"Jisrah, gimana menurut lu?" bertanya sambil memukul pundak ku. Aku seketika tersadar dari lamunan ku "Ahniya, ada apa?".
Sambil memasang wajah heran Ira tertawa kecil sambil mengejekku "Hahaha serius Jis, lu terpesona sama Kak Aska?." Aku spontan menyangkal apa yang dikatakan Ira "Apaan sih, yah nggak lah." Dia pun menghelah nafas "Seumur hidup gue kenal mu, barusan kali ini gue lihat lu terpukau menatap wajah cowok." Aku pun mulai kesal dan malu "Ihh lu ngomong apaan sih, nanti yang lain dengar loh!"
***************
Kami dipandu oleh Kak Aska untuk membersihkan kelas. Hanya suara tarikan kursi dan meja ketika menyisir setiap sudut untuk membersihkan ruangan. Diantara kami belum banyak yang saling mengenal, sehingga kami enggan mengobrol. Tiba-tiba suara teriakan wanita yang cempreng terdengar samar-samar.
"Woyy, lu tega amat sih mentang-mentang udah senior, lu malah nyuruh gitu ajah siswa baru buat bersihin kelas, sedangkan lu dengan santai duduk disini?"
Kami hanya diam dan saling menatap, mata kami seolah-olah bertanya siapa sosok wanita yang berteriak sambil berkata seperti itu.
"Askaaa, sorry gue telat habisnya tadi banyak berkas OSIS yang gue urus" sambil tersengal-sengal berbicara untuk mengatur nafasnya. Kak Aska melihatnya sambil tersenyum tipis dengan senyumannya bagai madu "Eh udah jangan banyak alasan Ulfa, emangnya lu baru pertama kali telat kek gini?" sambil menyinggung. " Ihh dasar cowok, lu nggak bisa apa jaga martabat gue di depan siswa baru!" dengan nada sedang ia berusaha membalas ucapan Kak Aska. "Hahaha lu sensi amat, canda kok Ulfa" sambil memegang tangan Kak Ulfa. "Iya deh gue tau kok" sambil tertawa.
Kami bagaikan obat nyamuk, mereka berdua bercanda sesukanya dihadapan kami. Aku memperhatikan tatapan siswi lain, tatapan mereka agak sinis melihat Kak Ulfa. Dalam benak ku yah fine-fine ajah, mereka kan temenan.
"Jis, Jis, Jis, woi lu dengar nggak?" sambil berbisik.
"Sorry, udah jangan ngobrol nanti kita ditegur" sambil menatap sekeliling.
"Ihh lu nggak liat apa? Tuh kakel dekat amat sama Kak Aska" sambil menatap Kak Ulfa dengan tatapan yang tajam.
"Biarin ajah, itu bukan urusan kita. Udah nyapu ajah, biar cepat bersihnya" dengan menghiraukan ucapan Ira, aku hanya menyapu lantai.
***************
Setelah 15 menit, akhirnya kelas telah bersih dan rapih. Kami diberi waktu untuk istirahat sebentar. Ada yang membersihkan wajahnya dari keringat memakai tissue, pergi jajan, dan ada yang berusah mengakrabkan diri satu sama lain.
Tak terasa waktu berlalu, sekarang sudah pukul 12.00. "Baiklah, besok jangan lupa bawa uang sebesar Rp.15.0@00 untuk membeli id card" Kak Aska sambil tersenyum ramah. Disambung oleh Kak Ulfa "Sampai sini saja pertemuan kita untuk hari ini, Assalamualaikum".
Kami bergegas keluar ruangan, aku dan Ira menunggu yang lain keluar terlebih dahulu. Saat semua hampir keluar ruangan, aku tak sengaja berpapasan dengan Kak Aska depan pintu. Bagai petir disiang bolong, hati ku bergetar ketika mata kami saling berpapasan. Pupil matanya yang hitam berkilau itu membesar sehingga terlihat sangat jelas. Aku terdiam sejenak menatapnya, namun aku berusaha sadar dan bergegas melangkahkan kaki ku.
**************
"Ya Allah gue kenapa nih? Sekarang wajah dia kebayang terus. Gue benar-benar bingung, apa yang harus gue lakukan?." Aku berbaring sambil berbicara dalam hati.
Aku berusaha menghilangkan pikiran ku itu dan menuju kamar mandi untuk berwudhu. Sholat 2 rakaat membuat hati dan pikiran ku tenang. Sekarang sudah larut malam, aku masih belum saja tidur. Wajahnya seakan-akan melayang dihadapan ku.
Dalam benak aku berharap waktu cepat berjalan sehingga dapat bertemu dengannya esok hari, tapi aku berusaha tidak memikirnya dan beristighfar dalam hati hingga akhirnya aku tertidur.