Ling Yunhuan pun segera segera tiba di rumah sakit tempat Yan Yiren dirawat. Ia pun melangkah dengan cepat menuju ruang perawatan yang diinformasikan oleh petugas resepsionis.
Mendengar suara langkah sepatu hak tinggi seseorang, Yan Yiren mengangkat kepalanya. Seketika ia tersenyum saat memandang wajah perempuan yang masuk ke kamar perawatannya, "Ling Yunhuan, kau datang!"
Melihat Yan Yiren, hanya ada satu kata yang terlintas di pikiran Ling Yunhuan. Ya, ia merasa sangat kasihan.
Yan Yiren bersandar di tempat tidur. Ia terlihat seperti Lin Daiyu, salah satu tokoh film The Dream of The Red Mansion yang lemah dan membuat orang kasihan padanya.
Perempuan saja merasa kasihan melihat keadaan Yan Yiren seperti ini, apalagi lelaki?
Ling Yunhuan membelai rambut dan memegang dahi seperti orang sakit kepala, "Yiren, apa yang terjadi? Kau sudah sehat-sehat saja, kenapa masuk rumah sakit lagi?"
Ditanya seperti itu, Yan Yiren hanya menunduk melihat kedua tangannya yang masih saling bergandengan, "Kemarin malam aku mengunjungi nenek." Ucapannya kali ini terdengar lirih dan menyedihkan..
"Kau selalu disiksa seperti ini oleh mereka bukanlah cara yang tepat supaya kau bisa bertemu nenek. Lebih baik kau suruh Hanjiang membawa nenekmu untuk tinggal bersamamu."
"Ayahku tidak mungkin setuju. Lagipula nenek juga tidak ingin meninggalkan Keluarga Yan."
Jawaban itu hanya bisa membuat Ling Yunhuan merasa kesal dalam hati, "Aku bayar biaya pengobatan untukmu dulu, lalu membelikan sarapan untukmu."
Keluar dari ruangan pasien, Ling Yunhuan mengurus pembayaran. Setelah itu, ia menelepon Ji Hanjiang.
Ji Hanjiang yang sudah mandi langsung mengangkat panggilan itu, "Ada apa?" Dari sapaannya itu terdengar dengan nada marah.
"Yiren masuk rumah sakit, cepat kemari." Setelah mengatakan itu, Ling Yunhuan langsung menutup telepon.
Ling Yunhuan tidak terburu-buru membeli sarapan, kemudian menunggu Ji Hanjiang di depan pintu.
Ji Hanjiang tercengang di tempat. Yiren masuk rumah sakit?
Tanpa berpikir panjang, Ji Hanjiang langsung mengambil kunci mobilnya. Untungnya jalanan di pagi hari tidak begitu padat, jadi dirinya bisa sampai rumah sakit dengan lebih cepat.
Hanya memakan waktu 15 menit, ia sampai di rumah sakit. Melihat Ling Yunhuan, wajah Ji Hanjiang berubah suram, "Apa yang terjadi?"
"Kemarin malam dia pergi mengunjungi neneknya, dan kau tahu? Ia disiksa oleh Ibu dan saudara tirinya. Itu bukan sekali dua kali mereka menyiksanya."
*****
Di sisi lain, Yan Yiren tampak menunggu sambil terduduk di tempat tidurnya. Beberapa saat setelah itu, datanglah Ling Yunhuan dan Ji Hanjiang secara bersamaan.
Melihat Ji Hanjiang, Yan Yiren berkedip. Seketika ia menundukkan kepalanya. Dari kemarin malam sampai detik ini, Ji Hanjiang belum menghubunginya dan juga belum mengirimkannya pesan.
Yan Yiren sungguh tidak paham arti dibalik tindakan acuh Ji Hanjiang itu.
"Yiren..." Ji Hanjiang segera menghampiri. Saat melihat kekasihnya itu, wajahnya tampak pucat dan tubuhnya lemas. Ia ingin bicara namun tidak bisa mengungkapkan isi hatinya.
Ling Yunhuan menghampiri meja dekat kamar tidur untuk meletakkan sarapannya, "Yiren, aku yang mengabari Ji Hanjiang kalau kau ada di sini. Kau tidak marah, kan?"
Bibir Yan Yiren hanya melengkung dan diam tidak menjawab pertanyaan sahabatnya.
Ia hanya terdiam. Terus terdiam. Memang, dalam keadaan seperti ini, terkadang diam itu lebih menyakitkan orang daripada mengeluarkan kata-kata.
Contohnya sekarang, Ji Hanjiang datang dengan aura yang tidak menyenangkan.
"Yiren, katakan sesuatu, jangan diam saja!" Ji Hanjiang langsung terduduk sambil menggenggam tangan Yiren dan matanya berbinar-binar.
Saat ini, tangan Yan Yiren terasa dingin, seperti tidak dialiri darah. Ji Hanjiang pun mengecup tangan Yiren itu, "Aku tidak tahu kau masuk rumah sakit. Yunhuan yang memberitahuku. Maafkan aku, walaupun aku tahu permintaan maafku tidak bisa mengubah keadaan."
Ling Yunhuan sudah meletakkan bubur hangat ke dalam mangkuk, "Yiren, makan dulu buburnya."
Yan Yiren mengangkat kepala, tersenyum dan berterima kasih padanya. Kemudian ia berbisik, "Yunhuan, aku ingin bicara empat mata dengannya."
"Oke." Ling Yunhuan menatap dingin. Kemudian keluar meninggalkan ruangan itu.
Yan Yiren melepaskan tangannya dari genggaman Ji Hanjiang. Ia tersenyum tipis, memandang Ji Hanjiang tenang, "Hanjiang, kau kemarin tidak melihat telepon dariku?"
"Aku..."