Chereads / Bintang Saksi Hidupku / Chapter 22 - Kau Sedang Menggoda Kakak?

Chapter 22 - Kau Sedang Menggoda Kakak?

Dengan dipandangi seperti itu oleh Wei Wei, tentu Yan Yiren makin bertanya-tanya. Setelah bertanya pun, pertanyaannya hanya dibalas dengan pandangan diam dalam beberapa detik.

Sebaliknya, setelah diam cukup lama, Wei Wei pun berkata dengan pelan namun tegas, "Kau menginjak Feibi!"

Ekspresi Wei Wei pun berubah dengan serius, terlihat jelas perubah di wajahnya dari tenang menjadi sangat marah menatap Yan Yiren.

"Siapa itu Feibi?" Yan Yiren menjadi bingung, memangnya siapa yang ia injak? Apakah Yan Yiren telah melakukan kesan yang buruk padanya?!

Tidak tahu penyebabnya, tiba-tiba ia hanya merasa diculik. Pada tengah malam pun ia bertemu dengan hantu, keesokan harinya dijadikan pembantu untuk melayani orang gila.

Sudah cukup! Dosa apa yang dilakukan Yan Yiren, dan siapa yang ia sakiti? Tolong jelaskan apa yang sudah ia lakukan!

Tapi Wei Wei sebenarnya tidak satu frekuensi dengan Yan Yiren. Setelah menatap Yan Yiren sejenak, ia kembali memasukan nasi ke dalam mulutnya.

Yan Yiren terdiam. dalam hatinya berpikir, 'Adik, kau sedang menggoda kakak?'

*****

Di bangunan sebelah timur, ada sebuah rumah yang sangat besar dan menjadi rumah utama.

Di dalam kolamnya terdapat seorang lelaki berenang dengan kuat seperti ikan hiu. Ia berenang ke sana-kemari dengan gerakan yang sangat energik.

Tubuhnya yang ramping menampakkan otot-otot kuat, dan juga memantulkan sinar mentari yang menembus ke dalam kolam renang itu.

"Byurr!!!"

Lelaki itu keluar dari kolam dan naik ke daratan. Wajahnya yang tampan membuat seorang pelayan yang memberinya handuk tersipu malu.

Seorang pengawal menghampirinya, "Tuan Muda, siang hari ini Nona menghabiskan makanan satu mangkuk."

Lelaki itu mengambil handuk dan mengusapkannya ke rambut. Mendengar ucapan itu, bibirnya melengkung tidak mengerti "Hmm?"

"Perempuan yang kami tangkap kemarin diajak Nona makan siang bersama. Ini kali pertamanya Nona menghabiskan makanannya sebanyak satu mangkuk."

Wei Wei terkenal sebagai orang pemilih dalam memakan makanan dan anoreksia. Jika nona muda itu bisa makan setengah mangkuk saja, para pelayan akan gembira sekali dengan perkembangan tersebut.

Tidak disangka, hari ini Wei Wei sanggup memakan habis satu mangkuk yang biasanya sulit dilakukan!

"Wei Wei menyukai perempuan itu?"

"Iya Tuan!"

Lelaki itu menyerahkan handuknya ke pelayan, lalu mengeratkan lagi handuk yang ada di pinggangnya, "Bawa dia untuk menemuiku."

Lelaki itu penasaran dengan cara Yan Yiren membuat Wei Wei bisa sampai menyukainya. 

Kalau Perempuan itu adalah gadis yang baik, tentu lelaki ini menginginkan Yan Yiren tinggal di rumah ini. Tapi kalau tidak, hidup Yan Yiren akan dibuat sulit karena bertemu dengannya.

*****

Setelah Yan Yiren gagal meminta tolong Wei Wei untuk membebaskannya, ia memilih untuk mencari kesempatan pertolongan dari orang luar. Sebelum itu, ia harus menyelamatkan hidupnya dulu.

Setelah makan siang, Wei Wei tidur siang tepat waktu. Setelah pelayan menunggu gadis itu tidur, Yan Yiren masih berdiri di kamar itu dengan ekspresi sedikit bodoh.

Pelayan mengisyaratkan Yan Yiren untuk segera keluar dari kamar Wei Wei. Yan Yiren melihat Wei Wei yang sudah terlelap, ia pun mulai berpikir kejam. Jika ia bisa selamat dengan membuang rasa malunya, ia akan lakukan itu. Karena keselamatan dirinya adalah yang terpenting!

Dengan tidak tahu malu, Yan Yiren memutuskan untuk berbaring di sebelah Wei Wei yang sudah terlelap.

Tubuh dan pikirannya menderita, ia juga kelelahan. Setelah merilekskan tubuhnya, Yan Yiren langsung terlelap.

Tiba-tiba ia dibangunkan oleh pengawal. Kepalanya jadi pusing dan bingung. Tubuhnya diangkat bangun dan digandeng untuk dibawa ke suatu tempat. 

Berulah ketika keluar dari kamar, Yan Yiren langsung mendapatkan kesadarannya. Sekuat tenaga ia memberontak, "Kalian mau membawaku kemana? Wei Wei, tolong aku..."

"Diam! Kalau teriak lagi, kusumpal mulutmu!" Pengawal itu membungkam mulutnya mencegah supaya tidak bersuara lagi.

Yan Yiren melotot, ia benar-benar merasa diculik.

Di luar rumah sudah tersedia mobil Lincoln hitam. Yan Yiren dimasukkan ke mobil itu dan diikuti oleh beberapa pengawal.

Mobil itu berjalan meninggalkan rumah Wei Wei...

Yan Yiren lama-lama pasrah. Apa yang akan terjadi pada nasibnya?

Kalau ia sebelumnya tahu akan terjadi hal ini, ia memilih untuk tidak sendirian ke makam ibunya.

Setelah melaju sekitar lima belas menit lamanya, mobil hitam itu berhenti di sebuah bangunan yang lebih megah.

"Apa yang kau lihat? Cepat turun!"

Semua pengawal menyeretnya turun mobil sampai Yan Yiren merasa kesakitan, "Jangan sentuh aku, aku bisa jalan sendiri!"