(POV ANTARA)
"Antara kamu yakin ingin pergi ke Jakarta?".
"Iya. Aku ingin melaporkan kepada markas pusat kalau aku sudah bisa kembali mengantarkan logistik."
"Baiklah. Kalau begitu hati-hati."
Aku naik ke helikopter dan mulai menyalakan mesinnya.
"Tenang saja Risa, aku akan merawat Antara sampai dia lupa denganmu," ucap Theresa yang duduk di sebelahku.
Risa memasang wajah marahnya kepadaku. "Sampai terjadi hal yang aneh-aneh… akan kubuat kau tambah pendek lagi nenek!".
"SIAPA YANG KAU PANGGIL NENEK ANAK KURANG AJAR?!".
"Ya kau nenek!".
"Aku bukan nenek-nenek umurku baru 45 tahun!".
Beginilah keadaan baru di GajahMada Logistic. Hampir setiap hari aku selalu mendengar suara pertengkaran Risa dan Theresa hingga aku bosan mendengarnya. Aku tidak mengerti apa yang mereka tengkarkan.
———
Setelah pertengkaran yang tidak penting, akhirnya aku dan Theresa terbang menuju Jakarta. Aku juga sebenarnya tidak ingin pergi ke Jakarta, tapi kalau aku tidak ke Jakarta maka aku tidak dapat mengantarkan logistik lagi.
"Antara, apakah kau berhasil memanggil Byakko lewat mode Magician?".
"Kemarin aku hampir berhasil."
"Hampir berhasil?".
Aku melihat kearah lain "Byakko jadi anak harimau…."
"Pft! Hahahahaha! Kasian banget Byakko."
Aku menunduk malu dan tidak bisa menyangkal ucapan Theresa. Karena setelah Byakko gagal kupanggil dia malu dan tidak ingin berbicara dengan ku di alam bawah sadar.
"Tapi Antara kau tidak perlu terburu-buru menggunakan semua mode Laskar mu."
Aku terdiam sebentar dan melihat kearah kaca helikopter "Dunia ini tidak seimbang. Aku ingin menyeimbangkan nya secepat mungkin."
"Kenapa harus cepat?".
"… Aku sudah muak dengan dunia yang hancur ini" aku melihat kearah Theresa yang sepertinya terkejut dengan ucapan ku.
"Sejak aku lahir, dunia sudah hancur. Aku tidak pernah melihat wajah orang tuaku, bahkan aku baru tau punya bibi. Di dunia yang hancur ini para mutan menyerang dan memakan manusia, bahan makanan sangat terbatas, air susah didapatkan, dan kesedihan dimana-mana.
"Karena itu aku ingin menyeimbangkan nya kembali seperti 100 tahun yang lalu."
Setelah itu suasana hening sebentar sampai Theresa tertawa kecil.
"Kau ini benar-benar mirip Andhra!".
Aku tersenyum "Kan aku anaknya."
"Iya, iya. Tentu saja kau mirip karena kau anaknya" Theresa berusaha menggapai kepalaku. "Bi-Bisa nunduk dikit biar aku bisa mengelus kepalamu itu?".
Aku menuruti perkataan nya lalu sedikit menunduk. Setelah itu dia mengelus-elus kepalaku dan entah kenapa rasanya sangat nyaman dan membuatku aman.
"Theresa… bisa ceritakan bagaimana perawakan ibu dan ayah?".
"Tentu. Ayahmu adalah seorang Laskar yang hebat sekaligus paling kuat diantara para Laskar di jamannya. Bahkan Kario saja kalah jika melawan ayahmu."
"Y-Yang benar? Paman Kario itu?".
"Iya."
Aku tidak menyangka jika orang sekuat paman Kario itu bahkan bisa kalah melawan ayahku. Berarti ayah sangat kuat?! Sebenarnya sih paman Kario seperti nya akan kalah jika melawan Theresa, bahkan paman Kario saja sedikit ketakutan dengan Theresa.
"Terus kalau Ibu?".
Theresa terdiam sebentar "Ibumu adalah orang keturunan Jerman dan Indonesia sepertiku. Dia adalah wanita paling cantik di Jerman saat itu. Dia sangat baik, ramah, sopan, dan sangat membenci ayahmu."
Hah? Aku gak salah dengarkan?.
"Sebentar… coba ulangi lagi?".
"Ibumu adalah orang yang sangat baik, ramah, sopan, dan sangat membenci ayahmu."
"Me-Membenci ayah?…."
"Benar. Ibumu sangat membenci ayahmu."
Aku tidak tahu harus berekspresi apa sekarang ini.
"K-Kalau ibu membenci ayah, bagaimana mereka bisa menikah?".
"Oh itu? Ayahmu terus mengejar-ngejar ibumu tapi selalu ditolak, sampai suatu saat ibumu menyerah dan menerima ayahmu sebagai suaminya."
"Hahaha. Kisah cinta yang aneh…?".
"Iya… kisah cinta yang aneh."
Theresa terlihat sedih setelah menceritakan pewarakan ibu dan ayah. Tapi aku senang setelah mendengar perawakan ibu dan ayah dari orang yang paling dekat darinya.
Dulu aku sempat diberitahu oleh paman Kario bagaimana perawakan ibu dan ayah ku, tapi dia cuman bilang kalau "Ayah dan ibumu itu orang aneh. Ayahmu terlalu terobsesi dengan keseimbangan dunia, sedangkan ibumu terobsesi dengan ayahmu."
Ini sedikit membingungkan. Kata paman Kario ibu terobsesi dengan ayahku, sedangkan kata Theresa ibu membenci ayah. Aku tidak tahu mana yang benar tapi aku harap mereka berdua saling mencintai sampai akhir hidup mereka.
———
"Akhirnya sampai juga! 5 jam perjalanan lumayan melelahkan."
Aku mendaratkan helikopter ku diatas atap markas Nusantara.
"Theresa nanti ceritakan lagi ya tentang ayah dan ibu."
"Tentu! Bibi tersayang mu ini akan menceritakan semua kisah mereka berdua."
Aku dan Theresa beranjak dari helikopter lalu menuju pintu atap gedung. Namun saat membukanya aku melihat ada cairan kental di lantai. Karena penasaran aku pun menyentuh cairan itu lalu mengendus bau cairan kental ini.
"Antara…"
"Darah?…."
———
*To be continued