Keesokan malam harinya, Risa belum tersadar dari tidurnya. ini dikarenakan efek dari skillnya Risa yaitu Power Of Hymn yang dimana setelah memakai skill itu penggunanya akan pingsan selama satu hari. maafkan aku Risa, aku telah membuatmu seperti ini.
"Aku minta maaf Risa…."
Maafkan aku juga om Yudha! Karena aku om Yudha harus kehilangan nyawanya. Seandainya aku bisa menyelamatkan om yudha waktu itu, mungkin om Yudha masih disini untuk menjaga kota Surabaya.
"Kenapa tidak semua mutan saja yang mati."
"Kenapa nggak kamu saja yang mati."
"Hm… aku nggak mau pergi meninggalkan kalian semua hehe."
Sebentar…
"LOH HEEHHH!!!!!! kamu dah bangun?!".
"Aku dah bangun dari tadi."
karena aku keasikan ngomong sendiri sampai-sampai lupa kalo Risa dah bangun dari pingsannya.
"Gimana kondisimu apa masih ada yang sakit."
"Aku udah mendingan kok."
"Bagaimana dengan tanganmu."
"Ya seperti yang engkau lihat tanganku terputus setelah pertarungan kemarin."
"Hm, sepertinya kamu nggak bisa lagi mengantar logistik ke mana-mana."
"Iya..."
"Jangan bersedih Antara. Wajahmu seperti mutan kalo kamu sedang sedih. Hehehe."
"Masa sih?".
"Bercanda."
Walaupun kondisi Risa seperti ini tetapi dia tetap seperti biasanya, selalu saja membujukku saat aku sedang sedih.
Saat asik bercerita dengan si Risa, terdengar suara langkah kaki diluar kamar perawatan. Yup aku dan Risa berada di salah satu rumah sakit di surabaya untuk menjalani perawatan setelah pertarungan hebat itu.
*tap tap tap
*ckrek
Ada yang membuka pintu dan kami pun langsung melihat kearah pintu.
"Kalian berdua! Siapa salah satu dari kalian bernama antara? "
Dia melihat ke kita berdua. Aku dan Risa saling menatap lalu melihat dia lagi. Setelah itu dia langsung menatapku dengan tatapan yang menyeramkan.
"Kau pasti si Antara yang bodoh itu kan?! Aku
Dr.Clara, salah satu dokter di Majapahit Lab yang berpusat di Aceh!".
Majapahit Lab adalah perusahaan tempat dimana dirawatnya orang orang yang terinfeksi mutan. kenapa dia ada disini? Apakah Aku dan Risa terinfeksi oleh mutan karena kejadian kemarin?.
"Kau tidak usah memasang muka bodoh itu! Aku disini karena dikirim pemerintah untuk merawatmu. "
"Merawatku?".
"Antara apakah kau mengenal dia?"
"Tidak, aku tidak mengenalnya Risa."
Aku melihat kearah Dr.Clara yang memasang wajah marah kepadaku. Apa salahku padanya sampai dia marah kepadaku?.
"Bisa ulang? Apa yang kau bilang barusan?."
"Aku disini untuk merawatmu! Apa kau tuli?"
"Aku tidak tuli!".
"Kalau begitu temui aku besok pagi di lab rumah sakit ini! Jangan sampai terlambat. Ingat itu!"
Setelah itu dia berjalan menuju pintu kamar rawat dan membukanya dengan sangat keras.
*ckriiit
"Baiklah! Dan juga aku tidak bodoh!".
Lalu dia keluar dan menutup pintu kamar rawat dengan sangat keras juga.
*brak!
"Hmm. Orang pilihan? ckckck."
Siapa orang itu sebenarnya? Aku baru pertama kali melihatnya. Dan juga kenapa pemerintah mengirim orang seperti itu untuk merawatku? Firasat ku tidak enak nih.
"Antara… orang tadi aneh ya…."
"Iya…." aku melihat jam di dinding dan jam menunjukkan pukul 12:30AM "Sudah jam segini? Risa sebaiknya kamu tidur dan istirahat lah yang banyak besok."
"Baiklah. Oh ya apa besok kamu mau menemuinnya?".
"Entah lah... aku punya firasat buruk jika berhubungan dengan orang itu."
"Hm…baiklah… kalau begitu selamat malam."
"Ya, selamat malam."
Aku pun berbaring di kasur disamping Risa dan menatap langit-langit karena masih belum mengantuk.
Tapi aku masih kepikiran siapakah Dr.clara? Oh ya daripada aku bingung lebih baik kutanyakan saja ke paman Kario dia adalah pemimpin organisasi Nusantara pasti dia tau soal Dr.clara. Tapi kalo kutelfon malam-malam gini apa dia mengangkatnya nggak ya? Dan juga kalau kutelpon pasti dia akan memarahiku karena telah membuat Surabaya setengah hancur. Entahlah kucoba aja.
"Sepertinya nih orang dah tidur pulas"
*cklik
"Akhirnya diangkat, selamat malam paman Kario."
"Antara…..APA KAU SUDAH GILA TENGAH MALAM KAYAK GINI NELPON."
Emang ganggu banget sih tengah malam gini nelpon orang. Apalagi paman Kario yang nggak suka tidurnya di ganggu hahaha.
"Hehe... maaf paman tapi ada yang ingin kutanyakan,
soalnya daritadi aku penasaran hehe."
"Hmm… apa yang ingin kau tanyakan? Oh ya gimana kondisimu sama Risa, sudah mulai baikan kah setelah kejadian kemarin?".
"Kondisi kita mulai membaik kok paman."
"Oh syukurlah. Jadi apa yang ingin kau tanyakan padaku?".
"Tadi saat aku dikamar perawatan sama Risa tiba-tiba ada orang yang masuk dan namanya adalah Dr.clara. Apakah paman tau siapa dia? "
"Hmm… paman lumayan mengenalnya. Dia adalah salah satu dokter di Majapahit Lab pusatnya di Aceh dan juga dia adalah salah satu dokter dibawah pengawasan pemerintah. Dia bilang apa ke kamu?".
"Dia bilang ingin merawatku dan juga dia disuruh oleh pemerintah."
"Kalo benar dia ingin merawatmu maka itu nggak masalah. Jangan khawatir karena dia dokter terbaik disana."
Yang benar aja. Dokter terbaik di Majapahit Lab itu ternyata dia?!.
"Baiklah paman kalo begitu, oh ya satu lagi kenapa dia dalam pengawasan pemerintah?."
"Hmm… soal itu... nanti aja lah dibahas, soalnya paman dah ngantuk "
"Oh iya paman, maaf menggangu waktunya. Kalau begitu selamat malam."
"Iya, selamat malam juga."
*cklik
Jadi sebaiknya lebih baik aku datang besok daripada aku penasaran apa yang terjadi sampai pemerintah mengirimkan dokter itu yang sedang dalam pengawasan ke aku.
Kuharap besok tidak terjadi apa apa kepadaku dan Risa lagi dan juga semoga besok matahari bisa terang lagi seperti dulu, aku mengharapkannya. Yah walaupun tidak terasa panas.
———