Lima menit kemudian..
"AHA..!!" Rivan telah mendapatkan ide untuk menolong Kamil dan membuktikan Kamil telah di fitnah oleh Siska.
"Kenapa van?" tanya Frensky.
"Ide mas.." jawab Rivan.
"Oh ya sudah cepat apa idenya?"
"Ya sudah mana sini.."
"Sini apanya?"
"Kupingmu loh mas."
"Kupingku untuk apa?"
"Bisikin mas Frensky."
"Oh bisikin saya, ya sudah nih.."
"Ada apa ini pakde, kok rame sekali di kamar saya dan mas Kamil?" tanya Titah.
"Aku di nodai oleh aa, teh.." jawab Siska.
"Apa!!" Titah kaget dengan apa yang di katakan oleh Siska.
"Sayang ini bohong, aku di fitnah.." kata Kamil yang mencoba menjelaskannya pada Titah.
"Berhenti mas, kamu jaga jarak dari aku, aku jijik sama kamu." sambung Titah.
"Kamu harus menikah dengan dia malam ini juga."
"Tapi pak dhe."
" Yes akhirnya aku menikah juga dengan kamu, Kamil, laki-laki yang sangat aku cintai. " kata Siska di dalam hati.
"Van.., aku ora tampi menika menawi Kamil kedah krama kaliyan bekas pacare punika, mbasi aku mboten rela menawi panjenenganipun krama dik Titah kulo, aku ugi cobi kagem tulus dan akhirnya aku saged ngikhlasaken ne panjenenganipun kagem Kamil dan sakmenika aku sampun nyintai putri benten yaiku garwaku piyambak." kata Frensky.
"Intine kemawon mas ampun kepanjangan." keluh Rivan.
"Aku ora tampi dalem anda mereka ajur."
"Sayangipun mas sebaik pun kita tengga ngantos ijab qabul kemawon." sambung Rivan.
"Sae.." seru Frensky.
"Garwa ku tulung rekam panjenenganipun kresa ngomong punapa nuwun." kata Frensky meminta tolong pada Anissa.
"Sae garwa ku." kata Annisa patuh.
"Mas Pur.." Frensky memanggil Purnomo.
"Nuwun mas Frensky." jawab Purnomo.
"Tumindaken sami rencana kita wau nuwun." pinta Frensky lagi.
"Jagi mas Frensky.." kata Purnomo patuh.
"Van sakmenika kita tengga teng mriki kemawon." pinta Frensky lagi.
"Inggih mas.." kata Rivan patuh.
Dan akhirnya Rivan dan Frensky berhasil mendapatkan rekaman rencana Siska untuk memisahkan aku dan Titah, lalu Annisa, Frensky, Rivan, Purnomo, dan Paijo datang memberikan rekaman yang tadi Annisa rekam, untuk bukti sekaligus membatalkan pernikahanku dengan Siska malam ini.
" Akhirnya tinggal selangkah lagi aa Kamil menjadi milikku dan Titah pasti akan meninggalkan Kamil, selangkah lagi Kamil.. " kata Siska di dalam hati.
"Sudah bisa dimulai ijab qabulnya?" tanya pak kyai Abdullah.
"Sudah pak dhe, tapi.." jawab Kamil dengan terpaksa.
"Baik, saudara Kamil ikuti saya, saya nikahkan engkau ananda Hafidz Kamil Syaigha bin Galih Eka Sutresna dengan Siska Evi Susanti binti Dani Arif Pangestu Nugroho dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan Al-Qur'an dibayar tunai."
"Saya Terima nikahnya.."
"Tunggu.." Rivan dan Frensky memberhentikan akad nikah atau ijab kabul Kamil.
"Rivan, Frensky apa-apa an ini?" tanya pak kyai Abdullah.
" Ih padahal tinggal sedikit lagi, kenapa harus ada ngangguan juga sih dari santri di sini.. " kata Siska di dalam hati lagi.
"Perempuan ini memfitnah sahabat saya." jawab Rivan.
"Kamu menuduh saya memfitnah Kamil mana buktinya?" tanya Siska.
"Ini buktinya, istriku mana rekamannya." jawab Frensky dan Frensky meminta hasil rekamannya pada Annisa.
"Ini mas buktinya." Annisa memberikan hasil rekamannya pada Frensky.
"Itu rekaman bukti yang pertama loh pak kyai." kata Purnomo.
"Kalau yang kedua, coba pak kyai Abdullah perhatikan kalau benar den mas Kamil mencoba menodai mbak Siska kenapa baju pada bagian belakangnya den mas Kamil yang sobek kenapa bukan bagian depan atau kenapa bukan bajunya mbak Siska yang sobek." kata Paijo.
"Benar itu pak kyai Abdullah." seru Rivan, Annisa dan Frensky.
"Ya kalian ada benarnya juga, kenapa anda tega berbuat seperti ini, kasihan kan Kamil dan Titah, bagaimana kalau rumah tangga mereka berantakan dan bercerai, mereka ini kan menikah ingin melengkapi ibadah mereka dan ingat ya mbaknya pernikahan itu bukan untuk main-main dan pernikahan itu adalah sakral, sekali seumur hidup." pak kyai menjelaskannya pada Siska.
Akhirnya Rivan, Frensky, Annisa, Purnomo, dan Paijo berhasil membuktikan bahwa aku tidak bersalah, pernikahan pun batal, Titah pun kembali mencintaiku seperti kemarin. Siska di kirim kembali ke Amerika oleh ayahnya, untuk melanjutkan kuliahnya di Amerika, setelah Siska dan suaminya menikah di pesantren darussalam.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Siska apa-apaan ini." pak Dani datang dengan marah melihat kelakuan anaknya.
