*kriiinngg kriiinngg kriiinng
Suara alarm pagi membuatku terbangun.
"Hoamm…..sudah pagi rupanya."
Aku terbangun dan melihat Risa masih tertidur pulas, sebaiknya aku tidak membangunkan. mungkin dia butuh waktu istirahat lebih. lagi pula aku juga ingin menemui dokter aneh itu, nggak mungkin aku mengajaknya.
"Selamat pagi Risa."
Walaupun aku memberinya salam selamat pagi tetap saja dia tidak dengar karena sedang tertidur pulas.
*ckriitttt
Aku keluar dari kamar rawat dan melihat kearah jendela.
"Tidak seperti yang kuharapkan, cuaca pagi hari ini sama seperti kemarin-kemarin."
Oh ya aku kan nggak tau dimana lab rumah sakit ini, aku juga lupa menanyakan ke dokter aneh itu dimana lab yang dia maksud. Gimana nggak lupa, dia datang malam hari dengan tiba-tiba bagaikan badai setelah itu main pergi aja. Dasar Doctor Strange.
Hmm... aku nanya ke resepsionis aja dah, daripada aku tersesat dirumah sakit ini.
*tap tap tap
"Permisi suster, mau nanya ruang laboratorium disebelah mana ya???"
"Oh ruang lab ada dikoridor 2 sebelah kanan kak."
"Oh oke makasih suster."
"Sama-sama."
Aku pun berjalan menuju koridor 2. Kalo dilihat-lihat rumah sakit ini cukup elite juga, untung nggak kurusak pas kejadian waktu itu, kalo nggak paman Kario bisa memukuliku sampai babak belur hehehe.
"Koridor 2, koridor 2… nah ketemu,disebelah kan ya. eh...,?".
Aku melihat satu orang laskar dan 1 orang dari pasukan GARUDA menjaga depan pintu lab, apa itu ruangan lab dokter itu?. kenapa harus dijaga?. Daripada penasaran mending aku nanya ke mereka.
"Permisi,apakah ini ruangan Dr.Clara?".
"Kamu siapa,ada keperluan apa kesini?".
"Saya Antara Adagium, saya ingin menemui Dr.Clara."
"Anda harus tunjukan kartu indetintas baru kami perbolehkan masuk."
Ah sial, aku lupa membawa kartu indetitas, lagi pula itu sepertinya tertinggal di tempat gedung persediaan, apa aku teriak aja dari luar ya.
"Hm... Dr.Clara, Dr.Clara ini aku!".
"Eh apa yang kamu lakukan?!".
"Memanggilnya! Dr.Clara,Dr.Clara!".
"Hentikan!".
*ckriiittt
Dia pun keluar, si dokter aneh nan misterius.
"Ada apa ini ribut-ribut?!" Dr.Clara melihat batang hidung ku lalu wajahnya langsung kesal. "Oh kau si bodoh rupanya, masuk lah."
Apa-apaan sikapnya itu?! Ah sudahlah lebih baik aku masuk.
Aku pun masuk sambil tersenyum ke kedua penjaga itu.setelah aku masuk aku kaget dengan isi lab itu banyak sekali obat-obatan dan tubuh-tubuh mutan dari kelas D sampai A. Akan tetapi, kenapa tidak ada mutan S? Aku jadi semakin penasaran sama dokter ini. Siapakah dia sebenarnya? Apakah dia memang seorang dokter?.
"Banyak sekali obat-obatan dan para mutan disini. Aku jadi ingin tahu siapa kamu sebenarnya."
Dia melihatku sambil senyum sinis.setelah itu dia memalingkan wajahnya.
"Apa kau tau ada berapa cabang organisasi nusantara?".
"Ada 5 kan?".
"Ya dan Organisasi Utama yaitu Nusantara yang memiliki memiliki 5 cabang yaitu :
Yang pertama, dengan nama Rajawali merupakan cabang pasukan utama yang bertugas menjaga warga sipil di kota kota yang masih belum terkena mutasi.
Yang kedua, dengan nama GARUDA merupakan cabang pasukan yang berperang melawan pasukan Baratayuda yaitu pasukan yang menentang Organisasi Utama serta melawan muatan-muatan yang menyerang kota.
Yang ketiga, dengan nama Orang Pendek Armory merupakan cabang tempat dimana dikembangkan teknologi yang dipakai oleh cabang-cabang lain.
