Sesampainya di ruangan, Vika melihat anggotanya juga ada disana
Saat masuk ia tercengang, ia disuruh berdiri di depan dan mempresentasikan sesuatu
"Ini kan...ini kan pelajaran kelas 12!!" batin Vika
"Ada apa ketua? Apakah anda tidak bisa?" seru seorang laki laki dibelakang
"Maafkan saya, tapi untuk apa presentasi ini?" tanya Vika
"Itu adalah pilihan ketua kami sendiri, anda harus mengikuti keputusannya" seru seorang cewek dingin berkacamata, misterius sekali
"Baiklah, ketua, mengapa saya harus mempresentasikan ini?" tanya Vika kepada Elvin
"Ada apa? Apakah anda tidak mampu?" seru Elvin merendahkan Vika
"Tidak, maksud sa-" kata kata Vika terpotong begitu menyadari sesuatu
*Brakk
Seisi ruangan itu terkejut, kecuali ketiga saudaranya dan perempuan tadi
"Apa maksud anda?!" nada bicara Vika meninggi
Perempuan tadi kemudian berdiri
"Ketua, bukankah sikap anda tidak sopan? Bagaimana mungkin anda bisa berbicara dan bersikap sedemikian rupa?" seru perempuan itu sambil memperbaiki kacamatanya
"Eri, duduklah" titah Elvin
Perempuan itu kemudian duduk kembali
Elvin kemudian berdiri, ia mendekatkan diri pada Vika, kemudian berbisik
"Baiklah, apa yang akan kau korbankan untuk mendapat benda itu kembali?" tanya Elvin
"Saya akan mengorbankan apa pun untuk anda, saya mohon, kembali aset berharga kami pada tempatnya" jawab Vika lantang
"Baiklah, bagaimana jika kau melayani aku dan kedua temanku?" tanya Elvin menggoda
Vika terkejut, apakah ini orang asing? Tidak, ini abangnya! Itu sudah jelas! Tapi...mengapa ia begitu? Vika tau jelas kata 'melayani' mengandung makna apa, apakah ia yang terlalu negative? Tidak mungkin, ah, mungkin abangnya hanya ingin mengetes diri Vika
"Saya akan melakukannya untuk anda" ucap Vika lirih dan penuh keterpaksaan
"Berapa jam yang anda tawarkan, ketua?" tanya Elvin
"12 jam tanpa henti" jawab Vika malu
"Maaf, saya tidak menerimanya, aset itu akan saya bawa" seru Elvin menjauhkan wajahnya dari telinga Vika
Vika menarik tangan Elvin dan mendekatkan wajahnya pada telinga Elvin, kemudian kembali berbisik
"Saya akan melayani anda selama 2 hari" seru Vika
Elvin kemudian tersenyum sinis
"Baiklah, saya menerimanya" jawab Elvin, "Eri" seru Elvin
Perempuan itu menganggukkan kepalanya
"Baik, ketua" seru perempuan itu
Semuanya melihat dengan tatapan bingung
"Baiklah ketua, silahkan presentasi anda" seru Elvin
"Abang sialan! Syukur ane pinter, mwehehe, gak bole sombong gak bole sombong" batinnya, "Setelah ini, gue pasti bakal bunuh lo! Liat aja" sambungnya dalam hati
Vika mempresentasikan semuanya, Setelah semua selesai, jam 12.00 mereka pulang, kerja sama akan di urus oleh kepsek, jadi ia tidak terlalu pusing
Teman-temannya yang lain sudah pulang satu jam yang lalu
"Vik...jadi kan nanti? Atau lu udah kecapean?" tanya Dimas pada Vika yang terlihat sangat capek
"Engga kok, demi teman temanku yang kucintai itu, aku pasti datang" seru Vika seraya tertawa kecil
"Mau pulang bareng gue gak?" tanya Dimas
"Mauuu" balas Vika
"Yaudah ayok" seru Dimas
"Ketua" seru seorang cowok dari belakang, Elvin bersama kedua 'temannya'
Vika membalikkan badannya
"Ketua? Ada apa?" tanya Vika
Elvin melihat sinis ke arah Dimas
"Saya masih ingin melihat taman ketiga, apakah boleh?" seru Elvin
"Ah! Tentu saja ketua, dengan senang hati" seru Vika tersenyum manis, ia lupa akan perkataannya tadi di ruangan itu
"Wakil ketua, apakah kau ingin ikut? Atau ingin mempersiapkan diri untuk acara nanti?" tanya Vika pada Dimas
"Saya akan mengikuti anda, ketua" jawab Dimas
"Ah...apakah kalian ada acara setelah ini? Saya meminta maaf telah merepotkan anda, ketua" seru Ethan
"Tidak! Anda tidak merepotkan saya, mari, saya antar" seru Vika yang benar benar lupa dengan janjinya pada ketiga orang ini
Sesampainya disana, Vika membiarkan mereka melihat-lihat, sementara ia bermain ayunan dan Dimas mendorongnya
"Vika" panggil Dimas
"Iya?" jawabnya tanpa melihat ke arah Dimas
"Apa yang tadi kalian bicarakan? Sebelum kamu presentasi?" tanya Dimas terus terang
Wajah Vika menjadi tegang dan itu terlihat oleh Dimas
