap fotonya dengan Jisrah berada dalam satu album besar yang sampulnya bertuliskan My Friends. Dalam album itu tanda sebuah kenangan mereka yang telah dilalui bersama. Bukan hanya foto mereka berdua namun terdapat foto sahabat lainnya seperti Danil.
Air mata Ira tiba-tiba menetes, ketika melihat foto saat mereka kecil yang sedang merayakan ulang tahun Danil yang ke 7. Bagaimana tidak? Mereka sudah seperti saudara, rasanya Ira ingin bahagia selamanya dengan sahabat kecilnya. Tidak seperti yang mereka alami sekarang. Kecewa dalam hatinya melihat persahabatan mereka retak karena perubahan sikap Jisrah selama SMA. Entah benci atau cemburu, dia hanya tidak ingin Jisrah dekat dengan Kak Aska.
Tok tok tok, suara ketukan pintu. Ira langsung menyapu air matanya. Disampingnya langsung duduk seorang wanita paruh baya sambil merangkul pundaknya "Nak kok kamu nggak makan? Kan tadi dari pulang sekolah kamu belum makan." Ira hanya menjawab singkat pertanyaan bundanya "Aku nggak lapar kok." Bundanya pun curiga dengan sikap anaknya tak seperti biasa "Kamu nggak apa-apa kan?" tanya dengan cemas. Dengan berusaha meyakinkan bundanya "Nggak kok Bun, aku baik-baik ajah." Bundanya memahami apa yang sedang putrinya rasakan "Yaudah kalau gitu kamu istirahat ajah." Setelah Bundanya keluar dari kamar, ia segera menghubungi Danil.
"Halo Dan, ada yang perlu gue obrolin sama lu"
"Hmm ada apa Ira?, emang penting amat sampai-sampai lu harus nelpon malam gini?"
"Lu tau nggak kalau Jisrah ngilang?"
"Ehh lu nggak bercanda kan? Ini udah malam woyy"
"Lu kok nggak percaya? Gue serius, tadi pas sekolah dia kabur gitu ajah. Terus sampai sekarang dia belum pulang ke rumahnya"
"Aduh tuhh bocah kenapa lagi sih? Jangan bilang kalau ini terlibat dengan Aska"
"Iya, sekarang Jisrah diskorsing 2 minggu gara-gara kejadian kemarin, waktu Kak Aska ngehejar Risfan"
"Kan udah gue bilang. Tuhh cowok emang nggak baik. Gue pengen hajar dia sekarang"
"Mm, lu jangan emosi dong. Ini memang ada hubungannya dengan Kak Aska. Tapi bukan salah dia kok cuman Jisrah ajah yang egois"
"Apa? Lu nyalahin Jisrah? Perasaan dari kemarin lu belain tuh cowok. Jangan-jangan lu juga naksir sama dia?"
"Kok lu ngomong gitu sihh? Gue nggak bela Kak Aska ataupun nyalahin Jisrah"
Ira kesal dengan apa yang diucapkan Danil dan langsung mematikan teleponnya, walaupun yang diucapnya memang benar. Dia juga menyukai Kak Aska tapi bukan berarti karena itu dia menyalahkan Jisrah.
***************
"Tok tok tok, Assalamualaikum Bu" ucap Mbak Nabila. Pintu terbuka dan mereka langsung masuk dan mengajak Aska juga. Ibu heran melihat tamu tiba-tiba datang bersama anak dan menantunya. Tapi dia simpan rasa penasarannya terlebih dahulu dan menuju dapur untuk membuat teh. Mbak Nabila mempersilahkan Aska duduk dan mengajukan pertanyaan tentang diri Aska. 5 menit kemudian ibunya datang dengan membawa cangkir berisi teh hangat dia atas nampan. Di ruang tamu mereka berkumpul sempat terjadi ketegangan diantara mereka. Ibu Jisrah langsung membuka topik pembicaraan diantara keheningan tersebut.
"Nak kamu siapa?" tanya ibu.
"Perkenalkan nama aku Aska tante"
"Ohh, tinggal dimana nak?" sambil melirik ke arah Mbak Nabila.
"Dia tinggal di Jln. Rajawali Bu. Dia ini temanya Jisrah" jawab Mbak Nabila.
"Kamu temannya Jisrah? Sekarang kamu tau nggak dia dimana, soalnya dari tadi dia belum pulang" tanya ibu dengan cemas.
"Maaf Tante, tapi aku nggak tau Jisrah dimana"
"Astagfirullah, nak kamu bisa bantu kami cari dia nggak?"
"Insyaallah Tante" sambil melirik ke Mas Syafar.
Plak, suara pukulan meja. Mereka terkejut mendengar suara tersebut.
"Hebat sekali akting lu didepan mertua gue. Sekarang lu harus jujur, apa hubungan lu dengan Jisrah" bentak Mas Syafar.
"Maksud kamu apa Syafar?" tanya ibu.
"Bocah ini punya hubungan dengan Jisrah. Aku nggak tau kenapa Jisrah bisa kenal dengan bocah kek dia"
"Maaf Tante, aku kira Jisrah udah cerita semuanya ke Tante"
"Aku nggak ngerti nak maksud kamu"
"Jisrah dan aku punya hubungan dekat. Tapi Tante jangan salah paham, kami nggak ngelakuin hal yang dilarang dalam agama"
"Terus apa maksud lu kirim pesan ke Jisrah? Sok-sokan rindu lagi sama Jisrah. Emang sedekat apa hubungan kalian?" tanya Mas Syafar yang emosinya sudah tak terkendali.
Mendengar ucapan menantunya, membuat dia terkejut dan tidak percaya jika anak gadisnya mempunyai hubungan dengan pria yang tidak halal baginya. Seketika ibu langsung memegang dadanya dan tersandar di kursi. Semua langsung panik melihat keadaan ibu. Matanya terpejam seketika dan tertidur di atas kursi.