Yang keempat, dengan nama GajahMada Logistic merupakan cabang penyedia bahan-bahan makanan,minuman, dan obat-obatan
Dan yang terakhir, dengan nama Majapahit Lab yaitu merupakan cabang tempat dimana dirawatnya orang orang terinfeksi oleh mutan."
"Jadi maksudmu ini merupakan salah satu tempat cabang Majapahit Lab?".
Aku baru tahu bahwa tempat Majapahit Lab seperti ini, tidak seperti ditempatku yang berisi robot dan kotak logistik saja. Tapi aku tidak mengeluh. Karena logistik juga merupakan barang yang dibutuhkan oleh semua cabang kan?.
"Ikuti aku."
*tap tap tap
"Kau duduk sini lalu taruh tanganmu diatas meja itu."
"Oh, baiklah."
Aku menaruh tanganku diatas meja yang dia suruh setelah itu dia menggunakan laskaranya. awalnya aku kira dia akan membunuhku, akan tetapi aku teringat katanya kalo dia hanya ingin merawatku. Lagi pula kata paman Kario juga berkata seperti, dia kesini untuk merawatku.
"Laskara, Angel's Voice."
Dr.Clara mulai mengeluarkan suara merdu dan saat aku mendengarnya aku merasakan bahwa suaranya ini memang suara malaikat.
"Tidak mungkin"
Aku kaget. Setelah dia menggunakan laskaranya, tiba-tiba tanganku yang putus mulai membentuk menjadi tangan yang utuh secara perlahan-lahan. Aku sempat terlamun, namun tak lama kemudian aku sadar bahwa laskara milik Dr.Clara adalah salah satu laskara terkuat tetapi bukan untuk berperang melainkan penyembuhan. Laskara milik Dr.Clara pasti tipe Support yang memiliki kemampuan untuk meregenerasi sel tubuh yang rusak menjadi baik kembali. Bahkan dokter-dokter dirumah sakit dan Risa pun belum mempunyai laskara seperti ini.
"Selesai, kalo begitu kau silahkan keluar."
"Heh? Kau langsung mengusirku?".
"Kau tidak ada kepentingan lagi disini, jadi silahkan keluar."
Walaupun suaranya seperti malaikat tapi sifatnya seperti iblis. Hanya Risa saja yang memiliki suara seperti malaikat dan sifat seperti malaikat.
"Baiklah kalo begitu, terima kasih sudah menyembuhkanku."
"....."
*ckritttt…brak!
"Dasar aneh" gumamku. "Eh, kalian berdua masih berdiri disini?".
"Iya."
"Oh oke kalo begitu aku pergi duluan. Punten."
"Silahkan...."
Aku pun kembali berjalan kekamar Risa. Aku khawatir dia bangun lalu mencariku karena aku tidak memberitahunya tadi pagi. Semoga dia nggak kemana-mana. Aku juga masih bingung tentang si Dr.Clara kenapa dia sampai dijaga seperti itu. Apakah benar seperti kata paman Kario bahwa dia dalam pengawasan pemerintah. Tapi apa sebabnya?. Entah lah, lebih baik aku memikirkan si Risa hahaha.
*ckriit
"Antara kamu sudah kembali, kamu kemana aja aku mengkhawatirkanmu... Eh tanganmu kok kembali seperti semula?".
"Ya, aku sudah kembali. Oh ini berkat si dokter itu dia menyembuhkanku dengan laskara miliknya"
"Oh syukurlah, aku kira kamu akan dibunuh olehnya. Rupanya dia seperti dokter biasa yang hanya ingin menyembuhkan pasiennya."
"Iya. Walaupun aku ingin dibunuh olehnya seharusnya dari kemarin kan? Dan juga mungkin aku tidak kembali lagi jika dibunuh olehnya. Hahaha."
Aku melihat Risa yang tertawa juga mendengar candaan ku.
"Bagaimana dengan kondisimu? Apakah mulai membaik?".
"Yups! Kata dokter kondisiku sudah membaik dan juga nanti siang aku diperbolehkan pulang."
"Syukurlah…" aku melihat wajah Risa yang tersenyum. "Maaf ya karena udah membuat kondisimu seperti ini. Seharusnya aku tidak memaksamu."
"Eh? Tidak apa apa kok! Lagi pula itu resiko kita kan sebagai anggota organisasi. Dan juga kalo bersamamu melakukannya aku nggak apa apa."
"Hmm... kau ini masih saja menggodaku dasar."
"Hahaha."
Lebih baik dia nggak kuceritakan lebih soal Dr.Clara. Takutnya akan menjadi beban pikiran buatnya apalagi dalam kondisi seperti.
"Hahahah."
———