"Apakah ada masalah?" tanya Dimas yang kemudian berjongkok di depan Vika
"Ti-tidak kok..." jawab Vika sambil tersenyum ragu
"Ayolah Vika, gue wakil sekalian raja lo lhoo" canda Dimas
"Hihhh, geer bat lu dah, ya...aset berharga kita...tadi diambil, dan Elvin ngancam gue kalau mau aset itu dikembaliin" seru Vika
"Oh" seru Dimas
"Kok cuma oh sih Dimmm, aku kesel gini gak lo hibur gitu? Padahal gue niatnya nembak lo kalo lo hibur" seru Vika sambil memanyunkan bibirnya, ia hanya bercanda sebenarnya
"Oh, gitu?" seru Dimas sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Vika
"Di-Dim...? Abang gue masih disana..." seru Vika gugup
Dimas kemudian berjongkok kembali dibawah
"Hah? Maksud lo apaan? Geer yaaa, hahaha, gue cuma ngambil daun di kepala lo kok" ejek Dimas sambil memperlihatkan satu daun pada Vika
Wajah gadis itu memerah sementara temannya ini tidak berhenti tertawa
1 detik kemudian, Dimas terdiam, ia bahkan memejamkan matanya, menikmati ciuman yang diberikan Vika
Vika kemudian menaruh kepalanya pada dada Dimas
"Ketua...bukankah kita melanggar peraturan sekolah?" tanya Dimas menggoda
"Shut up" seru Vika yang masih malu
"Ketua, kami akan pulang, terimakasih atas waktu anda" seru Elvin saat melihat apa yang dilakukan adiknya ini
"Baiklah, hati hati dijalan" seru Vika
Setelah ketiga orang itu pergi, mereka kemudian berjalan ke parkiran sekolah
Sesampainya dirumah Vika, Dimas berpamitan
*Ceklek
Sesampainya dirumah, ia melihat rumah itu masih sepi, Vika pun langsung pergi ke kamarnya, Berendam selama 1 jam sambil menyetel lagu klasik di kamar mandi, lalu memakai pakaian rumah, celana pendek dan baju ketat tentunya
Vika kemudian keluar kamar dan melihat ketiga abangnya sudah berkumpul disana, ia lalu duduk di sofa sambil memainkan hpnya
"Bagus banget ya, kenapa lo formal gitu tadi? Gak kaget?" tanya Elvin
"Presentasinya bagus, Elvin yang milih tuh, dia pikir lo bakal nangis" sambung Evan
"Beruntung banget mereka lo ketua osisnya" seru Elvin
"Sayangnya...hal cabul itu...ya, tidak ada yang tau selain kami, jadi tidak apa apa" komentar Ethan
Jantung Vika berdetak cepat, namun ia berusaha tetap santai
"Teknologinya bagus, ide siapa?" tanya Evan
"Semua jawaban dan pujian dari kalian sudah kalian utarakan tadi, jadi saya mohon, diamlah, 'ketua'" seru Vika yang mulai kesal dengan semuanya
"Lo gak perlu formal lagi, sayang" seru Elvin sambil mendekatkan dirinya ke Vika
"What the fuck are you mean?!" Vika risih
"Ya...gue seneng seneng aja sih" seru Evan sambil mencium telapak tangan Vika
"Ck!" Vika menarik tangannya, "Kalian kenapa sih?!" seru Vika setengah berteriak, "Bang Ethann!!" seru Vika sambil mendekat ke arah Ethan yang ada di sofa yang lain dan sedang bermain dengan hpnya
Ethan hanya mengusap kepala adiknya yang sedang duduk di bawahnya
"Mereka kenapa?" tanya Vika polos
Ethan mengangkat bahunya santai sambil tetap fokus ke hp
"Abang marah?" tanya Vika sambil melihat ke arah abangnya
"Hah? Enggak tuh?" jawab Ethan sambil melihat ke arah adiknya
Vika berdiri
"Kok kalian berubah sih?!" serunya setengah berteriak
"Gak berubah kok...?" jawab mereka semua
"Auk!!" seru Vika sambil menghentakkan kakinya keras ke arah kamarnya
"Sayang, janjinya mana?" seru Elvin saat melihat Vika mulai menjauh
"Janji apaan?" tanya Vika, "Oh, lo mau gue ambilin apa?" seru Vika dingin
"Vika...lo tau maksud gue 'ngelayanin', kan?" tanya Elvin sambil berdiri dari tempat duduknya
"Ya ngerti lah! Lo mau gue ngikutin perintah lo lagi kan? Cepet apaan!" seru Vika mencoba mengambil bagian positive
Elvin berjalan mendekat sementara Vika berjalan mundur, sekarang, dibelakang Vika adalah tembok
"Lo mau ngapain sih?!" seru Vika
Elvin menggenggam erat kedua pergelangan Vika lalu menahannya diatas
"Vin, itu adik lo" seru Ethan
"So?" seru Elvin yang mulai menjelajahi leher Vika
"Hmmh" Vika tidak tau apa yang akan ia lakukan kedepannya
"Bagaimana ini...? Apa sih yang terjadi ama mereka! Gue adiknya! Mereka udah gila ya?!" batin Vika
.
.
.
.
.
.
Ihhhh, tinggalin jejak donk bebbb, sedih nih! Ngambek ya aku! :((
.
.
.
.
:v