"Papa.." Siska terkejut melihat ayahnya datang ke pesantren darussalam.
"My wife." pak Dani memanggil istrinya.
"Yes my husband." jawab bu Dona.
"Come here for a while." kata pak Dani.
"Yes my husband." sambung bu Dona.
"Siska now listen to father, you join your mother huh." pinta pak Dani.
"Daddy mean?" tanya Siska.
"Siska, my dear daughter, now you listen to dad, okay, you are now going with your mother." jawab pak Dani.
"Okay dad.." seru Siska.
"Sebelumnya saya minta maaf kepada semua santri yang ada di pesantren darussalam, serta pada istri Kamil dan juga Kamil atas semua kelakuan Siska, anak saya, saya juga berniat menikahi Siska dengan calon menantu saya di pesantren darussalam ini, apakah di izinkan pak kyai Abdullah?" tanya pak Dani.
"Oh ya, tentu saya izinkan." jawab pak kyai Abdullah.
"Baik tunggu sebentar saya panggilkan calon suami anak saya terlebih dahulu." kata pak Dani.
"Silahkan pak Dani." sambung pak kyai Abdullah.
"Mr. Sultan.." pak Dani memanggil calon ayah mertua Siska.
"Yes Mr. Dani.." jawab calon ayah mertua Siska.
"I will marry my child with your child today at this Darussalam Islamic boarding school, how do you agree Mr. Sultan?"
"Yes I agree Mr. Dani, can be started now then."
"Okay." seru pak Dani.
"Kamil sekarang kamu ganti baju ya karena baju yang kamu pakai akan di pakai oleh calon suami dari Siska." kata pak Dani.
"Baik om." sambung Kamil.
Aku kemudian kembali ke kamar dan mengganti pakaian karena pakaian yang kenakan sekarang akan di pakai oleh calon suaminya Siska.
" Ternyata aku salah paham, mas Kamil maafkan saya. " kata Titah di dalam hati dengan rasa bersalah karena ikut menuduh Kamil menodai Siska.
"Sudah mil?" tanya pak ustaz Fitri.
"Sudah pak ustaz Fitri." jawab Kamil.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Mas Kamil.." Titah datang ke kamar dan memeluk Kamil dengan menangis.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Kamil.
"Ini sudah kan mil, kalau sudah biar saya bawa ke kamar tamu?" tanya pak ustaz Fitri juga.
"Sudah pak ustaz Fitri."
"Ya sudah kalau begitu saya permisi dan kalian bisa lanjutkan mengobrol, assalamu'alaikum." kata pak ustaz Fitri.
"Wa'alaikumussalam."
"Mas Kamil.." Titah masih menangis dan memeluk Kamil.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Kamil lagi.
"Saya merasa bersalah ikut-ikutan menuduhmu, maafkan aku, suamiku." jawab Titah yang masih menangis dan meminta maaf pada Kamil.
"Iya sayang, saya sudah memaafkan kamu, istriku, bidadari surgaku, sudah ya jangan menangis lagi ya sayang ku." kata Kamil yang menghibur Titah agar tidak menangis.
"Duh Fitri mana sih, lama banget di tungguin gak datang-datang." keluh pak ustaz Fitroh yang menunggu pak ustaz Fitri saudara kembarnya.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Kamu kemana saja sih, di tungguin lama sekali?" tanya pak ustaz Fitroh.
"Maaf lama nunggunya troh, saya di kamar dik Titah jadi obat nyamuk dulu soalnya makannya lama." jawab pak ustaz Fitri.
"Oh ya sudah tidak apa, ya sudah yuk cepat dandani pengantin prianya." kata pak ustaz Fitroh.
"Yuk.." sambung pak ustaz Fitri.
"Assalamu'alaikum Siska."
"Wa'alaikumussalam."
"Kamu sudah siap, jika sudah di tunggu di masjid untuk ijab kabul?" tanya pak Dani.
"Sudah pah." jawab Siska.
"Bagus, istriku cepat ya sudah di tunggu." kata pak Dani.
"Iya suamiku, ayo Siska, kita ke masjid." sambung bu Dona.
"Iya mah.." seru Siska.
"Ya sudah ayo sayang kita lihat akad nikahnya Siska." ajak Kamil.
"Iya mas.." sambung Titah.
"Siska dan istriku sudah pergi, saya akan ke kamar Titah dan Kamil untuk menghentikan mereka ke masjid pesantren darussalam menghadiri akad nikah dari anak ku." kata pak Dani.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Om ada apa, apakah acaranya akan segera di mulai?" tanya Kamil.
"Iya acaranya akan segera di mulai mil, lebih baik kamu dan istrimu jangan ke masjid dulu sampai akad nikahnya selesai." jawab pak Dani.
"Baik om, kalau begitu saya akan tetap di kamar bersama istri saya." kata Kamil patuh.
"Ya sudah nanti kalau sudah selesai saya akan hubungi kamu lewat whatsapp." kata pak Dani.
"Baik om.." seru Kamil.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Berarti kita tetap berada di kamar dong mas?" tanya Titah.
"Iya sayang." jawab Kamil.
"Ya sudah kita tunggu saja sampai akad nikahnya selesai."
"Ya sayang.." seru Kamil.